Bebaskan Penyihir Itu

Keinginan Terakhir



Keinginan Terakhir

0Ferlin tidak memiliki banyak kenangan di ruang bawah tanah di kediaman keluarga Eltek.     
0

Ketika Ferlin masih kecil, tempat ini dulunya adalah taman bermain pribadinya. Ferlin sangat senang menemukan berbagai jenis artefak aneh yang ada di dalam kotak-kotak berdebu. Tentu saja, karena alasan inilah, Ferlin sering dipukuli oleh ayahnya dan akhirnya ia dilarang memasuki ruang bawah tanah sendirian, tetapi entah bagaimana Ferlin selalu menemukan cara untuk menyelinap masuk ke ruang bawah tanah itu.     

Kali ini, ayahnya mengajak Ferlin ke sebuah ruangan bawah tanah yang terjauh. Keempat dinding ruangan tertanam dengan kristal berwarna biru pucat yang seukuran kepalan tangan. Tanpa sadar Ferlin menghembuskan napas dengan uap yang mengepul. Yang membuat Ferlin terkejut, setiap batu kristal itu adalah Batu Pembalasan Tuhan yang berkualitas tinggi. Sebagai anak kecil, dulu ia tidak menyadari hal ini, tetapi sekarang, ia langsung mengenali batu-batu itu. Batu-batu ajaib berkualitas tinggi ini bernilai sangat mahal, dan batu-batu yang sebesar kepalan tangan ini masing-masing bernilai setidaknya lima atau enam ratus keping emas.     

Apakah Keluarga Eltek sebenarnya sangat kaya raya?     

Tiba-tiba Ferlin teringat akan peta harta karun yang juga ditemukan di kediaman Eltek.     

Lingkaran penuh kotak ditempatkan di ruangan batu itu, dan tata letak pengaturan barang-barang di sini mirip dengan gambar yang ada di peta harta karun itu. Ayahnya mengeluarkan banyak kunci dari sakunya dan membuka kotak terbesar yang ada di sana. Kotak besar itu terbuka dengan suara berderit keras, dan debu-debu langsung beterbangan ke mana-mana.     

Ferlin menahan napas dan melihat ke dalam kotak itu. Bagian dalam kotak itu dibagi menjadi beberapa lapisan, dan bentuknya mirip dengan kotak perhiasan yang digunakan oleh para wanita bangsawan, dan pada setiap lapisan ditempatkan batu permata dengan warna-warna yang berbeda.     

"Leluhur yang mana yang telah mewariskan batu ini kepada kita, ayah?" tanya Ferlin.     

"Aku sudah lama tidak ke sini." jawab ayahnya sambil menghela napas. "Setiap kali aku melihat Batu-Batu Ajaib ini, aku teringat peristiwa masa lalu yang diceritakan leluhurku kepadaku."     

"Batu-batu Ajaib?" Ferlin bertanya dengan terkejut.     

"Benar, itu adalah harta yang hanya bisa digunakan oleh seorang penyihir." jawab ayahnya sambil mengangguk. "Ini adalah sebuah kisah yang panjang. Keluarga kita didirikan atas bantuan seorang penyihir."     

Lalu Ayah Ferlin mulai menceritakan asal usul keluarga Eltek dan sejarahnya. Beberapa cerita yang disampaikan ayahnya berbeda dengan apa yang didengar Ferlin ketika ia masih anak-anak. Nenek moyang Eltek yang pertama sebenarnya bukan berasal dari Wilayah Barat, melainkan dari Tanah Barbar yang terpencil dan belum dijelajahi, yang terletak di belakang Pegunungan Tak Terjangkau.     

Mata Ferlin terbelalak mendengar semua cerita itu. Ferlin tidak pernah menyangka bahwa potret itu bisa menyembunyikan cerita rahasia masa lalu yang begitu luar biasa.     

"Pendiri keluarga kita, yang bernama Agatha, pernah mendirikan kerajaan besar bersama para penyihir lainnya. Para penyihir ini adalah kalangan mayoritas yang dominan, mirip dengan derajat kaum bangsawan masa kini di kerajaan penyihir. Serangan iblis dari Neraka menyebabkan kehancuran kerajaan penyihir. Dalam pertempuran terakhir, para korban yang selamat melarikan diri ke segala arah. Agatha memimpin sekelompok orang menuju menara batu di Hutan Berkabut untuk mengumpulkan bahan-bahan eksperimen, sementara kelompok orang lain mengikuti pasukan penyihir ke Graycastle — pada saat itu, tanah di mana Kerajaan Graycastle di bangun masih berupa tanah kosong dan gersang."     

"Apakah nenek moyang kita adalah bagian dari pengikut kerajaan penyihir?" Ferlin bertanya dengan suara serak.     

"Tepat sekali. Leluhur kita dulunya adalah kepala rumah tangga Agatha. Karena itu, leluhur kita seharusnya mengikuti Agatha ke Hutan Berkabut, tetapi ia terlalu takut dan ia berkata bahwa dirinya akan berjaga-jaga di belakang untuk melindungi barang-barang. Permintaan leluhur kita diterima oleh Agatha." kata Tuan Eltek dengan suara berat. "Kamu pasti mengerti apa artinya ini."     

Ferlin menganggukkan kepala. Kepala rumah tangga biasanya adalah orang yang paling dipercaya majikannya di rumah tangga selain kerabatnya sendiri. Biasanya, pengurus rumah tangga wajib menemani majikannya ke mana pun ia pergi, kecuali majikannya memerintahkan sebaliknya. Jadi, dengan mengusulkan untuk berjaga-jaga di belakang untuk melindungi barang-barang, itu sama saja dengan mengkhianati majikannya meskipun sang majikan tidak menolak permintaannya.     

"Ketika leluhur kita tiba di Wilayah Barat, ia mulai merasa menyesal atas apa yang ia lakukan, dan leluhur kita mencatat rasa penyesalannya dalam sebuah buku." kata Tuan Eltek sambil mengeluarkan sebuah buku bersampul hitam dari kotak lain dan menyerahkannya kepada Ferlin. "Agatha tidak pernah kembali, dan setelah itu, leluhur kita memutuskan hubungan dengan Pusat Persatuan Penyihir dan meninggalkan perkemahan pengungsi. Leluhur kita membawa banyak pelayan ikut bersamanya dan mereka menetap di sebuah lahan kosong yang belum diolah siapa-siapa."     

Ferlin menggenggam buku bersampul hitam itu tanpa membukanya. Sebaliknya, Ferlin memikirkan sesuatu yang menakutkan. "Jadi, apakah itu berarti ayah mengetahui dari awal bahwa semua yang dilakukan gereja itu salah?"     

Jika para penyihir pernah bertarung melawan iblis sebelumnya, mengapa sekarang mereka dianggap sebagai kaki tangan Iblis? Seharusnya ada lebih banyak penjelasan yang bisa diceritakan selain kisah ini.     

"Aku tahu, tetapi aku tidak bisa melakukan apa-apa." kata ayahnya dengan tenang. "Jika seorang penyihir ditemukan di wilayah kita, aku pasti akan membantu menyembunyikannya. Tetapi di Benteng Longsong, aku tidak dapat melakukannya, karena Adipati Ryan tidak menginginkan para penyihir — ia sangat membenci para penyihir lebih daripada gereja. Dari catatan yang ditulis oleh beberapa leluhur kita di generasi selanjutnya, terbukti bahwa mereka melakukan hal yang sama denganku … kecuali bahwa mereka tidak pernah memberi tahu kepada para pengikut leluhur kita yang selamat mengenai apa yang terjadi di kerajaan para penyihir."     

"Apakah para pengungsi yang selamat ini masih bekerja dengan keluarga kita?" tanya Ferlin.     

"Tentu saja tidak, mereka semua sudah mati." jawab ayahnya sambil meregangkan tangannya. "Sangat jarang ada penyihir yang hidup sampai usia enam puluh atau tujuh puluh tahun, dan setelah menjadi manusia biasa, mereka juga akan menua dan mati."     

"Tetapi ayah percaya bahwa leluhur pertama kita masih bisa hidup sampai sekarang."     

"Itu hanya kemungkinan yang terpikir olehku — para penyihir memiliki banyak kemampuan berbeda tetapi satu hal yang pasti, mereka tidak dapat melahirkan anak-anak, oleh karena itu aku berasumsi seperti ini." jawab ayahnya.     

Ferlin merenung sejenak kemudian ia mengganti topik pembicaraan. "Apakah para leluhur kita tidak pernah berpikir untuk memasuki Hutan Berkabut untuk menemukan Agatha?"     

"Hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan." jawab ayahnya sambil menggelengkan kepalanya. "Jika penyihir sekali pun tidak dapat kembali dengan aman dari hutan itu, apalagi manusia biasa. Ditambah lagi, empat ratus tahun yang lalu, Wilayah Barat masih berupa tanah kosong yang penuh dengan binatang buas dan hutan belantara di mana-mana. Sangat sulit untuk menetap di suatu tempat, oleh karena itu mereka tidak ada waktu untuk mengurus masalah lain. Namun, leluhur kita memang menulis dalam surat wasiat mereka bahwa mereka berharap suatu hari nanti ada keturunan Eltek yang akan memasuki menara batu di Hutan Berkabut, bahkan jika hanya sekedar untuk memeriksa saja."     

Ferlin menghela nafas dalam-dalam dan membuka buku hitam yang penuh debu itu. Dari halaman pertama, Ferlin sudah merasakan rasa penyesalan yang tersirat dalam tulisan itu. Banyak tulisan yang telah memudar seiring berjalannya waktu, tetapi mungkin karena alasan inilah, perasaan bersalah leluhurnya menjadi semakin terasa. Setelah membaca untuk waktu yang lama, Ferlin akhirnya membuka halaman terakhir di mana tertulis surat wasiat di sana, yang tampaknya lebih seperti keinginan yang belum terpenuhi.     

Kemungkinan besar, inilah halaman yang membuat ayahnya menjadi begitu emosional pada malam itu ketika dirinya mabuk.     

Sebagai seorang mantan kesatria, Ferlin merasa berempati dengan kondisi ini.     

"Apakah ayah ingin aku menemukan Agatha kembali?" Ferlin bertanya setelah hening sejenak. "Jika wanita itu memang benar Agatha, maka ia pasti tinggal di istana Yang Mulia, dan sejauh yang aku tahu, banyak penyihir juga berkumpul di sana."     

"Para penyihir berkumpul di istana?" tanya ayahnya dengan terkejut. "Pantas saja Benteng Longsong sempat membuat pengumuman untuk merekrut penyihir beberapa hari yang lalu. Tampaknya Yang Mulia berniat untuk melawan gereja secara terang-terangan." Lalu, ayahnya menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu tidak perlu menemukan Agatha."     

Ferlin merasa terkejut. "Apakah ayah tidak ingin bertemu dengan Agatha?"     

"Tidak baik jika leluhur yang mengunjungi keturunannya." jawab ayahnya sambil tertawa. "Tentu saja, kita yang akan mengunjungi Agatha."     

"Apa … k … kita?!"     

"Tepat sekali. Aku akan ikut denganmu ke Kota Perbatasan." kata Ayahnya sambil mengelus dagunya sendiri dan tersenyum. "Bawalah semua barang-barang ini. Jika wanita itu benar-benar Agatha, keinginan terakhir leluhur kita mungkin akhirnya akan terpenuhi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.