Singgasana Magis Arcana

Serangan



Serangan

0Namun, Stanis, Demogorgon of Eyes, Six-armed Inquisitor, dan sosok legendaris lainnya tak terlalu terluka. Kini setelah para legendaris papan atas sama-sama punya kekuatan seimbang meski kalah jumlah, mereka tetap punya kesempatan kabur, apalagi saat orang-orang seperti King of Nightmare yang punya banyak cara menyelamatkan nyawa. Biar bagaimanapun, saat mereka semua ada di level yang sama, mereka akan kewalahan dalam pertarungan melawan dua orang, tapi mereka tak akan langsung terbunuh. Selalu ada kesempatan untuk kabur menggunakan metode penyelamat nyawa.     
0

Sehingga, bagi sosok ahli di dunia kegelapan yang punya banyak pengalaman bertarung, mereka jauh dari kata putus asa dan takut.     

Dalam kabut yang diciptakan oleh King of Nightmare, batin mereka saling terhubung menggunakan kemampuan masing-masing, memutuskan memusatkan kekuatan untuk menghancurkan belenggu. Saat itu, mereka merasa benci dan beruntung terhadap Lucien. Orang Pembawa Bencana dan Perwujudan Kesialan itu memang membawa kematian dan bencana, tapi mereka juga beruntung ada Lucien di sini. Kalau tidak, sedikit dari mereka yang bisa bertahan jika Danisos dan Dracula, dua legendaris papan atas, bergabung dalam pertarungan!     

Untuk sesaat, Stanis berpikir meninggalkan Demogorgon of Eyes dan semua orang lalu kabur seorang diri. Biar bagaimanapun, dia sudah memperkuat diri dengan mantra legendaris yang mirip dengan Regather, dan dia bisa kembali ke demiplane-nya sendiri setelah diaktifkan. Namun dia memutuskan tinggal sampai akhir. Baik Ogre dan Fitia sama-sama tahu cara kabur penyihir legendaris. Mereka pasti sudah menyiapkan sesuatu untuk menangani orang yang kabur. Jika dia kabur tanpa berpikir, ada kemungkinan dirinya bisa terjebak. Jadi sekalian saja tinggal bersama tim dan mencari kesempatan yang lebih baik.     

Sehingga, dia memengaruhi naga purba, pangeran vampire, dan musuh lain menggunakan kabut sebagai King of Nightmare, berjalan-jalan dalam pikiran mereka, menciptakan ilusi dan memantulkan kenyataan, sambil diam-diam melakukan mantra ramalan untuk mencari jalan kabur teraman.     

Sementara itu, dia memerhatikan status Lucien. Meski Lucien agak tercengang di depan Dracula karena serangan napas serta mantra ruang dan waktu Danisos, Stanis yakin Lucien sudah menciptakan terlalu banyak keajaiban dan mengalahkan terlalu banyak musuh yang lebih kuat daripada dirinya untuk tak menyiapkan hal-hal darurat.     

Mendadak, kilat merah di luar menyambar dari awan hitam di ketinggian yang sama dengan menara sihir tempat mereka berada. Jadi, kabut buramnya menghitam, lalu 'pulau impian' yang kacau semakin kacau dan tak logis setelah beberapa pantulan psikologis hilang!     

Enam naga purba termasuk Milereas juga meninggalkan bentuk manusianya dan menampakkan wujud aslinya untuk mengeluarkan 100% kekuatan mereka!     

Naga merah, yang panjangnya ratusan meter, menyemburkan api, lalu panas menyengat menyebar. Dalam api yang berkilauan, sisik merah memancarkan kekejaman. Napas berbentuk piton yang membawa hawa dingin membekukan serta paralisis keluar dari naga yang tampak elegan tersebut, membekukan kabut menjadi es yang menghalau badai pedang dari Six-armed Inquisitor...     

Saat naga purba memanjangkan tubuh, bahkan panjang terpendek mereka adalah seratus meter. Meski menara sihir Natravos cukup tinggi dan luas di setiap lantainya, harusnya tak cukup besar untuk menampung makhluk raksasa semacam itu. Tapi, segalanya di luar dugaan para sosok legendaris. Menara sihir yang hancur seolah terhubung dengan Jungle of Demons yang dalam dan tak berujung. Meski semua tujuh naga purba bergulung dan bernapas keras, mereka tak terkekang sama sekali.     

"Apa yang terjadi?" Keanehan itu membuat orang seperti Stanis, yang mengetahui penyihir legendaris, merasa aneh.     

Untuk mengeluarkan efek tumpang tindih menara sihir dan demiplane, sama-sama butuh kendali penjaga menara, ketika menara sihirnya tak rusak parah, atau butuh kendali pemilik demi memanggil kekuatan demiplane, ketika menara sihirnya nyaris hancur. Karena penjaga menara sihir telah binasa dalam badai kehancuran, siapa yang mengendalikan menara sihir, dan siapa yang memanggil kekuatan Jungle of Demons?     

Apakah Natravos belum mati?     

Apakah dia komplotan Danisos dan Dracula juga?     

Tidak. Natravos bisa mencegah Lucien Evans mendapatkan simpulan dari menutupi status hidupnya, tapi dia tak bisa memalsukan kematiannya di bawah astrologi legendaris papan atas. Sehingga, Lord of Abyss pasti sudah mati!     

Lalu, siapa itu?     

Saat mereka terkejut dan curiga, sebuah kekehan datang dari awan di luar jendela. "Aku menunggu seseorang kabur lewat mantra teleportasi. Kemampuan terbesar Jungle of Demons yang kacau adalah mengacaukan mantra itu."     

Awan menghilang, lalu diterangi oleh kilat merah, seorang pria tampan dengan rambut kristal panjang dan kulit hitam melangkah di udara. Dia mengenakan tailcoat hitam yang elegan juga terlihat tampan.     

"Demogorgon of Darkness!"     

"Gonheim!"     

Gelarnya yang berbeda-beda memastikan identitas orang aneh tersebut. Dia adalah Gonheim, Pangeran Iblis yang baru!     

Stanis, Sonita, dan Demogorgon of Eyes mendadak menyadari sesuatu. Rencana busuk jelek yang memanipulasi semua orang secara akurat pasti dibuat oleh Pangeran Iblis!     

Seperti duke setan di neraka, dia terkenal dengan kelicikan dan rencana jahatnya!     

Tapi, bagaimana bisa dia tiba di dunia material utama semudah ini? Lalu bagaimana dia bisa mengendalikan demiplane Natravos?     

Seolah mengetahui pertanyaan mereka, juga demi menciptakan keputusasaan, Gonheim tersenyum. "Sebenarnya, kau juga bisa memanggilku Natravos, karena dia adalah bagian dariku sekarang."     

Begitu mereka sadar, tubuh Gonheim berubah tembus pandang, seolah ada di dalam pikiran semua orang. Sementara wajah tampannya berubah jahat, dengan tiga mata, tulang pipi yang tinggi, dan bibir maju. Itu adalah Natravos!     

Stanis, yang tahu satu dua hal terhadap situasi ini, merasa dadanya berat. Demogorgon of Darkness sudah menyelesaikan perubahan wujud dengan Natravos sebagai wadah. Apalagi, lewat demiplane dan tubuh Natravos, Demogorgon of Darkness bisa tiba di dunia material utama secara stabil!     

Jantung Stanis mencelos bukan karena itu, tapi juga kini mereka punya satu lagi musuh legendaris papan atas. Situasi sebelum ini yang tak terlalu buruk, kini merosot ke dalam abyss. Apalagi, sosok legendaris papan atas yang bertarung di demiplane-nya sendiri kekuatannya mendekati demigod. Meski ini hanyalah Jungle of Demons yang jadi milik sosok legendaris level dua, tetap cukup membuat Demogorgon of Darkness mengeluarkan 130% kekuatannya.     

Baginya, ini seperti hukuman mati. Mustahil dia melawan serangan Demogorgon of Darkness. Dia harus kabur segera!     

Demogorgon of Eyes, pangeran werewolf, dan kesatria kegelapan, entah mengetahui soal perubahan wujud atau tidak, mengumpat diam-diam. "Brengsek kau, Natravos! Kenapa kau senang menyiksa dirimu sendiri? Kau membiarkan dirimu terbunuh, 'kan? Tapi kenapa kau harus menyeret kami ikut mati bersamamu?"     

Sementara itu, karena waktu yang melambat, sisi lain di mana perubahan terjadi lebih pelan daripada situasi sekarang.     

Saat Dracula, sang Night Dominator, mengulurkan tangan kanan yang memakai sarung tangan putih melewati ruang dan waktu yang sebeku sangkar, dia menyahut dada Lucien dengan cepat, akurat, dan kokoh.     

Pertahanan di sekitar Lucien hancur karena hantaman mantra bahasa naga Danisos sebelum ini dan tak bisa menahan serangan Dracula sama sekali. Apalagi, dia terlihat bereaksi lebih lembab juga, ditambah terkena serangan Danisos!     

Hehe. Aku akan mempermalukanmu seratus kali lebih para daripada yang kaulakukan padaku!     

Tepat ketika Dracula merasa senang, tangan kanannya yang ditutupi bayangan gelap terasa kosong.     

Kosong?     

Pupil merah Dracula berkedut. Dia melihat Lucien mendadak berubah seperti ilusi dan terlihat menyebar di udara tanpa entitas nyata. Sehingga, serangannya tak disertai oleh kemampuan lain melesat dari target!     

"Dia sudah selesai melakukan status transformasi?"     

"Bukankah dia selalu membenci status transformasi iblis purba?"     

Rasa terkejut dan bingung berkumpul di hati Dracula tanpa bisa dikendalikan, tapi dia mendapat jawaban tak lama kemudian. Kebencian Lucien Evans hanyalah kedok, dan dia tak ada bedanya dengan Demogorgon of Darkness, ratu elf, Master of the Boundless Ocean, Danisos, dan dirinya sendiri!     

Kabut ilusi yang meluap-luap tampak ada di mana-mana, tapi langsung runtuh dan berkumpul menjadi tubuh Lucien di kejauhan.     

Saat Lucien terbentuk kembali, dia memanggil proyeksi demiplane-nya sebelum Danisos melakukan mantra bahasa naga dan Dracula sempat meraihnya lewat Night Travel, jadi dunia kognitifnya bisa memberikan efek pada lingkungan dalam dunia nyata.     

Alam semesta gelap tak berujung mencerai-berai kekacauan Jungle of Demons. Dari bintang-bintang dalam macam-macam warna, sebuah bola api raksasa memancarkan cahaya menyilaukan dan panas. Cahayanya yang menyilaukan terlihat sangat nyata!     

Tidak!     

Dracula berteriak dan menghindari bola api raksasa itu tanpa sadar, dengan asap hitam yang membumbung dari tubuhnya.     

Setelah dia menemukan matahari dan alam semesta sungguhan, salah satu Bintang Induk takdir Lucien semakin mirip seperti matahari asli, dan matahari adalah musuh semua vampire. Sehingga, meski tak bisa benar-benar melukai Dracula, tetap bisa melemahkannya dan menakut-nakutinya disaat kritis!     

Ketika Dracula ketakutan, Lucien merapal dengan suara aneh.     

"Luxury Cracking!"     

Krak, krak, krak, krak. Pertahanan di sekitar Danisos langsung hancur. Luxury Cracking dengan kekuatan legendaris papan atas sangat mengintimidasi!     

Tapi, Danisos tak panik. Sisik dan tubuh fisiknya sendiri cukup untuk menghalau serangan legendaris papan atas. Sehingga, dia terus merapal mantra bahasa naga, berharap bisa menjebak Lucien dan menyeimbangkan faktor tak stabil ini secepat mungkin.     

Berkat percepatan perapalan mantranya, manta Danisos selesai dengan cepat. Saat itu, dia melihat Lucien, yang memegang jam saku perak, tak terlihat serius atau waspada sama sekali. Alih-alih, pemuda itu tersenyum dan menatapnya dengan sorot kasihan.     

Ini aneh!     

Tepat ketika Danisos menyadari, tembakan sinar bulan yang dingin dan buram melesat melewati jendela sempit, meninggalkan warna perak indah di seluruh lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.