Singgasana Magis Arcana

Kelicikan



Kelicikan

0Altarnya membeku dan meleleh dalam Snow Goddess's Forgiveness, lalu hanya menyisakan lapisan tipis batu bata di depan Blue Gate. Trisula emas, Emperor's Grasp, tergeletak di sana. Warna biru kunci dan emas pada trisula beresonansi satu sama lain.     
0

Mendadak, trisula emas terbang, seolah seseorang memegangnya. Lalu, sebuah tangan yang penuh dengan lapisan sisik hitam muncul di tubuh trisula, diselimuti oleh api yang menguarkan bau belerang.     

Buku jari yang seolah mengenakan sarung tangan dari api masing-masing menunjukkan tulang taji pucat. Di setiap taji, pola jahat dan rumit terukir di sana. Sementara itu, jari yang panjang dan pucat bagaikan pedang kematian serta penghancur, memberikan sensasi jika bisa menghancurkan segalanya pada siapapun yang melihat.     

Begitu tangannya muncul, sebuah bayangan samar perlahan muncul di belakang. Tingginya puluhan meter, sementara sayap hitam di belakangnya menyelimuti tempat istana berada. Nuansa suram kematian menyeruak.     

Sosoknya memiliki dua tanduk di kepala yang terlihat seperti kambing. Memancarkan hawa paling jahat, mengerikan, dan kokoh, sosok tersebut membuat lubang di sekitar menjadi nyata dan ilusi. Banyak gunung api muncul, magma menyembur keluar, asap gelap muncul, lalu tsunami yang bisa menghancurkan negara membumbung di dalam lautan biru satu gelombang per gelombang.     

Sementara itu, dunia raksasa yang membara dan dasarnya tak bisa dilihat, dataran sunyi yang tertutup oleh salju, rawa-rawa busuk dan bau, serta plane lain di neraka menjadi jelas. Kelihatannya semua 9 lantai neraka sudah tiba di sini.     

Lagi jahat, dingin, dan terdengar jauh datang dari atas sungai gelap yang berkelok-kelok melewati 9 lantai neraka, membuat Aglaea, Lucien, dan Natasha merasa kosong, seolah hidup mereka mencapai akhirnya. Mereka tak bisa menunggu untuk bergabung ke dekapan kematian.     

Neraka 9 lantai, sebuah pemakaman yang sangat berbeda dengan Dunia Arwah, dan sebuah pulau jahat yang dikendalikan oleh makhluk jahat!     

Selain penganut setan, tak ada makhluk yang mau jatuh ke neraka setelah mati, karena mereka akan menjadi makanan setan atau lenyap dan binasa, menyisakan kejahatan di hati mereka untuk berintegrasi dengan 'asal-muasal' neraka demi melahirkan setan baru.     

Sejak Perang Fajar, ini pertama kalinya Lord of Hell datang nyaris dengan sosok sempurna tanpa ditekan oleh dunia material utama!     

Namun, kepalanya masih tak berbentuk. Satu-satunya hal yang bisa terlihat jelas adalah mata merah yang seolah mengandung ejekan kekal. Kakinya juga tak nyata, dan sebenarnya kakinya adalah dua kaki murloc yang kuat, dengan film biru pekat di antara jari-jari kaki. Kelihatannya meski sebagian besar kekuatannya telah tiba, dia tak akan bisa tiba sepenuhnya dengan tubuh asli jika dia ingin menstabilkan diri. Sehingga, meski Lord of Hell sekuat demigod sekarang, dia tak berada dalam keadaan terkuat.     

Mengangkat trisula emas, dia mengeluarkan suara paling jahat dan ternoda. Dalam sekejap, Blue Key pada Emperor's Grasp bergetar dan jadi semakin lembut. Percikan air samar bisa terdengar. Terpengaruh oleh itu, Blue Gate kehilangan sensasi supremasi dan melepaskan kabut biru, menutupi lubang besar.     

Tepat saat itu, Lucien dan Natasha mendadak mengeluarkan suara yang terdengar jauh, "Regather!"     

Mereka berdua tak memilih Regather barusan karena mereka takut Lord of Hell masih ada di sekitar sana, lalu Lord of Hell akan menekan mereka atau mengganggu dengan kekuatan supernatural ketika melakukan Regather. Sehingga, Lucien dan Natasha memutuskan berpindah dan terbang mundur, karena lebih aman, sambil mengamati dan menunggu kesempatan kabur.     

Ketika Maltimus muncul di altar dan mengangkat trisula emasnya, mereka berdua menyadari bahaya dan kesempatan di sana. Mereka mengaktifkan Regather yang dirapal pada diri sendiri sebelum ini tanpa ragu, bermaksud bertemu kembali di rumah!     

Dua cahaya bersinar, dan mereka berdua menghilang. Lantas, kabut biru mulai menyebar.     

Mereka berdua tak memerhatikan Aglaea. Dibandingkan dengan mereka berdua yang hanya di level tiga legendaris dan level satu legendaris, Aglaea tak terlalu tak berdaya saat berhadapan dengan demigod. Apalagi, dia sudah berdiri di ujung lubang dan bisa mundur kapan saja.     

Di depan demigod yang tak punya senjata pamungkas seperti God's Arrival, selama seorang legendaris papan atas tak cukup bodoh untuk melawan musuh dengan cara sulit, pasti ada kesempatan untuk bertahan selama beberapa menit dan mencari kesempatan kabur. Apalagi, setelah mengalami perubahan wujud, Aglaea lebih kuat daripada sebelumnya. Dia nyaris sehebat Douglas sekarang.     

Setelah mengaktifkan Regather, Lucien merasa dia terjebak dalam dunia aneh yang gelap dan terang. Dia kehilangan semua indera terhadap dunia luar dan merasa tubuhnya menembus tirai aneh dengan cara aneh. Setelah sesaat, bayangan buram sebuah menara sihir seolah muncul di depannya. Beberapa horizontal, beberapa vertical, dan beberapa miring. Mereka memenuhi tempat ini.     

Setelah menggunakan Regather berkali-kali, Lucien tahu kalau itu adalah tujuan perjalanannya. Itu adalah Babel miliknya.     

Dia baru memasuki menara sihir ketika sebuah tangan raksasa, yang seolah mengenakan sarung tangan api, terulur dari belakang yang gelap dan terang. Aroma belerang menyengat menyeruak ke dalam hidungnya, sementara kuku pucat seolah memotong tubuh dan jiwanya!     

"Dia bisa melakukan ini?" Terkejut, Lucien merasa kekuatan sihir di sekitar tercerai-berai seluruhnya karena cabikan tangan raksasa Lord of Hell, sementara dia terlempar keluar dari status Regather!     

Regather bisa diganggu dengan cara seperti ini? Pantas Lord of Hell tak mencegah mereka kabur menggunakan mantra legendaris seperti Regather, melainkan fokus mengaktifkan Blue Gate menggunakan Emperor's Grasp!     

Ini pertama kalinya Lucien berhadapan dengan demigod sungguhan. Dia tercengang oleh level dan kehebatannya yang jauh di atas sosok legendaris.     

Ruang dan waktu di sekitar berubah, sementara air biru bergetar di bawah kaki mereka. Tepat ketika Lucien dan Natasha muncul ketika tangan berapi yang penuh dengan sisik hitam itu terulur entah dari mana, menyahut mereka berdua. Hawa mengerikan mendistorsi sekitar dan memberikan sensasi kalau neraka telah tiba!     

Jari pucat yang mewakilkan kematian dan kehancuran mendadak memanjang, lalu mereka menebas tubuh Lucien bagaikan pedang tajam.     

Kuku itu terlihat biasa, tapi Lucien tak ragu selama dia terkena, baik tubuh dan jiwanya akan kembali pada kesunyian kekal. Itu adalah dominasi demigod melawan orang-orang yang berada di bawah puncak legendaris!     

Tepat saat itu, sebuah cermin penuh pola rumit muncul di sebelah Lucien dan menghalangi kuku pucat.     

Krak. Cermin yang seolah mengandung dunia berbeda pecah tanpa perlawanan. Namun kuku pucatnya terhempas sedikit!     

Abrupt Magic Reverse yang Lucien rapal barusan tak pernah tergunakan. Jadi tak bisa membantu saat ini. Sebagai pertahanan pemantul terbaik, meski ia bisa sedikit menghentikan musuh, tetap cukup kuat untuk menghempas kuku Lord of Hell.     

Memanfaatkan kesempatan, Lucien menjentikkan tangan kanannya dan merapal. "Storm Barrier!"     

Langit langsung berubah gelap, sementara ombak membumbung. Namun, tak ada suara dalam badai tersebut. Sebuah ruang hampa tanpa kehidupan di area itu memerangkap tangan jahat begitu pula Lucien dan Natasha.     

Natasha memegang tameng hitam kecil di tangan kiri. Wajahnya tenang, matanya fokus. Dia tak memikirkan apapun setelah pertarungan, seperti apa yang akan terjadi jika mereka gagal atau jika Shield of Truth hancur.     

Es muncul pada tangan berapi itu, tapi langsung meleleh, sebelum tangannya merampas Shield of Truth mendadak!     

Riak ilusi menyebar pada tameng hitam, menghalangi Lucien dan Natasha dalam ruang dan waktu yang berbeda.     

Krak, krak, krak. Permukaan tameng yang punya pola indah mulai bopeng. Riak ilusinya juga hancur.     

Itu adalah kekuatan demigod!     

Lucien, yang sudah melewati waktu tunggu perapalan, mengangkat tangan dan berujar serius,     

"Positron Cannon!"     

Suara itu seolah berasal dari fondasi materi dan guncangan partikel. Rasanya aneh namun luar biasa.     

Bekerja sama dengan Lucien, Natasha teringat kalau Shield of Truth ada di ujung kehancuran, sehingga dia terbang mundur begitu Lucien merapal mantra, lari menjauh dari pusat ledakan. Lalu, dia berpegangan pada Robe of Grand Arcanist Lucien dan menariknya mundur.     

Lucien tak punya pilihan ketika dia melakukan Positron Cannon dari jarak ini. Segalanya akan baik-baik saja selama dia bisa menahan gelombang badai energi paling intens. Biar bagaimanapun, usus buntunya ada di rumah...     

Begitu Lucien terbang mundur bersama Natasha, kegelapan muncul di luar tangan kanannya. Seolah medan magnet mendistorsi pemandangan, banyak objek tak bernama menyeruak keluar dari kekosongan dan berkumpul ke dalam aliran listrik bagaikan api, sebelum mereka menjadi pilar cahaya merah.     

BAM. Dalam ledakan tanpa suara, pilar cahaya di mana aliran listrik api mengalir diluncurkan dan mengenai tangan jahat yang sudah menghancurkan pertahanan Shield of Truth!     

Sisik tangan raksasa tersebut terbuka. Sisiknya gelap dan dingin, seolah bisa menahan serangan apapun.     

Ketika Positron Cannon mengenai sisik gelap, dunia seolah mengubah warnanya, berubah dari kegelapan menjadi siang.     

DHUAAR!     

Ledakan dahsyat terdengar. Bahkan gelombang dan dimensi di depan ruang hampa masih bergetar. Sisik yang harusnya bisa menghalangi serangan bereaksi dengan pilar cahaya merah. Jadi, pemusnahan dimulai, dan struktur mereka dihancurkan.     

Pelepasan energi yang lebih hebat daripada fusi nuklir melepaskan sebuah angin topan yang bisa menghancurkan apapun. Storm Barrier langsung hancur.     

Efek bawaan pada Robe of Grand Arcanist Lucien aktif satu per satu. Magic Trigger, Spell Sequence, dan mantra pasif lainnya terpicu.     

Krak, krak, krak. Lucien dan Natasha berpindah dalam satu kedipan melewati serangkaian retakan. Wajah mereka sama-sama pucat, dan darah keluar dari mulut mereka. Pakaian mereka juga rusak parah.     

Tak punya waktu mengomentari apapun, Lucien menyeret Natasha dan melompat ke dalam Atomic Universe. Itulah keuntungan penyihir legendaris, yang selalu punya tempat berlindung selama mereka tak ada di tempat di dekat Blue Gate atau di dalam Dunia Gerbang.     

Setelah sampai di Babel, Lucien mengaktifkan pertahanan seluruh demiplane. Segalanya dihalangi.     

Sampai akhirnya mereka menghela napas lega. Mereka akhirnya lolos dari bahaya sekarang. Demigod memang petarung terbaik.     

"Kalau kita tak mundur duluan, dan armor legendaris juga Robe of Grand Arcanist gagal menahannya..." Natasha tak sepenuhnya takut, melainkan berkomentar takjub. Dia seolah sangat penasaran dengan level demigod.     

Lucien terbatuk dan mengusap darah di bibirnya. "Ayo beritahu Tuan Presiden, master, dan Nenek Hathaway. Ini adalah masalah penting karena Lord of Hell sudah tiba. Kalau ratu elf belum keluar dari bahaya, kita bisa pergi menyelamatkannya. Sebenarnya, aku merasa kita yang kabur lebih mudah daripada yang kubayangkan. Kupikir kita harus menggunakan semua metode penyelamat. Tapi ternyata..."     

Natasha mengangguk dan berujar, sambil berpikir, "Kurasa Lord of Hell juga tak berusaha keras. Mungkin dia terlalu sibuk menghadapi ratu elf?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.