Singgasana Magis Arcana

Lega



Lega

0"Tidak perlu dipancing. Dia sudah keluar." Natasha tersenyum dan berujar lewat sambungan telepati, jelas mengejek 'ramalan' Lucien.     
0

Ell masih mengenakan tiara yang terbentuk dari bunga olive serta jubah putih, tapi dia tampak lebih kosong dan kabur. Cahaya suci mengalir di kulitnya samar-samar, lalu tujuh lantai Mountain Paradise terpantul di matanya, membuat Ell tampak semakin suci.     

Sambil memegang longsword segelap tinta, dia menerjang ke arah Lucien dan Natasha. Cairan bau dan busuk menetes dari pedangnya, hanya untuk diserap lagi oleh gaya misterius dalam sirkulasi.     

"Dia terus mencari kesempatan untuk menyerap ketuhanan dalam bidang kematian dan bulan. Bisa saja dia tertarik oleh serpihan sosok misterius dari Dunia Arwah dan memutuskan untuk memeriksanya. Tuhan palsu seperti itu rentan pada daya tarik dari sosok pemuka agama dan ketuhanan, sampai ke titik bisa gila." Meski Lucien mengatakan hal itu, dia tetap merasa aneh. Ell nyaris terbunuh olehnya terakhir kali dan nyaris tak bisa melawan. Kenapa dia menerjang ke arah Lucien dengan sangat percaya diri saat bertemu dengannya lagi?     

Lucien buru-buru merapal mantra seperti Bull's Strength dan Bear's Endurance pada Natasha.     

Begitu Ell memasuki radius jangkauan, Natasha memegang pedangnya dan berlari menuju Ell, sementara Lucien hanya merapal Advanced Dispel Magic.     

Ell yang akan menggunakan Command, langsung melihat cahaya di tubuhnya mulai lenyap, bagaikan kembang api yang mekar. Dua mantra yang dia rapal pada dirinya sendiri di awal langsung hilang. Selama itu, Natasha sudah sampai di depannya. Pale Justice ditebas ke bawah, menimbulkan celah ilusi yang bisa memotong material apapun.     

Dengan buru-buru Ell mengangkat pedangnya dan menahan Pale Justice, namun dia terpental dan kehilangan keseimbangan. Karena terkena dampak serangan sampai kelimpungan, Ell tak bisa mengeluarkan kekuatan suci.     

Di sisi lain, Lucien mengaktifkan model sihir dengan santai. Seiring mata hijaunya berkilat, Ell langsung merasa kekebalan terhadap sihir miliknya melemah. Sehingga, tujuh lantai Mountain Paradise di dalam matanya mendadak bersinar, seolah sungguhan tiba di dunia nyata. Sambil bermandikan cahaya suci, Ell jadi semakin kuat, yang mana membawa perubahan terhadap lingkungan. Kegelapan surut, lalu cahaya muncul kembali. Kesucian menyebar, menekan segala kekuatan jahat.     

"Batas kekuatan tekad semi-ilusi? Ell sudah naik menjadi kesatria emas?" kata Lucien dan Natasha bersamaan lewat sambungan telepati.     

Setelah tiga kali tebasan, Natasha dipaksa melangkah mundur di udara. Kemudian Ell melihat ke arah Lucien dengan matanya yang suci dan murni. "Aku memerintahkanmu untuk mati..."     

Sebelum Ell menyelesaikan kalimatnya, Ell lenyap, karena Lucien mengangkat tangan kanannya yang menggenggam sebuah scepter dengan bertakhtakan permata besar.     

Batas kekuatan suci yang cerah di sekitar mereka hilang. Kegelapan melingkupi segalanya lagi.     

"Dia lebih kuat daripada sebelumnya, tapi dia belum mencapai level kesatria emas sungguhan." Natasha buru-buru memberitahu penemuannya terhadap Lucien.     

Lucien mengangguk singkat. "Dia harusnya bisa meminjam kekuatan domain surgawi dalam jarak tertentu. Tak heran dia cukup berani keluar dari sana. Tapi kemampuan menggunakan kekuatan domain surgawi yang lebih kuat daripada domain surgawi itu sendiri menunjukkan kemampuan Ell mendekati kesatria emas. Kelihatannya dia sudah menerima 'kekuatan keimanan' yang besar setelah menggabungkan God of Sun, Mother God of Earth, dan tuhan palsu lainnya.     

Sambil bicara, Lucien memasang jebakan sihir pada lokasi spesifik berdasarkan Maze. Saat itu, bayangan lain terbang keluar dari Lembah Kematian dengan enam sayap di punggungnya. Dengan dikelilingi oleh kilat, dia datang untuk membantu 'Great God Ell'.     

"God of Thunder and Lightning, dan sekarang Angel of Thunder and Lightning?" Seiring jarak mereka semakin berkurang, Lucien melihat pria berotot yang botak.     

Angel of Thunder and Lightning mengepakkan sayap dan mencoba menghentikan tindakan Lucien, tapi mendadak, dia menghilang juga.     

Saat menyaksikan Lucien merapal Maze dua kali berturut-turut, Natasha berujar kagum, "Sihir yang luar biasa! Kau tidak akan pernah merasa takut kalah jumlah!"     

Setelah memasang perangkap sihir, Lucien tidak menunggu mantra Maze-nya berhenti sendiri, namun malah mengangkat Sun Staff untuk melepaskan Ell.     

Ell tampaknya sudah menyerah untuk memecah mantra Lucien. Dia berkonsentrasi memperkuat dirinya dengan kekuatan suci. Tapi secara tak terduga, Lucien menghilangkan mantranya setelah memasang hanya satu jebakan. Dia merasa bingung selama sesaat.     

Tentakel hitam mendadak muncul dari tanah ke langit, membelit Ell. Sihir elemental tampaknya berasal dari alam dan tidak sedang ditekan oleh kekuatan suci Ell. Selain itu, tentakelnya tampak kebal terhadap bermacam-macam tipe serangan.     

Sementara itu, Natasha melesat maju dan menahan Ell yang pergerakannya sudah dibatasi, tak memberikan kesempatan sedikit pun untuk bereaksi.     

Mata hitam Lucien jadi berbayang, sementara Ell berubah kaku di tempatnya. Berikutnya, Lucien melangkah maju, kemudian cahaya kecerdasan di mata Ell dilemahkan sampai tingkat minimal. Dia bagaikan hewan buas yang kehilangan kemampuan berpikir.     

Karena Congus Ring dan pembentukan dunia kognitif, waktu yang dibutuhkan Lucien untuk merapal mantra berkurang lagi. Saat dia melakukan sihir di bawah tingkat lingkaran enam, rasanya nyaris sama seperti saat dia mengenakan Davey's Robe palsu.     

"Mantranya sangat berguna untuk menghadapi tuhan palsu yang condong pada ketuhanan lewat Distraction and Retardation." Lucien terbang ke depan Ell yang sudah dikendalikan oleh Natasha. Matanya menggelap dan tampak dalam. jika diperhatikan lebih dekat, seseorang juga akan menyadari bintang-bintang berputar dalam jalur yang memukau namun juga rumit.     

Ell menggeram, lalu pandangannya perlahan berubah jelas. tapi dia tampak lebih hormat daripada biasanya. Dia pun berujar dengan suara rendah, "Saya siap melayani."     

"Bagus." Lucien mengangguk dan memberikan 'instruksi'.     

"Aku merasa tuhan palsu cukup mudah ditangani. Jika kesatria cahaya level delapan yang punya pembatas kekuatan semi ilusi, Distraction and Retardation milikmu pasti sudah rontok karena kekuatan tekad mereka," kata Natasha separuh bingung separuh terhibur.     

Lucien mengangguk dan membalas, "Tuhan palsu cukup kuat dalam aspek tertentu, tapi kelemahannya juga signifikan. Contohnya, aku tidak bisa melawan Ell menggunakan sihir dalam bidang Necromancy, Earth, atau Hipnotis. Aspek-aspek itu adalah fokus dari keimanannya. Jadi sebagian besar efeknya akan dikurangi jika tidak dilenyapkan. Selain itu, karena medan perangnya ada di Lembah Kematian, sihir ilusi akan ditekan oleh kekuatan suci, jadi tidak semudah itu membuatnya bekerja."     

Setelah terdiam sejenak, Lucien berbisik pada Natasha melalui sambungan telepati, "Agak aneh karena kita bisa mengalahkannya tanpa menemui bahaya apapun, apalagi saat kita memperkirakan ada yang aneh dengan Ell sebelum ini."     

"Bukankah karena domain surgawi yang merupakan duplikat Mountain Paradise? Mungkin astrologimu sekarang condong pada Tuhan. Makanya kau tidak menemukan apapun." Natasha memberikan pendapatnya, tapi dia tidak yakin, karena Lucien lebih ahli dalam bidang itu.     

Lucien memutuskan untuk mencoba lagi. Dia mengeluarkan bola kristal dan melakukan sihir astrologi lagi. Kali ini, saat langit takdir tampak di dalam bola kristal, Bintang Induk Takdir Ell tampak dengan jelas.     

"Apa aku sungguhan meramalkan God of Truth barusan?" Lucien menggeleng bingung. Seraya melihat Ell yang tak menunjukkan hal aneh saat berada di bawah kendalinya, Lucien berujar pada Natasha, "Mungkin apa yang kau katakan benar, tapi kenapa takdir Ell menutupi takdir God of Truth di dalam domain surgawi?"     

"Bukan menutupi, tapi deviasi dari ramalanmu." Natasha langsung menyangkal. Jika dia mengakui kalau ramalannya tertutup, bukankah dia mengakui kalau Ell adalah God of Truth atau inkarnasinya? Itu akan jadi satire tak berperasaan dan juga menyerang keimanannya.     

Lucien berhenti merasa penasaran. "Ayo pergi ke domainnya dan mencoba lagi. Kita juga bisa membunuh Francis dalam perjalanan dan membuat rencana untuk menghadapi Demigod-lich."     

...     

"Baiklah, kita akan memancing Demigod-lich di depan, lalu Ell akan 'menyergap'nya dari belakang. Saat Demigod-lich terdistraksi, kau akan menghadapinya lewat sihir legendaris." Natasha memberikan rencana kasar.     

Lucien membalas serius, "Kita harus mengendalikan timingnya dengan akurat. Kalau tidak, kita tidak mungkin bisa menahan sihir Demigod-lich kecuali untuk Barrier of the Dead. Dengan begitu, segala yang kita miliki akan terlihat. Makanya kita harus melatih rencana ini berkali-jali.     

"Selain itu, Demigod-lich punya Magic Trigger, Magic Order, dan sihir lainnya. Kemungkinan besar tidak bisa membunuhnya dengan satu sihir legendaris. Kita harus memasang jebakan atau lingkaran sihir yang bisa mengganggu efek Chaos Teleport, Shadow Jump, Blink, Shadow Ell, dan sihir lainnya. Lalu kita akan menyembunyikan mereka menggunakan kekuatan domain surgawi."     

Karena Lucien tidak tahu sihir mana di antara sihir-sihir itu yang dipilih Demigod-lich untuk menyelamatkan nyawanya, dia hanya bisa menebak secara kasar berdasarkan buku sihir di tingkat setara padanya. Sebagai hasilnya, persiapannya terlalu rumit untuk diselesaikan dalam satu hari. Sehingga Lucien memilih beberapa sihir yang kemungkinan digunakan Demigod-lich berdasarkan ramalan dan pengalamannya.     

Saat melihat Lucien mempersiapkan jebakan sihir dengan serius, Natasha mengusap dagunya dan berujar, "Aku akhirnya paham apa yang dimaksud guruku dengan 'Jangan pernah melawan penyihir yang sudah mempersiapkan segalanya'."     

"Ini hanya akan sedikit meningkatkan kesempatan kita. Para tingkat legendaris terlalu kuat untuk dikalahkan dengan persiapan matang saja. Selain itu, kita masih harus memancingnya ke domain surgawi tanpa terbunuh." Lucien menghela napas berat.     

Natasha mengangkat alisnya bingung. "Kupikir kita akan menunggu dia datang kemari."     

Lucien menggeleng.     

Sambil bicara, Lucien berjongkok dan menggambar peta di atas tanah, menggambarkan pentingnya menentukan posisi.     

Setelah selesai, Lucien berdiri dan berujar, "Sekarang, ayo latihan menjalankan rencana ini bersama Ell dulu, untuk jaga-jaga jika kita dalam keadaan tidak siap."     

Angin berembus dan menyapu perencanaan di atas tanah. Lucien menghela napas. "Kuharap tidak ada yang digunakan pada akhirnya, karena itu artinya kita tidak akan bertemu dengan Demigod-lich dan berhasil bersembunyi selama satu setengah hari terakhir. Itulah yang paling kuharapkan."     

"Begitu pula aku. Tapi dengan melakukan persiapan penuh, kita bisa mendapatkan keberuntungan macam itu juga." Natasha menepuk bahu Lucien sambil tersenyum. Kemudian dia bertanya melalui sambungan telepati, "Benar, kenapa kau diam-diam mengendalikan Angel of Lightning and Thunder lewat mantra Command barusan?"     

Sambil melihat pada cahaya suci dan mendengarkan himne di depan sana, Lucien membalas seraya tersenyum, "Untuk jaga-jaga ada insiden."     

...     

Satu hari kemudian, saat nyaris tengah malam, lolongan-lolongan dalam kegelapan mendadak terhenti, seolah tempat itu menjadi neraka kematian dan kesunyian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.