Bebaskan Penyihir Itu

Pertempuran Terakhir



Pertempuran Terakhir

0Pada tengah malam, seorang utusan berlari ke dalam kedai minuman itu sambil terengah-engah.     
0

"Kita menang ….. kita menang!" kata utusan itu dengan suara serak, ia bahkan belum minum sama sekali setelah menempuh perjalanan jauh, "Tuan, Klan Osha menang lagi!"     

Untuk kembali dari Tanah Api ke oasis kecil dengan berjalan kaki, biasanya diperlukan waktu 1 hari, dan seseorang bisa tiba pada hari yang sama jika bepergian dengan kuda. Sudah jelas, begitu pertarungan itu selesai, utusan ini segera bergegas kembali ke oasis kecil.     

Seluruh kedai Cawan Tengkorak bergemuruh dengan sorak sorai ketika mereka mendengar kabar itu.     

"Hahaha, aku tahu Klan Osha pasti menang!"     

"Bagaimana dengan jalannya pertarungan itu?"     

"Katakan, bagaimana Klan Osha bisa menang?"     

"Apa tidak ada korban jiwa seperti biasanya?"     

Semua orang bicara dan bertanya dalam waktu yang bersamaan, mereka mengelilingi utusan itu dan memberikan minuman anggur terbaik untuk utusan itu.     

Thuram juga merasa lega. Lagi pula, semakin kuat Klan Osha, semakin baik kehidupan yang dimilikinya sebagai anggota klan. Thuram tidak terlalu peduli tentang kenyataan bahwa bukan ia yang memimpin Klan Osha untuk mencetak kemenangan seperti itu. Selama Thuram bisa membuat anggota klannya aman dan makmur, ia yakin dirinya telah melakukan kesepakatan yang baik dengan Kerajaan Graycastle.     

Thuram bertepuk tangan ke arah kerumunan orang itu. "Tarik napas dulu, lalu ceritakan tentang pertarungan itu lebih rinci."     

"Baiklah!" Utusan itu memuaskan dahaganya dengan beberapa gelas anggur, ia menarik napas dalam-dalam dan mulai bercerita, "Kedua belah pihak tidak jadi bertarung ketika Klan Ombak Deras membuat kesepakatan dengan Nona Bulan Perak dan dengan sukarela ia menyerahkan posisinya kepada Klan Osha!"     

"Apa?!"     

Semua orang yang ada di kedai itu tetap terdiam untuk sementara waktu kemudian tiba-tiba mereka semua mulai saling berbicara begitu keras sehingga atap kedai itu mulai bergetar!     

"Kedua belah pihak tidak jadi bertarung?"     

"Dengan sukarela menyerah … apakah itu bisa dianggap sebagai kekalahan?"     

"Apakah itu berarti Klan Osha hanya tinggal selangkah lagi untuk menjadi klan yang terkuat?"     

"Klan Osha memenangkan serangkaian 4 Duel Suci berturut-turut tanpa membunuh siapa pun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya!"     

"Aku juga mendengar informasi itu, jadi aku datang ke sini secepat mungkin."     

"Hahaha, aku juga. Jika bukan karena informasi itu, siapa yang mau meninggalkan Oasis Sungai Perak dalam kondisi cuaca musim dingin seperti ini.     

"Sialan, untung aku datang ke sini!"     

"Bersulang untuk Tiga Dewa Klan Osha!"     

"Untuk Nona Bulan Perak!"     

Thuram juga tertegun sejenak. Tetapi bukan karena Klan Ombak Deras yang menyerah, tindakan mereka bisa dimengerti oleh Thuram. Klan Ombak Deras menyimpan kekuatan mereka dengan mempertahankan posisi ketiga untuk sementara, mereka menunggu Klan Osha dan Klan Api Liar melemah melalui pertempuran mereka, kemudian Klan Ombak Deras bisa menemukan kesempatan lain untuk mendapatkan kembali tempat kedua, atau bahkan mungkin menjadi pemimpin seluruh klan. Bagaimanapun, Klan Ombak Deras masih bersedia untuk mundur, tidak seperti Klan Api Liar.     

Yang mengejutkan Thuram adalah ia tiba-tiba menyadari, semua pembicaraan dan apa tujuan yang diinginkan penguasa barunya.     

Klan Osha dengan cepat mendapatkan popularitas dengan cara seperti ini!     

Belum pernah ada Duel Suci yang menarik perhatian orang Negara Pasir sebanyak ini, kembalinya sang putri Klan Osha yang ingin membalas dendam, tantangan dari Klan Osha yang terus-menerus seperti badai yang mengamuk, tidak peduli berapa banyak musuh yang mereka hadapi, mereka selalu bertarung dengan formasi 4 orang, ditambah lagi mereka tidak membunuh siapa pun. Semua poin ini, walaupun terdengar agak sulit dipercaya, sangat menarik rasa penasaran orang banyak.     

Meskipun Duel Suci adalah ritual penting dalam menentukan posisi dan kekuatan masing-masing klan, tetapi bagi banyak orang Negara Pasir, duel itu sangat jauh dari impian mereka. Beberapa klan, mulai dari awal berdiri sampai klan itu hancur, tidak akan pernah meninggalkan Oasis Sungai Perak dan karena itu, biasanya mereka tidak peduli dengan para penantang dan perkelahian antar klan.     

Lagi pula, bisa menonjol dari sekian banyak klan yang ada itu sangat langka, sehingga berita tentang pergantian kekuasaan yang normal bahkan tidak semenarik berita Klan Osha yang mengalahkan Klan Cambuk Besi. Tetapi kali ini berbeda. Seorang anggota klan yang telah diasingkan dan putri seorang kepala klan yang dijual sebagai budak kini memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan. Hanya dengan mempertimbangkan beberapa hal itu, sebagian besar klan yang lemah secara tidak sadar memihak kepada Klan Osha. Hal-hal yang terjadi sesudahnya bahkan lebih hebat lagi, Klan Osha kini telah berubah dari klan penantang yang tidak dikenal menjadi pusat perbincangan semua orang di Negara Pasir.     

Semua kedai minuman yang penuh sesak itu adalah buktinya.     

Tidak peduli apakah orang-orang itu hanya sekedar membicarakan harapan atau meremehkan Klan Osha, atau hanya ingin tahu seberapa jauh Klan Osha bisa berkembang, setidaknya Nona Bulan Perak kini telah menjadi kepala klan. Tidak sulit membayangkan bahwa pada saat Duel Suci terakhir, banyak orang akan pergi ke Tanah Api untuk menyaksikan pertempuran Klan Osha secara langsung dalam merebut posisi teratas.     

Thuram memahami arti reputasi semacam itu.     

Kepala klan terakhir yang namanya tersebar di seluruh Wilayah Selatan hampir berhasil menyatukan seluruh gurun, dan meskipun akhirnya ia kalah dalam perang melawan Kerajaan Graycastle, kepala klan itu sudah dianggap sebagai Utusan Tiga Dewa.     

Apakah sang penguasa baru, Nona Bulan Perak, juga memiliki tujuan ini dalam benaknya?     

Satu-satunya perbedaan kali ini adalah, Klan Osha tidak perlu menentang Kerajaan Graycastle. Kekuatan yang mendukung Kerajaan Graycastle sebenarnya adalah kerajaan dari Wilayah Utara yang ikut menekan Negara Pasir.     

"Yang Mulia Roland Wimbledon akan membawa ketertiban dan oasis kepada Klan Mojin."     

Sambil memikirkan kata-kata Si Kapak Besi, Thuram tiba-tiba menyadari bahwa begitu Klan Osha benar-benar menjadi pemimpin seluruh klan, mungkin akan ada sesuatu yang hebat yang terjadi di masa depan.     

Semua itu mungkin akan mengubah nasib semua orang yang ada di Negara Pasir dan Klan Mojin.     

***************     

Dua hari kemudian, di luar oasis kecil, di perkemahan Tentara Pertama.     

"Cederamu … apa sudah lebih baik?" tanya Gema sambil menatap Ashes dengan khawatir. Pertempuran dengan Klan Sungai Hitam telah mengotori seluruh tubuh Ashes dengan darah, meskipun sebagian besar darah itu adalah darah lawannya, ia tetap saja terluka juga.     

"Jangan khawatir, luka itu tidak akan mempengaruhi rencana kita." jawab Ashes sambil melepaskan ikatan rambutnya dan membiarkan rambut hitamnya terurai. Pada saat-saat seperti ini, Ashes tidak terlihat seperti seorang petarung yang berpengalaman, tetapi ia terlihat lebih cantik dan anggun. "Ramuan obat dari Daun itu juga sangat efektif, lukaku yang dalam sudah hampir sembuh."     

"Hanya ada beberapa luka luar, Penyihir Luar Biasa secara fisik masih lebih kuat daripada kita. Lagi pula, semua nutrisi dari makanan disalurkan ke otot, bukan ke otak." kata Andrea sambil mengangkat bahu. "Ketika Ashes bertarung sendirian melawan Gereja, ia bersembunyi di tempat-tempat yang bahkan tikus pun tidak mau masuk, ia bertahan hidup dengan memakan bangkai-bangkai hewan. Jika itu tidak membuat Ashes tewas keracunan, maka jangan khawatir akan luka kecil itu."     

Ashes memutar kedua bola matanya tetapi ia tidak berdebat dengan Andrea, Ashes hanya bersandar di kursi dan menutup kedua matanya.     

"Memang beginilah seharusnya seorang petarung bertindak," kata Si Kapak Besi yang duduk di samping Ashes, "Selain makan dan bertarung, sisa waktu yang ada harus digunakan untuk beristirahat, untuk memulihkan kesehatan fisik dan mental. Para penyihir di Kota Tanpa Musim Dingin lainnya mungkin kuat juga, tetapi tidak banyak dari mereka yang bisa melakukan hal seperti yang dilakukan Ashes."     

Inilah sebabnya Yang Mulia telah menunda rencananya hanya untuk menunggu kedatangan Ashes.     

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Gema.     

"Kita sudah melakukan yang terbaik sesuai instruksi Yang Mulia." jawab Si Kapak Besi sambil mengingat instruksi Yang Mulia Roland sebelum mereka berangkat. Meskipun ada beberapa kata Yang Mulia yang sangat sulit dipahami olehnya, seperti: menciptakan trend adalah hal yang paling penting, dengan membuat trend perbincangan, duel legendaris, sehingga seluruh gurun bisa mendengar suara mereka dan sebagainya … tetapi secara keseluruhan, rencana Yang Mulia adalah untuk menarik perhatian publik sebanyak mungkin. Saat ini, semakin banyak orang yang datang untuk menyaksikan Duel Suci dari berbagai lokasi Oasis Sungai Perak, sehingga rencana mereka bisa dibilang berhasil. "Yang tersisa hanyalah mengalahkan Klan Api Liar, kemudian, di tanah suci ini, di hadapan semua orang, kamu yang akan memberi tahu mereka apa yang diperintahkan Yang Mulia kepada kamu."     

"Aku mengerti," jawab Gema, ia tetap berdiam diri sejenak kemudian ia mengepalkan tangannya seolah-olah ia sedang memotivasi dirinya sendiri.     

"Jangan khawatir, Nona Bulan Perak, Yang Mulia Roland tidak meminta semua orang untuk memahami hal ini, kamu tidak perlu merasa terlalu tertekan." kata Si Kapak Besi. "Kamu hanya perlu melakukan semuanya seperti biasa dan membiarkan suaramu terdengar di seluruh Tanah Api. Tidak peduli berapa banyak orang yang menanggapi kita, sistem pemerintahan baru akan menyebar di seluruh Wilayah Selatan di sepanjang Oasis Sungai Perak."     

Tiba-tiba, Thuram masuk ke dalam ruangan itu.     

Thuram memberi hormat kepada mereka berempat dan ia mengeluarkan sepucuk surat. "Klan Api Liar sudah menjawab tantangan dari Klan Osha, tetapi … mereka meminta orang tertentu untuk berpartisipasi dalam duel itu."     

"Apa maksud mereka?" tanya Andrea sambil mengerutkan keningnya.     

"Dalam surat ini tertulis, Putri Lorgar dari Klan Api Liar ingin bertarung 1 lawan 1 dengan Nona Ashes di Panggung Pembakaran," jawab Thuram dengan nada hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.