Singgasana Magis Arcana

Keputusan Douglas



Keputusan Douglas

0Babel, di Atomic Universe.     
0

Gumpalan cahaya menyilaukan terbang dari pintu ruang dan waktu. Bagaikan bola air yang beriak, cahayanya langsung menerangi lingkaran sihir, sementara garis serta pola rumit di udara kini bergetar.     

Sementara itu, pintunya tak terlihat abu-abu dan pucat lagi. Alih-alih, kini ditutupi dengan lapisan kilauan indah.     

Lapisan cahaya, seperti karet, kini mendadak memanjang. Sebuah sosok samar berjalan keluar. Begitu sosok tersebut semakin jelas, ternyata dia adalah Lucien.     

Begitu Lucien melangkah keluar dari pintu, kilauannya langsung hilang, dan pintunya hancur menjadi abu. Satu per satu, garis bersinar di udara juga hancur dan menjadi tumpukan sampah.     

Saat itu, Lucien akhirnya sadar bukan Natasha yang satu-satunya orang berdiri di aula untuk menunggu kedatangannya, melainkan juga presiden. Jarang sekali Douglas terlihat sangat cemas, tapi bukan dalam hal buruk. Kecemasan itu berasal dari semangat untuk mencari jawaban.     

Namun, Lucien tak terkejut dengan kehadiran Douglas. Setelah apa yang dia lakukan, akan lebih membingungkan jika presiden tak kemari.     

Sementara Natasha, dia menunggu karena menyayangi Lucien dan juga karena penasaran.     

"Bagaimana caramu menemukannya?" tanya Douglas tanpa basa-basi.     

Natasha membuka mulut, tapi dia tak mau menyela Douglas. Dia juga punya banyak pertanyaan, seperti sejauh apa matahari dan bagaimana bentuknya. Dibandingkan Douglas, dia punya lebih banyak kesempatan untuk bertanya.     

Lucien tersenyum, karena sangat jarang melihat Douglas sangat cemas sampai melupakan hal paling penting yang harus dilakukan setelah mencapai tingkat legendaris papan atas. Seolah-olah seperti Fernando hidup di dalam tubuhnya.     

"Tolong beri saya waktu," kata Lucien tenang.     

Kemudian, sebuah langit berbintang muncul di belakang Lucien, di mana sebuah bola api raksasa sedang membara. Bintang yang mengelilingi bola api raksasa membentuk banyak pola misterius, sementara di balik bola api, ada gumpalan kegelapan paling pekat.     

Di langit, ada proton dan neutron yang membentuk nukleus atomik. Sesekali, mereka akan berjalan, tapi sesekali hancur. Mereka melahirkan elektron dalam wujud awan. Di arah berbeda di mana elemen berkumpul, ada keajaiban indah, seperti cairan sangat dingin dan kristal.     

Cahaya mengalir di antara materi bermuatan, lalu dibagi menjadi bagian-bagian, yang memantulkan asal-muasal gaya elektromagnetik, kemudian bergabung dalam 'kekuatan angin' dalam dimensi ilusi dengan harmoni.     

Ujung seluruh dunia agak membengkok, sementara di luar ujungnya tampak seperti ada hal lain yang terhubung, menyebabkan perubahan pada dunia kognitif berdampak pada dunia material.     

Melihatnya, Douglas menyadari apa yang dia lupakan, dan dia tergelitik oleh dirinya sendiri. Kenapa dia melupakannya? Setelah sampai ke tingkat legendaris papan atas, seseorang harus memantulkan perubahan dalam dunia kognitifnya pada demiplane secepat mungkin agar demiplane-nya mirip dengan dimensi.     

Begitu Lucien melebarkan dunia kognitifnya, menara Babel mulai berguncang hebat, dan getarannya berasal dari planet yang menaunginya.     

Bintang dalam luar angkasa gelap di dimensi mendadak memancarkan cahaya terang dan menjadi sangat nyata. Sementara bintang yang mirip dengan matahari kini semakin membara, dan temperatur ekstrem serta mengintimidasi juga mendekati matahari asli.     

Saat proyeksi dunia kognitif Lucien menghilang, Douglas akhirnya menjelaskan, "Bagaimana caramu melakukannya?"     

Lucien menjawab singkat, "Karena sepertinya planet kita terisolasi oleh sesuatu seperti 'kabut'—bagian terdalam Boundless Ocean akan berputar-putar. Ketika kita keluar dari atmosfer, kita kehilangan observasi planet di satu titik sampai kita memasuki alam semesta—kemudian kita harus memikirkan dua hal: Satu, apakah cahaya juga membelok saat dirapal melewati atmosfer? Kedua, apakah planet lain juga 'terperangkap'?     

"… Jadi saya menggabungkan data yang didapat dari bagian terdalam Boundless Ocean dan ide yang pernah saya miliki, sehingga mengubah kalkulasi koordinat matahari. Pada akhirnya, saya menemukannya…" kata Lucien setelah jeda sejenak.     

"Dulu, kami memang memikirkan kemungkinan kalau atmosfer mungkin mengubah transmisi cahaya dan menganggap sebagai kemungkinan alasan kenapa kami tak bisa menemukan planet. Tapi setelah bertahun-tahun, kami tetap tak paham tentang rahasia Boundless Ocean dan 'kabut'nya," kata Douglas.     

Generasi arcanis sebelum ini bukan orang bodoh. Apa yang Lucien katakan sudah dikemukakan bertahun-tahun lalu. Namun mereka semua gagal menemukan masalah di antara data dan catatan. Jika semudah narasi Lucien, para arcanis itu pasti sudah menemukan matahari ratusan tahun lalu!     

Sehingga, pertanyaan kunci yang harus ditekan Douglas adalah bagaimana Lucien berhasil menemukan masalah dalam data dan menemukan koordinat akurat.     

Tangan kanan Lucien naik ke dagu dan mengusapnya. Dia menjawab dengan sedikit ragu, "Saya tak terlalu jelas sekarang. Saya pikir 'kabut' dan keanehan Boundless Ocean harusnya punya hubungan dengan keanehan di luar angkasa."     

Melihat gerakan tanpa sadar Lucien, Natasha tahu Lucien tak menyembunyikan apapun. Alih-alih kepalanya memang dipenuhi dengan pertanyaan.     

"Hal aneh di luar angkasa … Lekukan dimensi menunjukkan gravitasi, dan gravitasi di sana memang aneh, tapi…" Douglas bergumam.     

Namun dia mendadak menyadari kenapa Lucien sangat ambigu. "Kau takut kepalaku akan meledak? Apakah itu sesuatu yang kontradiksi dengan teori relativitas umum?"     

Lucien mengusap dahinya karena malu. "… Ya, ada beberapa konflik antara teori relativitas umum dan mekanika kuantum. Saya lebih condong pada yang kedua, tapi saya tak yakin seratus persen benar. Tebakan saja bisa menyesatkan Anda, Tuan. Jadi saya tak bisa mengatakan pendapat saya begitu saja."     

"Sekarang kau yakin. Jadi aku ingin mendengarkannya karena aku tak akan membiarkan hal tak pasti mengguncang dunia kognitifku," Douglas tersenyum, "kalau kau tak mau menjelaskan sepenuhnya, kau bisa memberiku beberapa petunjuk dan aku akan mencaritahu sendiri. Selama prosesnya, aku bisa terus menyesuaikan diri. Jadi bahkan jika hasil akhirnya memang bertentangan dengan teori relativitas spesial, dunia kognitifku tak akan hancur."     

Lucien mengangguk pelan. "Dulu saya mulai berpikir kenapa planet tak bisa ditemukan, tapi sebenarnya saya benar-benar tak tahu sampai membuka ruang keabadian dan melihat misterinya."     

"Misteri keabadian?" Douglas dan Natasha menyeloroh bersamaan. Mereka tak menyangka ini akan ada hubungannya dengan rahasia keabadian.     

Lucien berujar serius, "Hilangnya planet, hal aneh pada atmosfer dan laut, bintang dengan sedikit gravitasi di Stars' Grave, Tungku Arwah, dan bahkan 'dunia sesungguhnya'… Mereka semua berada di sekitar pertanyaan yang sama, jadi kita harus melihatnya bersamaan."     

"Masuk akal," kata Douglas. Tapi dia langsung kebingungan lagi. "Jika seperti yang kaukatakan, lantas atmosfer harusnya memiliki keanehan yang sama dengan laut, karena sekelilingnya tak berbeda secara alam. Tapi kenapa kita menuju ke atmosfer, tak ada apapun yang mencegah kita terbang ke dalam luar angkasa, sedangkan di bagian terdalam Boundless Ocean kita tak bisa pergi lebih jauh?"     

Lucien menjawab serius, "Inilah kenapa saya juga bingung. Saya membangun model matematika spesial untuk itu, tapi ternyata nyaris mustahil bagi model itu untuk terbentuk alami, meski memang bisa pergi ke dimensi aneh."     

"Mustahil terbentuk secara alami … Jadi maksudmu … seseorang melakukannya?" Douglas juga sangat serius.     

Natasha juga terlihat sangat tercengang selama beberapa saat, karena mata perak-keunguannya terbuka lebar. Kalimat Lucien mungkin berarti sesuatu yang sangat mengerikan.     

"Ada kemungkinan. Bisa jauh ada seseorang yang sangat, sangat kuat di sana yang tak kita ketahui dan menciptakan keanehan jauh di dalam laut. Tapi ini sangat tidak mungkin karena tak ada untungnya, soalnya kita bisa selalu menemukan planet dengan data. Makanya, saya curiga ada hubungannya dengan Zaman Mitologi. Biar bagaimanapun, kita hanya tahu sedikit mengenai zaman itu. Satu-satunya," kata Lucien.     

Terakhir kali Lucien mempertaruhkan nyawa memasuki Kuil Arwah, dia melihat perpustakaan di mana banyak buku dari Zaman Mitologi disimpan di sana. Namun saat itu dia tak punya waktu menyalin. Sementara saat dia kembali, para arwah sudah menghilangkannya.     

Douglas mengangguk pelan. "Mungkin saja. Bisa jadi itu mencegah Maltimus dan abyss datang ke dunia material utama."     

"Setelah Zaman Mitologi, bulan perak juga mulai mengurangi pengaruhnya terhadap 'bumi'," kata Lucien. Dia lantas menarik napas dalam dan berkata, "Untuk memastikan tebakan saya, saya akan mengunjungi Pegunungan Kegelapan untuk menemui Tuan Rhine, melihat apa yang bisa dia dapat dari silver moon."     

"Pastikan kau siap." Douglas setuju. "Kalau silver moon tak mau mengatakan apapun, kita akan kembali ke perpustakaan di kuil lagi."     

Douglas lalu tersenyum. "Berikan koordinat matahari padaku supaya aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri. Lalu aku akan bersiap naik ke tingkat demigod."     

"Demigod?!" Lucien dan Natasha agak kaget. Jelas Lucien tak setuju dengan rencana Douglas.     

"Dunia kognitifku pada dasarnya sudah lengkap begitu planet ditemukan. Sementara dari pembelajaranku sebelum ini, aku mengetahui cara mengubah wujudku dan naik ke level demigod," kata Douglas dengan ekspresi sama. "Aku akan menggantikan kekuatan perasaan dengan dunia kognitifku sendiri dan menggunakan kekuatan iman dengan lingkungan nyata yang berhubungan. Aku akan melampaui mereka dan menggabungkannya bersama. Dengan begitu, aku harusnya bisa mendapatkan transformasi dan membuka pintu menuju demigod."     

Lucien tahu ini adalah jalan paling ortodoks bagi penyihir untuk menjadi demigod. Namun dia ngotot. "Tapi, Tuan, kita bisa menunggu sampai mengetahui kenapa cara ini berhasil dan sebenarnya apa itu demigod. Kita mungkin bisa menemukan jawabannya dalam satu dekade."     

"Aku tahu kepercayaan dirimu, tapi kita tak bisa menunggu lagi. Kedatangan Maltimus dan kekuatan Viken merupakan ancaman besar pada kongres. Kalau kongres tak bisa menghasilkan demigod dalam lima tahun ke depan, kita semua akan berada dalam masalah. Aku tak yakin aku bisa melakukan ini, tapi aku tetap akan mencoba." Douglas tersenyum, seolah ini adalah urusan orang lain.     

"Tapi…" Lucien terus mencoba.     

Douglas menghentikannya. "Aku masih bisa mengembangkan fondasiku setelah menjadi demigod jika kau memberikan metode yang lebih baik, apalagi…"     

Dia menatap alam semesta di luar dan berujar dalam nada tenang, "… Apalagi, bagiku, hal paling mengganggu di dunia ini adalah memecahkan misterinya satu pr satu. Kekuatan yang datang bersamanya hanya hadiah hiburan.     

"Bahkan jika aku berhenti selamanya di level demigod, aku tak akan menyesal karena aku sudah melakukan kontribusi mencaritahu kebenaran dunia. Kurasa aku akan sangat senang."     

"Tuan…" Lucien tak tahu harus berkata apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.