Bebaskan Penyihir Itu

Di Halaman Belakang Istana



Di Halaman Belakang Istana

0Gulir berdiri di belakang Roland, sambil mengawasi Roland yang sedang menulis sebuah naskah. Sinar matahari musim gugur bersinar melalui jendela ke punggung Gulir, dan rasanya seperti disirami dengan kehangatan.     
0

"Oh, apalagi yang harus dimasukkan … selain untuk meningkatkan dan mengurangi elektron? Apakah ada orang yang bisa memberitahuku? Aku menunggu jawabannya …" Roland menulis beberapa kata di atas kertas kemudian memegang keningnya dan bermeditasi, sambil sesekali mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh Gulir. Awalnya Gulir merasa agak khawatir melihat kondisi Roland seperti itu, tetapi akhirnya ia menyadari bahwa Roland hanya sedang mencoba menggali 'ilmu pengetahuan' yang ada di pikirannya.     

Hanya saja hari ini 'gelagat aneh' Roland jauh lebih parah dari sebelumnya.     

"Sayang sekali, aku tidak bisa membantu Yang Mulia dalam hal ini …" kata Gulir sambil menghela nafas, "Aku rasa hanya Anna satu-satunya penyihir yang dapat membantu Yang Mulia dalam hal ini. Aku sudah menghafal beberapa halaman yang ditulis oleh Yang Mulia sebelumnya. Namun, aku hanya bisa mengingat isinya tetapi tidak memahami artinya sama sekali. Pengetahuan yang dimiliki Yang Mulia jauh lebih dalam dari prinsip dasar matematika dan ilmu pengetahuan alam yang telah aku pelajari sebelumnya. Hanya dengan membaca naskah yang ditulis Yang Mulia itu saja aku sudah merasa pusing. Tidak heran Yang Mulia juga terlihat sangat stres."     

"Bagaimana kalau kita sudahi saja hari ini, Yang Mulia?" tanya Gulir kepada Roland.     

Roland menyerah dan ia meletakkan penanya, dan bersandar di kursi. Lalu Roland menghela nafas. "Aku benar-benar iri pada kemampuanmu yang tidak pernah melupakan apa pun. Jika aku bisa seperti kamu, aku tidak perlu khawatir tentang ujian. Lalu aku akan langsung diterima di 'universitas' terkenal dan mencapai puncak karierku."     

Gulir langsung menanggapi kalimat terakhir yang diucapkan Roland sebagai sebuah guyonan. "Apakah Yang Mulia juga harus mengikuti ujian di istana?"     

"Tentu saja. Kalau tidak, bagaimana para pengajar bisa menentukan mana pangeran yang lebih pintar," jawab Roland.     

"Sebenarnya, terkadang bisa mengingat segala sesuatu tidak terlalu menyenangkan," kata Gulir sambil tersenyum, "Hal-hal seperti kenangan buruk, kesedihan, dan kepedihan terus tersimpan di dalam ingatanku. Aku lebih suka melupakan semua kenangan buruk itu."     

Ketika Gulir masih tinggal di Wilayah Angin Laut, ia sering dipukuli dan dihina, hanya karena ia sangat miskin. Sampai sekarang, Gulir masih bisa mengingat penderitaan itu, wajah para pelaku yang memukuli dirinya, dan rasa sakit dari setiap pukulan dan tendangan yang ia terima. Setelah Gulir ditolong oleh seorang kapten tua berkaki pincang, hidupnya menjadi sedikit lebih baik. Bahkan, di daerah-daerah kumuh, setiap hari banyak orang yang mati karena berkelahi dan saling membunuh, dan jumlah itu sama banyaknya dengan mereka yang mati karena kelaparan atau mati karena kedinginan.     

Gulir membenci dirinya sendiri karena ia bisa mengingat dengan jelas kesulitan-kesulitan yang ia alami selama itu. Ingatan Gulir begitu jelas sehingga penderitaan yang ia alami berubah menjadi mimpi buruk setiap malam saat ia tidur. Ketika Gulir menginjak usia dewasa, ia memiliki suatu keahlian yaitu bisa mengeluarkan 'Kitab Sihir', dan sejak itu ia mulai menyadari bahwa ia memiliki ingatan yang luar biasa ini karena dirinya adalah seorang penyihir.     

Roland menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Gulir saat ini, dan Roland tersenyum sambil meminta maaf pada wanita itu dan berkata, "Kamu benar."     

Gulir tiba-tiba merasa ada kehangatan di hatinya.     

Hanya sedikit sekali orang yang peduli tentang perasaan seorang penyihir, apa lagi Roland adalah salah satu anggota keluarga kerajaan yang terpandang.     

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Itu hanya masa lalu."     

Roland Wimbledon berbeda dari bangsawan mana pun yang Gulir temui selama ini… malah, Yang Mulia sebenarnya berbeda dari pria mana pun yang Gulir temui. Yang Mulia memiliki ilmu pengetahuan yang sangat mendalam, namun Yang Mulia mau membagikan pengetahuan itu kepada orang lain. Yang Mulia memiliki latar belakang sebagai seorang bangsawan, tetapi ia tidak bersikap arogan dan tidak menolak orang yang datang kepadanya. Yang Mulia dikagumi oleh semua rakyatnya dan ia bisa melakukan apa saja yang ia mau, tetapi ia tidak melakukan hal yang tercela, dan sebaliknya, Yang Mulia mau memikirkan perasaan orang lain.     

Kota terpencil ini telah mengalami perubahan yang amat luar biasa dalam waktu satu tahun. Para penyihir memperoleh kedamaian dan kebebasan yang sudah lama mereka impikan, dan semua itu berkat Yang Mulia. Jika Gulir tidak menyaksikan pengalaman luar biasa ini dengan mata kepalanya sendiri, ia tidak akan pernah percaya bahwa ada seorang penguasa seperti ini di dunia ini.     

Sekarang, Gulir menyadari bahwa pemikirannya juga mulai berubah sedikit demi sedikit. Dulu Gulir tidak setuju dengan keputusan Yang Mulia untuk menikah dengan seorang penyihir. Tetapi kini Gulir merasa bahwa tidak peduli siapa yang akan dinikahi oleh Yang Mulia, Yang Mulia Roland yang akan naik ke takhta Kerajaan Graycastle. Yang Mulia bukan seorang yang bergantung pada anggota bangsawan lain yang tidak tahu apa-apa yang hanya mengikuti rutinitas dan memperluas kekuasaan dan kekayaan mereka sendiri dengan serakah. Sebaliknya, Yang Mulia akan mengandalkan orang-orang yang mendukungnya karena ia membawa kehidupan yang lebih baik kepada para pendukungnya.     

Gulir merasa bahwa pemerintahan Yang Mulia akan lebih kuat dari pemerintahan Raja Wimbledon sebelumnya.     

"Ah, sudahlah," Roland tiba-tiba menggaruk kepalanya dan berkata, "Ini adalah halaman yang terakhir."     

"Apakah besok kita akan melanjutkan penulisan naskah ini lagi, Yang Mulia?"     

"Tidak, berikan saja pada Kyle seperti ini. Buku ini sudah cukup bagi Kyle untuk dipelajari dalam waktu yang lama." Yang Mulia mengambil selembar kertas baru dan dengan cepat menulis sesuatu. "Lagi pula, wajar bila sebuah buku dari 'zaman kuno' memiliki beberapa halaman yang hilang, bukan begitu?"     

Gulir mengambil kertas itu dan melihat judul buku yang ditulis oleh Yang Mulia — itu tertulis 'Bahan Kimia Lanjutan'.     

…     

Setelah menyelesaikan pekerjaannya dan mengingat seluruh isi buku itu, Gulir meninggalkan kantor Yang Mulia dan ia bersiap untuk pergi ke Balai Kota, tetapi tiba-tiba matanya tertarik oleh sebuah pemandangan indah di halaman belakang istana.     

Setelah istana diperbesar, halaman belakang istana jadi hampir seluas alun-alun kota. Halaman itu kini ditanami dengan berbagai macam tanaman dalam waktu kurang dari satu minggu. Ini pasti hasil pekerjaan Daun.     

Gulir berjalan ke taman yang pinggirnya ditanami pohon-pohon zaitun. Setelah melewati barisan tanaman tebu yang lebat, Gulir melihat Daun sedang duduk di tepi kolam.     

Daun tidak mengepang rambutnya seperti biasa, malah kini ia membiarkan rambut panjangnya yang berwarna hijau tergerai sampai ke bahu. Daun menepuk-nepuk air di permukaan kolam dengan kakinya, dan memegang beberapa bulir gandum dan melemparkan gandum itu ke ikan-ikan yang ada di kolam. Setiap kali seekor ikan berenang dan menggosok-gosokkan diri ke kaki Daun, gadis itu tertawa.     

"Kakimu sudah sembuh?" tanya Gulir lalu ia duduk di samping Daun.     

"Ah, Nona Gulir." Daun berkedip sesaat lalu mengangguk dan tersenyum. "Ya, Nana sudah menyembuhkan jari-jari kakiku ke bentuk semula, sehingga jari kakiku tidak akan kesakitan lagi di musim dingin yang akan datang."     

"Apakah kamu sendiri yang mengembangkan dan memelihara semua tanaman di kebun ini?"     

"Benar." Daun dengan riang menunjuk ke arah tanaman. "Di sana ada pondok anggur. Di sini pohon buah-buahan dan tanaman. Aku juga meminta Yang Mulia untuk mengirim pupuk kompos untuk menguji kesuburan dan penyerapan pupuk untuk tanaman baru. Ada lusinan sarang burung di area pohon buah-buahan, sehingga burung-burung merpati milik Honey bisa tidur di dalam sarang itu."     

Gulir membelai rambut Daun yang panjang dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Kupikir kamu yang akan menjadi penyihir pertama dalam asosiasi yang bisa mengembangkan kemampuanmu. Lagi pula, ketika kita masih berada di Pegunungan Tak Terjangkau, kekuatan yang kamu tunjukkan hampir sama kuatnya dengan kekuatan Cara."     

"Yang Mulia mengatakan evolusi kemampuan seseorang berasal dari pemahaman akan kemampuan kita sendiri. Sel-sel tanaman ini memang luar biasa, tetapi aku sudah berpikir jauh sebelumnya bahwa tanaman-tanaman ini juga sama. Lihatlah, rumput dapat tumbuh bersama untuk membentuk tanaman rambat yang lentur. Jika tanaman-tanaman ini berbeda, bagaimana mereka bisa menyatu seperti itu?"     

Gulir hendak membuka mulutnya tetapi ia tidak tahu apakah ia harus menghibur Daun atau mengiyakan perkataannya. Akhirnya, Gulir berkata, "Sekalipun kemampuanmu tidak berkembang, kamu masih bisa melakukan banyak hal untuk Yang Mulia."     

"Aku merasa hal itu tidak akan lama lagi." kata Daun sambil menggelengkan kepalanya sementara matanya berbinar-binar gembira. "Hewan juga memiliki kehidupan, tanaman juga memiliki kehidupan, dan bahkan bagian-bagian lain yang membentuk hewan dan tanaman juga memiliki kehidupan … burung perlu bersarang di atas pohon, dan kotoran burung juga dapat menyuburkan pohon. Hutan menyediakan tempat bagi setiap makhluk hidup untuk tumbuh, sementara pohon itu sendiri juga bertambah besar karena dukungan makhluk hidup lain sebagai balasannya." Daun berhenti sejenak. "Melihat kebun ini, aku rasa aku sudah menemukan tujuan hidupku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.