Bebaskan Penyihir Itu

Serigala Wanita



Serigala Wanita

0Ketika Guelz Si Kobaran Api mendekati aula pelatihan, ia bisa mendengar suara berdebum dari dalam aula. Tampaknya ada aktivitas yang agak intens yang terjadi di dalam, seolah-olah ada alat berat dan tumpul yang berulang kali mengenai samsak tinju.     
0

"Ketua?"     

Penjaga yang berjaga di depan pintu menundukkan kepalanya dan membungkuk.     

"Apakah itu Lorgar yang sedang berlatih di dalam?" tanya Guelz sambil menunjuk ke arah pintu.     

"Benar, Ketua. Nona Lorgar datang ke sini pagi-pagi sekali, dan ia berpesan jangan ada yang mengganggu latihannya."     

"Aku akan memeriksa putriku." kata Guelz.     

"Tetapi Ketua …." cegah penjaga itu.     

"Apa lagi?" tanya Guelz sambil melirik penjaga itu.     

"Tidak apa-apa, Ketua. Anda boleh masuk." sahut penjaga itu sambil bergidik.     

"Sepertinya putriku menjadi lebih bermartabat sekarang." Guelz tidak merasa tersinggung sama sekali dan ia malah mengangkat alisnya dengan penasaran. Klan Amukan Api akan memiliki penerus baru ketika ia tidak bisa lagi naik ke Tahap Pembakaran.     

Guelz membuka pintu ke aula pelatihan yang dirakit dari ribuan potongan kulit, tali rami dan tiang kayu. Di Kota Pasir Besi, hanya Guelz yang memiliki Istana Batu terbesar di kota ini yang bisa membangun aula latihan dalam ruangan seperti ini.     

Aula itu tidak beralaskan tanah atau batu, melainkan pasir kuning halus. Dengan begitu, rasanya seperti berjalan di padang pasir. Pasirnya halus dan kecil tetapi tidak lembut, dan banyak benda tajam tersembunyi di dalam pasirnya. Sering kali patahan gigi atau pecahan senjata yang ditinggalkan oleh para prajurit yang berlatih di sini. Ada juga sejumlah besar darah yang merembes ke dalam pasir, dan menyebabkan sebagian pasir menjadi berwarna merah gelap.     

Kakek Guelz pernah berkata bahwa jika semua pasir kuning itu diwarnai dengan warna merah, Klan Api Liar akan menempati posisi sebagai klan terkuat dan tidak tertandingi di Wilayah Selatan. Ini karena sang kakek telah mempertimbangkan bahwa jika Klan Api Liar sampai dikalahkan, mereka harus mengosongkan Istana Batu ini, dan akibatnya, tenda kulit yang ada di atas, serta semua pasir kuning ini harus dibawa pergi. Bahkan jika mereka tidak dapat membangun kembali aula pelatihan seperti ini, setidaknya mereka tidak perlu mewarnai pasirnya lagi ketika suatu saat nanti Klan Api Liar bangkit kembali merebut kejayaan.     

Sederet batangan logam didirikan di salah satu ujung aula pelatihan. Putri Guelz bertelanjang kaki, dengan celana dan lengan baju yang digulung. Lorgar berulang kali menghempaskan pukulan keras ke samsak pasir yang digantung. Guelz yakin jika pukulan-pukulan ini mengenai tubuh seseorang, organ-organ tubuh mereka pasti sudah hancur.     

"Hmm, kamu sangat bersemangat setelah melihat pertempuran yang dimenangkan Klan Osha?" tanya Guelz sambil tersenyum pada putrinya.     

Lorgar membalikkan tubuhnya dan ia melakukan tendangan tinggi ke arah samsak pasir itu. Kaki Lorgar yang ramping bergerak secepat kilat dan menghentakkan karung pasir yang setinggi seseorang itu hingga terbang ke atas. Tali rami yang menggantung sansak pasir itu akhirnya tersentak dan putus terkena tendangan yang sangat keras. Samsak pasir itu berputar di udara dan jatuh dengan keras di lantai, dan membuat pasir yang ada di dalam sansak itu tumpah keluar.     

"Fiuhhh …" Lorgar menghela napas dengan keras, menyebabkan tangannya yang berbulu seperti serigala kembali normal. "Kamu tidak harus memberi tahu semua orang, Papa. Kamu sudah tahu apa yang kupikirkan."     

"Kamu mengagumi nona penyihir yang bernama Ashes itu, bukan?" kata Guelz sambil tertawa terbahak-bahak. "Lagi pula, dalam pertarungan satu lawan satu, sulit menemukan lawan yang cocok dari kota ini untukmu."     

Lorgar mengerucutkan bibirnya. "Sayangnya, mereka baru saja memenangkan hak untuk masuk ke Kota Pasir Besi, jadi tidak mungkin ada duel lain untuk sementara. Bahkan jika kita menantang Klan Osha, mereka mungkin akan menolak tantangan kita."     

"Tentu saja. Sebagai klan yang baru memenangkan Duel Suci, mereka memiliki banyak hal yang harus diselesaikan untuk mendapatkan pijakan baru di kota ini. Mungkin akan ada penantang baru selama musim semi berikutnya. Tidak ada klan yang mau membuang-buang energi untuk menantang Klan Osha pada saat-saat seperti ini." kata Guelz.     

"Dan itu sebabnya aku hanya bisa bergaul dengan samsak pasir ini untuk sekarang." jawab Lorgar sambil menghela napas. "Apakah ayah hanya datang menemuiku untuk mengatakan hal ini?"     

"Apa kamu lebih suka bermain dengan samsak pasir ini daripada mengobrol dengan Papa?" Guelz balik bertanya.     

"Ehm … bukan itu masalahnya." jawab Lorgar sambil menggoyangkan kedua telinga serigalanya dan menurunkan telinganya seolah-olah ia sedang mengakui kesalahan.     

"Ehem, jangan lupa dengan ekspresimu." Guelz mengendalikan hasrat hatinya untuk membelai telinga Lorgar yang lembut dan halus, dan sebagai gantinya ia malah mengeluarkan peringatan bernada serius kepada putrinya. Tidak peduli betapa lucunya Lorgar saat terlihat seperti itu, sikap itu tidak sesuai dengan sifat pemimpin klan di masa depan dengan mengungkapkan ekspresi penuh kelemahan seperti itu. Lorgar harus tetap serius dan waspada setiap saat, karena ini adalah satu-satunya cara agar bawahannya menghormati dan mematuhinya.     

"Oh ya." Lorgar segera menegakkan telinganya dan menjawab dengan nada serius.     

Guelz mengangguk dengan puas. Sejak putrinya mengalami kebangkitan sebagai penyihir, Lorgar semakin menikmati pertempuran, sementara kekuatan dan kemampuannya sendiri juga ikut meningkat secara konsisten. Dari sudut pandang Klan Mojin, tidak ada yang salah dengan hal ini. Namun, seiring bertambahnya usia Lorgar, kemampuan yang diberikan kepadanya oleh Tiga Dewa mulai menunjukkan tanda-tanda lain. Pada awalnya, Lorgar tampak seperti orang biasa, hanya saja ia akan berubah menjadi serigala padang pasir raksasa ketika ia sedang menggunakan kemampuan sihirnya. Setelah melewati banyak pertarungan, Lorgar menguasai teknik untuk mengubah satu anggota tubuh, dengan demikian, ia memiliki cara untuk mengendalikan efek Batu Pembalasan Tuhan terhadap dirinya. Ketika jarak efektif Batu Pembalasan Tuhan hanya tinggal 2 atau 3 langkah, Lorgar masih mampu mengubah lengannya menjadi lengan serigala. Kekuatan yang dimiliki lengan serigala Lorgar terlalu besar untuk diterima oleh orang biasa.     

Dengan demikian Lorgar menjadi tak terkalahkan dalam duel. Kontingen prajurit Klan Api Liar, yang telah menderita kehilangan banyak personil melalui proses mempertahankan posisi terkuat klan dan menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan, kini jadi lebih kuat dari sebelumnya ketika Lorgar bergabung dalam pasukan itu. Tidak ada yang berani menantang posisi Klan Api Liar selama 5 tahun sampai sekarang. Tetapi, setelah bertahun-tahun berlatih dan bertempur, bagian tubuh Lorgar mulai berubah secara permanen menjadi seperti serigala, salah satunya telinganya yang runcing dan ekornya yang setengah terlihat. Wujud serigala ini tidak kembali normal bahkan ketika Lorgar sudah menghentikan kemampuan sihirnya.     

Karena itu, bisa dibilang Lorgar adalah seekor monster setengah manusia dan setengah serigala.     

Seperti yang bisa dibayangkan, Lorgar tidak akan pernah bisa menjalani kehidupan sebagai wanita normal dengan pantas. Tidak ada prajurit atau pria yang akan tertarik oleh tubuh dan penampilannya, sementara Lorgar sendiri tidak menyukai mereka yang tidak memenuhi syarat untuk mengalahkannya.     

Mungkin hanya ayah kesayangan Lorgar yang tidak keberatan apakah ia berwujud manusia atau binatang buas.     

Karena itu, Lorgar sudah menetapkan hati untuk menjadi Kepala Klan Api Liar. Hanya dengan berdiri di posisi yang dihormati semua orang, Lorgar bisa membungkam pertanyaan orang tentang dirinya.     

"Bagaimana menurutmu tentang Duel Suci itu?" tanya Guelz.     

"Kelihatannya Duel Suci itu memang seru, tetapi sebenarnya, itu hanya tipuan yang dilakukan oleh Kepala Klan Osha, Nona Bulan Perak. Selain performa Ashes, tidak ada yang mengesankan dari mereka berempat." kata Lorgar sambil mengibaskan ekor serigalanya.     

"Harus kuakui, taktik Klan Osha memang hebat. Nona Bulan Perak menggunakan kemampuannya untuk menggiring lawan ke arena duel sambil tetap menghindari batasan-batasan tertentu, dan ia bisa sepenuhnya mengendalikan jalannya duel." kata Guelz sambil membelai janggutnya. "Tidak ada satu orang yang mati dalam duel itu. Aku belum pernah melihat hal seperti ini selama bertahun-tahun sebelumnya. Aku yakin jika Klan Pemotong Tulang mengingat duel itu lagi, mereka tidak akan membenci Klan Osha."     

"Tetapi taktik itu hanya bisa digunakan 1 kali," balas Lorgar dengan nada tidak setuju. "Aku berani bertaruh bahwa dalam duel yang akan datang, para penonton akan mulai mengenakan Batu Pembalasan Tuhan. Meskipun metode Klan Osha mungkin telah memenangkan rasa hormat dari lawan mereka, itu mungkin akan menjadi bumerang suatu hari nanti. Kita tidak bisa mengenyangkan perut kita dengan rasa hormat. Siapa tahu, mungkin penantang pertama mereka adalah Klan Pemotong Tulang yang bangkit kembali setelah mereka memulihkan diri."     

Guelz menepuk bahu putrinya dengan lega. Fakta bahwa Lorgar memperhatikan hal-hal sedetail ini, dan menempatkan kepentingan klan di atas pertimbangannya, adalah tanda bahwa ia memiliki bakat untuk menjadi seorang kepala klan. Meskipun Lorgar tertarik pada pertarungan yang seru dan menghibur, ia tidak akan sengaja mencari peluang seperti itu, dan dengan demikian begitu, Lorgar tidak akan membahayakan keselamatan klannya sendiri.     

Saat itu, penjaga yang berjaga di luar aula pelatihan berjalan dengan cepat menuju ke arah Lorgar dan ayahnya. Setelah memberi hormat, penjaga itu melaporkan, "Ketua, aku baru saja mendengar berita bahwa Klan Osha telah mengeluarkan tantangan baru untuk Duel Suci!"     

"Apa!?" Guelz terkejut bukan kepalang. Lagi pula, ini baru 1 hari sejak mereka masuk ke Kota Pasir Besi. "Siapa yang ditantang Klan Osha untuk Duel Suci kali ini?"     

"Mereka menantang Klan Badai Pasir yang berada di posisi keempat." jawab penjaga itu.     

"Bukankah Klan Osha baru saja pindah dan masuk ke Kota Pasir Besi?" tanya Guelz dengan heran.     

"Tidak, Ketua. Aku dengar Klan Osha menolak pengaturan dari Klan Pemotong Tulang untuk pindah ke Kota Pasir Besi." jawab penjaga itu.     

"Gila, apa yang dipikirkan oleh orang-orang itu? Bukankah Klan Osha memang berniat untuk pindah ke Kota Pasir Besi?"     

"Sepertinya kita salah menilai." kata Lorgar sambil tertawa. "Mungkin, duel dengan Ashes tidak akan berjalan seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Bagaimana menurutmu, Papa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.