Bebaskan Penyihir Itu

Pengendali Cacing



Pengendali Cacing

0"Apakah ini … sebuah kebangkitan?" tanya Evelyn dengan terkejut.     
0

"Kemungkinan besar begitu." jawab Lily sambil mengangguk. Rasa sakit dari kebangkitan pertama jauh lebih menyakitkan daripada luka yang ada di kepala Lily karena kekuatan sihir berkumpul di tubuhnya dan rasanya seperti digigit oleh sesuatu. Banyak penyihir secara tidak sadar akan mengerahkan kekuatan sihir mereka pada saat mengalami Siksaan Iblis, yang kemungkinan besar akan mengekspos kemampuan mereka sendiri. Jika itu terjadi 2 atau 3 tahun yang lalu, para penyihir yang mengalami kebangkitan secara terang-terangan sudah pasti akan tertangkap oleh gereja.     

Tidak lama kemudian cahaya itu menghilang, tetapi cahayanya menerangi lantai dan dinding di luar ruangan, meninggalkan jejak cahaya berwarna oranye kemerahan bersamaan dengan asap yang membumbung.     

Gadis berambut pendek itu berjuang untuk kembali ke arah temannya yang terpana, ia berteriak, dan meraih tangan temannya untuk menyeret gadis itu keluar dari daerah yang berbahaya.     

Lily mengangkat alisnya dengan kagum. Biasanya Siksaan Iblis pertama tidak akan menyebabkan rasa sakit yang fatal, tetapi itu adalah perasaan yang belum pernah dialami seorang penyihir sebelumnya. Biasanya, setelah mengalami Siksaan Iblis atau gigitan sihir, seorang penyihir akan menjadi lemah dan banyak berkeringat. Jarang sekali ada seorang gadis remaja yang bisa mengendalikan tubuhnya dalam kondisi seperti itu, apalagi masih bisa mengingat temannya yang ada di belakangnya.     

Karena api yang dipicu oleh kilat itu sangat kecil, kobaran api tidak menyebar dengan cepat. Pada saat setengah ruangan kelas mulai diselimuti api, semua orang telah melarikan diri dari gedung sekolah.     

Setelah melihat kejadian yang sebenarnya terjadi, Summer mengakhiri ilusi kilas baliknya.     

"Bagus, kita punya saudari baru nantinya." kata Lily sambil tersenyum. Lily bisa meramalkan, terlepas dari kemampuan yang dimilikinya, gadis itu akan menjadi penyihir yang baik, setidaknya, jika dilihat dari keberanian dan tekadnya. Gadis ini membuat Lily merasa bahwa tidak setiap penyihir memiliki sikap buruk seperti Si Bulan Misteri.     

Lily dengan sengaja menoleh ke arah Si Bulan Misteri, yang di luar dugaan Lily, ternyata Si Bulan Misteri sedang berdiri di sana dengan tatapan terkejut, dan gadis itu ternyata tidak memperhatikan apa yang dikatakan Lily sebelumnya.     

"Huh. Ada apa lagi dengan si bodoh ini?" pikir Lily.     

"Kita harus segera memberi tahu Wendy!" saran Amy. "Ada penyihir baru di Kota Tanpa Musim Dingin!"     

"Aku setuju." jawab Evelyn sambil mengangguk. "Mari kita pergi ke istana sekarang."     

"Wendy mungkin sudah tahu mengenai gadis itu," pikir Lily sambil mengangkat bahu, tetapi ia tidak mengutarakan pemikirannya. Lily berniat kembali ke kamarnya untuk melanjutkan penelitiannya terhadap cacing-cacing kecil itu setelah insiden jamur yang tumbuh di seluruh kamar tempo hari.     

"Bulan Misteri?" Ketika mereka hendak berjalan menuju istana, mereka memperhatikan bahwa Si Bulan Misteri ternyata masih berdiri di tempatnya semula.     

"Ah … aku ikut." Si Bulan Misteri menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pikirannya dan pergi untuk menyusul teman-temannya.     

"Apa kamu baik-baik saja?" Evelyn bertanya sambil menyentuh kening Si Bulan Misteri.     

"Aku baik-baik saja …" jawab Si Bulan Misteri dengan pelan, ia terlihat sangat berbeda dengan saat pertama kali tiba di sini.     

"Gadis aneh." pikir Lily.     

Lily meraih tangan Si Bulan Misteri dan ia menyuntikkan cacing induk sihir ke tubuh Si Bulan Misteri. "Meskipun si bodoh ini tidak boleh sampai terkena flu, bagaimana kalau ia benar-benar jatuh sakit?"     

Mereka kembali ke Gedung Penyihir dengan menggunakan Bahtera Sihir dan segera melaporkan hasil temuan mereka kepada Wendy, yang ternyata malah memarahi mereka semua.     

"Kalian tidak perlu menyelidiki masalah ini. Sylvie telah mengetahui ada reaksi kekuatan sihir di sekolah ketika ia berada di istana dan sejak itu Sylvie telah mempelajari segalanya setelah menanyai orang-orang di sana." Wendy mengetuk kening setiap penyihir itu dengan jarinya. "Kalian telah menyelinap melalui garis perbatasan polisi dan memasuki tempat yang berbahaya, kalian telah terpengaruh oleh kenakalan Kilat. Apakah kalian ingin dihukum di kelas dan mengerjakan 3 soal ujian seperti Kilat?"     

Wajah semua penyihir itu langsung berubah pucat ketika mereka mendengar kata-kata Wendy. Mereka segera menggelengkan kepala sebagai jawabannya.     

"Ah, aku hampir lupa." Evelyn tiba-tiba menepuk tangannya dan berkata, "Aku harus memeriksa stok minuman di kedaiku sebelum makan malam."     

"Aku juga harus berkonsultasi dengan Isabella." kata Margie. "Aku akan pergi duluan."     

"Aku juga." Vanilla buru-buru mengikuti Margie.     

"Eh?" Amy masih di sana, ia gagal mengajukan alasan yang masuk akal dan akhirnya ia diseret keluar kantor oleh Summer.     

Lily menghela napas melihat semua kejadian itu. "Apakah kamu benar-benar berpikir kamu dapat melarikan diri dari hukuman jika Wendy benar-benar berniat untuk menghukummu? Tidak buruk juga jika kita menghabiskan malam untuk menyelesaikan 3 latihan soal itu untuk melihat hasil yang telah kita pelajari."     

Setelah Lily mendorong kepala Si Bulan Misteri ke depan agar mereka berdua bisa membungkuk sambil meminta maaf kepada Wendy, mereka kembali ke kamar.     

"Sekarang bisakah kamu memberitahuku apa yang kamu pikirkan?" Setelah pintu kamar mereka ditutup, Lily memutar kedua bola matanya ke arah Si Bulan Misteri yang tampak bersedih. "Apakah kamu bertingkah seperti ini agar aku merasa kasihan padamu?"     

"Lily …" jawab Si Bulan Misteri. "Penyihir baru itu bisa mengeluarkan listrik!"     

"Lalu kenapa jika gadis itu bisa mengeluarkan listrik?" balas Lily.     

"Listrik adalah magnet dan magnet adalah listrik. Dengan kata lain … aku bisa menjadi gadis itu dan ia juga bisa menjadi aku," kata Si Bulan Misteri dengan cemas. "Bagaimana jika kekuatan gadis itu lebih kuat dari milikku dan Yang Mulia tidak lagi membutuhkanku?"     

"Pfft." Lily hampir tersedak air liurnya sendiri. "Mengapa kamu berkata begitu? Bahkan jika kalian berdua memiliki kemampuan yang sama, Yang Mulia tidak akan pernah dengan sengaja menyingkirkan seseorang begitu saja."     

"Tetapi Yang Mulia selalu membandingkan …." kata Si Bulan Misteri.     

"Tetapi kalian berdua tidak mungkin sama persis …" Ketika Lily mengatakan itu, ia tiba-tiba tertegun, "Tidak mungkin … sama persis?" Kata-kata itu bergema di benak Lily. Lalu Lily bertanya kepada Si Bulan Misteri, "Tunggu, apa katamu sebelumnya?"     

"Bahwa listrik itu sama dengan magnet?" tanya Si Bulan Misteri.     

"Setelah itu." kata Lily.     

"Uh … bahwa gadis itu bisa menjadi aku." balas Si Bulan Misteri.     

"Itu dia!" Lily merasa sebuah ide baru muncul di kepalanya. Lily langsung lupa dengan Si Bulan Misteri, ia berlari ke meja, mengambil setetes air dari cangkir, meletakkan air itu di bawah mikroskop, dan mulai menyesuaikan lensanya dengan saksama.     

"Apa maksudnya semua ini?" protes Si Bulan Misteri. "Hei, tidak bisakah kamu menghiburku sedikit lebih lama?"     

"Tinggalkan aku sendiri." jawab Lily sambil mengibaskan tangannya. "Jika kamu tidak ingin diabaikan, mulailah belajar dengan lebih penuh perhatian mulai sekarang. Dengan begitu, kamu mungkin masih memiliki harapan."     

Selalu ada perbedaan saat membandingkan sesuatu. Lily telah menggambar dan membandingkan banyak gambar untuk cacing yang menjadi objek penelitiannya dan ia menciptakan cacing induk berdasarkan gambar-gambar itu dan membandingkan hasilnya. Namun, tidak peduli seberapa keras Lily mencoba, ia masih gagal membuat replika cacing yang ia inginkan. Hal ini disebabkan karena Lily tidak pernah bisa menggambar setiap detail cacing itu berdasarkan pengamatannya. Setelah lensa mikroskop disesuaikan dan cacingnya dipindahkan, ia akan mendapatkan gambar yang sangat berbeda. Cacing induk yang dibuat Lily berdasarkan pengamatan semacam ini tidak akan pernah sama persis dengan aslinya.     

Jika Lily ingin mengubah cacing induk menjadi cacing tertentu yang ia inginkan, keduanya harus terlebih dahulu menjadi cacing yang sama.     

Lily segera menetapkan apa yang ingin ia lakukan. Cacing transparan tampak seperti anggur yang membusuk. Cacing transparan ini sangat umum ditemui di dalam air dan sering Lily ambil sebagai subjek penelitiannya.     

Lily mengulurkan tangannya dan memanggil cacing induk sihir transparan yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Pertama-tama Lily menahan cacing induk untuk mengasimilasi cacing di sekitarnya, kemudian perlahan-lahan ia memindahkan tentakel cacing itu ke cacing transparan. Ketika kedua cacing itu saling menempel, cacing induk mulai menembus ke cacing target hingga seluruh tubuhnya berubah warna menjadi ungu muda.     

Sekarang cacing induk itu adalah cacing objek dan cacing objek adalah cacing induk.     

Ketika Lily melepaskan batasan daya asimilasi pada cacing induk, untuk pertama kalinya, ia melihat cacing induk tidak kembali ke keadaan semula seperti biasanya. Sebaliknya, cacing induk berenang dalam bentuk transparan. Seiring berjalannya waktu, cacing di sekitarnya juga berubah menjadi cacing transparan dan segera, transformasinya menyebar ke seluruh cacing lainnya.     

Tujuh atau 8 menit kemudian, Lily tidak dapat menemukan cacing kecil lainnya yang berbeda kecuali cacing-cacing transparan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.