Singgasana Magis Arcana

Dasar Laut



Dasar Laut

0Gejolak air terjadi di mana-mana, dan ikan berbentuk aneh berenang masuk ke dalamnya perlahan dan santai. Warna biru pekatnya perlahan berubah gelap pekat. Cahaya matahari dari atas nyaris tak bisa menerangi bagian dalam. Namun tempat ini tak sepenuhnya gelap. Sesekali, ikan tanpa sisik yang seluruh tubuhnya bersinar, serta monster seperti kepiting yang seolah memegang lentera dua warna bisa terlihat. Cahaya mereka semakin menambahkan keburaman dan aura mengerikan lautan dalam.     
0

Setelah Lucien dan Natasha meninggalkan Doris, mereka menyelam ke dalam laut mengikuti arus aneh yang sangat berbeda dengan sekitarnya. Mereka melihat pemandangan indah yang sangat berbeda dengan lautan dangkal, lalu merasakan tekanan air yang semakin besar dan akan menghancurkan mereka.     

Sehingga, cahaya ditambahkan di sekitar tubuh Lucien, menghalangi air laut dan tekanannya. Dia seolah ada di dunia lain.     

Pedang cahaya kecil namun mengerikan mengamuk di sekitar Natasha dan memotong teritori yang jelas ada di bawah kendalinya, bertukar kebutuhan dengan air di sekitar.     

Setelah menyelam sedalam ratusan meter, Lucien mendadak berhenti dan bicara lewat sambungan telepati, "Aku akan mengukur faktor lingkungan tempat ini. Kau awasi sekitar."     

Natasha mengangguk. Begitu pedang perak diangkat, semua gelombang dan guncangan di sekitar langsung berhenti.     

Di kedalaman, sudah tak ada lagi makhluk laut spesial yang bisa memancarkan cahaya sendiri. Tempatnya sangat gelap dan sunyi.     

Dalam keadaan seperti itu, makhluk berakal manapun dengan kewarasan normal pasti dikuasai oleh rasa takut, seolah monster sedang berkeliaran di dalam lautan gelap dan memberikan tekanan dahsyat. Mereka melihat orang asing itu dengan acuh dan menunggu kesempatan melahap keduanya.     

"Apa kita tak buru-buru pergi ke Blue Gate?" Natasha bingung pada Lucien yang masih melakukan eksperimen disaat seperti ini. "Benar tidaknya berasosiasi dengan keanehan kedalaman Boundless Ocean, tapi paling tidak itu adalah petunjuk terpenting kita."     

Lucien melemparkan 'kabin eksperimen'nya dan membiarkan alat itu berubah menjadi lab lengkap. Lalu dia menyelimutinya dengan lapisan cahaya perak, sehingga tak akan terkorosi oleh air laut.     

"Bagiku, mengumpulkan faktor lingkungan sama pentingnya dengan penjelajahan Blue Gate, atau malah lebih penting. Dalam pembelajaran arcana, membandingkan banyak data adalah kunci pada banyak misteri." Lucien membalas santai dan memfokuskan matanya pada kabin eksperimen. Perhatiannya langsung tertuju ke sana.     

Natasha berhenti bertanya. Biar bagaimanapun, itu bukan sebuah bidang yang dia kuasai. Yakin pada ahlinya dan 'professor' adalah satu-satunya pilihan baginya sekarang.     

Sembari memegang Sword of Truth, dia berenang di sekitar seperti duyung, mengawasi serangan dadakan dari monster bawah laut.     

Meski dia punya kekuatan tekad yang kuat dan indera tajam sebagai kesatria legendaris, persepsinya terhadap lingkungan sangat menurun di dalam laut di mana tekanannya luar biasa, sementara sudah tak ada cahaya. Dia mungkin melewatkan sesuatu saat lengah selama satu detik. Bahkan jika Lucien memperkuat dirinya dengan mantra dan mengubah jarak tertentu di laut setara dengan satu benua, tetap saja tak bisa menjangkau tempat yang lebih jauh lagi.     

Di dalam lautan sunyi, Lucien sangat fokus pada eksperimennya. Sesekali, monster laut yang merasakan keberadaan penyusup akan datang menghampirinya dan mengayunkan tentakel serta penjepit. Tapi sebagian besar dari mereka kabur ketika Natasha mendelik. Di sisi lain, hewan-hewan yang kepalanya dikuasai dengan hasrat membunuh, terpotong menjadi beberapa bagian kecil setelah tebasan pedang terjadi, membuat ikan yang lebih lemah di sekitar mengambil keuntungan.     

Dengan keadaan seperti itu, Lucien maju di sepanjang arus bawah yang menuju semakin dalam. Dia berhenti untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan data sesekali.     

Gulu. Gulu. Natasha yang waspada di sebelah Lucien, mendadak mendengar suara. Banyak hewan seolah menyeruak dari arus bawah lain.     

...     

Monster dengan kepala ikan dan tubuh manusia berenang cepat di antara arus bawah, sambil memegang elf yang kulitnya halus dan telinga lancip. Dengan kekuatan mereka, tekanan dalam kedalaman seperti ini harusnya sangat mengganggu. Tapi pendeta di tim mereka yang memegang tongkat menciptakan gelembung raksasa bersama dan memasukkan tekanan ke dalamnya.     

"Butuh waktu berapa lama sampai kita tiba di Blue Gate?" Salah satu dari prajurit Kuo-toan bertanya tak sabar pada pendeta.     

Sebagai pulau keajaiban bagi klan laut, Blue Gate terus disembah oleh para Kuo-toan, Gipps, klan laut, drake laut, kuda laut mutasi selama berbagai generasi. Itu adalah pulau impian yang selalu ingin mereka kunjungi. Makanya, ketika mereka dengar bisa pergi ke Blue Gate yang tak pernah dikonfirmasikan sebelumnya, para makhluk laut itu sangat bersemangat sampai nyaris tak bisa menahan diri.     

Pendeta di sekitar juga sangat bersemangat. "Menurut Doris, butuh setengah hari lagi."     

Para Kuo-toan yang bertanya menahan pandangan berbinarnya, lalu menusuk tahanan elf dengan trisulanya. "Berenang yang cepat!"     

Elf laut itu mendelik pada Kuo-toan menggunakan matanya yang memancarkan api, seolah dia akan melancarkan serangan mati-matian.     

"Kau lihat apa? Kau adalah tahanan. Aku bisa langsung melahapmu!" Jelas elf laut ada di antara makanan para Kuo-toan.     

Elf laut wanita berujar dengan suara nyaring dan marah, "Yang Mulia pasti datang menyelamatkan kami!"     

"Hehe. Kalau ratumu bisa menyelamatkanmu, dia pasti sudah menolongmu. Meski dia berhasil menahan Yang Mulia dengan rencana busuknya, tak ada yang bisa dia lakukan untuk menolongmu!" Kuo-toan itu merasa sangat menyesal ketika mengingat pertarungannya. Bagaimana bisa ratu elf jadi sekuat itu?     

Mata elf laut wanita itu berubah redup. Dia berujar menghibur dirinya sendiri, "Yang Mulia hanya menggunakanmu untuk menemukan Blue Gate. Itulah mengapa beliau tak menyelamatkan kami. Ada kemungkinan beliau sedang mengikutimu sekarang!"     

Akhir-akhir ini, dia terus mendengarkan para murloc sialan itu membahas tentang Blue Gate sepanjang waktu. Dia juga penasaran. Kalau dia tak pergi ke sana sebagai tawanan, dia pasti sangat bersemangat dengan perjalanan ini.     

"Haha. Kau percaya dengan apa yang kaukatakan? Bagaimana dia bisa tahu kalau kami pergi ke Blue Gate?" Kuo-toan itu menghancurkan harapan sang elf laut, yang kini dipaksa memikirkan akhir hidup menyedihkan yang menunggunya. Apakah dia digunakan oleh Harex sebagai material untuk membuka Blue Gate?     

Di tengah perasaan putus asanya, sebuah cahaya perak mendadak muncul di kegelapan di depan.     

Cahayanya sangat jernih dan murni, seolah Mountain Paradise muncul di laut gelap dengan kedalaman ribuan meter.     

"Itu..." Sang elf laut terkejut. Dia menatap bingung. Samar-samar, dia melihat di sana ada kabin logam di tengah cahaya.     

Huh. Kabin logam?     

Kenapa ada kabin logam di dalam lautan yang gelap?     

Dadanya mendadak dipenuhi dengan harapan. Apakah itu musuh Harex?     

Mendadak, matanya yang melebar memantulkan pedang kecil yang berkilau. Pedangnya membesar dengan cepat dan memenuhi jarak pandangnya.     

Elf laut wanita itu merasa kalau pedang yang menebas segalanya tanpa suara memenuhi sekitar. Tapi dia tak bisa melihat apapun selain cahaya dingin. Gelembungnya pecah, begitu pula para Kuo-toan, kuda laut mutasi, ubur-ubur, dan makhluk laut lain.     

Ketika cahaya pedangnya hilang, elf laut wanita melihat kalau makhluk laut lain selain para tawanan dan satu pendeta semuanya berubah menjadi potongan daging, bersama dengan cahaya ilusi mengerikan yang masih tersisa di sana.     

"Kau baik-baik saja?" Sebuah suara merdu yang mengandung nada peduli dan intimidasi terdengar di telinga lef laut.     

Elf laut wanita tersebut kembali sadar dari syoknya, hanya untuk melihat kalau seorang wanita elegan berambut ungu sedang melayang di depannya dengan ekspresi tenang serta tersenyum.     

Untuk alasan tertentu, dadanya mendadak berubah hangat. Rasa frustrasi dan putus asa yang dia alami barusan semuanya menyeruak, lalu dia terisak dan bertanya, "Apa kau kemari untuk menolong kami?"     

Dia merasa kesatria wanita di depannya menyentuh kepalanya dengan tangan kiri yang tak memegang pedang, jadi air matanya mengalir semakin deras. Jika bukan karena ada kekhawatiran lain, dia pasti sudah melompat memeluk sang kesatria dan menangis kencang.     

"Aku Natasha dari Kerajaan Holm. Aku adalah rekan Elvish Court. Kami bertemu denganmu secara tak sengaja." Natasha mengenalkan identitasnya secara singkat. "Bisa kau katakan apa yang terjadi?"     

"Hari itu, Harex si orang jahat, menyerang teritori kami..." Elf laut wanita itu bercerita sambil terisak.     

Setelah mendengarnya, Natasha berujar pada Lucien lewat sambungan telepati. "Sama seperti yang dikatakan Doris, tapi ini lebih detail. Kelihatannya Harex terluka parah. Mungkin dia membawa tawanan ke Blue Gate agar bisa pulih dengan cepat?"     

Lucien diingatkan oleh Natasha ketika Kuo-toan mendekat. Bukan karena mereka berbahaya, tapi mereka mungkin membawa informasi penting. Kali ini, setelah memberikan gelembung pelindung pada elf laut, Lucien mengangguk. "Ada kemungkinan. Ayo tanya pendetanya lagi."     

Sampai akhirnya elf laut wanita itu menyadari ada seorang pria sedang berdiri di air di kejauhan. Setelan double-breasted hitamnya, karena kontras dengan kegelapan lautan dan cahaya perak, memancarkan aura misterius serta menakutkan. Sementara wajah tampannya cukup familiar.     

"M ... Master Evans?" Elf laut wanita itu mendadak ingat siapa dia. Meski dia tak tahu banyak tentang hal-hal yang terjadi di benua, setiap elf yang menyukai musik pernah mendengar nama Lucien Evans dan melihat fotonya.     

"Arcanis agung dari Kongres Sihir..." Dia sangat tenang karena kini sudah selamat. Jadi dia menangis semakin kencang.     

Setelah bertanya pada pendeta di sana, Lucien berujar pada para elf laut itu, "Kami akan melihat Blue Gate. Jika memungkinkan, kami akan mencoba menolong rekan kalian."     

Para elf laut itu baru akan menunjukkan rasa terima kasihnya dengan senang, ketika Lucien berujar, "Tapi sampai saat itu, aku ingin kalian tak menganggap kami kemari."     

"Apa?" Para elf laut itu mendadak mendongak, semua melihat ilusi kalau Tuan Evans mendadak menghampiri mereka. Mereka bisa melihat matanya dengan jelas, mata yang dalam dan damai seperti lautan.     

Para elf laut pun pergi dengan acuh. Lucien lantas berujar pada Natasha, "Pengumpulan dataku hampir selesai, dan Blue Gate tak jauh dari sini. Ayo pergi dan lihat."     

"Baiklah. Hati-hati." Meski Natasha adalah kesatria yang lebih senang memimpin, dia selalu bersikap waspada sebelum pertarungan.     

Mereka berdua menyelam semakin dalam dan semakin dekat pada dasar laut. Mendadak, sebuah lubang besar aneh muncul di depan mereka, lubang yang tak punya setetes pun air dalam radius ratusan kilometer persegi di sekitar.     

Di tengah gerbang biru samar di kejauhan, air di sekitar seolah didorong keluar, sementara air sama sekali tak bisa masuk ke area itu. Hanya karang aneh dan pasir yang membuktikan kalau ini masih sebuah dasar laut.     

"Aku berpikir berubah menjadi ikan dan menyelinap untuk mengintai. Kelihatannya kita harus mencoba pendekatan lain sekarang." Lucien berubah serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.