Bebaskan Penyihir Itu

Tanah Suci



Tanah Suci

0Roland mengamati para Penyihir Senior Taquila itu ketika mereka bergerak. Tentakel mereka memainkan peran yang berbeda-beda. Tentakel yang pendek berputar-putar seperti ular sehingga mereka bisa berdiri dan berjalan sementara tentakel yang panjang terus-menerus menancap ke dalam lumpur untuk memperbaiki arah berjalan mereka. Beberapa tentakel ada yang sangat panjang. Berdasarkan ketinggian langit-langit kubah gua, ada tentakel yang memiliki panjang lebih dari 100 meter dan dapat menyusut dengan bebas seperti sebuah lengan.     
0

Bahkan otot-otot manusia yang paling kuat sekalipun tidak akan dapat menopang tentakel yang begitu panjang. Roland menebak bahwa kekuatan sihir yang ada dalam gumpalan itu memungkinkan mereka untuk berjalan dan bergerak dengan bebas, sama seperti binatang iblis raksasa yang tampaknya mampu bergerak melanggar batas gravitasi bumi.     

Setelah berjalan beberapa langkah dan melewati 2 buah inti sihir, Pasha berhenti di depan sebuah kubus yang tampaknya terbuat dari batu permata.     

"Itu Batu Pembalasan Tuhan. Aku tidak bisa terlalu dekat ke sana …" Nightingale berbisik di telinga Roland untuk memperingatkannya.     

Roland mengangguk diam-diam dan bertanya pada Pasha, "Apakah ada Relik Tuhan di dalam sana?"     

"Benar. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan Relik Tuhan, kotak ini dapat membatasi jangkauan pemanggilannya. Jika kita tidak memasukkan Relik Tuhan ke dalam kotak yang terbuat dari Batu Pembalasan Dewa, aku khawatir penduduk di kotamu akan dipengaruhi oleh Relik Tuhan secara tidak sadar." Pasha mengulurkan beberapa tentakelnya dan meletakkan tentakelnya di kotak itu tanpa langsung membuka kotaknya. "Sebelum anda melakukan kontak dengan Relik Tuhan, aku harus mengklarifikasi beberapa poin terlebih dahulu agar anda tidak mengalami kecelakaan."     

"Apa itu berbahaya?" Wendy langsung melangkah maju dan berdiri di depan Roland.     

"Jangan khawatir. Selama kamu tidak tinggal sendirian bersama Relik Tuhan, semuanya akan baik-baik saja," sahut Celine.     

"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Roland sambil mengangkat alisnya.     

Raut wajah Pasha menjadi lebih serius dan ia berkata, "seperti yang aku katakan sebelumnya, jika anda berhadapan dengan Relik Tuhan ini, anda dapat melihat beberapa pemandangan luar biasa. Baik penyihir atau orang biasa dapat melihatnya. Tetapi ingat, apa yang anda lihat bukanlah ilusi sepenuhnya. Ini berbeda dari Senjata Hantu, apa yang anda lihat dalam gulungan lukisan itu akan berdampak pada alam nyata. Itulah hal pertama yang ingin aku klarifikasi. Jangan menerima pemanggilan dari Tuhan saat anda hanya sendirian."     

Roland langsung merasa tulang punggungnya bergidik sambil berpikir, "Pemandangan di lukisan itu dapat mempengaruhi alam nyata? Bukankah itu sama saja seperti menonton rekaman video Sadako Yamamura[1] yang bisa keluar dari televisi?"     

"Mengapa tidak berbahaya kalau ada lebih banyak orang di sekitar Yang Mulia?"     

Pasha menjelaskan, "Karena begitu kamu terjebak di Tanah Suci, kamu akan mengeluarkan beberapa reaksi misalnya, mata sayu, tubuh yang letih lesu, bicara melantur, dan lainnya. Orang-orang di sekitar kita harus menyeret kita keluar dari jangkauan Relik Tuhan, banyak orang yang pernah terpengaruh oleh relik itu kemudian jiwa mereka tidak dapat kembali ke tubuh mereka. Jika ada 2 atau 3 orang yang melakukan kontak dengan relik itu secara bergantian dapat mengurangi risiko terpengaruh relik itu."     

Roland menatap ke arah para penyihir Taquila dan berkata, "Aku mengerti. Dengan kata lain, karena setidaknya ada 5 orang di sini, Relik Tuhan itu sama sekali tidak berbahaya, bukan?"     

Celine mengangguk. "Jika tidak aman, kami tidak akan mengizinkanmu menyaksikan relik itu dari jarak dekat."     

Alethea berkata, "Ada hal lain yang perlu kami peringatkan kepada anda. Anda tentu sudah mengetahui bahwa lukisan besar yang tergulung dalam Relik Tuhan memperlihatkan peradaban iblis. Jika Anda memiliki kesempatan untuk melihatnya, lukisan itu mungkin … maksudku, iblis pasti akan berusaha untuk menyakitimu. Kami dapat membantu Anda bangun dan keluar dari pemanggilan itu, tetapi kami tidak dapat membantu Anda melawan rasa takut yang ditimbulkan lukisan itu." Alethea berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada sinis, "Jika anda terlalu takut dan membuat keributan pada saat itu, jangan salahkan aku karena aku sudah memperingatkan anda."     

"Hanya itu yang ingin kamu perjelas kepadaku?" Roland balas bertanya kepada Alethea. "Apa ada lagi yang ingin kamu katakan?"     

"Kamu …" Alethea mungkin tidak menyangka bahwa Roland akan bersikap begitu acuh tak acuh dan wanita itu merasa sedikit terkejut.     

"Jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan, langsung buka saja kotak itu." kata Roland.     

Roland menghela napas diam-diam. Sebagai manusia modern yang sering menonton semua jenis film tentang monster, alien, thriller, dan horor, ia memiliki wawasan yang jauh lebih luas daripada orang-orang kuno ini. Jika Roland tidak siap, ia mungkin akan merasa takut. Tetapi yang Alethea katakan malah jadi semacam spoiler[2]. Selama kotak itu tidak membuat Roland benar-benar celaka, ia masih mau menjelajahi misteri tentang dewa-dewa.     

"Aku mengerti," Pasha menarik tentakelnya dan membuka kotak Batu Pembalasan Tuhan untuk memperlihatkan sebuah kristal merah yang berbentuk gelendong.     

Kristal merah itu melayang ke atas dari kotak itu dengan sendirinya, kemudian seperti inti sihir, kristal itu melayang-layang di udara sekitar satu meter dari atas tanah.     

"Kristal itu tidak bisa keluar dari jangkauan Batu Pembalasan Tuhan. Kamu harus mendekatinya dan tenangkan hatimu, maka kamu bisa memasuki Tanah Suci." kata Pasha.     

"Yang Mulia …," kata Wendy sambil meraih tangan Roland dengan khawatir.     

"Jangan khawatir. Tidak akan berbahaya karena kamu ada di sini. Aku tahu apa yang akan aku hadapi," kata Roland dengan lembut sambil menepuk tangan Wendy untuk menghiburnya.     

Selain informasi yang diberikan oleh para penyihir Taquila, Roland juga sudah mempelajari beberapa informasi dari ingatan Isabella dan penjelajahannya ke Kuil Rahasia Utama gereja dari Dunia Mimpi. Semua informasi itu membuktikan bahwa sesuatu memang bisa membawa orang ke Tanah Suci yang luar biasa ini.     

Roland duduk bersila di samping Relik Tuhan dan menutup kedua matanya.     

…     

Sementara itu, Pasha membentangkan tentakelnya untuk terhubung dengan teman-temannya.     

Kesadaran mereka dengan cepat terhubung bersama dan mencerminkan apa yang ingin mereka katakan dalam pikiran masing-masing.     

Alethea dengan marah berkata, "Beraninya pria ini bicara sesombong itu? Aku tidak sabar untuk melihat pria ini ketakutan dan gemetar. Kalau tidak, pria ini tidak akan pernah menyadari betapa mengerikannya musuh yang akan ia hadapi nanti. Pada saat pria ini terkencing-kencing karena ketakutan, aku mau dengar apa yang akan ia katakan nanti."     

Celine menatap Alethea dengan kesal. "Apa gunanya itu bagi kita? Seorang raja tentu sangat mempedulikan martabat dan harga dirinya sendiri. Jika kamu sampai membuat sang raja malu, aku takut ia akan membenci kita. Bagaimana kita bisa menjelajahi gunung salju dan mencari Yang Terpilih jika kita kehilangan dukungan darinya? Yang lebih buruk lagi, bagaimana jika sang raja jadi takut pada iblis? Seluruh dunia akan kehilangan harapan untuk selamat!"     

"Pria ini bilang ia tidak takut pada apa pun. Lagipula, aku sudah memperingatkannya. Apakah kamu pikir kamu bisa menghentikan pria ini untuk melihat relik itu?" balas Alethea.     

Celine bergumam, "Sebenarnya ini sebuah kesalahan karena kita telah membawa pria ini ke sini untuk berhubungan dengan relik itu. Aku tidak merekomendasikan hal itu sejak awal. Setidaknya kita harus menunggu sampai kita bisa saling mempercayai satu sama lain."     

Pasha menghela napas dengan pelan. "Jadi, haruskah kita menyembunyikan relik itu atau mencegah sang raja mendekati relik itu? Kita tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan sang raja dengan cara seperti itu. Coba tempatkan diri kalian di posisi sang raja. Apakah kalian bisa percaya pada sekutu yang tidak mau memberitahukan tentang kunci yang menentukan nasib seluruh umat manusia? Tidak peduli bagaimana cara kalian menjelaskan, sang raja tidak akan mau percaya begitu saja. Hanya setelah sang raja mengalaminya sendiri ia akan memahami ketulusan hati kita."     

"Tetapi …."     

"Dan kita juga tidak perlu terlalu khawatir. Iblis dan Mata Iblis Raksasa uga tidak muncul setiap waktu. Selain itu, bahkan jika sang raja terlalu takut dan sampai membuat kesalahan, kita bisa berjanji bahwa kita tidak akan pernah mengungkapkan hal itu kepada orang lain. Aku pikir dengan begini sang raja akan mengerti. " kata Pasha sambil meyakinkan Celine.     

"Bagaimana dengan 2 orang penyihir yang datang bersama pria itu? Apakah mereka juga akan menjaga rahasia itu?" tanya Alethea dengan sinis. Jelas, Alethea pasti akan menganggap hal itu sebagai bentuk kesenangannya jika ia melihat sang raja kehilangan muka di depan para penyihirnya.     

"Itu bukan urusan kita." jawab Pasha.     

…     

Ketika Roland membuka kedua matanya lagi, ia menyadari dirinya sedang berada di sebuah istana yang sangat luas.     

[1] Sosok hantu dalam film jepang yang berjudul The Ring     

[2] Bocoran     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.