Singgasana Magis Arcana

Medium of Cast



Medium of Cast

0Kepekatan yang mengalir di sekitar Blue Key bagaikan ombak di lautan yang menyapu amalgamasi iblis purba tanpa henti, melelehkan warna hitam yang menjijikkan dan terdistorsi. Perasaan negatif di sekitar yang nyaris memadat perlahan tercerai-berai.     
0

Ledakan kekuatan Harex yang membabi-buta disaat kritis tampaknya sangat efektif. Amalgamasi iblis purba di mana kehendak Lord of Hell bersembunyi mendadak memelan dan tak bisa melebur ke dalam tubuh Harex. Namun, bagiannya yang sudah melebur hanya bergetar di dalam Blue Torrent, tak menunjukkan tanda-tanda akan tercerai-berai.     

Segalanya seolah menunjukkan rencana Maltimus dengan sempurna. Dia menunggu berhentinya ledakan kekuatan Harex dan melebur sepenuhnya dengan Harex sebelum dia mengamuk lagi!     

"Percuma, Harex. Kalau kau sudah menyadari lebih cepat, ada kesempatan kau bisa menghindarinya. Tapi perasaan negatif di dalam benakmu sudah berintegrasi denganku sekarang. Antara kau mati atau menjadi wadah yang mengakomodasi kedatanganku." Lord of Hell melanjutkan dengan nada cemooh simboliknya. Bukan karena dia cerewet, arogan, atau bodoh, tapi karena dalam sebuah pertarungan mental, semakin buruk musuk didekap oleh perasaan negatif, semakin mudah dikendalikan. Makanya, pelecehan verbal adalah sebuah metode efektif.     

Saat itu, Lucien dan Natasha masih terpisah dengan Harex oleh lautan biru pekat yang mengalir keluar tanpa bisa dihentikan. Mereka tak bisa menghancurkan halangannya sama sekali sementara ini. Jika Blue Torrent bisa dilenyapkan dengan mudah, maka Maltimus, sebagai demigod, akan menembusnya dan mengakhiri perlawanan Harex.     

Lucien dan Natasha tak saling memandang atau bicara lewat sambungan telepati, tapi mereka melakukan gerakan yang sama nyaris disaat bersamaan. Salah satu dari mereka mengutarakan suara aneh, merapal Luxury Cracking yang ditempel dengan Hand of Uncertainties, menuju lautan pekat. Mata Lucien sangat merah hingga nyaris berwarna ungu, sangat ungu nyaris hitam. Dari mata itu, cairan aneh yang sangat berwarna-warni mengalir keluar, seolah seluruh otaknya berubah menjadi lendir dan diperas keluar. Meski demikian, Lucien tetap memiliki kekuatan besar. Satu orang lainnya memegang Sword of Truth dengan sangat erat dan berubah menjadi kilatan cahaya yang tak pernah mundur, menebas ke arah Blue Torrent di depan Lucien!     

Pikiran mereka sejalan, yaitu menghentikan Lord of Hell mencuri tubuh Ocean Emperor sebelum peleburannya selesai, jadi dia tak akan bisa tiba di dunia material utama kapanpun. Kalau tidak, pasti masalah tak terhingga terus berdatangan. Tapi tentu saja, jika tak ada yang bisa mereka lakukan untuk memutar balik, mereka akan berbalik dan langsung kabur. Mereka tak bisa mengambil risiko menampakkan diri di mata demigod yang penuh permusuhan.     

Krak, krak, krak. Warna biru yang bukan air laut asli meledak dan mati lapis demi lapis. Lalu, celah ilusi yang mengerikan, seolah bisa menebas segala sesuatu, muncul pada mereka!     

Celah yang harusnya tak ada di dunia ini menyebar menjadi begitu banyak cabang, menyusutkan lautan pekat yang nyaris hancur karena Luxury Cracking menjadi berkeping-keping.     

Krak. Blue Ocean terpisah menjadi beberapa danau besar dulu. Lalu, danaunya terpecah menjadi kolam kecil.     

Namun, cahaya pekat dari Blue Key mengalir tanpa henti. Tepat ketika Lucien dan Natasha menghancurkan penghalang di depan mereka, air bah yang sangat banyak menyeruak ke arah keduanya dan menghalangi mereka lagi.     

Harex mencoba sebisa mungkin tapi tetap tak bisa menyingkirkan amalgamasi iblis purba darinya. Dalam usaha putus asanya, dia mendadak mendapat ide untuk mati bersama musuh. Kalau kau mau mencuri tubuhku, kau tak akan bisa datang ke dunia material utama dalam beberapa dekade berikutnya!     

Sampai saat itu, ledakan dirinya akan cukup kuat mengubah lautan dalam beberapa ratus kilometer menjadi sisa-sisa kematian. Kehendak kedatangan Lord of Hell akan hancur, dan dia akan mengalami luka parah. Lucien dan Natasha juga akan terkubur bersamanya!     

Dia sudah menguasai Boundless Ocean selama seribu tahun dan mengendalikan kekuatan terkuat klan laut. Dia terlalu sombong untuk membiarkan dirinya kehilangan kesadaran diri dan menjadi wadah Lord of Hell untuk tiba ke dunia material utama!     

Terkadang, kematian bukan pilihan terburuk!     

Saat dia berpikir akan bunuh diri bersama musuh, Harex merasakan hawa dingin menyeruak di dalam jiwanya, dan dia mendadak menjadi kaku tanpa alasan. Saat ini, amalgamasi iblis purba membuat banyak serangga hitam kecil terpantul di pupil merahnya. Namun tubuhnya sangat keras. Organ dalamnya nyaris terbakar oleh senapan panas dan senapan kristal. Sebuah lubang besar muncul di perutnya. Namun, raungannya tak mereda sampai lebih dari 30 detik. Lord of Hell entah bagaimana sudah menyingkirkan ledakan Blue Torrent dan menggeliat menuju tubuh serta jiwa Harex!     

Objek tak berbentuk menggeliat menjadi wajah manusia. Dengan senyum mengejek, ia berkata, "Kau pasti sangat 'putus asa' untuk meledakkan diri. Jadi aku sudah merasakan undangan hatimu, yang telah mengurangi batasan 'komunikasi' di antara kita."     

Rasa takut muncul di mata acuh Harex untuk pertama kalinya, sementara perasaannya semakin terintegrasi menjadi bayangan gelap.     

Pemahaman Lord of Hell mengenai iblis purba dan kemampuannya memanipulasi mereka sangat luar biasa. Pantas dia terbiasa tertawa pada Paus Viken!     

Dengan serius, Lucien merapal Luxury Cracking yang sudah disertai dengan Hand of Uncertainties tanpa henti, menghancurkan lautan pekat di depannya, dibantu Sword of Truth Natasha. Namun, Blue Torrent tak menunjukkan tanda-tanda akan mengering. Akhirnya, mereka berdua hanya bisa berjalan maju sebanyak beberapa kilometer.     

Sebenarnya itu hanyalah sebuah sungai dengan lebar puluhan meter, yang memisahkan Lucien dan Harex. Tapi rasanya seperti seluruh Boundless Ocean.     

"Hehe. Kau sebenarnya korban dari kewaspadaanmu sendiri. Lucien jelas bermaksud melenyapkanku, tapi sekarang..." Maltimus terkekeh, lalu kegelapan yang menggeliat seolah menyebar menuju Lucien dan Natasha. "Mustahil kau bisa mengalahkanku. Kalau Luxury Cracking-mu sehebat Hathaway, dan jika Sword of Truth-mu adalah salah satu dari 13 item legendaris level empat, mungkin ada kesempatan tipis. Pembaharuan semua sel di tubuh dikenal sebagai satu siklus. Pada premis dengan banyak sumber daya, seorang pakar dalam latihan bisa melakukan puluhan kali siklus saat bermeditasi selama satu jam, memperbarui sel mereka puluhan kali. Itulah kenapa mereka memiliki kemampuan yang melampaui orang-orang biasa. Sayang sekali kalian tidak. Larilah sekarang. Kalau tidak, aku tak akan menunjukkan basa-basi lagi padamu."     

Putus asa. Putus asa yang mendalam. Kalimat Maltimus membuat Harex, yang sebagian sudah dirasuki oleh iblis purba, melihat akhir hidupnya. Bagaimana dia membuat begitu banyak kesalahan disaat kritis begini? Apakah kewarasannya sungguh terbutakan oleh ketamakannya?     

Kegelapan yang suram menempel di wajah Harex, memenuhi pupil merahnya dengan sorot muram dan putus asa.     

"Ayo keluar dari sini." Melihat Harex perlahan dilahap oleh Maltimus, Lucien buru-buru berujar pada Natasha lewat sambungan telepati. Jika mereka tak keluar sekarang, mereka tak akan bisa kabur!     

Meski mereka enggan mengakui kekalahan, tetap penting menimbang keuntungan dan kerugian. Lord of Hell yang tiba sebagai Harex jelas bisa menggunakan kekuatan Blue Gate untuk menghalangi area. Setelah kondisi terkuatnya kini berbalik, mungkin dia akan dihancurkan oleh demigod dan mungkin terbunuh seutuhnya jika berusaha kabut. Meski Maltimus tak datang dengan tubuh asli, Maltimus tetap sekuat demigod level awal ketika aktif di dalam tubuh Harex.     

Tanpa ragu, Natasha menyarungkan pedangnya dan keluar dari lubang. Saat itu, Harex dan amalgamasi iblis purba sudah sangat terintegrasi. Tak butuh waktu lama sampai status transformasi dan pengambil alih tubuhnya selesai.     

Lucien berpindah keluar mengikuti Natasha. Dia mulai memikirkan melakukan perjalanan ke Night Highland. Demi menangani Lord of Hell yang sudah tiba, empat legendaris papan atas di Kongres sanggup bertahan namun tak cukup kuat untuk menyerang. Apalagi, mereka harus waspada pada sergapan Paus Viken dan ahli lainnya. Jika kecepatan pelepasan tak bisa menyamai kecepatan limbah diproduksi, limbah beracun akan terkumpul di dalam tubuh, menghalangi nadi dan syaraf, lalu mengganggu sirkulasi normal dari energi spiritual serta cairan tubuh. Kerusakan besar akan terjadi, bahkan termasuk konsekuensi besar seperti penurunan mental. Sehingga, Lucien harus mengunjungi Rhine dan meminta bantuan Silver Moon Alterna.     

Saat itu, sebuah 'lagu' dari kejauhan mendadak terdengar, lalu lautan pekat yang berpusar pada Blue Key di tengah menghasilkan benih hijau segar.     

"Bahasa elf? Life Stimulation?" Lucien langsung berhenti. Kekuatan spiritualnya menyebar bersama mantra tingkat lingkaran 9 yang langsung dirapal, membuatnya melihat wanita cantik di ujung lubang dan mengenakan gaun dari daun. Dia seolah melayang dalam waktu lama. Rambut pirangnya diikat, dan dia adalah gabungan antara kepolosan serta kedewasaan, sulit mendeskripsikan kecantikannya. "Ratu elf, Aglaea? Dia juga di sini?"     

Di belakang Aglaea ada bayangan pohon tinggi, yang terlihat nyata dan juga ilusi. Udara segar menyebar dari warna hijau tersebut. Sementara di tengah pohon, sebuah jantung transparan yang terbuat dari titik cahaya berdegup kuat.     

Mulutnya tertutup, tapi lagunya yang cantik dan memikat masih terdengar. Sementara itu, benih hijau ilusi di dalam lautan biru menyerap air di sekitar mereka bagaikan tanaman haus, sebelum tanamannya mengakar, bertunas, dan bercabang. Setelah sesaat, benih ilusi tumbuh menjadi pohon tinggi bayangan yang sangat mirip dengan pohon elvish.     

Dalam penyerapan gila-gilaan itu, Blue Key, yang sudah mendekati batas, tak bisa menahan lebih lama lagi. Sehingga, lautan pekat pun kering dalam waktu cepat, menampakkan Harex di altar dan bayangan yang menutupinya.     

Maltimus seolah sudah menduga perubahan ini. Dia mempercepat integrasi dengan Harex begitu lagunya terdengar. Tubuh murloc menjadi buram, sementara bayangan hitam memadat.     

Tak punya waktu berpikir kenapa Aglaea datang dalam waktu sangat tepat, Lucien langsung mengambil keputusan. Dia mengangkat tangan, disertai sebuah suara yang sama membekukan dengan embusan angin, "Snow Goddess's Forgiveness!"     

Tak ada waktu menciptakan ruang hampa. Maltimus akan berhasil!     

Sehingga, Lucien tak memilih Positron Cannon atau Eternal Blaze yang agak lemah daripada versi Tuan Presiden.     

Sebuah pilar cahaya tembus pandang melesat dengan kecepatan normal. Pilarnya seolah ditahan oleh begitu banyak aliran listrik kecil dan laser yang nyaris tak terlihat. Kemanapun pilarnya melintas, pilarnya membawa ketenangan dari dalam keluar.     

Natasha berhenti di depan Lucien sambil menggenggam Sword of Truth alih-alih menyerang maltimus bersamanya, karena hawa dingin tersebut tak bisa membedakan kawan dan lawan, sementara Natasha bisa menyerang musuh ketika peleburan dimulai. Apalagi, Natasha harus waspada pada ratu elf yang muncul entah darimana.     

Itu adalah ketenangan seorang kesatria yang menganggap perlindungan sebagai doktrin yang harus dipelajari.     

Bayangan hitam yang nyaris melahap Harex seluruhnya mendadak menyapu cairan ilusi yang bau. Mereka seolah perwakilan dari perasaan negatif!     

Cairan pekat itu membuat sebuah film ilusi dari altar, mencoba menghalangi Snow Goddess's Forgiveness.     

Saat itu, sebuah busur panjang yang indah muncul di tangan Aglaea. Dia menarik busurnya dengan sangat lihai, lalu membidik pada Maltimus.     

Jantung Alam di belakangnya mendadak bersinar, menciptakan alam yang damai dan harmonis.     

'Alam' itu berkumpul menjadi sebuah panah panjang ilusi dengan kekuatan yang membawa seluruh siklus alam. Lalu, setelah tangan Aglaea yang seolah bukan tangan seorang pemburu melepaskan panah. Panah hijau panjang melesat dan menghilang ke dalam kekosongan.     

Udara di depan altar bergetar hebat, lalu dengung panjang mulai terdengar. Lantas, kekosongan tercerai-berai, dan panah kehijauan yang mewakili kesuburan, pertumbuhan, kedewasaan, pembusukan, dan penguburan menembus. Panahnya ditembakkan terlambat namun tiba lebih cepat, mengenai film hitam pekat sebelum terkena Snow Goddess's Forgiveness.     

Warna hijau muda mekar, seolah hutan tumbuh di sana. Hal tak alami langsung hancur tanpa suara. Mereka lenyap, atau malah, masuk ke dalam 'siklus alam'.     

Itu adalah salah satu dari 13 item legendaris level empat: Nature's Punishment!     

Meski ada banyak legendaris papan atas dalam sejarah, bukan berarti item legendaris yang mereka gunakan pasti item legendaris level empat. Naga dan iblis yang mengandalkan bakat masing-masing jelas tak bisa menciptakan item sehebat itu. Bahkan penyihir tak bisa meningkatkan item legendaris uniknya tanpa material legendaris yang seharusnya. Contohnya, sejauh ini, item legendaris Fernando dan Hathaway masih belum ditingkatkan. Mengurangi item yang sudah menghilang atau hancur karena macam-macam alasan.      

Berarti Douglas, yang memiliki dua item legendaris level empat, adalah minoritas di antara minoritas. Kompetitor yang punya kemenangan kecil seperti Pangeran Iblis, penguasa lantai pertama neraka, Lord of Storm, dan Lord of Elements semuanya iri padanya. Penguasa lantai pertama neraka, yang mencuri Book of Warlocks, sangat membenci Douglas. Tapi tentu saja, selama ada kesempatan, Fernando dan Hathaway sama-sama punya harapan besar menambah jumlah item legendaris level empat menjadi 15 buah.     

Karena efek Nature's Punishment, pertahanan luar Lord of Hell tercerai-berai. Sementara pilar transparan tanpa warna dari Snow Goddess's Forgiveness tepat mengenainya.     

Seluruh dunia berubah sunyi. Tak ada satu pun suara yang terdengar. Angin membeku, air membeku, begitu pula cahaya.     

Harex berdiri di tengah dunia beku, tubuhnya masih mengangkat tinggi trisula emasnya. Raut bingung dan putus asa membeku di wajahnya.     

Meski dia bisa menerima serangan Snow Goddess's Forgiveness dari Lucien dengan cara keras tanpa terluka sama sekali sebagai legendaris papan atas, itu hanya terjadi ketika pertahanannya utuh. Namun, pertahanannya sudah dihancurkan oleh maltimus, Aglaea, Lucien, dan Natasha. Saat waktunya tepat, bebatuan di antara goa dan tanah akan meledak. Bersama dengan gerakan tektonik yang sudah dihitung dengan cermat, memang bisa mengangkat markas rahasia ini ke permukaan planet. Bahkan jiwa aslinya sudah terluka parah dan nyaris hancur. Dia tak bisa mengendalikan tubuh untuk melawan serangan itu. Sehingga, dia membeku karena Snow Goddess's Forgiveness.     

Di sisi lain, amalgamasi iblis purba tempat Lord of Hell berdiam, belum mencapai legendaris level empat, dan juga tak punya pertahanan baik. Sehingga, ia juga membeku dalam suhu amat rendah, bagaikan gumpalan lem hitam.     

Air memercik, lalu hawa dingin tak alami mencair. Tubuh Harex dan lem hitam meleleh dan menguap.     

Bruk. Emperor's Grasp, salah satu dari 13 item legendaris papan atas, jatuh di sebelah Blue Gate. Itu adalah senjata yang bisa menyerang sebuah pedang dengan pertahanan kuatnya. Sehingga, hanya sedikit kerusakan yang ada pada senjatanya, tapi tak mengalami luka parah.     

Trisula emas tersebut memancarkan cahaya indah di bawah riak. Bahkan Lucien merasa jantungnya berdegup semakin kencang. Tapi bukan itu fokus perhatiannya. Dia menggetarkan udara dan bertanya, "Hanya itu?"     

Mereka adalah legendaris papan atas dan demigod yang tiba. Apalagi, ini bukan 'kedatangan cacat' seperti yang sebelumnya. Melainkan integrasi yang nyaris sempurna, yang bisa mengakomodasi sebagian besar kekuatan.     

"... Peleburannya belum sempurna. Maltimus hanya bisa mengeluarkan kekuatan terbatas, sementara Harex melemah setelah menerima banyak serangan." Aglaea merasa ragu, lalu mengatakan pendapatnya dari arah lain.     

Lucien mengangguk. Masuk akal. Begitu memikirkannya, ide lain muncul di kepala Lucien. 'Aglaea pasti sudah datang sejak lama. Dia tak menyerang karena dia menunggu kesempatan terbaik. Kalau dia menyerang lebih awal, Harex, musuh bebuyutannya, pasti kabur dari bahaya dan hanya terluka. Jika Aglaea terlambat menyerang, dia pasti berhadapan dengan demigod yang memahami misteri iblis purba. Tak akan ada yang bisa dia lakukan selain melindungi diri dan mencari kesempatan kabur.     

'Makanya, dia harus menunggu kesempatan menghancurkan Harex dan amalgamasi iblis purba. Dia harus menunggu meski ada yang salah.'     

Meski Lucien tahu benar kalau itu adalah pilihan paling rasional Aglaea berdasarkan minatnya, Lucien tetap murka saat dia pikir semuanya menaikkan kesempatan kedatangan Lord of Hell ke dunia material utama secara signifikan. Namun, sementara senjata supernya sangat kuat, jelas punya kekurangan. Rekannya nyaris tak bisa bertahan. Setelah badai matahari terjadi, ada kemungkinan separuh pasukan di kedua sisi, begitu pula warga yang tinggal di alam semesta, akan langsung terbunuh. Lalu akan jadi perang tanpa pemenang. 'Apalagi, dia sudah menemukan Blue Gate. Aku takut dia merencanakan ini sejak lama dan tahu Harex akan kemari. Demi mendapatkan Blue Gate, dia membiarkan elf laut menjadi sesembahan dalam pengorbanan darah?     

'Emperor's Grasp tak boleh diberikan pada para perencana busuk ambisius yang tak punya batasan.'     

Kemarahannya sangat intens sampai Lucien nyaris tak bisa mengendalikan diri. Mendadak, dia tersadar. Dia tak bisa mengendalikan diri?     

Tanpa ragu, Lucien menekan dadanya dan merapal mantra legendaris pada dirinya sendiri.     

"Mental Fulmination!"     

DHUAAR! Suara yang terdengar dari bagian terdalam hatinya terdengar, bagaikan dentang lonceng gereja, atau suara ketika rumput di bawah tanah menemukan jalannya ke permukaan.     

Seluruh jiwa Lucien terguncang, sementara benaknya sangat kacau sampai dia nyaris tak bisa mengendalikan diri. Saat ini, bersama dengan protes yang mengaduk jiwa, sebuah bayangan hitam muncul di tubuh Lucien.     

Lalu, setelah mengalami keadaan ekstrim seperti menyebar dan runtuh, Lucien berhasil mengendalikan jiwanya lagi. Lalu, Arcana Light menyala. Dalam kilauan murni dan hangat, bayangan itu lenyap dengan cepat.     

Pikiran Lucien langsung berubah jernih. Kemarahan tanpa alasannya barusan sudah mereda sepenuhnya. Aglaea bisa datang untuk menyelamatkan para elf dengan musuh dan kebetulan bertemu dengan mereka. Dia mungkin tak sejahat yang dipikirkan Lucien.      

Dia dirasuki oleh iblis purba meski sudah memasang Mental Barrier. Kendali Lord of Hell terhadap perasaan negatif dan status iblis purba sangat mengerikan. Jika dia tak melewati status transformasi sebelumnya dan punya pemahaman mendalam terhadap iblis purba, Lucien pasti tak bisa lolos barusan!     

Memang benar jika Lord of Hell ditambah dengan iblis purba tak mudah dihancurkan!     

Tepat ketika Lucien merapal Mental Fulmination yang kerusakannya diturunkan, Natasha juga mengubah raut wajahnya dan menebas dirinya dengan Sword of Truth tanpa ragu!     

Ketika pedang perak mengenai tubuhnya, tubuh Natasha terdistorsi dan berubah menjadi perang serupa. Lalu, pedangnya terpisah, dan sebuah bayangan di dalam terbakar menjadi abu disertai teriakan pilu.     

Berikutnya, pedang hasil perubahan tubuh Natasha melebur bersama cahaya Sword of Truth, menghindari agar tak menyobek celah ilusi.     

Setelah Natasha kembali ke sosok manusia, wajahnya semakin pucat. Di antara mereka bertiga, Natasha adalah orang terlemah, sementara dia tak membawa Sword of Truth. Dia hanya bisa menyingkirkan bayangan dengan pengetahuannya menggunakan Sword of Truth dan kekuatan darahnya sendiri.     

Melihatnya, Lucien diam-diam menghela napas. Dia terlalu ceroboh dan emosional barusan. Kalau tidak, pasti iblis purba mudah merasuki sosok legendaris seperti dirinya dan Natasha.     

Emperor's Grasp jelas sebuah medium yang sengaja ditinggalkan Lord of Hell untuk merapal mantranya!     

Aglaea lebih mudah daripada Lucien dan Natasha. Tubuhnya berubah buram menjadi bayangan alam ilusi. Kelihatannya dia ada di setiap tempat di mana alam dipuja. Dalam warna hijau samar, sebuah titik hitam terlihat sangat jelas.     

Cahaya hijau muncul dari tubuh Aglaea, meleburkan bayangan hitam dengan cepat. Hologram samar muncul dari semua arah lagi. Di setiap gambaran, banyak orang yang terlihat hangat, antusias, tinggi, dan tampan sedang fokus belajar atau bekerja dengan sepenuh hati, tahu bertarung di luar angkasa tanpa kenal takut. Kecuali musuh mereka bukan manusia, melainkan spesies alien yang tak pernah Lucien lihat sebelumnya. Aglaea berujar, "Ayo pergi. Kita akan terlambat. Dia sudah selesai berintegrasi!"     

"Haha. Kalau kau tak menunggu kesempatan, akankah aku punya waktu meleburkannya?" Tawa ejekan seolah datang dari semua arah.     

Magma mulai meletus dari tanah, sementara bau belerang yang menyengat mulai menyebar.     

Aglaea datang untuk menolong sebangsanya yang ditangkap. Dalam perjalanannya kemari, dia beruntung bertemu dengan sekumpulan Kuo-toan yang mengawal para tahanan. Dia mengetahui situasi Blue Gate dan datang kemari secepat mungkin.     

Saat dia tiba, tepat ketika Harex meledakkan Blue Torrent. Setelah menimbang untung rugi, Aglaea memutuskan menunggu berdasarkan pengalamannya. Sayang sekali pilihan timingnya agak salah karena Maltimus sudah merasakan kedatangannya.     

Meski menyesal, Aglaea, yang pernah berada dalam wujud iblis purba, berhasil menekan perasaanya. Dia mengangkat tangan kanannya, membuat pohon baru tumbuh di dalam magma dan memperlambat alirannya.     

Lucien dan Natasha, setelah berpindah dalam satu kedipan mata dan terbang mundur, kini menghampiri ujung lubang disaat bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.