Bebaskan Penyihir Itu

Jalur Transportasi



Jalur Transportasi

0"Yang Mulia, bolehkah aku bertanya? Apakah Anda tahu siapa kira-kira yang mengutus para pembunuh itu ke sini?" tanya Carter kepada Roland setelah Vader pergi meninggalkan mereka.     
0

"Hanya gereja dan Timothy yang memiliki pil-pil itu. Garcia sudah pergi jauh dari Kerajaan Graycastle. Garcia tidak perlu bersusah payah mengutus seseorang hanya untuk membunuhku." kata Roland sambil menghela nafas. "Kemungkinan besar, mereka adalah orang-orang utusan Timothy. Timothy tidak berani mengirim pasukannya keluar dari Kota Raja untuk menyerangku, tetapi itu tidak berarti ia lupa untuk melancarkan rencana balas dendamnya kepadaku."     

Roland merasa lega para pembunuh ini hanya membawa pil Berserk daripada melumuri tubuh mereka dengan bahan peledak. Jika mereka berhasil menyalakan bahan peledak di antara kerumunan orang banyak, upaya Roland untuk mengumpulkan para pengungsi ini selama dua bulan akan sia-sia.     

Sebenarnya, para pembunuh ini tidak terlalu membuat Roland khawatir. Roland mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan dan ia dilindungi oleh para pengawal saat Nightingale tidak ada bersamanya. Dengan begitu, Roland yakin para pembunuh itu hampir tidak bisa mendekati dirinya di bawah perlindungan sepuluh pengawal yang bersenjatakan senjata api, bahkan seorang Penyihir Luar Biasa sekalipun tidak akan bisa mendekati dirinya.     

Roland sendiri merasa terkejut melihat betapa cepat pola pikirnya berubah dalam waktu kurang dari satu tahun sejak dirinya menjadi penguasa wilayah di Kota Perbatasan. Setiap percobaan pembunuhan atau keributan apa pun yang terjadi pasti akan membuat Roland ketakutan dan panik jika dirinya masih seorang pendatang di kota itu. Terlepas dari semua ketegangan itu, Roland berhasil menyembunyikan ketakutannya dan ia tampak tenang dan terkendali. Dengan kepercayaan mutlak kepada para pengawalnya yang pemberani dan setia, Roland bahkan merasa heran pada dirinya sendiri. Sebagai target pembunuhan utama, Roland tetap mampu bersikap tenang selama kejadian itu.     

"Tolong bawa tim utusan delegasi ke sini. Tanyakan kepada mereka bagaimana cara mereka merekrut para pengungsi ini," kata Roland kepada Barov, "Dan aku juga perlu tahu dari mana para pengungsi itu naik ke kapal."     

"Baik, Yang Mulia." Sebagai Pimpinan Tertinggi Balai Kota, Barov merasa gelisah. Barov tidak menyangka bahwa pejabat Balai Kota paling cakap yang ia pilih untuk melakukan misi perekrutan akan membuat kesalahan sebesar ini.     

"Jangan salahkan para pekerjamu. Mari kita perjelas situasinya terlebih dulu."     

Ketika semua pengungsi bergerak melewati pos pemeriksaan lagi, Roland kembali ke kantornya di istana. Tim utusan delegasi membawa kabar baik kali ini. Ketika Kota Elang dan Pelabuhan Air Jernih di Wilayah Selatan hancur karena peperangan, pertanian di luar kota menjadi sepi dan semua penduduk beralih menjadi pengungsi dan mereka mencari tempat berlindung. Harga makanan melonjak tinggi dalam cuaca bersalju seperti ini. Dalam kondisi ini, harga budak sudah melonjak dua kali lipat.     

Jika Roland bisa menyediakan jalur transportasi yang efektif, para pengungsi itu akan berdatangan ke Wilayah Barat. Bahkan, menurut laporan tim utusan delegasi, banyak pengungsi yang sudah mulai menuju ke Wilayah Barat, setelah mendengar berita bahwa Kota Perbatasan sedang membuka proses rekrutmen.     

Tetapi membuat jalur transportasi itu tidak mudah.     

Karena salju yang tebal selama Bulan Iblis telah menutupi semua jalanan, lebih baik Roland memilih jalur transportasi air, ia bisa menggunakan kapal untuk mengangkut para pengungsi melalui Sungai Air Merah. Namun, Si Kota Kecil yang dioperasikan dengan kekuatan seorang penyihir dan merupakan satu-satunya kapal di Kota Perbatasan, jelas tidak dapat memenuhi semua kebutuhan untuk mengangkut para pengungsi sebanyak itu. Untuk memenuhi kebutuhan ini, setidaknya Roland masih memerlukan dua puluh kapal lagi.     

Kekurangan kapal menjadi kendala utama bagi tim utusan delegasi dalam merekrut pengungsi. Dalam pandangan mereka, mereka pikir tidak perlu banyak biaya untuk menarik para pengungsi, namun kenyataannya mereka telah menghabiskan sebagian besar emas mereka untuk membiayai transportasi dan menyelesaikan semua urusan bagi para pengungsi. Hampir empat ratus orang pengungsi telah tiba di Kota Perbatasan dan lebih dari tiga ribu orang pengungsi masih berada di Kota Willow, Kota Perak dan Bukit Naga Tumbang, menunggu kapal menjemput mereka.     

Sayangnya, semua pemilik kapal menaikkan harga sewa berdasarkan tren pasar saat ini. Biaya yang dibutuhkan untuk mengangkut tiga ribu orang pengungsi yang tersisa sekarang hampir sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan rencana penyelamatan para pengungsi di Kota Raja tempo hari. Jika kondisi ini terus berlanjut, biaya transportasi pengungsi ini akan memakan uang lebih banyak daripada yang mereka bayangkan. Setelah laporan dari tim utusan delegasi disampaikan, Roland berpikir sejenak dan dengan cepat memutuskan untuk meminta bantuan dari Serikat Dagang Margaret, sambil berharap mereka tidak akan mematok harga yang terlalu tinggi demi membantu Kilat.     

Roland terus berpikir dan merancang sebuah rencana di benaknya. Roland ingin membuat lebih banyak kapal untuk Kota Perbatasan sehingga ia dapat menekan biaya transportasi. Dengan kemajuan dalam produksi baja dan semen, kota ini sudah dapat membangun kapal besar yang digerakkan dengan mesin uap, yang berfungsi sebagai jalur transportasi di sungai.     

…     

Setelah makan siang, Barov mengetuk pintu kantor Roland dan melangkah masuk, "Yang Mulia, aku sudah menyelidiki apa yang ingin Anda ketahui."     

"Silahkan bacakan laporanmu." kata Roland.     

"Cyron, salah seorang muridku yang bertanggung jawab atas perekrutan para pengungsi di wilayah utara. Cyron tidak dapat menemukan cukup banyak kapal untuk mengangkut para pengungsi kembali ke Wilayah Barat, karena itu ia menghubungi beberapa teman lamanya di Kota Raja, dengan harapan mereka dapat membantunya untuk mengangkut semua pengungsi itu." kata Barov sambil menghela nafas. "Cyron mengangkut semua pengungsi di Kota Perak, yang dekat dengan Kota Raja. Kurasa mungkin Timothy mendengar tentang hal itu dan mengirim orang-orangnya untuk menyelundupkan diri bersama para pengungsi."     

"Ada berapa orang pengungsi yang masih ada di Kota Perak?" tanya Roland kepada Barov.     

"Masih ada sekitar delapan ratus orang lagi," jawab Barov, "Dan kapal-kapal sewaan yang melakukan perjalanan pulang pergi setidaknya akan memakan waktu setengah bulan. Aku khawatir dengan apa yang terjadi lagi nanti ketika mereka membawa pengungsi ke sini saat pengiriman yang berikutnya. Bagaimana kalau kita menarik mundur Tentara Pertama dan meninggalkan para pengungsi itu di Kota Perak?" Barov menyarankan kepada Roland.     

"Tidak, tidak, mari kita perbaiki proses pemeriksaan kita, kita tangkap utusan yang dikirim oleh Timothy dan pisahkan mereka dari pengungsi ketika mereka melewati pos pemeriksaan." jawab Roland, "Jika kita meninggalkan para pengungsi di Kota Perak, beberapa dari mereka terpaksa kembali ke utara, dan orang-orang di sana yang mendengar tentang kejadian ini tidak akan pernah mempercayai kita lagi." kata Roland.     

Dengan bantuan Sylvie dan Nightingale, mata-mata dan para pembunuh dapat diidentifikasi dengan mudah. Para pembunuh ini bukan ancaman besar bagi Roland. Roland hanya ingin membuat pengaturan yang tepat untuk memastikan keselamatan para pengungsi lain yang tidak bersalah.     

"Baik, Yang Mulia." Barov terdiam sejenak dan bertanya. "Jadi, bagaimana dengan Cyron?"     

"Aku ingin mendengar pendapatmu terlebih dulu." jawab Roland.     

Barov ragu-ragu sejenak dan akhirnya berkata, "Aku sarankan Anda untuk mengeluarkan Cyron dari pekerjaannya dan memotong gajinya selama dua bulan. Cyron tidak bertindak bijaksana dalam menangani pekerjaan ini, tetapi tampaknya terlalu kejam jika kita mengasingkannya ke Tambang Lereng Utara sebagai hukumannya. Bagaimanapun, Cyron tidak sengaja melakukan kesalahan itu dan kesalahannya tidak menyebabkan suatu kerugian besar."     

Roland tertawa karena ia melihat ekspresi tegang di wajah Barov. Roland tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa. Biarkan Cyron tetap bekerja. Pemotongan gaji sudah cukup jadi hukumannya. Cyron tidak sengaja membocorkan informasi itu. Cyron hanya kurang pengalaman dan belum pernah melakukan pekerjaan semacam ini. Aku ingat Cyron masih berusia dua puluhan, bukan? Cyron masih punya kesempatan untuk berkembang dan ia harus belajar dari pengalaman ini. Mari kita beri pemuda ini kesempatan."     

"Baik, Yang Mulia." Barov menjawab dan membungkuk memberi hormat.     

Roland tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Roland tahu Barov tidak mau menghukum Cyron dengan keras, meskipun pada kenyataannya Barov menyarankan hukuman yang cukup berat pada awalnya. Cyron termasuk di antara kelompok murid pertama Barov dan telah mengikuti Barov sejak masih di Kota Raja. Barov mendidik Cyron seperti putranya sendiri selama ini.     

"Sudah, itu saja." kata Roland lalu Barov undur diri.     

Kemudian Roland meregangkan tubuhnya dan mengambil beberapa kertas kosong dari lacinya, ia berencana menggambar sketsa untuk mendesain kapal berbahan semen yang digerakkan dengan mesin uap. Saat itu, Daun tiba-tiba berlari masuk ke dalam kantornya.     

"Yang Mulia!" Daun berseru dengan semangat, "Si Pandang Jauh sudah kembali!"     

"Benarkah?" Roland bangkit berdiri dan segera mengikuti Daun ke halaman belakang istana. Balon udara itu secara perlahan mendarat ke tanah, menebarkan bayangan besar di halaman istana.     

Begitu mendarat, Anna langsung melompat keluar dari keranjang balon udara. Roland membuka kedua tangannya untuk menyambut gadis itu dan Anna mengambil kesempatan itu untuk memberi Roland sebuah pelukan hangat.     

"Aku sudah kembali." kata Anna.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.