Bebaskan Penyihir Itu

Salju di Musim Gugur



Salju di Musim Gugur

0Setelah semua penyihir sudah berkumpul di kantor Roland, ia menceritakan kembali keseluruhan cerita yang disampaikan Kilat kepadanya. "Ada sebuah peti mati kristal di dalam reruntuhan kuno, peti itu ada di dalam ruang bawah tanah yang lembab tetapi petinya masih utuh, dan ada sebuah batu permata ajaib yang mengeluarkan suara minta tolong, dan ada iblis-iblis yang sudah mati … apa pendapat kalian tentang hal ini?"     
0

Anna menjawab dengan mimik serius, "Maksudmu wanita ini mungkin seorang penyihir? Jika wanita ini masih hidup, kita mungkin bisa mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi empat ratus lima puluh tahun yang lalu darinya."     

"Mungkin juga wanita itu bukan seorang penyihir, atau bahkan ia bukan berasal dari dunia ini," kata Gulir dengan ragu, "Selain itu …."     

"Wanita itu juga mungkin tidak berada di pihak kita," sambung Daun.     

Komentar Daun membuat Roland terkejut. Jika reruntuhan itu ditinggalkan oleh gereja, wanita itu kemungkinan besar juga anggota gereja. Dari pakaiannya yang indah seperti yang digambarkan Kilat, wanita ini mungkin salah satu pejabat penting di gereja. Jika wanita ini hanya orang biasa, itu tidak masalah. Tetapi jika wanita ini memang seorang penyihir, maka ia mungkin termasuk orang yang sulit dihadapi.     

Berdasarkan pertempuran antara Ashes dan Nightingale tempo hari, dan serangan yang dilancarkan si Wanita Tanpa Wajah, Roland menyimpulkan bahwa tidak ada pedoman khusus untuk mengukur kemampuan bertarung seorang penyihir. Dalam beberapa kasus tertentu, seorang Penyihir Luar Biasa yang tidak mempan terhadap Batu Pembalasan Tuhan mungkin bisa dikalahkan oleh penyihir biasa yang memiliki kemampuan unik. Demikian juga, seorang penyihir tempur juga bisa dikalahkan jika ia lengah dari penyihir yang tidak bisa bertempur.     

Jika wanita itu, misalnya, mempunyai niat jahat terselubung, maka tidak ada seorang pun yang bisa menjamin kemampuan wanita itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi Persatuan Penyihir … kecuali wanita itu bisa dipengaruhi oleh Batu Pembalasan Tuhan.     

"Apa kalian semua sudah gila memperdebatkan apakah wanita ini ada di pihak kita atau bukan?" kata Lily sambil meletakkan tangan di keningnya. "Bagaimana mungkin wanita itu masih hidup? Wanita itu adalah orang yang hidup lebih dari empat ratus lima puluh tahun yang lalu! Para penyihir biasanya berumur pendek. Bahkan seorang Penyihir Luar Biasa yang kuat dapat hidup tidak lebih dari seratus tahun. Kekhawatiran kalian terlalu berlebihan. Menurutku, wanita itu mungkin akan langsung hancur jadi debu hanya dengan menyentuhnya."     

Roland meralat perkataan Lily. "Penyihir tidak hidup lama karena ada Siksaan Iblis. Secara fisik penyihir lebih kuat dari orang biasa, jadi mereka pasti bisa hidup lebih lama."     

"Hidup orang biasa tidak lebih dari empat puluh sampai lima puluh tahun." balas Lily sambil mendengus. "Apakah kamu pikir semua orang bisa hidup begitu lama seperti kura-kura?"     

Harapan hidup sampai usia empat puluh sampai lima puluh tahun saja terutama disebabkan karena tingkat kelaparan dan penanganan kesehatan yang buruk. Begitu standar hidup masyarakat meningkat, jumlah ini akan naik dua puluh persen. Namun, Roland pikir ucapan Lily ada benarnya juga. Bahkan jika ada orang yang berumur panjang, mereka tidak mungkin hidup selama lebih dari empat ratus lima puluh tahun. Bahkan kura-kura pun tidak bisa hidup selama itu.     

"Tetapi wanita itu memang masih hidup." balas Kilat. "Kamu akan buktikan ucapanku begitu kita tiba di sana. Wanita itu berbeda dari iblis yang sudah mati. Kulit wanita ini masih bercahaya dan bibirnya masih merah dan ranum. Maggie, bantu aku!"     

"Kilat benar!"     

"Yah, berhentilah berdebat," Wendy angkat bicara, "Apakah wanita itu masih hidup atau sudah mati, sebaiknya kita melihatnya terlebih dahulu."     

"Apa kamu yakin?" Gulir nampak keberatan.     

"Jika wanita ini benar-benar penyihir yang bekerja untuk gereja, kita hanya perlu meletakkan Liontin Penghukuman Tuhan di dekat wanita itu begitu ia bangun. Seharusnya tidak akan ada masalah. Lagi pula, kita punya Anna dan Nightingale di sini. Seharusnya tidak apa-apa." kata Wendy dengan tenang, "Intinya adalah wanita ini mungkin mengetahui sesuatu tentang pertempuran gereja melawan iblis lebih dari empat ratus lima puluh tahun yang lalu. Jadi kita harus menyelamatkan wanita itu."     

Informasi mengenai iblis yang selama ini berusaha ditutup-tutupi oleh gereja, benar-benar penting bagi Kota Perbatasan, dan kemungkinan besar informasi itu bukan sebuah berita baik. Jika Roland bisa mempelajari informasi itu terlebih dahulu, ia mungkin akan memperoleh keuntungan dalam pertempuran di masa depan melawan gereja.     

Karena Anna dan Nightingale memiliki pandangan yang sama, Gulir harus mengalah meski ia merasa enggan. Dengan demikian semua orang kini sudah sepakat untuk pergi ke sana.     

"Bagaimana dengan pasukan Tentara Pertama?" tanya Roland kepada Si Kapak Besi.     

"Aku bisa mengirim paling banyak lima puluh orang," jawab Si Kapak Besi, "Yang Mulia, Anda sudah mengutus beberapa pasukan untuk membantu Balai Kota merekrut para pengungsi. Saat ini ada sekitar lima ratus prajurit yang berjaga di sekeliling Kota Perbatasan. Meskipun istana Timothy sudah kita bom, masih ada kemungkinan ia akan melakukan serangan balasan terhadap Wilayah Barat. Karena itu, kita harus mempertahankan sejumlah pasukan Tentara Pertama untuk berjaga di sini untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Kota Raja."     

"Aku mengerti." jawab Roland sambil mengangguk. Pasukan yang terdiri dari lima puluh prajurit rasanya terlalu sedikit. Roland dan para penyihir mungkin akan kalah telak jika ada iblis yang melempar tombak mereka dari suatu tempat tanpa sepengetahuan mereka. Untuk mencegah hal itu terjadi, Roland menugaskan Kilat dan Maggie untuk mengintai dari udara. Sementara itu, Roland juga harus mengandalkan kemampuan Sylvie. Rencana ideal Roland adalah menggunakan balon udara bersama Tentara Pertama yang berjaga di bawah, mengajak beberapa penyihir yang bisa bertempur dalam jarak dekat sekaligus berfungsi sebagai penjaga, dan mengajak pasukan senjata api yang bertanggung jawab untuk melakukan serangan dari jarak jauh.     

Namun, itu artinya, para penyihir Pulau Tidur juga akan mengetahui bahwa ada seseorang yang tertidur dalam keabadian di dalam reruntuhan itu. Setelah mempertimbangkan matang-matang, Roland memutuskan untuk tetap menyertakan Sylvie, karena hal terpenting dalam eksplorasi ini adalah keselamatan mereka sendiri.     

Ketika Roland hendak mengalihkan topik pembicaraan untuk membicarakan mengenai rencana penyelamatan, Si Bulan Misteri berseru dengan suara pelan. "Astaga … apa itu?"     

Semua orang terpana ketika melihat ke luar jendela.     

Roland membuka jendela dengan tatapan tidak percaya. Langit yang tadinya mendung kini sudah dipenuhi dengan 'peri-peri putih' yang berputar-putar dan jatuh ke tanah. Roland mengulurkan tangannya ke luar jendela. Roland merasakan sensasi dingin ketika 'bulu' putih kecil itu jatuh ke tangannya.     

Ini salju.     

Ini sangat tidak biasa … sejauh yang Roland ketahui, salju hanya turun pada saat musim dingin di Wilayah Barat, dan saat ini bahkan belum masuk musim dingin!     

"Apakah normal jika salju turun di bulan kedua musim gugur?" tanya Roland sambil menatap Si Kapak Besi yang sedang melihat salju dengan muka tegang. Si Kapak Besi menjawab, "Selama aku tinggal di kota ini tujuh atau delapan tahun terakhir, aku belum pernah melihat kejadian seperti ini."     

Salju yang turun menandakan kedatangan Bulan Iblis. Pada saat itu, matahari akan tertutup awan gelap. Sebelum matahari muncul kembali, seluruh Wilayah Barat akan mengalami serangan binatang iblis. Seluruh Hutan Berkabut akan dipenuhi monster-monster ganas ini. Dengan begitu akan sangat berbahaya jika Roland dan para penyihir melakukan perjalanan ke luar kota dan hampir tidak mungkin mengangkut para penyihir dengan menggunakan balon udara dalam cuaca seperti ini, apalagi mengutus Tentara Pertama ke Hutan Berkabut.     

Mengingat beberapa poin ini, Roland tidak punya pilihan selain menunda operasi penyelamatan wanita itu sampai cuacanya cerah kembali.     

Karena suhu di musim gugur biasanya tidak berubah menjadi dingin secepat itu, Roland mengira salju yang turun hanya bersifat sementara dan akan berhenti dalam waktu singkat.     

Namun, yang membuat Roland kecewa, kota itu dilanda badai salju tiga hari kemudian. Hutan dan gunung-gunung semuanya tertutup lapisan salju putih yang tebal. Cuaca seperti ini pasti akan menjadi pemandangan yang menakjubkan di zaman modern. Sayangnya, saat ini Roland tidak memiliki hasrat untuk menikmati keindahan salju itu.     

Meskipun saljunya tidak begitu tebal jika dibandingkan dengan salju di Bulan Iblis sebelumnya, butiran salju masih berjatuhan di sana-sini. Saat ini Tentara Pertama dalam keadaan siaga dan mereka berpatroli di tembok kota baru secara teratur setiap hari. Tenda-tenda didirikan di bawah tembok kota sehingga para prajurit dapat bersiap-siap untuk peperangan yang akan datang tepat pada waktunya. Karena sekarang suhunya selalu dingin setiap harinya, para prajurit telah mengganti pakaian mereka menjadi pakaian musim dingin.     

Perasaan Roland kembali kesal pada hari keempat ketika ia menerima berita dari tembok kota.     

Tembok kota bagian barat telah diserang oleh binatang-binatang iblis.     

Itu berarti Bulan Iblis tiba satu bulan lebih awal dari biasanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.