Singgasana Magis Arcana

Orkestra Tunggal



Orkestra Tunggal

0Setelah melodi muram, sebuah cello muncul di depan Lucien, lalu dia membaliknya dengan lembut dan memainkan musik indah. Violin yang tak lagi dipegang Lucien, kini melayang di udara.     
0

Dikelilingi dengan suasana romantis serta diiringi suara cello dan violin yang lembut, Natasha ingat pertemuan pertamanya dengan Lucien. Karena Simfoni Takdir, keduanya terhubung untuk pertama kalinya. Lalu karena ketertarikan mereka berdua terhadap musik serta selera humor, begitu pula sifat Lucien yang malu-malu sampai sekarang, Natasha perlahan jadi teman baiknya, membuat Natasha menyadari kelebihan Lucien selain dari bidang musik. Lucien tenang, lembut, cerdas, dan menyenangkan. Tidak ada tekanan saat bersama dengan Lucien, dan Natasha bisa menjadi dirinya sendiri.     

Itu adalah hari-hari yang indah bagaikan musim semi di bulan April. Mungkin, dalam hubungan mereka yang semakin mendalam, Natasha perlahan melupakan jenis kelamin Lucien. Cinta mereka bertunas untuk pertama kalinya.     

Instrumen tersebut seolah diberikan jiwa dan berkumpul menjadi orkestra dalam sebuah konser. Seolah-olah banyak musisi tak kasatmata yang bermain bersama Lucien.     

Berkat sihir, permainan solo Lucien terdengar seperti orkestra kecil.     

Suara lembut violin dan cello yang luar biasa, menonjol bersamaan lagi. Perasaan mendalam dan keengganan mengucapkan selamat tinggal muncul di dalam hati Natasha. Itu adalah ucapan selamat tinggal setelah melarikan diri dengan mempertaruhkan nyawa serta dukungan satu sama lain. Waktu itu Lucien akan meninggalkan Aalto dan pergi ke Holm. Natasha yakin mereka akan bertemu lagi, dan dia tahu sihir adalah hal yang paling menarik minat Lucien, sehingga Natasha membiarkannya pergi dengan senang hati. Sayangnya, Natasha masih merasa rindu meski saat itu mereka belum benar-benar berpisah.     

Mungkin waktu itu, ketika Lucien menggendongnya melewati hutan gelap dengan sangat berani, hubungan mereka mulai berubah. Tapi karena rasa sakit akibat Silvia dan juga ditinggalkan olehnya, Natasha hanya menganggap perasaan mereka sebagai dua teman baik.     

Dari suara brass, melodi menakutkan dan menggebu-gebu menyebar. Kesedihan, rasa takut, panik, putus asa, dan perasaan lain mengalir, ketika violin sedang bersaing dengan allegro (tempo cepat) di dalam band. Natasha seolah merasakan keraguan dan kesedihan Lucien saat menyadari dia jatuh cinta pada Natasha. Natasha juga teringat akan penderitaannya saat masih berada di biara. Satu-satunya hal yang menenangkannya adalah surat dari Lucien. Namun setelah berjalan semakin jauh di jalur sihir dan mencoreng Cannon serta Doktrin terus menerus, Lucien tampak tak bisa tetap menjadi teman baik bagi Natasha, seorang penganut taat dan duchess masa depan.     

Kemudian violin mengeluarkan suara kemantapan hati serta kemarahan. Natasha seperti mendengar desah napas Lucien saat dia membuat keputusan, dan mengingat bagaimana dirinya memperlakukan Lucien sebagai teman baik seperti sebelumnya, lalu melampaui batasan sentuhan fisiknya sendiri. Namun, tekanan dari Gereja, duchy, ayahnya, keluarga Violet, dan para rakyat menempatkan segalanya di dalam bayang-bayang lagi. Mereka mengamuk seperti badai dan memberi sinyal kalau segalanya akan berakhir tragis.     

Sebelum ini, Natasha sadar dia menganggap Lucien sebagai sosok yang paling lembut dan menenangkan di dalam hatinya sejak saat itu. Tapi persepsinya dikelilingi kabut dari kebiasaannya sejak dulu.     

Lucien terus memainkan violin, sementara cello mulai bermain sendiri ketika tak ada siapapun di sekitarnya, seolah ia mendengarkan pernyataan cinta secara tersirat dari violin. Kemudian Lucien beralih pada cello, dan violin mulai bermain sendiri, seolah sudah waktunya bagi sang pria untuk mengatakan perasaannya, sementara yang wanita mendengarkan.     

Natasha teringat pada pemandangan indah saat mereka bertemu lagi di Holm dan akhirnya mengatakan perasaan masing-masing. Suasananya manis dan hangat, namun ingatan manis tersebut tak bertahan lama ketika melodinya berubah tajam dan terburu-buru. Situasi di Holm, bahaya yang akan terjadi satu tahun kemudian, kekhawatiran Natasha akan ayahnya yang berada jauh di Orvarit, semuanya berubah menjadi nada cepat yang mewakili pemandangan memilukan. Melodi yang mewakili cinta memancarkan kesedihan sampai bisa membuat arwah menangis jika berada di dalam suasana itu.     

Natasha merasa putus asa sebelumnya, tapi pengalaman emosionalnya dengan Silvia tak terlalu dalam. Saat dia berpikir dirinya dan Lucien akan berakhir seperti Silvia, Natasha merasa musik yang kesedihannya menyentuh jiwanya sedang bicara padanya. Dia mengeratkan kepalan tangannya dan bersumpah menghancurkan semua rintangan.     

Tapi bagaimana jika ayahnya sendiri yang menjadi rintangan, sementara akan jadi pilihan terakhir untuk keselamatan Lucien?     

Rintangan tak bisa dihancurkan semudah itu!     

Ekspresi Natasha berubah jelek sembari merasakan pemberontakan di dalam hatinya. Ketika kesedihannya mencapai puncak, dia akhirnya melangkah maju. Segala kesulitan ada kemungkinan bisa diselesaikan, sementara menyerah berarti mereka tak akan bisa melihat matahari terbit. Disaat seperti itu, Natasha hanya bisa maju dan mencoba menyelesaikan masalah sampai dia mati!     

Bagaikan tergerak oleh tekadnya, setelah kesedihan yang intens, flute memainkan melodi lembut yang anggun bersama dengan harpa. Natasha seolah melihat pemandangan Mountain Paradise di mana semua penderitaan lenyap, hanya tersisa kebahagiaan. Pada akhirnya, violin mulai memainkan melodi tematik dalam solo lagi.     

Kali ini, tidak ada kesedihan yang tersirat, hanya ada nada menenangkan yang indah.     

Suasana seperti itu bagaikan dua tangan yang masih bergandengan setelah mengalami perubahan hidup, bagaikan sorot mata yang saling memahami setelah melewati segala kesulitan, lalu dua kupu-kupu yang menari bersama sayap indah mereka setelah memecah kepompong tebal yang membelenggu mereka.     

Musiknya berhenti, namun melodinya masih terngiang, membuat segalanya terdiam karena kecantikannya.     

"Aku tak pernah mendengar gaya musik seperti itu sebelumnya, tapi yang barusan adalah melodi violin paling indah yang pernah kudengar. Terima kasih atas hadiah ulang tahunmu, dan terima kasih pada Orkestra Lucien atas penampilan mereka." Cukup lama setelahnya, Natasha akhirnya berkata dengan nada serak, "Aku paling senang di bagian akhir. Seolah memadatkan seluruh musiknya."     

Dua minggu lalu, setelah melewati banyak pertimbangan, Lucien memilih The Butterfly Lovers' Violin Concerto, yang ditulis oleh Tuan Hen Zhanhao dan Tuan Chen Gang. Meski musiknya tragedi, bagian 'Berubah Menjadi Kupu-kupu' mewakilkan harapan indah, dan dia bisa mengungkapkan perasaannya dengan itu setelah sedikit diadaptasi. Musiknya juga cocok dengan keadaan antara dirinya dan Natasha.     

Setelah meletakkan violin, Lucien berdiri dan membungkuk. "Aku tersanjung kau menyukainya."     

"Aku sadar kau menggunakan banyak trik saat memainkan violin. Contohnya, terkadang kau hanya menggunakan dua senar." Natasha berjalan ke sisi Lucien sambil tersenyum dan menariknya ke meja. Melihat Lucien akan memberi penjelasan, Natasha buru-buru memberi isyarat kalau Lucien tak perlu bicara, sehingga dia melanjutkan, "Tidak mudah melihatmu memainkan violin. Pesona violin sangat berbeda dari piano. Tapi bukan waktunya melakukan ini sekarang. Musik barusan mencerminkan hubungan kita di masa lalu. Aku jadi sulit menahan perasaanku. Aku ingin merasakanmu."     

Lucien tersenyum. "Hari ini ulang tahunmu. Kaulah ratunya."     

Natasha memasang senyum nakal. "Begitukah? Luar biasa. Itulah yang kuinginkan juga. Karena hari ini adalah ulang tahunku, aku akan memegang kendali semuanya. Kau hanya boleh menerima dan tidak boleh bergerak sampai aku menyuruhmu. Paham?"     

Lucien baru akan membalas, ketika Natasha menambahkan, "Tenang saja. Aku tak akan melewati batasanmu. Sebenarnya, aku mencoba mengubahmu menjadi wanita karena aku ingin memanjakanmu. Statusmu sekarang tidak masalah. Akan ada tambahan perasaan puas bina menaklukkanmu. Maukah kah bekerja sama denganku?"     

Lucien tersenyum. "Kaulah ratu hari ini."     

Natasha terkekeh. "Bagiku, musik adalah hadiah ulang tahun paling luar biasa. Tapi hanya ada satu hadiah ulang tahun terbaik, yaitu kau."     

Sambil bicara, Natasha mencolek krim dari meja dan mengoleskannya ke leher Lucien, lalu menjilatnya. Saat Lucien akan memeluknya, Natasha menghentikannya.     

"Jangan bergerak. Ikuti perintahku."     

....     

Selimut beludru yang berantakan menutupi tubuh telanjang mereka, sementara hawa bercinta memenuhi ruangan.     

Lucien beruntung dia sudah mengubah ranjangnya menjadi ranjang sihir, sehingga dia tak lagi merasakan ranjang yang patah. Di sisi lain, Natasha seperti anak kecil yang mendapatkan mainan favoritnya. Dia mengikat kedua tangan dan kaki Lucien, sementara dia tidur lelap.     

"Dia terus memimpin selama dua jam awa. Dia pasti lelah." Tangan kanan Lucien berada di bawah Natasha, jadi dia mengulurkan tangan kiri dan menenangkan kekhawatiran tersirat di wajahnya.     

Mendadak, Natasha membuka mata dan berujar dengan nada mengantuk, "Sudah fajar? Aku ketiduran."     

"Belum. Maaf membangunkanmu," balas Lucien lembut.     

Senyum cerah tampak di wajah Natasha. "Bagus. Aku tidak berencana tidur. Mungkin kita akan bertemu dua minggu atau satu bulan lagi. Bagaimana bisa kita melewati malam dengan tidur? Bahkan mengobrol apa saja lebih baik daripada itu!"     

Lucien tersenyum. "Tak masalah. Oh ya, aku bingung tentang sesuatu. Kenapa Sard tidak khawatir kalau paus akan menyadari apa yang dia lakukan?"     

Lucien tak merasa tak pantas membicarakan hal semacam ini dalam keadaan mereka sekarang, sementara Natasha pun tak keberatan. Sambil terus menjadikan tangan kanan Lucien sebagai bantal, Natasha membalas, "Karena aku ratu Holm."     

"Huh? Apa maksudmu?" Lucien bingung.     

Natasha tersenyum. "Itu adalah cara rahasia yang dilakukan paus untuk memeriksa paroki besar. Setelah perpecahan Gereja Utara, paus menyadari kalau beberapa bangsawan di utara sudah mendeteksi keanehan sejak lama, tapi mereka terbunuh saat mencoba melapor. Sehingga, kaisar, raja, dan duchy memberikan cara untuk langsung menghubungi paus. Begitu kardinal agung bertingkah tidak selayaknya, mereka bisa melapor pada paus."     

Natasha berhenti memanggil paus dengan sebutan Yang Mulia.     

"Mungkin, bangsawan dan penjaga malam lain bisa menghubungi Gereja secara rahasia juga, tapi hak bicara pada paus harusnya jadi hak prerogatif kerajaan. Aku jelas tidak akan melapor pada paus kalau ada hal aneh yang terjadi di kerajaanku, jadi Sard tidak akan khawatir."     

"Itu menjelaskan banyak hal..." Lucien mengangguk. Lalu dia teringat hal lain. "Tujuan Sard tidak jelas. Untuk jaga-jaga ada insiden, berikan struktur lingkaran suci di Istana Nekso padaku saat kau punya kesempatan. Aku akan mencoba mengimprovisasinya. Kemudian mintalah Richard untuk menggantinya, jadi Sard tidak akan bisa mengendalikan pertahanan Istana Nekso secara mendadak."     

Natasha tercengang. "Kau akan mengimprovisasi lingkaran suci?"     

Bukankah itu jadi pekerjaan para klerus?     

Lucien tersenyum. "Kau lupa apa yang terjadi sebelumnya? Bagi seorang penyihir, kesulitan terbesar mengimprovisasi lingkaran suci adalah mereka bisa memotong sumber kekuatan lingkaran itu tanpa sengaja. Setelah insiden dengan Ell dan Francis, aku sudah bisa mengidentifikasi bagian tengah yang menyalurkan energi dan membuat perubahan tak tampak di bagian lain."     

Selain itu, dia juga punya Sun's Corona sebagai referensi.     

"Kau semakin bisa diandalkan sekarang. Aku akan memberikan strukturnya padamu saat ada kesempatan." Natasha menggoda Lucien.     

...     

Setelah menghabiskan sisa malam, Natasha memakai pakaiannya dan pergi dengan senang hati saat fajar.     

Sementara Lucien, dia tidur lagi sampai siang, kemudian kembali ke Allyn dengan suasana hati yang ringan, namun jalannya jadi tak stabil.     

"Master, jurnal Arcana dan Sihir sudah diterbitkan lebih awal. Diskusinya cukup panas." Hari berikutnya, saat Lucien berjalan masuk ke Institusi Atom, Heidi dan murid lainnya menyapa sambil membawa jurnal, bertanya separuh bingung dan separuh bersemangat. "Tapi kenapa jurnalmu belum diterbitkan? Orang-orang yang berpihak pada teori gelombang semuanya mengatakan kalau kau ... kau sudah menyadari kenyataan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.