Bebaskan Penyihir Itu

Menjadi Polisi



Menjadi Polisi

0Vader bangkit dari tempat tidur dan mencoba menggerakkan tubuhnya. Punggungnya tidak terasa sakit sama sekali. "Sepertinya Pemimpin Kesatria itu berkata benar. Lukanya sudah sembuh dengan sendirinya." pikir Vader dalam hati.     
0

"Bagaimana punggungmu?" tanya Cacusim. "Aku pikir kamu harus beristirahat lebih lama."     

"Aku baik-baik saja. Kemarin aku bisa bekerja dengan baik, bukan?" sahut Vader sambil mengenakan jaket lamanya, dan memasukkan kakinya ke dalam sepatu bot yang terasa dingin. "Semakin cepat aku mulai bekerja, semakin cepat aku bisa menerima bubur gandum yang menjadi jatahku. Aku tidak bisa selalu mengandalkan bubur gandum darimu. Satu mangkuk bubur gandum tidak cukup untuk kita berdua."     

"Tetapi kurasa ini tidak apa-apa. Bubur gandum di kota ini jauh lebih padat berisi jika dibandingkan dengan bubur gandum di tempat lain, dan rasa bubur ini seperti bubur daging." jawab Cacusim sambil menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu dulunya adalah seorang petugas patroli. Kamu mungkin tidak terbiasa hidup di daerah kumuh. Bubur di tempat lain lebih seperti sup bening. Satu-satunya perbedaan bubur itu dari sup adalah buburnya mengandung beberapa bulir gandum. Agar buburnya terlihat padat, petugas yang membagikan bubur itu biasa memasak buburnya dengan akar rumput atau dedaunan. Bubur gandum yang diberikan oleh sang penguasa wilayah ini mungkin tidak cukup untuk kita berdua, tetapi setidaknya kita tidak mati kelaparan."     

"Aku hanya ingin kita berdua bisa makan dengan kenyang," kata Vader sambil mengikat tali sepatunya dan tersenyum.     

"Baiklah." jawab Cacusim sambil menghela nafas. "Kalau begitu berhati-hatilah. Jangan bekerja terlalu keras."     

"Rasanya sungguh aneh. Awalnya Cacusim hanyalah seorang kambing hitam yang dimanfaatkan oleh geng Tikus Jalan Hitam, tetapi rasanya ia sudah jadi seperti ayahku sendiri sekarang." pikir Vader. Yang lebih anehnya lagi, Vader bahkan merasa nyaman dengan perasaan ini.     

"Tentu." kata Vader sambil menggelengkan kepalanya, seolah-olah ia menganggap ucapan Cacusim adalah sesuatu yang lucu. "Jagalah dirimu baik-baik."     

Ketika Vader membuka pintu, ia melihat ada dua orang pria yang berdiri di depan pintunya. Seragam putih dengan ornamen bahu berwarna biru muda dan tanda di lengan menunjukkan identitas mereka - mereka adalah pejabat administrasi dari Balai Kota.     

Vader mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kalian mencari siapa?"     

Salah satu dari mereka mengeluarkan selembar kertas dan melirik ke arah Vader. "Apakah kamu yang bernama Vader?"     

"Benar, Tuan."     

"Apa yang terjadi?" Cacusim juga mendengar pembicaraan itu dari dalam rumah.     

"Selamat," salah satu pejabat itu tersenyum dan berkata, "Kamu telah lulus ujian tertulis untuk mendaftar sebagai petugas keamanan publik. Selanjutnya kamu akan menjalani pelatihan komprehensif selama satu minggu ke depan." Lalu pejabat itu menyerahkan sebuah kartu kecil ke tangan Vader. "Ini adalah kartu identitas sementara milikmu. Bawalah serta saat kamu pergi ke perkemahan Tentara Kedua. Kamu akan dipersilahkan masuk oleh orang-orang di sana."     

Vader berkata sambil terbelalak. "Apa aku … benar-benar lulus ujian dari Yang Mulia?"     

"Belum sepenuhnya," jawab salah satu pejabat itu. "Tes tertulis hanyalah langkah pertama dari proses penyaringan. Kamu baru akan lulus semua penilaian dan menjadi petugas keamanan publik hanya setelah kamu menyelesaikan seluruh pelatihan dan mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari Pemimpin Kesatria."     

Setelah menyampaikan pesannya, kedua pejabat Balai Kota itu pergi meninggalkan rumah Vader. Mereka tidak meminta uang, atau mencoba mendapatkan keuntungan. Tampaknya tujuan mereka kesini semata-mata hanya untuk menyampaikan informasi ini kepada Vader.     

"Kamu berhasil!" kata Cacusim sambil menepuk bahu Vader dengan penuh semangat. "Apa yang kamu katakan sebelumnya? Kamu bilang kamu mungkin tidak akan terpilih."     

Vader terpana untuk sementara waktu, kemudian ia berkata, "Karena pertanyaan-pertanyaan dalam ujian itu benar-benar aneh."     

Cacusim jadi penasaran. "Apa pertanyaannya?"     

Vader mengingat kembali apa yang terjadi satu minggu yang lalu. Sejak Vader mengetahui bahwa Yang Mulia berencana merekrut petugas keamanan publik - ini adalah pekerjaan yang sama seperti penjaga patroli tetapi dengan nama yang berbeda - ia langsung melamar ke Balai Kota untuk mengetahui persyaratan yang dibutuhkan. Lima hari kemudian, Vader mendapat balasan dari Balai Kota - ia diberitahu untuk menjalani sebuah tes tertulis.     

Vader merasa sangat percaya diri, karena ia tidak hanya memenuhi semua persyaratan tersebut, tetapi ia juga memiliki lebih dari lima tahun pengalaman sebagai petugas patroli. Mengingat bahwa kota ini sedang benar-benar membutuhkan petugas keamanan publik, Vader merasa kesempatan bagi dirinya terpilih sangat tinggi. Jika Vader bisa menjadi petugas keamanan publik, ia bisa menjaga Cacusim kapan saja bahkan meski ia harus tinggal di pusat kota.     

Tetapi Vader tidak menyangka bahwa ia akan duduk dan menjalani serangkaian pertanyaan tes yang aneh.     

Pada hari ujian itu, lebih dari seratus orang kandidat duduk di aula. Pemimpin Kesatria membagikan setumpuk kertas kepada mereka satu per satu, dan meminta mereka untuk menjawab semua pertanyaan yang tertera di kertas. Pemimpin Kesatria juga menyuruh mereka untuk menulis dengan jelas karena penguji terakhir adalah sang pangeran sendiri. Metode pengujian seperti itu membuat bingung para kandidat. Meskipun ditulis dengan jelas di dalam persyaratan bahwa para kandidat harus dapat membaca dan menulis, tidak satu pun dari mereka yang menyangka bahwa sang pangeran benar-benar serius dengan persyaratan itu.     

Pada saat itu, setengah dari seratus orang kandidat kebingungan. Vader bisa membaca pertanyaan yang tertera di kertas ujian, tetapi setelah membaca pertanyaannya dengan saksama, ia juga merasa kebingungan. "Apa-apaan pertanyaan ini?" Contoh, "Bayangkan Anda adalah seorang kusir yang mengendarai kereta di sepanjang jalan gunung yang sempit dan ada dua orang warga sipil di kereta Anda. Tiba-tiba, sekelompok pengungsi muncul di depan Anda. Anda hanya dapat memilih untuk menerjang para pengungsi itu atau membiarkan kereta Anda jatuh dari tebing. Jika Anda memilih pilihan yang pertama, beberapa orang pengungsi akan tertabrak kereta dan mati, sedangkan jika Anda memilih yang kedua, dua orang warga sipil akan kehilangan nyawa mereka. Atau, Anda dapat bertahan dengan keterampilan yang Anda miliki. Apa yang akan Anda lakukan? Tolong jelaskan alasan mengapa Anda memilih pilihan itu sedikitnya dalam tiga ratus kata."     

Pertanyaan itu membuat semua kandidat kebingungan. Pertanyaan itu menyebutkan jumlah warga sipil secara spesifik, tetapi jumlah pengungsi tidak disebutkan secara detail, sehingga sangat sulit untuk memperkirakan akibat dari kedua pilihan itu. Selain itu, Vader merasa mungkin bukan masalah besar jika ia menerjang dan membunuh sekelompok pengungsi, tetapi itu mungkin bukan jawaban yang diinginkan oleh Yang Mulia.     

"Haruskah aku membiarkan kedua warga sipil itu mati? Apakah ini jawaban yang tepat?"     

Seluruh kertas soal penuh dengan pertanyaan aneh seperti ini. Pada saat itu, Vader bahkan merasa curiga bahwa Yang Mulia memang sengaja membuat ujian ini jadi sangat sulit, dan sebenarnya kandidat Yang Mulia inginkan sudah dipilih.     

"Lupakan sajalah. Mungkin aku telah salah menilai." pikir Vader sambil menghela nafas. "Sekarang aku akan pergi ke perkemahan Tentara Kedua."     

"Baiklah." kata Cacusim sambil tertawa. "Aku yakin pada akhirnya kamu memang akan menjadi petugas keamanan publik."     

…     

Perkemahan Tentara Kedua terletak di utara kota, di luar tembok kota yang mengelilingi pusat kota. Ketika Vader tiba, ia melihat Pemimpin Kesatria sudah menunggu di sana.     

"Mulai hari ini, kamu akan menjadi polisi cadangan," kata Carter ketika semua orang sudah tiba di sana. "Di minggu berikutnya, kalian semua harus tinggal di kamp ini untuk menerima pelatihan khusus. Bagi yang memenuhi syarat dapat tinggal disini, dan bagi yang tidak memenuhi syarat bisa kembali ke tempat kalian masing-masing! Aku akan membuat kalian mengerti apa artinya disiplin dan bagaimana kalian harus melayani Yang Mulia!"     

"Inilah yang seharusnya menjadi ujian kami," pikir Vader, "Tetapi … apakah barusan Pemimpin Kesatria hanya mengatakan bahwa hanya lima belas orang dari seratus orang kandidat saja yang akan bertahan?" Vader melirik orang-orang di sekitarnya. Dilihat dari pakaian dan warna kulit mereka, orang-orang ini tampaknya tidak seperti dirinya, mungkin mereka adalah penduduk lokal.     

Benar saja, persyaratan untuk bisa membaca bukanlah sebuah lelucon.     

"Lapor!" seseorang mengangkat tangannya dan berseru.     

Carter menyeringai. "Oh? Tampaknya kamu familiar dengan aturan di dalam regu kesatuan. Silahkan."     

"Yah, kakakku bergabung dengan Tentara Pertama," kata pria itu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. "Tuan, aku ingin tahu apa sebenarnya arti dari 'polisi'. Bukankah kami terdaftar sebagai petugas keamanan publik?"     

"Polisi adalah bagian dari Sistem Keamanan Publik, dan kalian dapat menganggap diri kalian sebagai petugas keamanan di wilayah kekuasaan Yang Mulia. Tanggung jawab kalian adalah menangkap para penjahat, memerangi tindakan ilegal, mempertahankan wilayah kekuasaan Yang Mulia, melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Yang Mulia dan Balai Kota, dan membantu rakyat yang menghadapi kesulitan."     

"Membantu rakyat? Tetapi barusan Anda bilang kami harus melayani Yang Mulia …."     

"Tidak ada bedanya antara melayani rakyat dengan melayani Yang Mulia. Melayani rakyat Yang Mulia sama dengan melayani Yang Mulia juga. Nah, apakah kalian ingin melayani Yang Mulia di istananya?" kata Carter sambil mengangkat bahu. "Kalian harus menjadi kesatria yang hebat terlebih dahulu."     

"Tetapi semua kesatria adalah para bangsawan …" pikir Vader dalam hati. "Ada perbedaan besar antara kaum bangsawan dengan warga sipil. Tidak ada warga sipil yang bisa menjadi seorang kesatria."     

"Ingat, kalian adalah pelaksana hukum sekaligus penjaga bagi rakyat. Baiklah, pergilah ke tenda kalian dan kenakan seragam kalian." kata Carter sambil bertepuk tangan. "Sekarang, ada misi yang harus kalian laksanakan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.