Singgasana Magis Arcana

Blue Gate



Blue Gate

0'... Semakin dalam kau pergi ke Boundless Ocean, semakin kau merasa terperosok ke dalam kabut, meski tak ada kabut sama sekali...'     
0

'... Sinar mentari dari langit sangat pucat dan redup sampai sekitarnya terasa memusingkan. Kau merasa berada di dunia lain dan tak bisa berkomunikasi dengan dunia luar sama sekali...'     

'... Kalau kau berjalan kembali mencoba menemukan titik mulai di antara keanehan ini, kau tak akan bisa menemukannya sama sekali. Kelihatannya jadi proses bertahap dari perubahan kecil yang lama-kelamaan menjadi perubahan kualitatif. Sulit memutuskan ambangnya...'     

'... Tak peduli bagaimana kau mengarahkan diri pada matahari, bintang-bintang di sana, kau pasti akan melewati suatu tempat yang sudah kaulewati. Itu sangat berbeda dari terbang dari bumi menuju alam semesta...'     

Di dalam Atomic Universe, Lucien sedang membaca catatan di tangan dengan serius. Itu adalah pengalaman penyihir generasi sebelumnya ketika menjelajahi Boundless Ocean, yang sama berharganya dengan percobaan penyihir legendaris dan archmage untuk terbang dari bumi ke orbit alih-alih menggunakan lompatan luar angkasa.     

Menurut mereka, dimulai dari ketinggian tertentu, langit akan memberikan sensasi berkabut seperti di kedalaman Boundless Ocean. Apalagi, karena atmosfer, lebih sulit terbang dari bumi ke orbit tujuan daripada yang diduga. Jadi bahkan penyihir legendaris lebih memilih lompatan luar angkasa. Namun dalam kasus manapun, penerbangan itu tak akan menjebak seseorang di tempat yang sama. Mereka akan terbang keluar cepat atau lambat selama mereka mengarah berdasarkan bintang-bintang.     

Namun karena batasan kondisi eksternal dan internal, penyihir legendaris seperti Douglas tak mampu memberikan titik spesifik dari sensasinya dengan jelas. Mustahil bagi mereka untuk mengatakan di ketinggian berapa saat observasi mereka dari bumi ketika terperangkap dalam 'kabut'. Normalnya, mustahil mereka mengetahui misteri di baliknya.     

Setelah percobaan gagal mengejar matahari, Douglas mengalihkan perhatiannya ke sana. Dia terus berpikir keras, berharap bisa menemukan cara memutuskan ambang. Akhir-akhir ini, dia seolah sedang memikirkan item alkimia dengan laporan buatan, karena mereka tak membawa interferensi subjektif manapun. Sehingga dia terus mendukung penelitian Heidi.     

Dengan balutan armor perak seluruh tubuh dan sambil membawa Sword of Truth di tangan, Natasha berjalan masuk dengan semangat dan bertanya, "Kapan kita berangkat?"     

Perluasan Rentato sudah stabil, sementara darah kesatria di nadinya kini mendidih dan ingin bertarung. Jika Lucien tak mau keluar, dia akan berpetualang di celah abyssal di Hutan Stroop. Iblis kacau yang seperti makhluk sinting adalah target terbaik untuk bertarung, karena mereka tak terlalu takut pada kematian setelah menggila. Scarlet Plain sudah dikuasai oleh Demon Lord dari lantai lain di abyss.     

Apalagi, penjelajahan Lucien terhadap Boundless Ocean butuh pasangan, jadi dia akan memfokuskan perhatian pada eksperimen, mencatat data, dan menginvestigasi. Ditambah lagi, intuisi seorang kesatria legendaris terkadang lebih berguna daripada intuisi penyihir legendaris, khususnya berhubungan dengan perubahan kecil pada tubuh.     

Lucien meletakkan data di tangannya sambil tersenyum. "Kelihatannya kaulah yang sibuk karena hal lain daripada aku. Aku bisa pergi kapan saja."     

Sekarang sudah ada di akhir bulan April tahun 828. Menunggu Natasha menyelesaikan urusannya, Lucien membaca data mengenai Boundless Ocean berkali-kali.     

Natasha terkekeh kering dan berujar seriu, "Sebagai ratu, aku tak bisa melakukan apapun yang kumau. Lagipula, itulah fase paling merepotkan dari perluasan Rentato, makanya aku terlambat satu bulan."     

Lalu, alih-alih menunggu jawaban Lucien, dia mengayunkan tangan dan berkata, "Ayo!"     

Lucien menggeleng sambil tersenyum, melihat Natasha sudah lari duluan dengan punggung tegak.     

...     

Langitnya biru cerah, sementara lautannya muram serta biru yang menggelegak. Jelas tak ada apapun selain warna biru di dalam lingkungan itu.     

Angin berembus tanpa bisa diprediksi, mengindikasikan lautan yang mengamuk hanya dari gelombangnya. Mendadak, di tengah angin, dua sosok muncul perlahan. Salah satunya mengenakan setelan double-breasted dan top hat dengan warna sama, ditambah jam saku perak di tangan, seolah sedang memeriksa jam makan malam. Sementara satu orang lain adalah wanita cantik yang rambut ungu panjangnya berkibar ditiup angin. Armor peraknya menambahkan kesan acuh dan kokohnya.     

"Masih ada jarak yang harus ditempuh sampai ke Boundless Ocean. Ayo terbang." Lucien mendongak untuk memeriksa matahari. Matanya sangat dalam sampai memantulkan bintang-bintang yang tertutup oleh sinar mentari.     

Natasha memahami rencana Lucien. Kini saat mereka sedang menjelajahi rahasia Boundless Ocean, mereka jelas tak bisa langsung berteleportasi ke tujuan.     

Dalam hal seperti ini, mereka bisa saja melewatkan tempat di mana keanehan muncul pertama kali. Makanya, solusi pertama adalah mendekati dari kejauhan sedikit demi sedikit.     

Sebelum Natasha mengangguk, Lucien mengingatkannya lagi, "Ingat untuk kendalikan perubahan tubuhmu dan jangan lepaskan keanehan sekecil apapun."     

"Tentu saja." Dia mengangguk dengan senyum jahil di wajah, membuat Natasha terlihat seperti kucing yang baru mencuri ikan. "Aku benar-benar 'tersanjung' karena bisa berkontribusi pada eksperimen pentingmu..."     

Lucien langsung merasa tergelitik ketika mendengar jawaban natasha. Kelihatannya dia tak terlalu senang dipanggil 'perusak lab'.     

"Tentu saja, ini bukan lab." Lucien jelas tak akan melewatkan kesempatan mengolok-olok Natasha.     

Natasha menatap Lucien dengan senyum palsu. "Hati-hati. Aku mungkin tak akan bekerja sama dengan 'eksperimen'mu. Biar bagaimanapun, aku adalah penyabotase eksperimen."     

Lucien terbatuk dan berpikir kapan 'eksperimen'nya akan selesai.     

Mereka berdua terbang di atas laut perlahan. Semua makhluk laut berenang sambil menatap penasaran ke arah langit, bertanya-tanya kenapa seseorang bisa terbang lebih pelan daripada kecepatan renang mereka.     

Mereka terbang selama dua hari berturut-turut. Berkat sihir Lucien, tak ada makhluk laut yang ahli melompat atau burung ganas mengganggu mereka.     

Mendadak Natasha berhenti. Dia menatap bulan perak di langit dan bintang-bintang. Karena merasa aneh, dia bertanya tak yakin, "Bukankah sekarang agak berat?"     

Senyum lembut di wajah Lucien langsung hilang. Dia mengeluarkan sebuah kabin besi kecil dari kantong sihirnya.     

Gelombang sihir menyebar, sementara kabin logam semakin membesar, berubah menjadi lab dengan fasilitas lengkap di udara. Lalu, Lucien mengulurkan kedua tangan, jarinya bergerak naik-turun, mengendalikan macam-macam lingkaran sihir dan alat alkimia seolah sedang memainkan piano demi menentukan faktor penting di sini, seperti gravitasi, kelembaban, kecepatan angin, temperatur, lokasi bintang, dll.     

Sambil membawa pedang, Natasha berdiri di udara dan waspada.     

Waktu berlalu detik demi detik. Tak ada yang bisa didengar dalam malam sunyi itu selain arus air yang mengalir. Natasha melihat sekitar, lalu pandangannya jatuh pada Lucien. Dari lokasi dirinya berdiri, Natasha hanya bisa melihat sisi wajah Lucien. Wajah tampan yang sangat dia kenali dan sering menunjukkan senyum lembut. Kini Lucien tak menatapnya. Ekspresinya menunjukkan sedang berpikir dan fokus.     

Dalam suasana hening, Natasha tak merasa bosan atau kesepian sama sekali. Alih-alih dia merasakan ketenangan dan kehangatan. Dia menatap sisi wajah Lucien dan tersenyum.     

Mendadak, air di bawah memercik, dan sebuah bayangan raksasa muncul di permukaan laut.     

Hualala. Seekor monster laut sepanjang puluhan meter muncul, sama besarnya seperti gunung. Ia memiliki penampakan buaya air tawar, tapi bentuknya sangat besar dan sangat aneh. Sisiknya memancarkan kilau belang-belang di bawah bulan perak, menyebarkan aura luar biasa dan mengerikan.     

Itu adalah monster laut yang menguasai perairan sekitar. Ia merasakan keberadaan penyusup!     

Natasha berbalik dan memicingkan mata. Di dalam pupil peraknya, pedang seolah menebas.     

Monster laut mendadak membeku. Lalu ia menyelam kembali secepat mungkin, seolah ketakutan.     

Mereka lebih mirip seperti monster daripada monster sungguhan!     

"Ia punya insting tajam." Suara Lucien masuk ke telinga Natasha.     

Natasha berujar malu, "Apa kau terganggu?"     

Meski formalitas semacam itu tak diperlukan antara pasangan, Natasha merasa dirinya gagal menjalankan kewajibannya sebagai kesatria karena lengah.     

"Tidak sama sekali. Datanya sudah dikumpulkan." Lucien mengembalikan lab portabelnya.     

Natasha akhirnya bertanya girang, "Apa kau menyadari ada yang aneh?"     

"Nyaris tak bisa melihat apapun datu satu kelompok data." Lucien bicara seolah sudah mengetahui asal-muasalnya.     

...     

Di kedalaman Boundless Ocean, Natasha menatap pulau yang dipenuhi tanaman merah aneh, lalu berujar serius, "Apa kita kembali ke tempat kita barusan?"     

"Ya." Selama beberapa bulan terakhir, Lucien mengumpulkan banyak data, tapi dia tetap gagal menghindari situasi semacam ini.     

"Apa yang kautemukan?" Natasha tak merasakan keanehan apapun selain perubahan tubuh kecil yang terkadang dia rasakan. Dia hanya bisa bertanya pada Lucien apakah dia mendapat sesuatu dari data.     

Lucien membalas tanpa menjawab pertanyaan Natasha, "Berdasarkan data yang kubaca, ada 'Blue Gate' misterius di dalam Boundless Ocean."     

"Ya, Blue Key sebenarnya material legendaris yang lahir dari Blue Gate. Ia sudah dimodifikasi oleh sosok terkuat dari klan laut selama berbagai generasi sebelum akhir menjadi salah satu dari 13 item legendaris level empat. Tapi Blue Gate seperti Chaotic Cosmos. Hanya ahli terkuat dari klan laut yang mengendalikan Blue key, atau orang-orang beruntung, yang bisa menemukannya." Natasha mengingat data yang sudah dibacanya. "Apalagi, banyak sosok legendaris curiga kalau Blue Gate sebenarnya tak ada, dan itu adalah sebuah mitos yang dibuat oleh klan laut berdasarkan item legendaris, Blue key."     

"Pokoknya kita harus mencarinya." Kelihatannya Lucien mencoba melacak sesuatu.     

Mendadak, sebuah lagu asing terdengar dari kejauhan. Kepala Lucien pusing sesaat meski dia adalah legendaris level tiga. Jiwanya seolah terguncang dan tertarik.     

"Hati-hati." Lucien merapal mantra dan membantu Natasha yang kesulitan menyingkirkan efeknya.     

"Nyanyian duyung? Tingkat legendaris?" Natasha menatap ke tempat lagunya berasal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.