Singgasana Magis Arcana

Bangga



Bangga

0Cahaya superior di lantai ketujuh Mountain Paradise menyeruak, lalu cahaya paling suci dan tanpa cela menyapu, mengubah langit menjadi lautan cahaya dan menghilangkan seluruh suara, warna, serta perasaan.     
0

Bulan cerah yang tak seperti biasanya menyeruak menuju lingkaran sihir spiral di bawah. Kali ini, ruang dan waktu seolah tak ada lagi, dan cahaya God's Arrival terus mengalir tanpa bisa dihentikan. Lingkaran spiral dan Lucien di dalamnya seolah membeku dalam buku sejarah yang sudah lapuk.     

Bahkan Fernando, yang berada di luar jangkauan God's Arrival, hanya bisa merasakan sesuatu dari jarak satu meter darinya. Di luar satu meter, tak ada apapun selain kilauan ilahi di matanya dan medan kekuatan spiritualnya.     

Tepat saat itu, sebuah bulan perak dalam cahaya suci yang luas, yang melenyapkan segalanya di dunia, terlihat membekukan dan indak.     

Setelah bulan perak muncul, God's Arrival seolah berhenti sesaat, lalu lingkaran sihir spiral dan Lucien kembali hidup.     

Paus Viken tak kaget dengan halangan Alterna. Dia bukan target God's Arrival ini, yang mana sudah difokuskan pada lingkaran sihir spiral, lalu dia hanya terkena efek sedikit. Jadi masuk akal jika Alterna membantu menghambatnya sesaat sehingga Lucien Evans punya kesempatan kabur.     

Sayang sekali Alterna agak terlambat. Lucien Evans sudah mencapai saat paling genting untuk naik ke tingkat demigod, dan dia tak bisa dipisahkan dari lingkaran sihir spiral. Dia ditakdirkan untuk terbunuh oleh God's Arrival.     

Paus Viken merasa kasihan juga. Dia tak pernah bermaksud membunuh Lucien Evans semudah ini. Jalanan di depan terlalu terjal, sementara penjelajah sepintar Lucien sangat berharga. Jika saja pemuda itu tak terlalu ambisius dan mahir dalam merencanakan, lalu Paus Viken harus membunuhnya...     

Bulan perak langsung meredup. Meski cahaya God's Arrival agak melambat, namun sudah akan mencapai bagian atas lingkaran sihir spiral.     

Mendadak, Lucien, yang kembali disegarkan di dalam lingkaran sihir bola, mendongak dan menatap pada cahaya suci.     

Lalu, bibirnya melengkung menjadi senyum lembut.     

Ini ... Paus Viken bisa menebak apa yang ada di dalam lingkaran sihir bola lewat God's Arrival. Dia tercengang kalau Lucien tak merasa frustrasi maupun putus asa, melainkan tersenyum padanya seolah mengucapkan selamat tinggal. Dia mendadak menguarkan hawa jahat.     

Dhuaar!     

Tubuh Lucien yang mengenakan kemeja putih dan waistcoat kuning meledak seluruhnya, bagaikan semangka yang dilempar ke lantai dari ketinggian 10 ribu meter!     

Daging dan darah berceceran, lalu cahaya God's Arrival menenggelamkan tempat itu!     

Di dalam ruangan rahasia di Babel, di Atomic Universe...     

Amulet perak berbentuk aneh, yang terlihat seperti bagian isi perut yang terpelintir, memancarkan cahaya terang namun tak menyilaukan di dalam kotak panjang yang dipenuhi dengan permata. Hawa kemewahan dan vitalitas langsung memenuhi ruangan.     

Natasha, yang menjaga ruangan dengan pedang di tangan, berubah serius setelah melihatnya. Dia menggenggam Sword of Truth erat-erat, siap menebas serangan apapun yang mengikuti!     

Energi permata sihir mengalir ke dalam amulet perak, lalu material lain di dalam kotak panjang tercerai-berai dan meleleh juga. Amulet perak kehilangan penampakan indahnya dan hancur menjadi gumpalan darah, lalu terpisah-pisah dan tumbuh.     

Organ dalam tumbuh, tulang tumbuh, otot tumbuh, begitu pula kulit dan rambut.     

Raut serius Natasha menghilang. Dia melihat pemandangan itu sambil tersenyum, tak merasa jijik sama sekali, melainkan mengusap dagu dengan sangat tertarik. "Jadi tubuh yang belum terbentuk sangat jelek..."     

Tubuh telanjang Lucien akhirnya lengkap. Kulitnya bersih, ototnya kuat dan halus, sementara dia terlihat seperti patung.     

Lalu, dia membuka mata perlahan. Cahaya suci seolah masih tertinggal di mata hitamnya.     

"God's Arrival?" Natasha mengamatinya dari atas hingga bawah seperti anak nakal, lalu bertanya penasaran.     

Residu di mata Lucien menghilang, lalu dia mengangguk pelan. "Untungnya usus buntuku menunggu di rumah. Kalau tidak, aku tak akan bisa menghindari God's Arrival meski Silver Moon menghambatnya."     

Sejak awal, Lucien sudah berencana menghindari serangan dahsyat Paus Viken dengan meledakkan diri!     

Dia bangga karena punya usus buntu!     

"Bagaimana rasanya menghadapi God's Arrival? Seburuk apa?" Natasha cepat-cepat bertanya. Dia selalu tertarik dan penasaran tentang pertarungan.     

Bibir Lucien berkedut. "Kau mau aku bercerita denganmu sambil telanjang?"     

"Hah, seperti kau tak pernah bicara denganku dalam keadaan telanjang," kata Natasha, tak takut matanya terbutakan karena tubuh polos di depannya. Tentu saja, dia juga melemparkan pakaian yang sudah disiapkannya sebelum ini pada Lucien.     

Lalu, dia sengaja bertanya, "Di mana semua senjatamu? Mereka tak hancur dalam ledakan diri atau karena God's Arrival, 'kan?"     

Dia mengolok-olok Lucien karena dia tahu benar kalau suaminya adalah orang kikir. Hatinya pasti hancur kalau beberapa item legendarisnya hancur.     

Lucien memakai pakaiannya dan terkekeh. "Tentu saja disimpan oleh guruku!"     

...     

Di lautan cahaya suci, lingkaran suci bola hancur dan meleleh dengan cepat.     

Fernando, yang sengaja menjauh dari God's Arrival, hanya merapal mantra dan membuka gerbang ruang dan waktu, melompat menuju demiplane-nya. Will of Abyss, yang tepat berada di sebelah lingkaran sihir bola, tak punya waktu menghindar. Karena pengaruh God's Arrival, matanya hancur dan tangannya berjatuhan. Air hitam menguar dari tanah seiring dia berteriak.     

"Dia tak meleleh dengan lingkaran demigod?" Paus Viken tak kaget kalau Lucien meledakkan diri. Sebagai penyihir legendaris di masa lalu, dia tahu benar cara kabur dan kebangkitan dari kematian milik penyihir. Apa yang tak disangka adalah Lucien Evans bisa meledakkan diri sangat mudah disaat-saat terakhir tanpa terpengaruh oleh lingkaran sihir bola sama sekali.     

Apakah dia menghindari ledakan dan menggantikan tubuhnya dengan item alkimia sebelum ini?     

Itu menunjukkan Lucien tak mencoba naik ke level demigod. Lalu kenapa dia melakukan hal ini?     

Memikirkannya, Paus Viken menyipitkan mata. Tak memedulikan Will of Abyss dan Lord of Hell di bawah, dia mencabik dimensi dan kembali ke lokasinya di dunia material utama.     

Lord of Hell menyadari keanehan ini. Dia meledakkan semua kekuatannya dan mengusir Will of Abyss, yang belum pulih dari lukanya, tapi terkena God's Arrival lagi, kembali ke abyss. Lalu, dia juga mencabik dimensi dan kembali.     

Bulan perak yang redup sudah hilang sejak lama, lalu langit Dunia Arwah kembali berwarna abu-abu. Namun, pria berambut perak mengenakan kemeja merah dan mantel hitam berjalan keluar perlahan dari hutan dan terkekeh. "Aku bahkan tak sempat muncul. Sedih sekali."     

...     

Di luar Allyn, kabut putih semakin pekat, menutupi 'pemandangan alam' yang tak ada bedanya dari pemandangan asli, begitu pula dunia kognitif yang terlihat seperti alam semesta luas. Satu-satunya hal yang bisa dilihat jelas adalah langit berbintang terang.     

Butuh 20 menit bagi Melmax untuk sampai di Allyn sebelum dia melihat kabut yang memadat. Menarik napas dalam, dia mengangkat pedangnya dan menyerbut ke arah Kota Langit. Douglas harus dihentikan sebelum naik ke tingkat demigod!     

Meski dia tahu benar kalau nyaris tak bisa mendobrak pertahanan Allyn tanpa bantuan seorang demigod, dia tak punya pilihan selain menerjang disaat seperti ini sebagai kesatria!     

Pedang Holy Avenger melewati langit dan mengenai kabut putih. Di sisi lain, Belkovsky, paus kekar dari Gereja Utara, terbang ke sana juga. Dia diselimuti oleh cahaya suci, dengan sepasang sayap megah yang dibuat dari ketuhanan. Jelas dia telah melakukan God's Grace.     

Namun, begitu dia muncul, sebuah panah hijau yang membawa hawa siklus alam melesat melewati dimensi dan menyerangnya, memaksa Belkovsky batal menyerang Allyn dan fokus melawan Nature's Punishment.     

Di langit, ratu elf, yang memakai gaun hijau cerah, memutuskan membantu rekannya.     

Dracula, sang Night Dominator, dan Danisos, sang Dragon of Time and Luminosity sama-sama bersembunyi di kegelapan tanpa melakukan apapun, karena mereka merasa dilema. Di satu sisi, mereka senang melihat kenaikan tingkat Douglas. Tapi di sisi lain, mereka takut terhadap masa depan. Apalagi, karena beberapa legendaris di Kongres Sihir belum bertindak, mereka harus berpikir dengan baik apakah punya keunggulan atau tidak.     

Saat ini, 'langit berbintang' mendadak memanjang menuju Allyn, dan semua bintang jatuh seperti hujan, memberikan pemandangan indah.     

Lalu, langit malam kembali tiba. Tak sedikit pun cahaya terlihat. Bahkan indera para legendaris papan atas hanya bisa menjangkau 12 kilometer persegi di sekitar mereka.     

Dalam kegelapan pekat, Melmax mendadak merasakan firasat buruk dan mundur menuju Kota Suci tanpa berpikir. Belkovsky melakukan hal yang sama.     

Sementara itu, Viken, yang masih ada di kedalaman Pegunungan Kegelapan bersama jubah paus serta mahkota suci, sedang menatap langit berbintang pekat dengan muram.     

Disaat seperti ini, kenapa dia tak sadar apa yang terjadi?     

Tepat ketika dia akan mengangkat tongkat platina, di cakrawala langit gelap, sebuah matahari yang panas menyengat mendadak terbit, mewarnai separuh langit menjadi merah!     

...     

"Kau menahan mereka selama 20 menit dan membuat paus menyia-nyiakan satu God's Arrival?" Natasha merasa percaya diri setelah mendengar penjelasan santai Lucien. "Kelihatannya Viken dan Lord of Hell akan melewatkan akhir pertunjukan."     

Lucien terkekeh. "Lokasi setelah mereka meninggalkan Dunia Arwah adalah Pegunungan Kegelapan. Butuh waktu lama untuk mereka sampai ke Allyn dari sana, kecuali mereka sudah memasang lingkaran teleportasi lebih dulu. Kalau tidak, bahkan seorang demigod butuh paling tidak 20 menit perjalanan. Apalagi, Allyn tak mudah dilacak karena adanya planet tiruan di langit. Viken akan kesusahan mengunci Kota Langit dari kejauhan."     

"Hehe. Apa kau tak takut Viken dan Lord of Hell memasang lingkaran teleportasi lebih dulu?" Natasha sengaja mengajaknya berdebat.     

Lucien memasang waistcoat dan tersenyum. "Menurutmu kenapa Tuan Rhine tak muncul-muncul?"     

"Hmm..." Natasha memikirkan hal lain dan mendadak bertanya, "Kalau Kongres dihadapkan dengan situasi seperti itu, apa yang akan kaulakukan?"     

"Serangan orbit dari planet tiruan, tentu saja." Lucien menghangatkan tubuhnya. "Tapi, serangan orbit saat ini tak bisa menembus pertahanan Allyn."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.