Singgasana Magis Arcana

Kongres Doa Rahasia



Kongres Doa Rahasia

0Awan hitam tebal menutupi langit. Jalanan diliputi kegelapan senja. Banyak orang yang buru-buru pulang ke rumah. Tak peduli zaman apapun, bagi beberapa orang, basah kuyup karena hujan bukan hal yang menyenangkan. Apalagi dalam zaman di mana pengobatan medis belum ada atau belum mumpuni, terkena flu saja sering menyebabkan kematian.     
0

Para pejalan kaki semuanya mengenakan pakaian linen dengan warna abu-abu yang sama, tak memiliki variasi warna atau gaya. Hanya beberapa prajurit yang sedang berpatroli saja yang tampak mencolok di antara kerumunan. Mereka memakai pelindung dada dari perunggu, pelindung kaki, serta pedang dari logam hitam dan tombak, juga dibarengi dengan aura tegas.     

Sambil memakai jubah linen, Lucien mengekori seorang pria paruh baya yang kecepatan jalannya sering berubah. Orang itu berpindah-pindah dari gang dan jalan utama, seperti pejalan kaki normal lainnya.     

Langit semakin gelap, dan angin mulai menderu. Badai bisa datang kapan saja. Prajurit yang berpatroli tak punya pilihan selain mempercepat langkah mereka menuju kamp di dalam dinding kota.     

Setelah berhenti di depan bangunan dua lantai, si pria paruh baya mengamati sekitarnya dengan waspada. Setelah memastikan tak ada yang memperhatikan tempatnya berada, barulah dia mengetuk lembut pintu yang terbuat dari kayu walnut dengan nada aneh: dua ketukan di tengah pintu, diikuti dengan tiga ketukan di pinggir dekat engsel, baru terakhir satu ketukan pada bagian kunci. Masing-masing ketukan menghasilkan suara berbeda.     

Setelah hening selama 10 detik, sebuah lubang mendadak muncul di pintu, lalu sebuah mata berwarna coklat muda mengintip dari sana.     

Si pria paruh baya mengambil satu langkah mundur, memastikan mawar abu-abu di ujung kemejanya terlihat jelas oleh mata pengintai.     

Gambar mawarnya sangat samar, sehingga jika seseorang belum mengetahuinya, orang itu tak akan pernah menemukan gambar mawar di sana.     

Lucien juga mengatur posturnya sampai gambar 'mawar abu-abu' miliknya terlihat.     

Mata coklat itu berkedip dan lenyap. Kemudian, pintu walnut terbuka perlahan, lantas seorang pria bungkuk nyaris cebol berkata pelan, "Pemrakarsa yang terhormat, 'Crown' sudah menunggu Anda."     

Si pria paruh baya berjalan memimpin dan masuk ke dalam ruangan dengan cekatan, tatapan matanya memberi isyarat pada Lucien agar mengikutinya.     

Lucien tidak selincah dan sewaspada si pria paruh baya. Dia mendorong pintunya hingga terbuka sambil tersenyum dan masuk ke dalam ruangan dengan santai, seolah itu adalah kegiatan mengunjungi teman pada umumnya.     

Si pria paruh baya mengangguk sangat samar setelah melihat tingkah Lucien.     

Setelah penjaga malam pembunuh memaksa Lucien masuk ke dalam Portal, teleportasinya terganggu oleh ledakan bunuh diri di gerbang, dan Lucien terlempar ke kota aneh bernama Politown. Apalagi, begitu Lucien terpisah dari perlindungan Portal selama tahap akhir teleportasi, dia terkena efek serius oleh turbulensi spasial. Bukan hanya tubuhnya terluka parah, tapi jiwanya sekarang juga sangat lemah. Dia hanya berada pada level kesatria biasa dan merupakan penyihir tingkat menengah. Perlengkapannya juga rusak karena badai spasial dan harus diperbaiki sebelum bisa digunakan lagi.     

Namun Lucien cukup beruntung. Dia tidak bertemu pasukan gereja tingkat tinggi serta Kardinal Agung, tidak pula bertemu tuhan palsu maupun monster. Dia dirawat oleh pria tua baik hati bernama Norton. Setelah dua bulan memulihkan diri, kekuatan sihir dan kekuatan setara kesatrianya sudah kembali.     

Satu-satunya masalah yang tersisa adalah item sihir yang dia pakai saat itu butuh material khusus agar dapat diperbaiki. Tentu saja, Sun's Corona dan Sun Staff level sembilan dilindungi oleh sihir benda itu sendiri dan tidak sampai rusak.     

Frost Freeze, Pale Justice, Transformation Mask, dan benda lain di dalam tas penyimpanan juga tidak rusak. Bahkan Norton hanya melihat penampakan Lucien sebagai manusia biasa.     

Dalam dua bulan terakhir, Lucien tidak bertemu dengan penyihir maupun anggota Saint Truth, tidak pula berhasil menemukan informasi terkait. Kelihatannya mereka jauh dari kota, cukup jauh sampai rumor tentang insiden saja tidak ada. Jika dia tidak merasakan sensasi aneh dan jahat yang menekan kekuatan spiritual seperti kata Fernando, Lucien pasti sudah curiga dia masuk ke dalam dimensi lain yang berbeda.     

Menurut pak tua Norton, Lucien jadi tahu kalau Politown berada di tepi laut Erdo, juga merupakan jantung politik dan ekonomi semenanjung Erdo.     

Mulanya, penduduk asli Barril menguasai pulau itu. Mereka membangun kekaisaran Barril dan menyembah 'Lord of Fire and Destruction' Avando. Namun seratus tahun lalu, Kekaisaran Angornorma yang besar menyerang dari seberang lautan dan menguasai pulau tersebut. Avando juga dikalahkan dan digantikan oleh 'Lord of War' Antanas, yang disembah oleh Kekaisaran Angornorma.     

Karena ingin menghancurkan fondasi kepercayaan rakyat Barril, Pelayan Tuhan Angornorma menyebarkan rumor bahwa Avando sudah terbunuh.     

Pemerintahan Umum Erdo yang ditunjuk oleh Kekaisaran Angornorma selalu memimpin dengan kejam dan memperlakukan rakyat Barril sebagai budak. Sehingga, pulaunya penuh dengan peperangan. Para pemberontak yang mengaku mereka diberkahi oleh Avando dan orang-orang yang mulai menyembah tuhan lain terus berperang. Namun, karena kekuatan Kekaisaran Angornorma, digabungkan dengan 'Tuhan' mengerikan mereka, pemberontakan berhasil dipadamkan.     

Hal itu harusnya tidak banyak berpengaruh terhadap Lucien, karena dia sangat berhati-hati agar tidak menunjukkan identitas aslinya, sambil bersiap mengumpulkan informasi tentang geografis dan kerajaan sekitarnya, dengan harapan bisa menemukan jejak Kongres Sihir. Biar bagaimanapun, persiapan yang cukup akan menjamin keselamatan perjalanannya. Sensasi aneh yang menekan kekuatan spiritual juga mengganggu Electromagnetism Message, dan Lucien memperkirakan kalau komunikasi yang efektif hanya bisa dilakukan dalam jarak 10 kilometer.     

Sehingga, Lucien tidak berani berkeliaran tanpa memiliki informasi akurat sebelumnya. Siapa tahu kalau dia akan langsung bertemu dengan anggota Saint Truth atau wilayah yang dikuasai oleh kaum vampire. Transformation Mask bisa menipu orang biasa, tapi jelas tidak bisa menipu Kardinal Agung, apalagi paus dan Pangeran Dracula.     

Namun, Norton, yang sedang berada dalam fase terakhir kehidupan, kelihatannya merasa sikap Lucien dalam dua bulan terakhir telah memengaruhi pemuda dan anak-anak yang dia rawat. Norton juga yakin kalau Lucien adalah rakyat Barril yang taat, dilihat berdasarkan penguasaannya terhadap bahasa Barril. Kekaisaran Angornorma sudah bertindak sangat jauh untuk menyebarkan bahasa mereka. Jadi jika tidak diajari sejak dini dan disertai dengan harapan kebebasan rakyat Barril, tidak akan ada pemuda yang bisa bicara dengan bahasa Barril sefasih itu. Makanya, dia memutuskan untuk menyampaikan identitas rahasianya pada Lucien sebelum dia meninggal.     

Identitasnya adalah anggota 'Kongres Doa Rahasia' dengan peringkat atas, utusan ketujuh dari inkarnasi 'Lord of Fire and Destruction'.     

Lucien tahu benar kalau penguasaannya terhadap bahasa Barril seluruhnya karena mantra sihir Mastery of Languages. Namun, setelah mempertimbangkan kalau informasi itu akan lebih mudah didapatkan di dalam organisasi, dia setuju. Karena adanya pemberontakan terus-menerus, Politown sedang diawasi ketat oleh Pemerintahan Umum Erdo dan Lord of War Temple. Di bawah kondisi seperti itu, jika mencoba bermain-main dengan ingatan seseorang, kemungkinan besar tidak akan berhasil. Sehingga, menyusup ke dalam petugas Angornorma peringkat tinggi untuk mencari informasi hanya bisa dilakukan satu kali, karena dia memiliki risiko ketahuan jika rencananya molor lebih dari satu hari.     

Sejujurnya, jika bukan karena lindungan Norton, Lucien pasti sudah menjalani beberapa pemeriksaan identitas. Karena di Pemerintahan Umum Erdo sendiri, ada rumor yang mengatakan bahwa dia adalah peranakan tuhan dengan manusia, dan mampu menggunakan 'Kekuatan Tuhan' seperti kepala pendeta di Kuil God of War. Itu setara dengan memiliki dua petugas berjubah merah level sembilan normal.     

Tidak ada penyihir gila atau keturunan kesatria di dunia ini. Namun, tuhan palsu sering terlibat dalam seks bebas dan memiliki banyak keturunan. Keturunan-keturunan itu juga memiliki kualitas yang sama dengan keturunan kesatria.     

Manusia biasa hanya bisa naik menjadi Pelayan Tuhan dan terus naik di peringkat pendeta. Para tentara hanya bisa berurusan dengan rakyat biasa dan tidak bisa melakukan apapun jika berhadapan dengan 'pahlawan' berdarah suci. Untungnya, orang-orang yang memiliki darah suci hanya sedikit, dan para tentara masih bisa menekan pemberontakan jika keadaan tidak terlalu di luar kendali.     

Sambil mengikuti utusan kelima 'Anheuse', mereka berhasil melewati aula besar dan tiba di belakang gedung. Begitu Anheuse membuka jalan rahasia yang menampakkan tangga naik, Lucien melihat tangganya seperti sedang melamun, sambil berpikir apakah dia harus mencari kesempatan dan melakukan pencarian tentang inkarnasi 'Lord of Fire and Destruction'. Itu pertama kalinya dia bertemu dengan inkarnasi seorang Tuhan Palsu, dan itu akan jadi kesempatan emas untuk mendapatkan informasi segar. Itu juga salah satu alasan utama kenapa dia memutuskan bergabung ke dalam 'Kongres Doa Rahasia'.     

Anak tangganya terlihat seolah akan membawa mereka menuju loteng. Namun, Anheuse mendadak berhenti saat mereka masih di tengah perjalan dan membuka pintu rahasia lain. Tangga kemudian muncul, dan kali ini menuju ke bawah.     

Keduanya berjalan sambil diam selama beberapa waktu sebelum akhirnya tiba di depan pintu perunggu. Pintunya ditutupi oleh macam-macam pola api yang aneh.     

Tangannya diletakkan di atas salah satu pola api, kemudian seluruh tubuh Anheuse memancarkan cahaya merah. Lantas dia mendorong pintu perunggu kuat-kuat hingga terbuka.     

Di belakang pintu ada sebuah aula yang dipenuhi dengan barisan kompor arang yang menyala. Nyaris tersisa sedikit lahan kosong untuk pilar batu dan meja bundar di tengah-tengah.     

Ada 13 kursi yang mengelilingi meja, di mana salah satunya terbuat dari emas dan dihias dengan batu rubi. Belum ada yang duduk di sana. Di kedua sisi kursi emas ada 6 kursi perak, yang mana juga dihias dengan pola api serupa.     

Lima dari 12 kursi perak sudah ditempati. Seorang pria tua beruban dan berjenggot lebat menatap ke arah Lucien dan berkata, "Berdasarkan rekomendasi Norton sebelum dia meninggal, God of Flame and Destruction yang agung telah meramalkan kalau kau, Leviathan, akan menjadi utusan ketujuh."     

Leviathan adalah nama samaran Lucien.     

"Tapi kau belum menunjukkan kekuatan apapun, juga belum memberikan pengorbanan pada tuhan. Tahun depan, kami akan memeriksamu. Baru setelah lolos tes, kau akan diberikan 'Benih Jiwa' dan menerima kekuatan luar biasa."     

"Saya mengerti." Lucien langsung penasaran akan 'Benih Jiwa' tersebut. Apakah itu merupakan kunci untuk menafsirkan rahasia mantra suci? Haruskah dia menangkap utusan atau 'Lord of Fire and Destruction' untuk diteliti?     

Setelah pria tua itu selesai bicara, dia menatap Lucien. "Duduklah. Kami akan menjalankan Pembaptisan Api padamu nanti. Untuk sekarang, kita punya masalah yang lebih penting."     

"Masalah apa?" Anheuse berpikir mereka berkumpul hanya untuk menjalankan Pembaptisan Api pada utusan ketujuh.     

"Ini tentang masa depan kita, tentang bagaimana membuat tuhan pulih sepenuhnya." Si pria tua, yang merupakan utusan pertama, Jacob, berujar dengan suara pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.