Bebaskan Penyihir Itu

Alasan



Alasan

0"Lady Tilly!"     
0

Sambil mengikuti Nightingale ke istana Roland, Tilly tidak menyangka Sylvie akan menjadi orang pertama yang menyambut kedatangannya. Sylvie berlari dengan gembira ke arah Tilly sambil setengah membungkuk. Sylvie dengan semangat berlari memeluk Tilly sambil berkata, "Kamu sudah sampai secepat ini. Ini masih musim gugur."     

"Musim gugur di sini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan musim dingin." sahut Tilly sambil tertawa. "Di mana saudari-saudarimu yang lain?"     

"Lotus sedang membangun rumah untuk para pengungsi. Evelyn dan Candle masih bekerja di area industri saat ini. Honey sedang melatih merpati pembawa pesan di halaman belakang istana." kata Sylvie. "Yang Mulia telah mengutus seseorang untuk memberi tahu mereka mengenai kedatanganmu."     

"Jangan khawatir. Kalian akan segera bertemu dengan mereka." Tilly mendengar sebuah suara yang terdengar familiar namun juga terasa asing dari belakang Sylvie.     

Tilly mendongak dan melihat seorang pria berambut abu-abu sedang tersenyum padanya. Penampilan Roland kelihatannya tidak banyak yang berubah. Namun, senyum dan sikap Roland membuat kesan yang sangat berbeda di mata Tilly.     

"Selamat datang di Kota Perbatasan, adikku sayang."     

Benak Tilly dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan. Tilly memiliki banyak keraguan sehingga ia ingin langsung mengutarakan pendapatnya. Namun, Tilly tetap bersikap tenang selagi ia mengikuti Roland masuk ke sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang belajar.     

"Silahkan duduk." kata Roland sambil menuangkan secangkir teh hitam hangat dan menyerahkan teh itu kepada Tilly. "Sudah satu tahun berlalu sejak terakhir kali kita berpisah. Aku tahu kamu punya banyak hal untuk diceritakan kepadaku, begitu pula aku … tetapi santai sajalah dulu." kata Roland sambil membalikkan tubuh dan melihat salju yang turun di luar jendela. "Musim ini akan menjadi musim dingin terpanjang tahun ini."     

Tilly tidak menyahut. Tilly hanya memegang cangkirnya dan duduk di samping meja Roland, sambil diam-diam memperhatikan Roland dari atas sampai ke bawah.     

"Kalimat pembuka yang diucapkan Roland adalah sesuatu yang tidak pernah diucapkan oleh kakaknya sejak dulu", pikir Tilly. Roland adalah seorang pengecut dan pemalu, tetapi ia selalu berpura-pura kuat di depan orang lain. Dan yang paling Tilly ingat adalah Roland dulu sering berkelit dari masalah, tidak pernah berpikir positif ketika ia menghadapi kesulitan. Namun, Roland Wimbledon yang duduk di depan Tilly ini benar-benar berbeda. Roland Wimbledon yang ini mencoba berinisiatif dalam memulai percakapan. Roland yang ini menunjukkan perilaku seorang pria yang berkuasa, tetapi tetap berbicara dengan nada yang sopan dan lembut.     

"Nightingale." Roland sedikit menoleh ke samping.     

"Tetapi Yang Mulia …" Suara Nightingale terdengar dari suatu tempat di ruangan itu, tetapi ia tidak kelihatan.     

"Tidak apa-apa. Tilly adalah adikku."     

"Baiklah." Nightingale terdiam sesaat. Kemudian Nightingale keluar dari dalam Kabut dan meninggalkan ruangan, wajahnya tampak sedikit kesal.     

"Hanya ada kamu dan aku yang tersisa di ruangan ini." kata Roland sambil tersenyum dan ia duduk kembali ke mejanya.     

Tilly terdiam sejenak. "Si … siapa kamu sebenarnya?"     

Tilly pikir Roland mungkin akan ragu-ragu atau berbohong untuk menyembunyikan jati dirinya. Tilly tidak menyangka Roland akan menjawab pertanyaannya secara spontan. "Ini aku kakakmu, Roland Wimbledon, Pangeran Graycastle." kemudian Roland tertawa. "Aku tahu aku sudah banyak berubah, tetapi aku ingin menjelaskannya kepadamu lebih rinci."     

Tilly tiba-tiba ingat akan isi surat yang Roland tulis: "Mengenai hal yang mendorongku untuk membuat keputusan ini dan apa yang membuat aku tidak lagi bersikap acuh terhadap segala sesuatu, seperti yang sering aku lakukan di masa lalu, akan aku jelaskan secara rinci kepadamu nanti." Kalimat ini mungkin yang mendorong Tilly untuk memutuskan datang ke kota terpencil ini.     

Tilly tersenyum. "Aku akan menyimak penjelasanmu dengan baik."     

Seluruh penjelasan yang dikatakan Roland tidak sulit dipahami, tetapi penjelasannya sangat menarik. Setelah mendengar pengalaman Roland sejak menginjakkan kakinya di Kota Perbatasan, Tilly menyadari cangkir tehnya sudah kosong. Tilly menghela nafas panjang dan mengingat kembali kisah yang baru saja diceritakan Roland. Singkat cerita, Roland jatuh cinta kepada seorang penyihir yang bernama Anna. Sejak menyelamatkan Anna, Roland mengetahui tindakan jahat yang dilakukan gereja dan tipuan gereja terhadap orang-orang yang mengatasnamakan para penyihir. Selanjutnya, percobaan pembunuhan yang dilakukan Garcia kepada Roland membuat Roland menyadari betapa berbahayanya ambisi Garcia dalam merebut takhta kerajaan. Bahkan meski Roland bersembunyi di suatu tempat terpencil sekalipun, ia tidak akan lolos dari kejaran Garcia yang mengikuti dirinya seperti bayangan. Akhirnya, Roland memutuskan untuk mengubah segalanya.     

Cerita yang disampaikan Roland terdengar agak dramatis, tetapi hampir tidak bisa dianggap sebagai sebuah penjelasan. Masalahnya adalah ilmu pengetahuan aneh yang ada di otaknya, baik itu mengenai mesin uap atau cara memproduksi senjata api. Ilmu pengetahuan semacam ini bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh karena inspirasi sesaat saja.     

"Jadi, alasan utama di balik semua perubahan perilakumu ini adalah adanya ingatan tambahan yang tiba-tiba terlintas di kepalamu?" tanya Tilly.     

"Tepat sekali," kata Roland dengan raut wajah sungguh-sungguh, "Aku tahu ini kedengarannya sulit dipercaya, tetapi itulah yang terjadi … aku beruntung bisa lolos dari percobaan pembunuhan Garcia dan terbangun dengan ingatan tambahan ini. Jika bertemu dengan Anna menjadi penyebab masuknya ingatan tambahan ini, maka ilmu pengetahuan dalam ingatan ini jadi semacam kekuatan pendorong yang membuatku ingin mengubah sikapku selama ini."     

Tilly bertanya-tanya apakah ingatan tambahan yang masuk ke otak Roland disebabkan karena kekuatan sihir seorang penyihir. Tidak mungkin Roland telah digantikan oleh seseorang atau terkena pengaruh sihir, karena Sylvie telah memastikan hal ini sebelumnya. Kemampuan para penyihir dari Asosiasi Persatuan Penyihir juga bukanlah sebuah misteri yang tidak diketahui. Mereka semua melakukan latihan khusus setiap hari dan Sylvie tidak menemukan kemampuan atau apa pun yang bisa mendekati Roland atau memanipulasi Roland.     

Satu-satunya kemungkinan lain adalah mungkin ada seseorang yang mendiami tubuh Roland. Tilly mengetahui bahwa seorang penyihir bisa memiliki kemampuan untuk mendiami tubuh seseorang dan menyelidiki ingatan orang itu. Tetapi spekulasi ini juga tidak mungkin. Roland Wimbledon, meskipun bukan putra kesayangan ayahnya, ia tetaplah salah satu Pangeran Kerajaan Graycastle. Liontin Penghukuman Tuhan bukanlah hal yang aneh bagi Roland dan ia juga selalu dikelilingi dan dilindungi oleh para kesatria dan pengawal. Mustahil ada seorang penyihir yang bisa mendekati Roland dengan mudah, kecuali penyihir itu memiliki kemampuan menyembunyikan diri yang hebat.     

Lagi pula, jika penyihir semacam itu benar-benar ada, bagaimana penyihir itu bisa mengetahui begitu banyak hal-hal yang luar biasa? Ketika Tilly masih kecil, ia sering berada di perpustakaan istana dan ia diajar oleh beberapa orang guru yang berpendidikan tinggi dan berambut putih. Tetapi bahkan mereka saja tidak pernah berbicara tentang bagaimana cara membuat mesin uap dan menggunakan bubuk mesiu untuk menggantikan tenaga hewan dalam bertani dan menggantikan pedang dalam berperang.     

Jika dipikir kembali, sepertinya ilmu pengetahuan aneh yang dimiliki Roland ini memang terkait dengan percobaan pembunuhan yang hampir merenggut nyawanya itu.     

"Bagaimana kamu bisa membuktikan bahwa kamu adalah Roland Wimbledon asli dan bukan orang lain yang memiliki ingatan tambahan?"     

Tilly tahu pertanyaan ini terdengar cukup kasar dan tidak sopan. Jika Roland adalah Pangeran Roland yang asli, ia mungkin akan sangat murka, menendang meja dengan kasar, dan keluar dari ruangan.     

"Aku masih ingat apa yang terjadi waktu itu," jawab Roland dengan tenang, "Dan kupikir cara untuk membedakan asli atau tidaknya seseorang terletak pada ingatannya yang unik dan khas. Jika seorang penyihir mampu mengubah dirinya menjadi dirimu namun memiliki ingatan yang berbeda, pada dasarnya penyihir itu masih tetap orang lain. Aku punya banyak kenangan aneh di kepalaku, tetapi aku tidak ingat dari mana datangnya. Tetapi kejadian di mana kamu menangis karena aku mendorongmu ke pecahan-pecahan kaca masih teringat jelas dalam ingatanku. Jadi itulah buktinya." Roland berhenti sejenak. "Tentu … aku belum meminta maaf padamu untuk kejadian itu. Aku harap aku belum terlambat untuk meminta maaf."     

Tilly tetap terdiam. Roland duduk di depan Tilly, dengan pakaian yang bersih dan sorot mata yang sungguh-sungguh, seolah-olah ia mengatakan fakta yang tidak mungkin bisa dibantah. Jelas, dari segi mana pun, Roland yang ini jauh lebih baik daripada pangeran roland pesolek yang Tilly kenal selama ini. Tetapi masih ada sedikit keraguan di benak Tilly.     

"Ini benar-benar … sulit dipercaya."     

"Itu wajar." Roland tampaknya bisa menebak pikiran Tilly. "Banyak hal juga luar biasa bagiku sebelum aku mengalaminya sendiri. Aku tidak pernah menyangka adikku adalah seorang penyihir dan menyembunyikan jati dirimu dari semua orang di istana. Tetapi … seperti yang sudah kukatakan tadi di awal, ini adalah musim dingin yang panjang. Kita bisa saling mengenal satu sama lain perlahan-lahan."     

Ini mungkin solusi terbaik saat ini, jadi Tilly akhirnya menganggukkan kepalanya. "Selama beberapa bulan ke depan … Aku harap aku tidak akan merepotkanmu dengan kehadiranku di sini."     

"Percayalah, kamu akan suka tinggal di kota ini."     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.