Singgasana Magis Arcana

Konfrontasi



Konfrontasi

0Setelah melewati rintangan, secercah cahaya matahari akhirnya menembus awan dan kabut di langit yang penuh dengan celah dimensi, sementara dedaunan di pohon yang lebat meninggalkan titik cahaya keemasan pada gunung gelap serta dingin.     
0

Krak. Sebuah kaki besar mengenakan boots kesatria menginjak salah satu titik cahaya, menghancurkan tumpukan daun busuk di sana, dan mematahkan dahan yang tersembunyi di bawahnya.     

Nasdell, werewolf yang mengikutinya, berpikir dalam hati dengan terkejut, 'Kenapa pangeran gagal mengendalikan kakinya? Apa dia memikirkan hal penting?"     

Itu adalah Dubenal, pangeran werewolf, yang berjalan di depan. Dia memiliki rambut abu-abu pendek dan tubuh berotot, dengan ekspresi arogan di wajahnya. Seseorang bisa mengetahui dengan mudah kalau dia adalah kesatria legendaris yang mahir dalam pertarungan jarak dekat.     

Dubenall memakai armor hitam aneh. Bentuknya tak sejelek armor satu badan dan tak punya potongan kecil. Lebih seperti armor kulit yang dibentuk dengan material serta skill untuk armor seluruh tubuh. Dia memainkan banyak batu di tangannya, sambil berujar dengan nada yang tak bisa dibaca, "Nasdell, kau kaget?"     

"Pangeranku, bagaimana Anda tahu?" Nasdell menyeloroh kaget. Pangeran bisa mengetahui apa yang ada dalam pikirannya tanpa mengandalkan kekuatan supernatural sama sekali? Dia memang layak menjadi werewolf terpintar dan paling licik!     

Dubenall menyipitkan mata dan menatap pada pilar cahaya yang merembes lewat dedaunan rimbun. Warnanya sangat jelas dan menyilaukan sampai dia melihat debu-debu berterbangan di udara.     

"Aku tahu kau pasti berpikir kenapa aku tak pergi ke Lembah Batu Berapi lewat Portal ke Dunia Lain, melainkan berjalan pelan di hutan."     

Lembah Batu Berapi adalah tempat markas utama Kongres Kegelapan.     

Ya, saya hanya berpikir kenapa Anda gagal mengendalikan kekuatan di kaki. Tunggu, aku tak merasa aneh karena pangeran memilih jalan kaki. Butuh berjam-jam sampai kami sampai ke Lembah Batu Berapi! Aku masih terlalu jauh dari pengetahuan pangeran yang seluas lautan. Aku tak menyadari keanehan paling jelas, lalu pangeran memberiku pencerahan sendiri!     

Nasdell, yang selalu menganggap dirinya pintar, awalnya tercengang. Lalu dia memahami 'perhatian' pangeran. Separuh malu dan separuh tersentuh, dia semakin mengagumi pangeran. "Ya, Pangeran. Saya memang kaget."     

Haha. Dubenal terkekeh tanpa suara. Pikiranmu terlalu mudah dibaca. Sebagai pangeran werewolf terpintar, aku bisa tahu dengan mudah apa yang kaupikirkan. "Rapat ini diadakan oleh Danisos dan Dracula. Mereka ingin menyatukan Kongres Kegelapan menjadi satu kesatuan, alih-alih organisasi longgar di mana tak ada kekangan. Berarti konflik internal bisa pecah kapan saja saat orang-orang punya pendapat sendiri.     

"Sebenarnya baik secara keseluruhan, tapi tak penting bagi kita para werewolf, karena hanya aku dan Sonite yang sudah naik ke tingkat legendaris. Dibandingkan dengan tujuh naga purba dan empat vampire generasi pertama, legendaris kita terlalu sedikit. Apalagi, Sonite dan aku terus berada di level tiga legendaris, sementara Danisos dan Dracula sama-sama ada di puncak. Kalau kami bersatu, ada kemungkinan kita akan menjadi budak para vampire sialan itu."     

Setelah pangerannya menganalisis situasi dan prospek werewolf dengan jelas, mata Nasdell berbinar. Dia terkejut, khawatir, dan kagum. Pangeran Sonite dan pangeran lain selalu mengejek kalau pangerannya tak punya apapun selain otot di kepalanya, dia juga terlalu haus darah serta brutal untuk berpikir. Namun, bisakah mereka sevisiuner ini?     

Ada beberapa pengeran di antara werewolf, tapi hanya dua yang ada di tingkat legendaris.     

Dubenal terlihat serius. "Jadi, aku memilih berjalan untuk memberiku waktu berpikir bagaimana werewolf bisa lolos dari dilema dan mendapatkan cukup keuntungan dari masalah ini..."     

Seraya melihat pada bayangan pangerannya yang tinggi dan kuat, Nasdell merasa matanya basah. Kalimatnya sangat menyentuh. Meski werewolf seperti dirinya tak bisa mengendalikan perasaan lagi. Pangerannya benar-benar menjadi hati nurani serta harapan para werewolf. Dia adalah penyelamat mereka...     

"Apa Anda sudah mendapatkan solusi, Pangeran?" tanya Nasdell cemas.     

"... Ini adalah masalah rumit dan sulit dan tak bisa dipikirkan semudah itu..." Nada Dubenal menjadi berat. Lalu dia mendadak mengendus dan berujar serius, "Ada bau aneh."     

Bau aneh? Orang asing yang berhasil mencapai kedalaman Pegunungan Kegelapan? Nasdell merasa rambut serigalanya berdiri, tapi dia tenang setelah melihat punggung gagah pangerannya.     

Dubenal mendadak berbalik dan meninju ke depan. Angin kuat menghempas pepohonan, menampakkan danau berkilau di kejauhan.     

Di ujung danau di mana angin berembus, ruang dan waktu beriak, dan sebuah bayangan mendadak muncul. Dia mengenakan setelan double-breasted dan sebuah top hat hitam, dengan jam saku perak di tangan kanannya. Dia adalah Lucien.     

Lucien tak kaget maupun panik, melainkan hanya mengangguk. Werewolf legendaris memang punya indera tajam terhadap perubahan lingkungan di sekitar mereka. Bahkan lebih luar biasa daripada yang dicatat Kongres.     

Hooooo!     

Rambut perak Dubenall berdiri, lalu mulutnya terbuka. Taring tajam keluar, lalu mata emasnya berubah menjadi perak.     

Tubuhnya agak condong ke depan. Dia bagaikan busur panjang yang penuh kekuatan, dengan puluhan bayangan yang mengitarinya.     

Matanya mendadak bersinar, lalu warna perak di sana menghilang.     

Namun, di dalam hutan gelap, sebuah bulan terbit di atas pohon!     

Di bawah bulan perak, ratusan bayangan menyebar dan menerjang ke arah Lucien dari segala arah. Beberapa melata di tanah bagaikan bayangan asli, beberapa menukik bagaikan elang hitam, dan beberapa mengayunkan cakar bagai werewolf sungguhan.     

Setelah bayangannya berpencar, Dubenall menghilangkan jejaknya, seolah semua bayangan bisa jadi adalah dirinya!     

"Luxury Cracking!" Lucien mengacungkan jarinya dan merapal mantra.     

Krak, krak, krak. Bayangannya hancur tanpa perlawanan, melebur dalam kegelapan di tempat yang tak terjangkau bulan perak.     

Mendadak, bayangan di sebelah kaki Lucien berubah hidup dan menjadi werewolf sangat kekar, yang mencakar tubuh Lucien dengan cakar perak berkilau!     

Bayangan Dubenal sebelum ini semuanya adalah samaran, dan ini adalah serangan fatalnya!     

Krak. Saat dia melihat jam saku misterius yang indah, dia mendengar suara nyaring. Lalu, dia tak bisa melihat apapun, seolah terkuncul di dunia lain.     

Krak. Sesuatu di tubuh Dubenal patah. Ia memancarkan sinar perak, beresonansi dengan bulan perak di langit.     

Jadi, warna abu-abu di sekitar menjadi pudar, lalu semua warna kembali. Namun, Dubenal tak bisa melihat orang asing it lagi, meski suara 'Mental Fulmination' di kejauhan terdengar.     

Dhuaar!     

Dubenal merasa seseorang melemparkan bom alkimia ke dalam kepalanya. Suara dahsyatnya membuat dia pusing. Dia nyaris tak bisa menyeimbangkan tubuh. Sementara itu, cara kerja otaknya melambat, dan jiwanya berguncang tanpa bisa dikendalikan.     

Sebagai kesatria legendaris, dia jatuh ke tanah tanpa memikirkan image-nya berkat insting alaminya, sebelum dia berguling, lalu melompat ke dalam bayangan, menghindari serangan tersebut.     

"Hehe." Kekeh pelan terdengar dari hutan di dekat sana. "Dubenal, aku tak pernah berpikir kau terlihat sangat menyedihkan. Kalau Tuan Evans berniat membunuhmu, tubuhmu pasti sudah tidak utuh sekarang. Baik Snow Goddess's Forgiveness maupun mantra antimateri yang membuat Lord of Hell terluka parah bukan sesuatu yang bisa kaulawan."     

Setelah bicara, seekor kucing kecil yang tubuhnya hitam legam, namun kakinya putih, berjalan keluar dari hutan dan berbaring di tanah dengan malas, bermain dengan perutnya. Di belakang kucing, seorang gadis yang terlihat lemah dan sakit melayang di udara. Dia memiliki wajah yang cantik, dia juga mengenakan mantel panjang dalam gaya Kekaisaran Sihir, yang penuh pola rumit dan misterius.     

Seperti kucing itu, si gadis memiliki sepasang mata hijau. Rambut keritingnya panjang sewarna madu.     

Meski dia mencoba menutupi auranya, Lucien, yang sudah mencapai puncak tingkat legendaris, bisa merasakan gadis itu adalah vampir tingkat legendaris. Namun, dia bukan salah satu dari pangeran vampire yang dia tahu. Dia juga tak punya aura unik sebagai vampire generasi pertama.     

Setelah mengolok Dubenal, dia mengalihkan pandangan pada Lucien yang tak jauh. "Tuan Evans, saya Fitia, anak buah Pangeran Dracula. Dia merasakan pertarungan Anda dan meminta saya menanyakan alasan kunjungan Anda ke Lembah Batu Berapi."     

Meski dia mengakui merupakan anak buah Dracula, nadanya kekurangan rasa hormat. Dia bicara sangat santai seolah Lucien adalah temannya.     

"Apa aku tak boleh datang ke Lembah Batu Berapi?" Lucien bertanya balik sambil tersenyum. "Katanya Tuan Rhine ada di sini?"     

Fitia? Nama itu terdengar familiar...     

"Silver-eyed Count adalah orang misterius, tapi aku yakin dia akan ikut dalam rapat setelah ini." Fitia memberitahu hal mengenai Rhine pada Lucien sambil tersenyum, tak mematuhi perintah Dracula sama sekali.     

Hehe!     

Terdengar suara endusan. Kegelapan pekat membumbung dan menutupi hutan. Tekanan seorang legendaris papan atas membengkokkan semua makhluk kegelapan di hutan.     

Dengan ekspresi yang tak berubah, Lucien melangkah maju, lalu ruang dan waktu di sekitar langsung berubah. Bintang dalam macam-macam warna muncul dari kegelapan. Bintang yang ada di tengah memancarkan panas yang kuat serta cahaya, menerangi kegelapan seperti matahari.     

Tanpa suara, kegelapan menghilang dan bintangnya hilang. Segalanya kembali normal. Dua legendaris papan atas memberikan tes satu sama lain dari jauh.     

Tuan Evans, yang baru saja melangkah ke puncak legendaris, sama hebatnya dengan Pangeran Dracula ... Senyum di wajah Fitia menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.