Singgasana Magis Arcana

Nyanyian Duyung



Nyanyian Duyung

0Harex, sang kaisar Kuo-toan, dikenal sebagai Master of the Boundless Ocean yang punya tujuh jenderal laut legendaris di bawah perintahnya. Namun, bagian Boundless Ocean yang sudah dijelajahi sudah dua kali ukuran benua, belum lagi air yang seolah terus dikelilingi kabut. Bagaimana bisa 'teritori' seluas itu hanya dipimpin oleh 8 sosok legendaris?     
0

Tentu saja, tanpa musuh abadi, satu legendaris papan atas sudah cukup untuk mengendalikan Boundless Ocean. Namun, para elf laut yang disokong oleh Elvish Court, Kongres Sihir yang menguasai banyak pulau, Gereja Selatan yang menaikkan beberapa agen rahasia di sisi selatan laut, pasukan Moonlight yang sangat dekat dengan Kongres Kegelapan, dan Gipps murloc yang sekeras batu memaksa Harex bertindak secara waspada. Elvish Court, yang sering berselisih dengannya, menarik sebagian besar pasukannya.     

Di bawah keadaan seperti itu, paling tidak sepertiga Boundless Ocean ada dalam keadaan kacau dan tak punya pemimpin. Mustahil bagi penyihir untuk menjelajahi lautan seluas itu tanpa meninggalkan detail sama sekali. Makanya, penyihir legendaris Kongres Sihir tak yakin terhadap jumlah makhluk legendaris di Boundless Ocean. Biar bagaimanapun, beberapa makhluk laut tinggal di dasar laut sedalam ribuan meter dan hanya akan muncul satu kali setiap beberapa ratus tahun. Sangat normal jika mereka tak diketahui orang luar.     

Sehingga, ketika mereka mendengar nyanyian duyung yang bisa membuat seseorang kehilangan kewarasan dan jiwa, reaksi pertama Natasha dan Lucien adalah berpikir apakah yang bernyanyi merupakan 'Putri Duyung' yang ada di bawah perintah Master of the Boundless Ocean, ataukah dia hanya duyung legendaris lain.     

"Siapapun dia, kini kita harus menemuinya. Kira-kira apakah dia tahu sesuatu tentang Blue Gate karena dia tinggal jauh di dalam Boundless Ocean." Lucien menahan kebingungannya dan memberikan senyum lembut lagi.     

Natasha mengangguk dan mendadak berkomentar, "Semua orang bilang kalau nyanyian duyung adalah musik terbaik di dunia dan terlalu indah untuk dipuji makhluk berakal lain. Begitu mereka mendengarnya, jiwa mereka akan hanyut dalam lagunya, lalu tak bisa memerhatikan apapun sampai mati. Aku selalu curiga dengan teori itu, tapi ternyata setelah mendengarnya sendiri, aku akhirnya sadar kalau lebih baik daripada rumornya. Kalau kita tak sudah naik ke tingkat legendaris, jiwa kita pasti sudah tersesat sekarang."     

Berkat perlindungan Mental Barrier dan Space Staff, nyanyian indah dan menusuk jiwa tak bisa memasuki telinganya lagi. Itulah mengapa dia bisa mengingat syok yang baru saja dirasakannya.     

Mendengarkan dengan saksama, Lucien terkekeh lewat sambungan telepati. "Ini memang duyung legendaris. Aku mencoba mengembalikan lagunya dengan pengetahuan musikku. Tapi tanpa bantuan sihir dan kekuatan spiritual, mustahil mendapatkan efek seperti itu, sama mustahilnya memainkan melodi tanpa efek sihir dengan piano biasa. Apalagi, tanpa mengetahui keahliannya, nyaris tak bisa menirunya bahkan kalau menggunakan kekuatan spiritual dan sihir."     

Lucien punya jiwa tingkat legendaris level tiga, dan dia berhadapan dengan duyung yang pasti baru naik menjadi legendaris. Makanya, dia tak perlu melawan nyanyiannya dengan mantra tambahan dan bisa terus 'mengapresiasi'nya.     

Semua penyihir yang jiwanya tak tersesat setelah melihat duyung terus mencoba membentuk mantra ilusi dengan menduplikat nyanyian mereka. Namun, untuk macam-macam alasan, hasil akhirnya tak sehebat dan seindah nyanyian itu. Jadi tak satu pun dari mereka punya keberanian menamakan ilusi mereka dengan nama Mermaid's Song.     

"Jika siapapun di dunia ini bisa meniru nyanyian duyung, pasti kau, kombinasi arcanis agung dan musisi hebat. Aku ingat kalau mantra yang dibentuk penyihir tertentu terlalu jauh dari versi asli karena mereka tak terlalu memahami musik," kata Natasha setengah berkelakar. "Setelahnya, kau bisa menulis musik yang tak mengandung efek sihir berdasarkan mantra yang kaubuat, jadi orang lain bisa menikmati keindahan nyanyian duyung. Ya, aku sudah memikirkan nama untukmu. Yaitu Twelve Movement of Requiem."     

Ketika mereka berdua mengobrol dan tertawa, mantra pelacak Lucien sudah memberikan hasil. Ada gerombolan batu karang di sana. Seekor duyung yang rambut birunya mencapai pinggang sedang mengambang di permukaan laut seraya menyanyi keras dan bersandar pada karang, dikelilingi duyung lain yang bergabung, serta makhluk sihir yang sudah kehilangan kewarasan serta jiwa, termasuk octopi raksasa, hiu aneh sepanjang puluhan meter, dan monster berkepala manusia berbadan kepiting...     

"Tak ada bahaya selain duyung. Kita bisa langsung menghampirinya." Meski Lucien yakin dirinya cukup kuat untuk membunuh duyung legendaris itu, dia tetap mengaktifkan mantra pengintai sebagai kebiasaan penyihir, untuk jaga-jaga kalau dia masuk dalam jebakan.     

"Bagus. Aku diberitahu kalau duyung semuanya cantik. Mereka seolah terbuat dari air paling murni dan mereka memiliki kecantikan tiada tara..." Mata perak Natasha berkilau dengan rasa penasaran dan harapan.     

Lucien menggeleng sambil tersenyum. Berdasarkan logika, harusnya dialah yang lebih penasaran terhadap 'putri duyung'.     

Mereka berdua terbang secepat kilatan cahaya di langit. Tak lama kemudian, mereka tiba di atas karang dan melihat duyung legendaris yang tubuh bagian atasnya merupakan manusia, dan tubuh bagian bawahnya sirip ikan.     

Sisiknya berkilau seperti emas, tak seperti duyung lain, tapi mereka juga memberikan kesan transparan, memancarkan kilauan indah di bawah sinar mentari.     

Separuh tubuh bagian atas duyung telanjang, sementara kulitnya sehalus susu. Rambut biru panjangnya menjuntai dan menutupi dadanya dengan sempurna. Wajahnya cantik, polos, dan penuh godaan. Mata birunya sama seperti lagunya yang menarik jiwa.     

"Ha. Dia bahkan lebih cantik daripada yang dikatakan rumor." Natasha tersenyum seperti seorang pria, tapi Sword of Truth di tangannya tak bergetar sama sekali. Dia bisa melakukan serangan kapan saja. Di dalam mata peraknya, tak ada apapun selain perhatian dan waspada setelah rasa penasarannya terpuaskan.     

Duyung itu sudah merasakan kehadiran mereka ketika keduanya masih menghampiri. Dia mengayunkan ekor emasnya dan menepuk permukaan laut, menciptakan sebuah tsunami yang bisa menghancurkan laut. Namun kali ini, dia melihat keadaan di sekitar Lucien berubah. Langit biru mendadak berubah gelap, seolah malam sudah tiba lebih awal, sementara lautan dikelilingi kegelapan tanpa batas. Di tengah kegelapan, warna emas, perak, putih, dan bintang warna-warni lain sedang berkilauan. Di antara bintang-bintang itu, ada bola api paling mengerikan yang memancarkan panas luar biasa bagaikan matahari.     

Mata birunya yang memikat berkedut hebat. Dia berhenti menepukkan ekornya dan berhenti bernyanyi, lalu bertanya dengan suara lembut dan jelas, "Apa kalian kemari untuk menemuiku, Tamu yang terhormat?"     

Dia awalnya menggunakan bahasa duyung, namun dia langsung berubah menggunakan bahasa umum klan laut. Namun bagi Lucien yang punya pengetahuan luas, keduanya adalah bahasa yang cukup dia kuasai. Meski Natasha tak punya pemahaman mendalam mengenai arcana, bahasa adalah pelajaran wajib bagi bangsawan manapun, dan Lucien sudah 'mengajari'nya banyak hal, jadi dia bisa memahaminya juga.     

"Kami berpikir apakah kau adalah salah satu dari tujuh jenderal laut di bawah perintah Master of the Boundless Ocean, Nona." Lucien mengangguk puas. Meski dia punya banyak pengalaman bertarung, dia tak suka pertarungan dan pembunuhan tanpa arti. Itulah kenapa dia menunjukkan kekuatannya barusan, sehingga duyung legendaris itu bisa merasakan celah di antara mereka dan membuat keputusan bijak. Pencegahan terkadang lebih berguna daripada bertarung.     

Duyung itu membalas dengan suara merdu, "Ya. Aku Doris. Apa ada yang bisa kubantu?"     

Doris adalah nama sang Putri Duyung.     

Melihat Putri Duyung itu sangat waspada namun terlalu takut untuk menyerang, Lucien tersenyum dan berkata, "Nona, aku ingin tahu apakah ada sesuatu tentang Blue Gate yang bisa kauberitahu pada kami."     

"Bagaimana kau..." Doris sangat terkejut sampai menyeloroh begitu saja. Tapi dia langsung terdiam, seolah rahasianya baru saja ketahuan.     

Natasha dan Lucien saling memandang. Tak mungkin sangat kebetulan, bukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.