Bebaskan Penyihir Itu

Duel Suci



Duel Suci

0Rak senjata ditempatkan di kedua sisi dataran tinggi untuk kenyamanan kedua belah pihak.     
0

Sebagian besar senjata umum sudah disediakan, termasuk pisau, pedang, dan cambuk. Supaya adil, tidak ada pihak yang diizinkan membawa senjata mereka sendiri. Lagi pula, klan besar pasti mampu menempa sebuah pedang berkualitas tinggi, sementara penantang yang lebih miskin harus bergantung pada peralatan senjata besi kasar mereka seadanya. Perbedaan ini akan menyebabkan duel ini kehilangan makna yang sesungguhnya.     

Namun, Thuram tahu betul bahwa ada cara lain untuk memenangkan duel di balik aturan yang adil itu. Faktanya, Klan Cambuk Besi telah mengalahkan Klan Osha sebelumnya dengan diam-diam menukar cambuk yang telah disediakan dengan cambuk yang sudah diolesi Minyak Hitam. Meskipun wasit menghukum pengawas senjata itu pada akhirnya, hasilnya sudah jelas, dan tidak ada klan yang mau bertarung dengan klan besar demi membela klan yang sudah kalah.     

Namun, tidak ada orang yang menyangka bahwa Klan Osha akan bangkit dari ambang kematian dan kehancuran.     

Bahkan klan yang terkuat sekarang sudah merasa tertekan oleh kekuatan Klan Osha.     

Ini adalah pertama kalinya Thuram melihat Kepala Klan Api Liar menatap penantang baru dengan tatapan serius di matanya.     

"Apakah setiap prajurit hanya boleh menggunakan 1 macam senjata?" tanya Ashes.     

"Ehm … tidak ada aturan seperti itu." jawab Thuram. "Kamu diperbolehkan menggunakan senjata sebanyak yang kamu mau."     

"Bagus, kalau begitu aku sudah siap." jawab Ashes sambil memasukkan 2 buah pedang di ikat pinggangnya, ia juga mengambil 1 buah palu besar, dan mengambil sebuah perisai kayu. "Semua senjata ini seharusnya sudah cukup untuk bertahan sampai duel berakhir."     

Thuram menelan ludahnya dengan perasaan takjub. Meskipun Thuram sudah lama mengetahui bahwa Nona Ashes yang berambut hitam dan bermata emas ini sangat kuat, sepertinya ia telah meremehkan kekuatan Nona Ashes. Sebagian besar orang membutuhkan waktu berlatih selama bertahun-tahun untuk menggunakan palu raksasa itu dengan 2 tangan, namun Ashes dapat menggunakannya dengan 1 tangan seperti menggunakan sebuah pisau kecil. Nona Ashes pasti akan menjadi mimpi buruk bagi musuh mana pun. Jelas, Nona Ashes masih belum mengerahkan seluruh kekuatannya selama pertikaian di kedai minuman tempo hari, jika tidak, seluruh tempat itu pasti sudah hancur.     

"Aku juga sudah siap." kata Andrea dengan santai, ia memilih sebuah busur panah pendek dan ia sengaja mengurangi jumlah anak panah di tempat anak panahnya menjadi hanya 22 busur panah.     

"Masuklah ke arena duel," gumam Si Kapak Besi.     

"Tunggu dulu!" Thuram membeku karena terkejut. "Apa kalian hanya berempat?" Thuram melirik prajurit Graycastle yang ada di belakangnya. Kontingen beranggotakan 50 orang itu tersebar di sekitar tempat itu dengan punggung menempel pada rak senjata. Mereka mengawasi dengan waspada ke arah kerumunan orang yang hendak menonton duel.     

"Tidak ada aturan tentang jumlah pesertanya, bukan?" tanya Ashes. "Empat orang dari kita sudah cukup."     

Menurut aturan Duel Suci, jumlah prajurit yang berpartisipasi dari masing-masing pihak harus berjumlah antara 15 hingga 30 orang. Batas maksimal ditetapkan berdasarkan pertimbangan ruangan pada arena duel. Namun, ada juga ketentuan bahwa jumlah peserta dari klan penantang tidak boleh melebihi jumlah klan yang ditantang. Itu berarti bahwa jika lawan mengirim 15 prajurit, Klan Osha hanya diizinkan untuk mengirim tidak lebih dari 15 prajurit juga.     

Ketentuan ini tercipta dari sebuah fakta, tidak peduli pihak mana yang menang atau kalah, sudah pasti kedua belah pihak akan banyak memakan korban, dan lebih dari separuh peserta akan menderita luka kritis atau fatal. Dalam duel, tentu saja hanya ada sisa 1 prajurit yang masih berdiri. Dengan demikian, semakin besar jumlah peserta, semakin besar kerugian masing-masing klan yang berpartisipasi. Biasanya satu pihak tidak akan mengirim 30 prajurit atau lebih, kecuali klan yang ditantang sudah mengetahui sebelumnya bahwa klan penantang tidak akan dapat mengirimkan jumlah prajurit yang setara jumlahnya, karena itu mereka mungkin menggunakan metode ini untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah peserta.     

Keputusan Klan Pemotong Tulang untuk mengirim 22 orang tentu sudah melalui pertimbangan bahwa jika mereka sampai kalah dalam duel, kekalahan mereka tidak akan terlalu berdampak pada kekuatan klan mereka. Kekalahan mereka tidak akan menjadi akhir dunia jika mereka sampai kehilangan kendali atas Kota Pasir Besi oleh sang penantang. Selama mereka masih memiliki para pejuang pemberani di klan mereka, mereka masih memiliki kesempatan untuk bangkit kembali di masa depan.     

Bagi Klan Osha, mereka akan mengirimkan jumlah peserta duel yang setara dengan klan yang ditantang. Meskipun tubuh para prajurit Graycastle terlihat kecil dan lemah, dan tampaknya tidak cukup berani untuk melalui pertempuran sengit seperti ini, Klan Osha masih memiliki keuntungan besar dengan adanya Ashes dan Andrea di pihak mereka. Kekuatan bawaan Ashes, meskipun tidak terpengaruh oleh Batu Pembalasan Tuhan, sudah cukup untuk menentukan hasil duel ini.     

Tetapi skenarionya akan sangat berbeda jika hanya ada 4 orang dari Klan Osha. Para nona-nona cantik ini jelas mahir dalam memimpin dan membantu orang untuk bertahan hidup dalam kondisi yang keras di padang pasir, dan mereka memang pantas dihormati untuk itu, tetapi itu tidak berarti mereka semua cocok dalam pertempuran. Selain itu, lawan mereka kemungkinan sudah dilengkapi dengan Batu Pembalasan Tuhan, yang akan dengan mudah menekan kemampuan nona-nona cantik ini, sehingga mereka bahkan bisa menjadi lebih lemah daripada orang biasa.     

Jika Nona Bulan Perak dan Nona Andrea sampai kehilangan kemampuan tempur mereka, hanya Si Kapak Besi dan Nona Ashes yang akan terus bertarung. Tidak peduli seberapa kuat Nona Ashes, rasanya tidak mungkin jika ia mampu menghadapi 20 orang lawan yang masing-masing bersedia mengorbankan hidup mereka untuk mendapatkan kemenangan bagi klan mereka. Dengan hanya 2 tangan dan 2 kaki, Nona Ashes pasti tidak akan bisa menangkis setiap pukulan lawan.     

Thuram berpikir semua ini seharusnya sudah dipikirkan oleh Si Kapak Besi karena ia pernah berpartisipasi dalam Duel Suci sebelumnya. Karena tidak diminta untuk menghadiri diskusi strategi, Thuram tidak terlalu mengetahui keputusan yang diambil mereka berempat, dan hal ini sejalan dengan prinsip Thuram bahwa 'orang yang sedikit bicara akan hidup sedikit lebih lama'. Namun, Thuram tidak pernah menyangka Si Kapak Besi bisa mengabaikan hal penting ini.     

Thuram berdiri terpaku ketika melihat mereka berempat berjalan ke arena duel dengan acuh tak acuh. Tanpa sadar Thuram bergidik dan keringat dingin mulai mengalir dari keningnya. Namun, pada saat yang sama, Thuram merasa seperti sedang berdiri dengan telanjang di padang pasir yang membeku … seolah-olah pohon-pohon yang terbakar di sekitar tempat itu tidak lagi mampu melindungi Thuram dari deru angin yang bertiup kencang.     

Si Kapak Besi seharusnya menyadari bahwa dirinya adalah anggota klan Osha!     

Jika Si Kapak Besi sampai gagal, apakah aku masih memiliki tempat di oasis yang kecil ini? Atau mungkin aku bahkan tidak akan bisa tetap berada di Wilayah Selatan lagi!"     

"Jika saja aku mengetahui bahwa mereka hanya akan maju berempat, aku akan menyerahkan semua orang klan kepada Si Kapak Besi. Jadi Si Kapak Besi tidak akan sampai berani mengambil risiko semacam ini." pikir Thuram dengan getir.     

Munculnya 4 orang Klan Osha di arena duel sangat mengguncang kerumunan orang banyak. Meskipun mengirimkan lebih sedikit peserta daripada lawan adalah simbol kepercayaan dan keberanian, namun dalam hal ini, 4 orang melawan 22 pejuang suku sebenarnya adalah tindakan bunuh diri!     

Suara mendesis dari klan lawan itu langsung sirna.     

Mata setiap penonton itu terbelalak, dan sikap apatis yang semula ada di wajah mereka berubah menjadi takjub dan cemas.     

"Apakah kalian yakin bahwa Klan Osha hanya terdiri dari kalian berempat?" Melihat pemandangan yang begitu aneh seperti ini, Kepala Klan Api Liar merasa harus bertanya.     

"Betul." jawab Ashes sambil menyeringai. "Mari kita bertempur. Oh ya, apa kalian sudah menulis surat wasiat kalian?"     

Para penonton langsung gaduh.     

"Siapa wanita ini?!"     

"Wanita itu pasti sedang berkhayal!"     

"Bahkan para nona-nona cantik itu tidak akan bisa menahan Batu Pembalasan Tuhan?"     

"Tunggu, aku merasa wanita itu serius …."     

"Aku juga merasakan hal yang sama. Wanita itu tampaknya sudah menumpahkan banyak darah di tangannya seperti aku."     

"Apa kamu yakin?"     

"Aku ini seorang pejuang dan aku bisa mengetahui hal ini dari pengalamanku. Detak jantungku juga mengatakan bahwa wanita ini benar-benar menakutkan."     

"Tetapi mereka hanya berempat!"     

"Kita akan segera mengetahui jawabannya."     

Dalam hitungan menit, situasi di arena duel telah sangat berubah. Perhatian semua orang tertuju pada arena duel, dan sikap apatis penonton berganti dengan rasa penasaran. Bahkan jika itu adalah misi bunuh diri, keberanian Klan Osha patut dipuji. Dan orang-orang Negara Pasir tidak pernah sungkan untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepada orang yang benar-benar pemberani.     

Setelah mendengar gemuruh sorak-sorai dari para penonton, Thuram mulai ragu-ragu. "Apakah mereka benar-benar yakin akan memenangkan duel ini meskipun mereka kalah jumlah?"     

Ketika kebingungan masih berkecamuk di benak Thuram, wasit membunyikan gong yang digantung di salah satu sudut arena duel.     

"Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku umumkan bahwa Duel Suci antara Klan Osha dan Klan Pemotong Tulang dimulai dari … sekarang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.