Singgasana Magis Arcana

Manifestasi Pengaruh



Manifestasi Pengaruh

0Mendengar Lucien terdiam, Natasha bertanya bingung, "Kau tidak suka aku yang tidak basa-basi begini?"     
0

"Tidak, aku suka spontanitas dan sifat agresifmu. Kau tidak akan jadi Natasha yang kucintai kalau kau meringis malu-malu." Lucien juga mengatakan perasaannya. "Tapi kurasa yang kaukatakan terlalu 'keras' dan lebih cocok diucapkan pria."     

Itu karena kalimat aslinya meninggalkan kesan mendalam pada Lucien.     

Natasha mendengus dan meringis. "Sebenarnya, saat aku mengatakan itu, aku membayangkan sesuatu di kepalaku, ketika aku memainkan Moonlight, membangun suasana hening dan agak muram, lalu berjalan menghampirimu. Setelah itu aku berlutut dengan satu kaki, menggenggam tanganmu dan mencium punggung tanganmu, menatap matamu, lalu menyatakan cintaku padamu secara emosional. Haha."     

Lucien tergelitik. Apakah Natasha meniru pernyataan cinta romantis yang dia rencanakan pada Silvia?     

Setelah tertawa beberapa saat, Natasha berujar senang, "Aku bercanda. Aku tahu kau tidak suka. Tapi sejujurnya agak aneh. Aku terbiasa jadi kesatria yang ahli dalam percintaan, tapi kenapa topiknya selalu dialihkan ke jalur aneh dan merusak suasana saat aku ingin bicara hal-hal manis padamu?"     

"Kau ahli dalam percintaan dan kalimat manis? Seingatku akulah yang mengajarimu cara menyatakan cinta seperti itu." Sembari tersenyum, Lucien menggoda Natasha.     

Natasha meninggikan suaranya dan membalas serius, "Itu hanya salah satunya. Aku ahli dalam bicara hal manis. Itu semua berdasarkan percintaan dan kalimat manis saat aku berhasil menaklukkan Silvia! Benar, bukan itu maksudku. Maksudku adalah, kenapa romantis dan suasana romantis di antara kita selalu berubah aneh?"     

Seiring waktu berjalan, Natasha tampak sudah melupakan trauma masa lalu dan bisa membicarakan Silvia dengan sikap biasa.     

"Sebenarnya, aku suka suasananya. Aku merasa lega, senang, dan hangat saat bersamamu, dan aku tak perlu khawatir dengan perubahan perasaan jika kita terus seperti ini." Lucien berpikir beberapa saat dan mengungkapkan perasaannya blak-blakan juga. Namun Lucien merasa wajahnya merona saat dia bicara begitu, dan dia yakin Natasha tidak merona sepertinya.     

Natasha terkekeh dan berkata penuh perasaan, "Aku juga. Aku jadi sangat senang dan nyaman, seolah kita sudah bersama sejak dulu dan akan terus berlangsung sampai akhir hidup kita. Saat aku bersama Silvia, aku selalu takut dia akan meninggalkanku dan memilihmu. Tapi setelah aku bersamamu, hatiku terasa damai, karena aku tahu kau akan selalu di sisiku. Bukan tentang gender atau tekanan luar. Bahkan jika kau adalah wanita, aku yakin kau tetap tidak akan menyerah.     

"Lucien, meski aku punya pengalaman romantis, aku tak pernah seintim ini dengan pria sebelumnya. Kalau aku melakukan hal yang salah dan melewati batasan kita, katakan saja supaya aku bisa lebih memperhatikannya di masa depan. Masalah terjadi antara aku dan Silvia karena kami tidak terlalu terbuka satu sama lain, dan kami tidak sering berkomunikasi. Aku ingin menjaga cinta kita."     

Lucien tersenyum. Dia merasa bersemangat tapi berhasil mengendalikan suaranya dan membuatnya tetap terdengar lembut. "Aku juga, Natasha. Aku tak punya banyak pengalaman cinta. Kalau aku melakukan hal bodoh atau kejam, jangan benci aku dan katakan saja."     

"Kebodohanmu adalah hal yang kusuka!" Suara Natasha jadi serak, menggoda telinga Lucien. "Aku menanti ulang tahunku saat aku tahu kita akan merayakannya bersama."     

"Kau ingin hadiah apa?" kata Lucien setengah bercanda. Akan jadi kejutan jika dialah yang menyiapkan hadiah.     

Natasha memelankan suaranya dan terkekeh. "Harusnya kau tahu hadiah apa yang paling kusukai."     

Lucien langsung kehilangan kata-kata.     

Namun Natasha melanjutkan sambil tersenyum, "Bercanda. Aku tahu itu batasanmu. Kau tak pernah mendorongku untuk meninggalkan keluarga dan kewajibanku untuk kawin lari bersamamu, jadi aku akan menghormati perasaanmu juga. Aku hanya membayangkan dalam hati sampai suatu hari kau mau memulainya sendiri. Bagiku, hadiah ulang tahun terbaik adalah kau menemaniku sampai fajar.     

"Tapi masih satu bulan sebelum ulang tahunku. Harusnya ada kesempatan kita bertemu sebelum ulang tahunku. Lucien, aku rindu kehangatan tubuhmu, senyummu, ekspresimu, dan ... 'rasa'mu."     

Lucien pikir Natasha akan malu-malu di bagian akhir, tapi tak seperti perkiraannya, dia mengatakannya begitu saja. Sehingga, untuk menjaga kehormatan pria, dia membalas, "Aku juga merindukanmu. Aku rindu segalanya darimu."     

"Sungguh?" kata Natasha dengan suara yang agak serak. "Kalau begitu, aku akan memakai gaun favoritmu dan juga stocking sutera. Kau mau warna hitam atau warna lain?"     

Suara Natasha sangat menggoda sampai tubuh Lucien memanas. Dia baru akan membalas, ketika Natasha memutus sambungan sambil tertawa jahat. Lucien jadi merasa tercampakkan.     

Sembari berjalan mondar-mandir di perpustakaan, Lucien berpikir dalam hati, 'Terakhir kali, Natasha yang lebih dominan. Selanjutnya, aku harus lebih aktif dan mendominasinya, kalau tidak aku tak layak disebut pria.     

'Huh, apa yang harus kulakukan? Berapa jarak yang harus kujaga sehingga aku bisa mendominasinya tanpa didominasi balik olehnya?     

'Setelah kita masuk ke kamar, jika dia ada di depan, aku akan memeluknya dari belakang dan mencium telinganya. Itu akan melemahkannya...     

'Kalau kita berjalan ke kamar saling bersisian, aku akan mengalihkan perhatiannya dengan topik lain. benar, aku bisa menyatakan cintaku dengan sangat blak-blakan, jadi dia akan kewalahan menghadapi kejutan itu...     

'Atau mungkin aku bisa memicu kelembutan dalam hatinya dengan suasana romantis, jadi dia secara sukarela mau kudominasi?     

'Tapi bagaimana jika dia langsung ke inti seperti kemarin?'     

Tanpa disadari, Lucien mulai membuat 'Rencana Mendominasi Natasha' dengan sangat 'cermat'.     

...     

Sementara mereka berdua yang sedang menggebu-gebu dalam cinta berusaha mengendalikan frekuensi komunikasi, mereka terus mengobrol setiap hari. Tanpa terasa, waktu sudah memasuki Bulan Api (Juli).     

Sembari membersihkan pakaiannya, Lucien berujar pada Leo, butler-nya, "Audit akun beberapa perusahaan bersama asisten yang pandai menghitung. Aku sudah bicara dengan Arthur."     

Meski dia tidak menangani masalah spesifik, Lucien menjaga keuntungannya dalam Perusahaan Telepon dan Telegram Allyn, serta Perusahaan Mineral dan Panen, juga Hadiah dari Perusahaan Elemen dengan mengaudit mereka secara musiman. Meski orang-orang itu tak punya keberanian untuk menggelapkan uang, akan lebih baik jika Lucien bersikap keras pada mereka.     

"Baik, Tuan," balas Leo hormat.     

Setelah membalas dendam dan menata hidup, Leo kini punya rencana membangun keluarga, dan kini sedang mengencani wanita paruh baya yang mempelajari sihir.     

Lucien pergi ke Institusi Atom setelah meninggalkan menara sihir, berniat melanjutkan analisisnya terhadap Magic Order, mantra tingkat lingkaran 8, setelah kunjungan singkatnya. Jadi kekuatan sihirnya bisa beradaptasi dengan dunia kognitifnya lebih cepat.     

Tepat setelah Lucien memasuki kantor, dia melihat Annick, Sprint, Katrina, dan murid lain sedang menunggunya. Masing-masing dari mereka membawa satu salinan jurnal Arcana.     

"Katrina, Layria, apa naskah kalian tentang superkonduktivitas sudah dipublikasikan?" Lucien pikir itulah alasan mereka bersemangat kali ini. Biar bagaimanapun, mereka tak pernah menerbitkan naskah dalam jurnal Arcana sebelum ini.     

Katrina membalas dengan senyum lebar, "Sudah, Master. Ada di halaman ketiga jurnal Arcana edisi ini."     

"Selain itu, banyak penyihir dari elektromagnetik menulis surat pada kami. Beberapa bahkan mengunjungi kami secara pribadi." Layria juga sangat senang. Dia merasa tersanjung dengan perlakuan itu.     

Lucien memeriksa lencana arcana kedua gadis itu. Sadar mereka berhasil naik ke level empat, dia mengangguk. "Kalian harus terus melanjutkan pekerjaan itu. Oh ya, apa ada hal lain?"     

Sprint, yang paling tidak sabaran, membuka jurnal Arcana dan berkata, "Master, coba lihat naskah di halaman pertama. Yang Mulia Oliver sudah memberikan solusi pada masalah dalam eksperimen kecepatan cahaya Tuan Presiden. Beliau memberikan rumus transformasi pada pengurangan panjang material dalam pergerakan melawan Ether."     

"Solusi?" Sampai akhirnya Lucien sadar mereka bersemangat dengan naskah Oliver. Sehingga dia mengambil jurnalnya dan membacanya, memeriksa apakah isinya sama dengan diskusi mereka sebelum ini.     

Muridnya melihat ke arah Lucien dengan penuh harap dan serius, berharap dia bisa menunjukkan masalah di dalam naskah tersebut. Namun mereka frustrasi karena Lucien menutup jurnal dengan tenang setelah membaca cepat artikel tersebut.     

"Master?" Heidi mau tak mau bertanya.     

Lucien menaikkan alis. "Ada apa?"     

"Apa kau punya ... pendapat?" Setelah ragu-ragu sejenak, Heidi bertanya.     

Sembari menggoyang jurnal di tangan, Lucien bertanya balik, "Memangnya apa yang harus kukomentari?"     

Setelah hening sesaat, Sprint berujar cemas, "Master, ini adalah penjelasan terhadap eksperimen kecepatan cahaya Tuan Presiden dengan Ether! Ini adalah serangan terhadap teori partikel! Sekarang semua penyihir di Allyn yang mendukung teori partikel menunggu pendapat Tuan Presiden, Yang Mulia Lord of Storm, Yang Mulia Hathaway, dan kau."     

Selesai memecah keheningan, yang lain pun menyusul.     

"Pendukung teori gelombang jadi sok lagi. Mereka menemukan senjata baru!" kata Heidi kecewa.     

"Master, apa kau menemukan kelemahan di naskah ini?" tanya Annick hati-hati.     

"Aku merasa ada yang aneh dengan naskahnya, tapi aku tak tahu apa itu." Chelly mengusap rambutnya.     

"Kelihatannya itu hanya asumsi..." Katrina dan Layria berujar bersamaan.     

Karena guru mereka mengajukan hipotesis kuantum cahaya, dan mereka berada dalam bidang elemen, mereka semua merupakan pendukung teori partikel.     

Tapi setelah mereka berpikir lama, Sprint dan teman-temannya menyadari kalau Lucien sama tenang seperti sebelumnya, seolah naskah yang mereka baca hanyalah ilusi.     

Heidi bertanya bingung, "Master, apa kau tidak marah? Apa kau tidak ingin menyangkalnya?"     

"Kenapa aku harus marah?" Sembari menunjuk jurnal, Lucien tersenyum. "Aku baru memeriksanya. Yang Mulia Oliver hanya mengajukan penjelasan teori yang masih berupa asumsi. Asumsi itu mengatakan kalau bendanya bisa jadi seperti ini tapi tak bisa menjelaskan mengapa bisa begitu. Lagipula, belum dibuktikan dengan eksperimen atau fenomena. Kenapa aku harus marah?"     

Heidi menepuk dadanya lega dan berkata, "Itu cukup menjelaskan. Kupikir kau mengkhianati teori partikel, Master."     

Murid lain pun terlihat sama.     

Lucien menatap mereka dan berkata serius, "Sejak kapan aku bilang aku mendukung teori partikel?"     

Huh? Rahang Heidi, Sprint, Chelly, dan Katrina nyaris jatuh. Bahkan Annick dan Layria, yang biasanya tenang, juga tercengang. Bukankah kau yang mengajukan hipotesis kuantum cahaya?     

"Sampai interferensi dan difraksi bisa dijelaskan dari perspektif partikel, pendapatku terhadap teori partikel dan teori gelombang masih sama. Keduanya punya kelemahan dan tak bisa menjelaskan sifat cahaya." Lucien mengambil kesempatan untuk menanamkan idenya pada murid-murid di depannya.     

Mereka semua tercengang, tak tahu harus menjawab apa.     

Saat itu, monocle Lucien memanas. Seseorang sedang menghubunginya.     

"Lucien?" Terdengar suara keras dari sana. "Kau sudah membaca jurnal Arcana hari ini? Bagaimana pendapatmu?"     

Mendengarnya, Lucien mendadak tersenyum. Tak peduli berapa banyak penghargaan yang dimenangkannya dan berapa banyak teori revolusioner yang pernah dia ajukan, Lucien tak pernah dianggap sebagai pihak ahli sungguhan jika dibandingkan dengan spesialis terkenal seperti Raventi atau Gaston, namun hanya orang jenius yang mendapatkan sesuatu lewat inspirasi. Sehingga, saat ada masalah yang ingin mereka bicarakan, mereka tak akan menghubunginya pertama kali. Namun setelah 'alkimia baru' dipublikasikan dan dia punya sebuah sistem lengkap miliknya sendiri, segalanya berubah.     

Pengaruh seseorang dalam kebanyakan kasus akan membuahkan hasil terbaik jika dimanifestasikan dalam reaksi alam bawah sadar orang-orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.