Bebaskan Penyihir Itu

Dosa dan Penebusan



Dosa dan Penebusan

0Setelah kegelapan menghilang, Mayne mendapati dirinya sedang berdiri di sebuah alun-alun.     
0

Segala sesuatu di depan Mayne tampaknya familiar … rumah-rumah pendek, biara yang masih dalam konstruksi, dan sebuah gereja batu baru. Lantai tanah kering dan keras tanpa jejak salju, sinar matahari mengintip menembus awan, dan angin hangat menyapu pipinya. Ini sama sekali tidak tampak seperti Bulan Iblis.     

"Tunggu dulu," tiba-tiba Mayne tersadar. "Apakah ini Kota Suci Lama tempat aku pertama kali menjadi jemaat gereja? Pada saat itu, Yang Mulia O'Brian sedang mengadakan ritual pembersihan di alun-alun."     

"Jadi ini tempat yang paling berkesan dalam ingatanmu," kata Zero dengan dingin dari belakang Mayne. "Tempat ini cukup bagus."     

Penyihir Suci itu ada di sini!     

Ingatan Mayne yang sempat terpotong tiba-tiba kembali lagi dalam otaknya, dan Mayne tiba-tiba merasa sangat murka. Mayne berbalik dan membelalakan mata ke arah Zero. "Zero, apa kamu sudah gila?!"     

"Beraninya penyihir ini menggunakan kekuatannya untuk melawanku!" pikir Mayne dengan berang.     

"Ditambah lagi, mengapa Liontin Penghukuman Tuhan yang aku pakai tidak berpengaruh kepada penyihir ini?"     

"Aku tahu persis apa yang aku lakukan." jawab Zero sambil tersenyum. "Kamulah … yang masih tidak mengerti. Tidak apa-apa. Waktu di alam bawah sadarmu sudah lebih dari cukup supaya aku bisa menjelaskan hal ini kepadamu."     

Mayne mengetahui kekuatan Zero yang bisa memainkan alam pertempuran jiwa, yang memungkinkan Zero untuk bertarung melawan korban yang ia rasuki hanya dengan menggunakan kekuatan pikirannya, dan pemenangnya akan mendapatkan segalanya, sedangkan yang kalah akan kehilangan semuanya. Ini adalah jenis kekuatan pemanggilan yang sangat langka dan hanya bisa dilawan dengan Liontin Penghukuman Tuhan. "Tetapi … sialan! Jelas-jelas aku sudah mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan!" pikir Mayne dengan frustasi.     

Mayne merogoh sakunya dan ia mengeluarkan sebuah kristal biru, siluet batu itu yang memantulkan cahaya berwarna biru muda di bawah sinar matahari, tidak menunjukkan adanya kecacatan pada batu itu.     

"Kenapa bisa begini?" Mayne bertanya sambil menggertakkan giginya.     

"Maksudmu batu itu?" tanya Zero sambil tersenyum. "Pada dasarnya, kekuatan batu itu telah dihilangkan. Tentu saja, manusia biasa tidak akan bisa merasakan perbedaannya."     

"Kekuatan batu ini telah dihilangkan?!" Mayne hanya bisa terbelalak mendengar ucapan Zero. "Hanya ada satu orang di seluruh Kota Suci Hermes yang dapat menghilangkan kekuatan Batu Pembalasan Tuhan, dan orang itu adalah Isabella si Penyihir Suci!     

Ini … adalah sebuah pengkhianatan secara terang-terangan!     

"Dasar wanita-wanita jalang!" urat nadi berdenyut-denyut di kening Mayne, dan tangannya gemetaran karena kemarahannya meledak. "Jika aku tahu betapa tidak bisa diandalkannya para penyihir ini, aku pasti akan mengumpankan mereka kepada Pasukan Penghukuman Tuhan!" Mayne mencoba mengendalikan emosinya dan berkata dengan getir, "Sejak kapan kalian melakukan pengkhianatan ini?"     

"Bagaimana aku bisa tahu kapan Isabella menghilangkan kekuatan di batu itu, bukankah kamu yang menempatkanku di penjara ini untuk memberiku pelajaran?" balas Zero sambil mengangkat bahu. "Aku hanya meminta Isabella untuk menghilangkan kekuatan di batu itu, itu saja."     

"Kamu yang memerintahkan hal itu kepada Isabella! Jika kamu tidak merencanakan ini sejak lama, bagaimana Isabella bisa melakukan pengkhianatan seperti itu dengan mudah?" "Tidak." jantung Mayne tiba-tiba tersentak. "Bahkan kedua penyihir ini tidak akan bisa memegang liontin ini …" Setelah Mayne menjadi Paus, ia pindah ke kamar yang dulunya milik Yang Mulia O'Brian, yang berisi semua jenis perangkap dan memiliki Prajurit Putusan yang berjaga setiap saat. Belum lagi ada Batu Ajaib yang diletakkan di samping tempat tidurnya, yang ia bawa bersamanya setiap hari, dan para penjaga juga selalu mengikuti Mayne ke mana-mana. Bagaimana para penyihir ini bisa menemukan kesempatan untuk menyerang dirinya?     

Mayne merasa sangat marah sehingga ia hanya diam mematung. "Apa yang kamu inginkan? Apakah kamu melakukan ini hanya untuk membalas dendam kepadaku atas hukuman yang kuberikan kepadamu? Bahkan jika kamu membunuhku, seluruh gua di bawah sangkar lift ini penuh dengan Batu Pembalasan Tuhan, jadi kamu tidak akan bisa ke mana-mana. Begitu lift ini berhenti, kamu akan ketahuan dan ditangkap oleh Prajurit Putusan yang menunggu di atas. Jangan pernah bermimpi kamu bisa melarikan diri dari gua ini, karena ketika para Prajurit Putusan mulai menginterogasimu, kamu akan merasa cambukan yang kamu terima tidak ada apa-apanya dibanding dengan siksaan mereka."     

"Aku tidak akan melarikan diri." jawab Zero sambil menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin menggantikanmu dan menjadi seorang Paus."     

"…" Mayne tertegun. Mayne telah memikirkan segala macam kemungkinan mengapa Zero melakukan hal ini, tetapi ia tidak pernah menyangka akan mendengar jawaban itu. "Penyihir Suci menjadi Paus? Kamu memiliki khayalan yang cukup tinggi, karena akulah yang dinobatkan sebagai Paus di depan semua jemaat gereja! Jika kamu membunuhku, apakah kamu pikir mereka akan menerimamu sebagai penggantiku?"     

"Aku tidak perlu tampil di depan semua orang karena aku memiliki 'juru bicara' untuk bertindak sebagai Paus," kata Zero. "Lihat, Yang Mulia O'Brian juga tinggal di Kuil Rahasia Utama hampir sepanjang waktu dan ia akan mengenakan topeng pada kesempatan-kesempatan langka ketika ia keluar dari gua. Dalam situasi seperti ini, siapa yang bisa mengenali Paus yang sebenarnya?"     

"Kamu tidak akan bisa mempertahankan tipu muslihatmu untuk waktu yang lama! Apa kamu tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan? Begitu kandang lift ini menyentuh tanah, ketika Prajurit Putusan menyadari bahwa aku tidak ada di sini, mereka akan segera menangkap kamu!" Mayne meraung. "Jika kamu membiarkanku keluar sekarang, aku akan mengampuni kamu karena melakukan tindakan yang nekat seperti ini!"     

"Begitu alam pertempuran jiwa dimulai, itu tidak akan pernah berakhir," jawab Zero sambil tersenyum. "Ditambah lagi, kamu sudah salah sejak awal, karena mereka tidak akan menangkapku."     

"Para prajurit tidak akan menangkapmu … apa maksudmu?!" Paus menatap mata Zero sambil mengerutkan kening dan ia mencoba melihat apa yang sedang dipikirkan penyihir itu, tetapi mata Zero berbinar-binar senang dan tidak memperlihatkan sedikit pun rasa takut atau panik. Zero tidak mengalihkan pandangannya dan ia malah balas menatap Mayne dengan tenang, seolah-olah ia sedang mengatakan sesuatu hal yang biasa.     

Mayne tiba-tiba merasa tersentak!     

"Bahkan jika kamu menyerah … itu juga bisa menjadi pilihan yang bijaksana."     

"Maafkan aku, nak."     

Mayne membuka mulutnya, tetapi ia merasa seolah-olah tenggorokannya tercekat oleh sepasang tangan yang kuat dan ia tidak bisa mengeluarkan suara. Mayne merasakan jantungnya menciut, seolah-olah jantungnya jatuh ke genangan air es. Setelah sekian lama, Mayne akhirnya bisa berkata dengan susah payah: "Apakah ini semua yang O'Brian …"     

"Akhirnya kamu mengerti juga." kata Zero sambil mengangkat alisnya. "Yang Mulia O'Brian telah memberi perintah kepada semua penjaga dan Prajurit Putusan di Kuil Rahasia Utama — mereka tidak akan pernah meninggalkan posisi mereka di bawah tanah dan hanya akan mendengarkan perintah dari sang Paus. Kamu boleh saja menerima tongkat kekuasaan Paus di atas tanah, tetapi kamu tidak memiliki kekuasaan di Kuil Rahasia Utama." kata Zero sambil cekikikan. "Pikirkan hal itu. Saat ini kita berada di atas gua, dan tempat ini adalah satu-satunya tempat yang bebas dari para penjaga di atas tanah dan bebas dari pengaruh Batu Pembalasan Tuhan. Setujukah kamu jika aku mengatakan bahwa tempat ini adalah sebuah arena pertarungan yang sempurna?"     

Kemudian Zero berhenti tersenyum, dan matanya bersinar seperti nyala api yang menari-nari. "Ini adalah medan peperangan yang diperintahkan oleh Yang Mulia O'Brian untuk kita berdua, jadi siapa pun yang menang akan menjadi penguasa sejati gereja."     

"Bagaimana … bagaimana ini bisa terjadi?" Mayne merasakan tenggorokannya kering. "Dasar orang tua bodoh! Apakah O'Brian melakukan ini hanya untuk bertobat karena dosa-dosanya mengambil kekuasaan yang semula menjadi milik para penyihir? Betapa bodohnya ia!"     

Nyala api di mata Zero jelas berasal dari ambisi, itu emosi yang jarang terlihat pada Penyihir Suci — mereka dilatih sebagai alat gereja sejak lahir dan mereka semua seharusnya berlaku setia kepada para pejabat gereja. "Jika kita tidak menaklukkan para penyihir ini … tidak, sialan!" Mayne tiba-tiba ingat apa yang dikatakan Yang Mulia O'Brian kepadanya sebelum mereka menyerang Kerajaan Hati Serigala.     

"Aku mengirim dua Penyihir Suci untuk bertarung bersamamu. Tidak ada orang yang bisa melarikan diri dari kejaran mereka."     

Kenapa Yang Mulia O'Brian tidak mempertimbangkan jika Zero mendapatkan ingatan Raja Kerajaan Hati Serigala dan Ratu Pelabuhan Air Jernih, hal itu akan memengaruhi pikiran penyihir itu?     

Ketika Mayne mengingat ekspresi O'Brian yang tampak lega di saat-saat menjelang kematiannya, Mayne akhirnya mengerti arti di balik kata-kata Yang Mulia saat sekarat. Mayne menggertakkan giginya dengan penuh amarah. "Bagaimana bisa orang tua itu tidak mempertimbangkan masalah ini denganku? O'Brian ternyata sudah mempersiapkan dirinya untuk kembali menyerahkan dunia ini ke tangan para penyihir!"     

Apakah ini akhir dunia yang ingin Anda lihat, Paus Tertinggi?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.