Bebaskan Penyihir Itu

Proses Transformasi Gandum



Proses Transformasi Gandum

0Sistem perputaran tidak terlalu dibutuhkan untuk daerah pedesaan atau kota dengan kepadatan penduduk yang sedikit, tetapi lahan kosong yang berada di dekat kota-kota besar masih terbilang mahal dan langka, dan hal itu sama dengan menyia-nyiakan lahan itu jika sistem perputaran itu sendiri masih belum sempurna. Ada sejumlah besar biji-bijian yang diimpor dari kota-kota lain setiap bulan dari Kota Perak, Bukit Naga Tumbang dan Kota Raja.     
0

Langkah pertama untuk menggunakan pupuk kotoran manusia dan hewan adalah dengan mengumpulkannya terlebih dahulu. Inilah alasan mengapa Roland memutuskan untuk membangun toilet umum secepat mungkin, dan toilet itu juga akan membantu mengurangi penyebaran penyakit dan memperindah lingkungan. Toilet adalah sebuah solusi yang serba guna. Toilet itu sudah hampir selesai dibangun pada saat kiriman budak lainnya tiba. Mengenai proses pengolahan kotoran menjadi pupuk kompos, Roland memutuskan untuk mengundang beberapa orang petani berpengalaman dan mengajarkan mereka satu per satu. Lagi pula, lahan itu masih dalam tahap pembersihan, sehingga dibutuhkan waktu satu minggu lagi sebelum mereka bisa mulai bertani.     

Setelah menyelesaikan tugas-tugas yang harus ia tangani, Roland memutuskan untuk melihat hasil eksperimen Daun di halaman belakang istana.     

Sejak Daun mulai mempelajari dan meningkatkan pertumbuhan berbagai jenis biji-bijian, semua area tanaman di halaman belakang istana ditanami tanaman. Daun juga mengikuti saran Roland untuk memisahkan kolam menjadi beberapa bagian dan menomori kolamnya untuk membandingkan perkembangan dari dua kelompok tanaman yang dijadikan percobaan.     

Saat Roland melangkah ke halaman belakang istana, matanya terbelalak melihat kumpulan gandum berwarna keemasan yang melambai-lambai.     

"Yang mulia." Daun yang sedang berjongkok di pinggir kolam, bangkit berdiri, merapikan rambutnya dan membungkuk untuk memberi hormat kepada Roland.     

"Apakah ini semua hasil yang telah kamu lakukan?" Roland mengibaskan tangannya untuk memberi isyarat kepada Daun agar agar tidak perlu terlalu formal, ia berjalan dengan penuh semangat untuk menyentuh batang gandum itu dan merasakan bulir-bulir gandum yang padat dengan jarinya.     

Roland tidak menyangka gandum ini akan tumbuh seperti ini, namun, dibandingkan dengan gandum yang ada di Kota Raja yang Roland ingat, gandum di sana tidak hanya lebih kecil dari gandum yang ada di telapak tangannya tetapi bulirnya juga tidak begitu besar.     

Daun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Pertama, aku biarkan gandum itu tumbuh dan kemudian aku menanam benih yang baru ke dalam kolam berisi bunga. Setelah mempercepat dan memanen benihnya beberapa kali, gandum yang besar seperti itu baru dapat diperoleh. Namun … aku tidak tahu mengapa menjadi sulit untuk mendapatkan gandum yang begitu panjang dan besar lagi setelah aku mengulangi prosesnya dua sampai tiga kali."     

"Sayang sekali, aku tidak dapat membantu mengetahui penyebabnya," pikir Roland. Menurut pengetahuan biologi yang pernah dipelajarinya di sekolah menengah pertamanya, hal itu mungkin karena gandumnya hancur sendiri secara alami? Padi yang ditanam secara normal di wilayah selatan sangat berbeda dari gandum ini. Untuk meningkatkan produktivitas, Roland bisa saja membeli benih gandum untuk ditanam. Namun, benih gandum hanya bisa dua kali bertumbuh selama dua generasi. Sebuah gandum dapat menghasilkan lebih dari seratus tiga puluh bulir dan proses pembuatan benih pertama dikembangkan dengan kekuatan sihir Daun, proses pembuatan benih yang kedua, benih itu diberikan kepada petani sebagai benih cadangan yang dapat ditanam kembali setidaknya dalam jangka waktu dua tahun.     

"Bagaimana dengan yang ini, kenapa isi gandum itu kosong?" Roland memperhatikan kelopak gandumnya yang hanya berisi sedikit gandum yang layu."     

"Awalnya aku menanam benihnya di sana, dan mungkin aku telah menanam terlalu banyak di atas benih itu," sahut Daun menjelaskan dengan ragu, "Gandum dapat dengan cepat tumbuh jika aku menggunakan kekuatan sihir, tetapi gandumnya akan cepat menjadi layu begitu kekuatan sihir menghilang."     

Tampaknya agar tanaman yang diberi kekuatan sihir dapat terus tumbuh, masih dibutuhkan nutrisi dari tanah dan sejumlah elemen penting lainnya. Roland berjalan menuju hamparan gandum terakhir di mana bentuk gandum yang ditanam terlihat sangat aneh. Ada beberapa kelompok bulir gandum yang menggantung dari batang yang berukuran setebal lengan manusia, dan ada beberapa cabang yang mencuat dari batang itu. Cabang-cabangnya masih tertutup dengan daun berwarna hijau. Oleh karena itu, ukuran gandum ini jauh lebih besar dan hanya ada dua jenis gandum seperti ini yang ditanam.     

Ini adalah tanaman percobaan yang diminta oleh Roland agar ditumbuhkan dengan menggunakan kekuatan sihir — Roland menyebutnya sebagai Pohon Gandum Kecil.     

Roland memiliki sebuah ide untuk menumbuhkan gandum seperti menumbuhkan pohon pisang, yaitu gandum yang berbuah dari cabang, dapat dipetik langsung setiap tahun untuk mengurangi masalah pembajakan sawah, penanaman benih dan juga menghasilkan daun hijau yang lebih besar dan lebih meningkatkan proses fotosintesis dan lebih sedikit bergantung kepada tanah. Gandum yang sekarang menghabiskan lahan lebih banyak. Selain itu, gandum hanya tumbuh dari atas dan itu tidak sesuai dengan keinginan Roland. "Mungkin, apakah Daun dapat menumbuhkan gandumnya ke arah bawah seperti buah anggur?" Roland berpikir, "Lagi pula, Daun belum pernah melihat pohon pisang sebelumnya dan anggur bukanlah buah yang langka di Kerajaan Graycastle, jadi seharusnya lebih mudah bagi Daun untuk meniru pohon anggur jika ada contohnya."     

"Benih dari ketiga gandum itu tidak dapat ditanam," kata Daun, "Aku sudah mencobanya, tetapi benih itu tidak berhasil tumbuh setelah mereka ditanam. Namun, benih itu menghasilkan buah berulang kali dan gandum yang Anda lihat sekarang adalah hasil dari proses penanaman kedua."     

"Tidak bertumbuh berarti masing-masing gandum memiliki keunikan tersendiri yang mengharuskan Daun menumbuhkan benihnya secara alami dan benih itu tidak bisa tumbuh sekarang." "Kamu telah melakukan pekerjaan ini dengan baik. Mari kita namakan gandum ini dengan nama Si Emas. Aku akan menyiapkan lahan eksperimen untukmu di tepi selatan Sungai Air Merah, lahan itu dikelilingi dengan pagar dan ditutupi dengan partisi. Kamu dapat mempercepat proses pembuahan Si Emas secepat mungkin untuk ditanam di musim semi tahun ini." kata Roland kepada Daun, "Untuk kebunnya, kebun itu akan terus digunakan untuk meningkatkan spesies tanaman baru, dan aku baru saja memikirkan banyak ide, tidak hanya untuk gandum tetapi juga akan ada tanaman anggur."     

Sayangnya, Daun hanya bisa memahami karakteristik tanaman secara global, seperti banyaknya buah yang dihasilkan, rasa manis tanaman, ranting yang lebat dan sebagainya … Jika Daun bisa memahami tanaman secara mendetail sampai hal terkecil, apakah ia bisa langsung memanipulasi gen tanamannya dan melakukan penyesuaian dengan cepat? Sebagai contoh, tanaman dapat menyerap cahaya selain cahaya yang kasat mata, seperti sinar matahari, sinar infra merah, dan bahkan sinar radiasi untuk kepentingan fotosintesis dan menghasilkan pati, glukosa, sukrosa dan sumber energi lainnya. Jika bisa demikian, orang bisa langsung menanam tanaman di kebun mereka.     

Pangeran Roland menyalakan api unggun di tepi Sungai Air Merah pada malam hari dan memerintahkan Carter dan para pengawal untuk mengumpulkan para budak. Sebuah panci yang besar dikirim ke tempat ini oleh para pengawal dan panci itu didirikan di atas tungku tanah liat sederhana untuk memasak bubur.     

Sambil menatap ke arah penguasa mereka yang baru yang sedang menghadap ke api unggun, bayangan Roland terpantul karena cahaya api, para budak menundukkan kepala mereka dengan perasaan takut. Ada beberapa budak yang berani mengintip ke arah Pangeran Roland sesekali.     

Roland berdiri di depan api unggun dan di depan kerumunan budak yang berjumlah lebih dari seribu orang, untuk mengumumkan aturan yang telah ia tetapkan.     

"Aku adalah Roland Wimbledon, Pangeran keempat dari Kerajaan Graycastle, sekaligus Penguasa di Kota Perbatasan dan juga Penguasa di Wilayah Barat!"     

"Aku mengumpulkan kalian semua di sini untuk memberitahukan bahwa kalian beruntung telah datang ke wilayah ini! Selama kalian bekerja dengan giat, kalian dapat menyingkirkan identitas dan status yang kalian sandang saat ini!"     

"Benar, aku akan memberi kalian kesempatan untuk memerdekakan diri dari perbudakan dan menjadi orang-orang yang merdeka!"     

Hiruk pikuk mulai terdengar dari para budak itu. Para budak sangat menyadari apa yang dimaksud sebagai orang merdeka. Mereka tidak akan lagi diperlakukan dengan kejam oleh majikannya dan tidak lagi dipaksa bekerja dan bertani sampai mati. Semua tanaman yang dihasilkan di ladang tidak lagi harus diserahkan kepada majikan mereka, dan putra dan putri mereka juga bisa meninggalkan identitas sebagai budak.     

Roland menunggu keriuhan itu mereda sejenak dan kembali berkata, "Mulai besok dan seterusnya, kalian masing-masing akan ditugaskan ke sebidang lahan di mana seseorang akan membimbing kalian mengenai cara bertani untuk menanam lebih banyak gandum. Pada tahun pertama, kalian harus menyerahkan tujuh puluh persen dari hasil panen kalian dan kalian akan mendapatkan sisanya. Budak dengan hasil panen terbaik akan dipromosikan menjadi orang merdeka!"     

"Setelah kalian menjadi orang bebas, keluarga kalian juga dapat dibebaskan dari perbudakan, dan kalian dapat memutuskan apakah kalian akan terus bertani atau mencari pekerjaan lain untuk bertahan hidup di kota ini. Jika kalian memilih untuk terus bertani, dua puluh persen dari hasil panen kalian harus diserahkan sebagai pembayaran sewa tanah. Delapan puluh persen hasil panen menjadi milik kalian. Jika kalian memilih pekerjaan lain, kalian harus mengembalikan ladang kalian kepada Penguasa Wilayah, dan, tentunya, kalian juga tidak perlu mengembalikan hasil panennya!"     

Suasana begitu sunyi sampai seseorang tiba-tiba berteriak, "Yang Mulia, apakah yang Anda katakan itu benar?"     

"Tentu saja benar," kata Roland sambil menekankan kata per kata, "Sebagai seorang penguasa wilayah, aku tidak akan mengelabui rakyatku sendiri."     

"Yang Mulia sungguh pemurah," seseorang berteriak dengan sopan dan segera terdengar sorak sorai yang semakin keras. "Panjang umur bagi Yang Mulia!"     

Seorang budak di barisan pertama mulai berlutut di depan orang banyak yang sedang bersorak sorai, dan tindakannya langsung diikuti oleh budak-budak lainnya ….     

Tiba-tiba, semua budak serentak berlutut, suara bersorak terus bergema. Suara orang-orang itu akhirnya berteriak menjadi satu irama. "Yang Mulia Maha Pemurah!" "Panjang Umur bagi Yang Mulia!"     

"Karena teriakan mereka sudah bergema ke mana-mana, aku tidak perlu mempersiapkan seorang aktor," pikir Roland.     

Roland menepukkan kedua tangannya dan memerintahkan para penjaga yang berada di belakangnya, "Mari kita makan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.