Bebaskan Penyihir Itu

Tebusan (Bagian I)



Tebusan (Bagian I)

0Petrov Hull sedang duduk di mejanya dan tanpa sadar ia mengutak-atik sebuah gulungan kertas yang indah — Gulungan kertas itu adalah sebuah undangan yang dikirimkan oleh Teater Longsong setiap akhir pekan. Biasanya, Petrov akan memilih sebuah permainan yang ia sukai dan menyuruh pelayannya untuk membayar sejumlah uang deposit, sebelum memberikan undangan itu kepada Shirley.     
0

Tetapi saat ini Petrov bahkan tidak membaca isi undangan itu sama sekali.     

Tujuh hari telah berlalu sejak keberangkatan pasukan Adipati Ryan. Jika semuanya berjalan dengan lancar, ayah Petrov seharusnya sudah kembali ke Benteng Longsong bersama dengan Adipati Ryan. Mungkin ada hambatan di jalan. Atau mungkin pasukan mereka kelelahan, dan mereka beristirahat satu malam lagi di Kota Perbatasan? Petrov mencoba menghibur dirinya sendiri, tetapi ia malah merasa semakin cemas.     

Pangeran Roland Wimbledon meninggalkan kesan yang mendalam kepada Petrov. Dan kesan Petrov kepada Pangeran Roland adalah luar biasa. Bagaimana bisa seorang yang luar biasa seperti Pangeran Roland memiliki reputasi yang buruk di Kota Raja? Orang-orang menilai bahwa Pangeran Roland memiliki karakter yang buruk dan seorang yang pesolek, tidak kompeten dan bodoh … tidak ada dari semua tudingan itu yang sesuai dengan Pangeran Roland yang Petrov kenal.     

Tetapi inilah sebabnya Petrov merasa sangat gelisah.     

Petrov merasa takut bahwa pasukan Adipati Ryan akan kalah dari pasukan Pangeran Roland.     

"Tuan Petrov," pelayannya berteriak memanggil Petrov di pintu masuk. "Ada kiriman surat dari Benteng Longsong."     

[Surat dari Benteng Longsong?] Petrov merasa heran sejenak. "Cepat bawalah surat itu ke sini."     

Setelah membuka amplopnya, kalimat pertama yang tertulis di dalam surat itu membuat Petrov terperangah.     

Ini adalah surat yang ditulis oleh Pangeran Roland sendiri!     

"Adipati Osmon Ryan telah mencoba menyerang wilayahku secara paksa dan mencoba melakukan sebuah pembelotan. Adipati Ryan sudah dieksekusi di medan pertempuran, dan Benteng Longsong kini kembali berada di bawah pemerintahanku."     

[Adipati Ryan telah dikalahkan?!] Perasaan Petrov hancur, dan ia melanjutkan membaca surat itu kembali.     

"Seluruh kaki tangan Adipati Ryan, selain beberapa orang pemberontak, telah menyerah dan mengaku bersalah. Keluarga-keluarga yang memberontak terhadap keluarga kerajaan juga akan dieksekusi, tetapi aku akan menunjukkan belas kasihanku kepada kalian. Hanya pemberontak utama yang akan dihukum mati sedangkan para pemberontak lainnya dapat ditebus dengan sejumlah uang. Tempat untuk melakukan pertukaran tebusan dan para tawanan bertempat di istana penguasa di Benteng Longsong. Berikut ini adalah nama-nama para pemberontak itu.     

Surat ini ditulis dengan bahasa yang canggung, tanpa menggunakan bahasa secara diplomatik, tetapi isi surat ini sangat jelas — Adipati Ryan telah gagal dalam pemberontakannya dan para tawanan dapat ditebus dengan membayar sejumlah uang.     

Petrov melihat daftar nama-nama pemberontak di dalam surat itu dan ia mendapati nama ayahnya muncul di barisan pertama suratnya.     

"Hedee!" Petrov berteriak memanggil pelayannya. "Siapkan keretaku. Aku akan pergi ke istana penguasa di Benteng Longsong!"     

…     

Wilayah Earl Keluarga Penghisap Madu berada di bagian timur Benteng Longsong. Ketika Petrov bergegas ke istana itu, perjalanannya sudah memakan waktu setengah jam. Kastil Earl Keluarga Penghisap Madu dipenuhi dengan prajurit "Pasukan Milisi" yang belum pernah dilihat Petrov selama ini — pasukan itu tidak mengenakan baju zirah mengilat, jubah dan juga sabuk di pinggang mereka. Masing-masing prajurit itu memegang sebuah tongkat kayu pendek yang aneh dengan bayonet yang tajam di bagian atasnya. Pasukan Milisi itu berdiri dengan rapi dalam dua barisan, dengan kepala yang terangkat tinggi. Petrov bisa merasakan semangat yang kuat pada pasukan itu.     

Setelah melaporkan identitas dirinya, Petrov diberi akses masuk ke taman, kemudian ia diantar oleh seorang penjaga ke dalam aula istana.     

Petrov telah datang ke istana ini berkali-kali, tetapi hari ini, ia merasa seperti telah memasuki wilayah yang benar-benar asing. Para penjaga di lorong istana semuanya berwajah baru. Tidak ada penjaga yang mengangguk atau tersenyum kepada Petrov, mereka hanya menatapnya dengan pandangan hampa. Di pintu masuk aula istana, seorang kesatria datang mendekati Petrov.     

"Siapa namamu?"     

"Petrov Hull," jawab Petrov dengan sedikit kesal. Petrov tidak suka dengan nada bicara kesatria itu seperti sedang menginterogasinya dan karena itu Petrov kembali menekankan namanya untuk kedua kalinya. "Tuan Hull."     

"Oh." Kesatria itu tampak tidak percaya. Kesatria itu melihat daftar nama yang ia pegang. "Jadi Earl Shalafi Hull adalah …."     

"Ayahku."     

"Tolong maafkan sikapku tadi," kata kesatria itu tanpa mengubah ekspresinya, "Aku Carter Lannis, Pemimpin Kesatria Pangeran Roland. Silakan masuk ke ruangan di sebelah untuk pemeriksaan senjata."     

Setelah Petrov digeledah, Liontin Penghukuman Tuhan miliknya juga dilepaskan oleh penjaga.     

"Liontin itu bukanlah senjata," kata Petrov.     

"Tentu saja bukan." sahut Carter sambil mengangguk. "Setelah pertemuan anda dan Pangeran Roland selesai, kami akan mengembalikan Liontin itu kepada anda. Percayalah."     

Petrov hendak membuka mulutnya untuk protes tetapi akhirnya ia memutuskan untuk tidak melanjutkan niatnya. [Akan dikembalikan kepadaku? Liontin Penghukuman Tuhan itu adalah sebuah perhiasan mewah dan liontin itu bernilai sebesar lima puluh keping emas. Liontin itu pasti sudah ditukar dengan yang rusak ketika mereka mengembalikannya kepadaku. Lupakan saja,] pikir Petrov, [anggap saja Liontin itu sebagai bagian dari tebusan.]     

Ketika Petrov berjalan masuk ke aula istana, ia melihat Pangeran Roland sedang menulis di mejanya. Roland menengadah dan terkejut melihat Petrov, tetapi kemudian Pangeran Roland tertawa. "Kita bertemu kembali, Tuan Duta Besar."     

Pangeran Roland masih menunjukkan ekspresi wajah dan nada suara yang familiar yang Petrov kenal. Petrov mulai merasa sedikit tenang, ia membungkuk dan memberi penghormatan kepada Pangeran Roland. "Salam untukmu, Yang Mulia."     

"Silahkan duduk." kata Roland sambil mengangkat tangannya untuk mengarahkan Petrov ke kursinya. "Aku yakin kamu telah mengetahui apa yang terjadi. Ayahmu tidak terluka. Ayahmu adalah salah satu orang yang menyerah pertama kali."     

"Terima kasih atas kebaikan Anda, Yang Mulia," kata Petrov. "Aku tidak tahu berapa banyak tebusan yang dibutuhkan. Selama Keluarga Penghisap Madu mampu membayar tebusannya, aku akan menyuruh mereka untuk mengirimkan uang tebusannya segera."     

"Aku tidak butuh uang." sahut Roland sambil menggoyangkan jarinya. "Aku ingin hewan ternak dan sumber daya manusia."     

Adalah sebuah hal yang normal jika Pangeran Roland menginginkan hewan ternak. Dalam lima puluh tahun terakhir, konflik antara para penguasa biasanya diselesaikan dengan cara pihak yang kalah membayar tebusan berupa sapi-sapi dan domba-domba. Petrov telah membaca hal ini berulang kali di buku sejarah. Mengapa … Pangeran Roland meminta sumber daya manusia? "Yang Mulia, wilayah kekuasaan Keluarga Penghisap Madu memang memiliki banyak sapi, domba, dan kuda, tetapi untuk sumber daya manusia …."     

"Sederhana saja. Tukang batu, tukang kayu, para petani, budak-budak semuanya akan berguna bagiku." Pangeran menyerahkan sebuah gulungan kertas kepada Petrov. "Kamu dapat melihat harganya di sini, selama jumlah totalnya mencapai tiga ribu poin." kata Pangeran Roland sambil tersenyum. "Oh ya, karena Earl memiliki gelar tertinggi, nilai tebusannya juga menjadi yang paling mahal."     

Petrov membuka gulungan kertas itu di atas meja.     

Petrov melihat bahwa daftar tebusan itu terbagi dalam kategori pekerjaan dan spesies hewan ternak, yaitu: nomor tiga sapi, nomor dua domba, nomor sepuluh tukang-tukang dan seterusnya. Petrov segera memahami apa yang diinginkan oleh Pangeran Roland.     

Tebusan sebanyak tiga ribu poin berarti bahwa Petrov perlu membayar seribu ekor sapi atau tiga ratus orang tukang untuk menebus ayahnya. Tentu saja, wilayah kekuasaan Petrov tidak memiliki sapi atau tukang dengan jumlah sebanyak itu. Menghitung barang-barang ini ke dalam sebuah klasifikasi akan menghasilkan berbagai pilihan. Sebagai seorang bangsawan yang berurusan dengan perdagangan setiap hari, Petrov langsung menyadari bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukannya untuk menghitung jumlah tebusan yang ia butuhkan. Petrov hanya perlu waktu beberapa hari untuk menghitung apa saja yang ia perlukan yang memiliki biaya terkecil untuk memenuhi persyaratan tebusan tersebut.     

"Yang Mulia, apakah aku …."     

"Satu hari, aku hanya bisa memberimu waktu satu hari." Roland mengulurkan jari telunjuknya. "Satu hari adalah waktu bagimu untuk membuat pilihan. Lagi pula, dibutuhkan waktu tiga atau empat hari lamanya untuk mengumpulkan begitu banyak hewan ternak dan sumber daya manusia. Dan aku juga tidak akan tinggal di Benteng Longsong selamanya. Aku akan pergi meninggalkan Benteng Longsong paling lama satu minggu dari sekarang."     

"Waktu satu hari benar-benar …" Petrov tiba-tiba tersentak dan ia menatap Pangeran Roland sambil terbelalak. "Tunggu, apakah anda mengatakan … bahwa anda ingin pergi dari Benteng Longsong?" Petrov langsung berpikir. [Apa artinya semua ini? Jika surat itu benar, Adipati Ryan telah mati di medan pertempuran. Benteng Longsong sekarang menjadi milik Yang Mulia, namun Pangeran Roland sendiri sebenarnya ingin pergi dari sini. Apakah tempat ini kurang layak dibandingkan Kota Perbatasan yang kecil dan buruk itu? Tidak, itu bukan intinya! Intinya adalah jika Yang Mulia pergi, siapa yang akan menjalankan pemerintahan kota di Benteng Longsong?] Pikiran Petrov menjadi kacau. [Apakah Pangeran Roland akan membiarkan anak-anak adipati mewarisi pemerintahan di Benteng Longsong?] Petrov tahu betul hal ini tidak mungkin terjadi. "Hal itu akan memberi kesempatan kepada keturunan Adipati Ryan untuk membalaskan dendam ayah mereka? Apakah Pangeran Roland juga telah mempertimbangkan keenam keluarga selain keluarga Adipati Ryan atau keluarga bangsawan lainnya?"     

"Ya, itu benar," kata Roland, "Aku akan mengambil tebusannya dan aku akan kembali ke Kota Perbatasan."     

Pikiran Petrov dipenuhi dengan berbagai macam ide, dan begitu ide ini muncul, Petrov tidak bisa menahan perkataannya.     

"Yang Mulia," kata Petrov dengan suara rendah, sambil menelan ludahnya, "Maafkan aku, apakah ada sejumlah angka tertentu untuk 'menebus' Benteng Longsong?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.