Singgasana Magis Arcana

Pertarungan Dua Minggu Lalu



Pertarungan Dua Minggu Lalu

0Doris tahu dia telah membuat kesalahan fatal ketika dia mengatakannya. Dia menepukkan siripnya ke permukaan air, menimbulkan percikan gelombang dan air.      
0

Di tengah percikan, tubuhnya mendadak memburam. Meski kekuatan spiritual Lucien dan kekuatan tekad Natasha sudah terpancang pada Doris, mereka berdua mendadak merasa kehilangan target. Mereka melihat Doris berubah transparan dan melebur tanpa aba-aba, bagaikan salju yang meleleh karena matahari bulan Juli!     

Doris melebur sepenuhnya dalam sekejap. Dia masuk kembali ke laut dan buih putih membumbung, memantulkan sinar mentari yang pucat dan redup.     

Lucien tak bisa merasakan Doris dengan kekuatan spiritualnya lagi, seolah dia sudah benar-benar melebur dengan laut. Atau malah, setiap buih terkecil adalah dirinya!     

Buih pecah satu per satu, dan putihnya permukaan laut biru akan menghilang ketika Lucien mengutarakan suara yang terdengar dari dunia lain:     

"Space Staff!"     

Sekitar berguncang hebat, dan sebuah tongkat bersinar memadat di tangan Lucien. Begitu dia mengacungkan tongkat, seluruh laut menyebarkan riak cahaya, bagaikan danau saat malam!     

Riakan itu memisahkan air dalam puluhan meter persegi dari sekitar. Jika seseorang sedang tenang dan merasakan dengan saksama, mereka tak akan bisa melihat lautan dalam kedalaman ratusan meter, karena semuanya ada di ruang dan waktu yang berbeda!     

Di sangkar ruang dan waktu, lautan bergetar dengan warna biru. Mendadak, air di area sekitar menyeruak dan menyatu menjadi 'patung' tembus pandang yang terlihat seperti batu safir. Lalu, wajah patungnya menjadi jelas. Itu adalah Doris. Ekor emasnya berkibas keluar laut juga.     

Doris menatap Lucien dan Natasha dengan mata birunya. Dia menggigit bibir tanpa mengatakan apapun, seolah dia sedang menimbang konsekuensi.     

"Aku adalah orang baik yang ramah dan tak suka melakukan pertarungan serta pembunuhan tak berarti. Kuharap kau tak akan memaksaku melakukan hal-hal yang tidak kusukai," kata Lucien dengan senyum lembut, tapi matanya tak lembut sama sekali.     

Doris bukan penyihir, dia juga tak punya metode lain untuk kabur. Dia tak mau bertarung melawan Lucien yang kelihatannya lebih kuat daripada dirinya, apalagi dia hanya punya 10 persen kesempatan selamat. Itu adalah sebuah risiko yang tak bisa diambil seekor duyung, yang suka menyanyi dan berenang bebas, sepertinya. Makanya, dia mengangguk. "Kalau kau ingin tahu tentang Blue Gate, aku bisa memberitahumu."     

Dia menyalahkan dirinya sendiri karena menyanyi terlalu khusyuk barusan. Kalau saja dia menyadari dua manusia itu sejak awal, dia akan punya waktu untuk kabur alih-alih berakhir seperti ini.     

"Untuk memastikan kau berkata jujur, tolong tandatangani kontrak sihir denganku, Nona Doris." Lucien masih memasang senyum sopan.     

"Kontrak! Iblis, aku lebih baik mati daripada menandatangani kontrak perbudakan!" Sebuah badai amarah mengamuk di mata biru Doris, lalu meredupkan lingkungan di sekitarnya. Langit berubah muram dan suram, sementara air di lautan berhenti bergerak, seolah bencana mengerikan sedang berlangsung.     

Dia pernah dengar kalau sebelum manusia tertentu punya ketertarikan khusus pada duyung, meski sebagian besar duyung tak bisa berubah menjadi manusia dan menghilangkan ekornya. Makanya, dia lebih baik mati meledakkan diri daripada menyerahkan diri, berharap serangan akhirnya bisa melukai penyihir jahat itu!     

Lucien terkekeh. "Kontrak ini tak punya pasal perbudakan. Hanya memastikan aku akan langsung sadar kalau kau berbohong atau mengatakan pada orang lain atas keberadaan dan tujuanku setelah ini."     

Dalam keadaan normal, tak ada satu pun yang mau menandatangani kontrak yang jelas tak adil. Apalagi, iblis dan tuhan palsu yang bertindak sebagai notaris mungkin menolak memberikan jaminan yang lebih baik karena itu. Namun Doris benar-benar tak punya pilihan sekarang.     

Dia berusaha membuka mulut. "Biar kulihat kontraknya."     

Lucien mengeluarkan kontrak yang terbuat dari kulit pohon elvish. Dia menekan tangan kanannya di sana dan menyentuhnya. Naskah itu langsung menyebarkan cahaya perak.     

Setelah tangan kanannya dialihkan, belasan pasal rumit sudah ditambahkan dalam kontrak.     

Doris mengambil kontrak yang dilemparkan Lucien dan membacanya dengan saksama. Dia sadar kalau kontrak itu tak akan punya efek jika dia tak berbohong atau mengatakan pada orang lain kalau dia pergi ke Blue Gate. Tapi tentu saja, jika dia melanggar, dia akan menerima hukuman dari Atomic Universe, berarti kematiannya.     

"Atomic Universe…" Doris menatap Lucien. Kenapa dialah notaris kontraknya?     

Sebagai salah satu dari tujuh jenderal laut di bawah perintah Master of the Boundless Ocean dan seorang Putri Duyung yang aktif di teritori elf laut, dia punya pengetahuan dasar mengenai Kongres Sihir.     

Lucien berujar sambil tersenyum, "Kau akan melakukan kontrak sihir dengan istriku. Sementara aku, sebagai penyihir legendaris yang punya demiplane sendiri, aku jelas layak menjadi notaris kontrak. Aku bahkan lebih profesional dari kebanyakan iblis. Hukumanku tak akan datang terlambat."     

Itulah kenapa sosok legendaris digunakan mendeskripsikan keahlian sampai di level itu. Mereka mampu melakukan hal yang tak bisa dilakukan orang lain!     

Seraya melihat ekspresi menyedihkan Doris, Natasha menghela napas lewat sambungan telepati. "Aku nyaris tak bisa melihat ini lagi. Kau benar-benar bukan pria baik."     

"Kalau aku adalah 'pria baik', konsekuensinya akan jadi semakin parah…" goda Lucien.     

Karena tak bisa melakukan apapun, Doris hanya bisa menandatangani kontrak. Setelah Natasha juga menandatangani, kontraknya mendadak terbakar, membara hebat sampai air di sekitar pun seolah ikut terbakar.     

Api pucat mendadak berubah hitam dan redup, sementara bintang-bintang berwarna-warni seolah berkilauan. Pemandangan sekitar jadi cukup mirip dengan proyeksi Atomic Universe.     

Sebuah wajah tampan dipadatkan oleh cahaya bintang di dalam api, lalu mendeklarasikan dengan nada serius, "Atas nama Atom Controller, kunyatakan kalau kontraknya sudah dijalankan."     

Seraya menatap wajah identik di api dan di langit, Doris berujar dengan amarah mendidih. "Kontraknya sudah ditandatangani. Cepat tanya apa yang ingin kautanyakan."     

Pria itu sangat tidak tahu malu karena menjadi pemain dan juga wasit disaat bersamaan!     

"Kenapa kau sangat terkejut setelah mendengar soal Blue Gate?" Natasha bertanya bingung padanya.     

Doris menghela napas. "Karena aku kemari untuk mencari Blue Gate."     

Melihat Lucien dan Natasha tak mendesak karena terkejut, Doris melanjutkan, "Atas perintah Yang Mulia Harex, aku datang ke persimpangan arus bawah air Pulau yang Hilang untuk mengarahkan makhluk air yang mengejarku ke Blue Gate. Karena ada banyak persimpangan lain, aku menyanyi untuk memanggil anggota rasku, meminta mereka memberikan arahan di tempat lain, jaga-jaga kalau makhluk laut tersesat."     

Pulau yang Hilang adalah bagaimana klan laut menyebut kedalaman Boundless Ocean.     

"Arus bawah…" ulang Lucien pelan.     

Tak bisa disangkal jika penelitian alam Kongres Sihir terhadap laut masih dangkal. Biar bagaimanapun, setiap bagian Boundless Ocean sudah dikuasai oleh klan laut. Tempat terjauh yang dicapai manusia adalah beberapa pulau yang dikuasai Kongres Sihir. Sementara penyihir yang bisa menyelam ke laut tanpa takut dengan makhluk laut, setidaknya ada di tingkat lingkaran enam. Mereka juga lebih waspada pada ranjau, harta karun, dan hewan spesial di dasar laut daripada lautan itu sendiri. Makanya Lucien terbang kemari untuk mencatat data lingkungan. Dia sangat melupakan situasi di dasar laut.     

Melihat Lucien sedang berpikir, Natasha berhenti bertanya dan menunggu dua menit, sampai Lucien bicara sendiri. "Apa Blue Gate sungguhan ada? Kenapa Harex meminta makhluk laut lain pergi ke sana?"     

"Aku pernah ke dasar Pulau yang Hilang bersama Yang Mulia Harex sebelum ini. Memang ada Blue Gate di sana. Tapi Yang Mulia Harex melarangku mendekatinya. Aku hanya mencuri pandang dari kejauhan. Rasanya nyata tapi juga ilusi. Meski ada di sana, entah kenapa aku merasa letaknya jauh di Moonlight Ocean. Rasanya luar biasa."     

Doris menjawab jujur. Namun sebagai duyung yang senang bernyanyi, dia mau tak mau menambahkan deskripsi yang puitis, "Katanya kita hanya bisa menyentuhnya ketika material legendaris yang tumbuh di dalam Blue Gate akan membentuk."     

"Harex memanggil makhluk laut lain karena material legendaris di dalam akan terbentuk? Tidak, kalau begitu, harusnya dia datang sendiri." Natasha memegang pedangnya erat.     

Setelah mendengar deskripsi Doris, Lucien mengangguk. Blue Key adalah objek ruang dan waktu, sementara Blur Gate harusnya memang begitu.     

Doris menggeleng. "Entahlah. Tapi Yang Mulia Harex sudah memerintahkan beberapa makhluk laut terpercaya untuk mengirimkan tawanan perang ke Blue Gate."     

"Tawanan?" Lucien menatap Natasha, tapi Natasha hanya menggeleng, menunjukkan Doris tak berbohong.     

"Ya. Dua minggu lalu, Yang Mulia Harex mengumpulkan pasukan dan bertarung dengan elf laut serta Gipps. Banyak tawanan tertangkap dari sana," balas Doris jujur.     

Lucien berubah serius. Klan laut melakukan peperangan lain dengan elf, dan kelihatannya cukup sengit. Namun dia tak mendapat pesan apapun mengenai itu sejak dia ada di 'Pulau yang Hilang'.     

Di Pulau yang Hilang jauh di dalam Boundless Ocean, semua metode komunikasi terganggu. Itulah kenapa Harex menyuruh Putri Duyung menunjukkan arah lewat teriakan paling primitif.     

"Tawanan…" Natasha mengulang dan mau tak mau menatap Lucien. Keduanya mencium hawa 'pengorbanan darah'.     

Doris tak tahu apa yang ada dalam pikiran keduanya. Dia menjelaskan detail cara menuju Blue Gate mengikuti arus bawah dan pola perubahannya. Pada akhirnya, dia berujar lemas, "Itu semua yang kutahu tentang Blue Gate."     

Lucien mengangguk. "Bagaimana hasil pertarungan dengan elf dan Gipps?"     

"Kami menyerang teritori yang dikuasai elf laut dan menangkap banyak dari mereka, tapi mereka dilindungi oleh dua tingkat legendaris dan pertahanannya kuat. Mereka berhasil melawan kami sampai ratu elf membantu." Ekspresi ketakutan mendadak muncul di wajah Doris. "Ratu elf lebih kuat daripada sebelumnya dan nyaris seimbang dengan Belkovsky. Dia melukai Yang Mulia Harex, yang tak pernah menduga semua ini, hingga terluka parah. Memaksa kami kabur membawa para tawanan. Di sisi lain, sergapan Gipps juga memberikan efek. Tak banyak kerugian di atas tingkat senior terjadi karenanya."     

Di bawah sinar mentar pucat, Lucien dan Natasha terlihat muram. Apakah Aglaea, sang ratu elf, sudah meningkatkan kekuatannya secepat ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.