Bebaskan Penyihir Itu

Menemani



Menemani

0Keesokan paginya, Si Bulan Misteri berlari ke kantor Roland dengan tergesa-gesa dan lingkaran hitam di bawah kedua matanya menjadi semakin besar.     
0

"Mengapa bola kacanya bisa menyala? Awalnya tidak peduli sekeras apa pun aku mencoba menerapkan kekuatanku, bola kacanya tidak mau menyala …" Si Bulan Misteri tidak sabar untuk menceritakan semuanya setelah membuka pintu.     

"Secepat itu?" pikir Roland dengan terkejut. Roland meletakkan pena bulunya, ia mengambil 'mainan kecil' itu dari si Bulan Misteri dan berkata, "Kupikir kamu baru bisa melakukannya dalam waktu dua atau tiga hari."     

Si Bulan Misteri membungkuk ke meja sambil menopang dagunya, dan bertanya, "Apakah yang bercahaya itu?"     

"Itu namanya cahaya listrik." jawab sang pangeran sambil tersenyum, "Kamu mengeluarkan cahaya kilat dari langit."     

"Cahaya kilat?" Si Bulan Misteri mengulangi kata itu dengan pelan, kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Tetapi ini tidak seperti itu. Cahaya ini berwarna merah-oranye, dan terus bersinar — sedangkan cahaya kilat hanya berlangsung sekejap."     

"Cahaya kilat menyalakan kawat-kawat tembaga itu, dan membuat kawatnya bersinar terus menerus." Pangeran memutar bola kaca itu dan membukanya lalu berkata, "Tidak apa-apa jika kamu tidak memahaminya sekarang. Aku akan memperlihatkan cahaya listrik yang sebenarnya kepadamu nanti."     

Mata Si Bulan Misteri terbelalak ketika Roland membuka bola kaca itu. Si Bulan Misteri menatap setiap gerakan Roland, seolah-olah ia takut kehilangan sesuatu dari 'mainan kecil' itu. Roland menarik dua kawat tembaga itu lebih dekat dan menutup bola kacanya kembali. "Ini dia. Sekarang lanjutkan latihanmu."     

"Hanya itu?" tanya Si Bulan Misteri sambil mengambil bola kaca itu, ekspresinya terlihat kecewa.     

"Benar," sang pangeran kembali berkata, "Dan jangan lupa tutup tirai jendela di kamarmu saat berlatih."     

…     

Lily sedang duduk di ujung ranjang sambil membaca buku Teori Ilmu Pengetahuan Alam ketika Si Bulan Misteri kembali ke kamar.     

"Mengapa kamu bangun sepagi ini?" tanya Lily dengan heran. "Karena kamu sudah bangun, tolong bawakan sarapan untukku. Telur dadar dan roti. Aku tidak mau makan bubur."     

"Tidak, aku tidak mau membawakan sarapan untuk seorang pengkhianat," kata Si Bulan Misteri sambil mendengus. Si Bulan Misteri menutup tirai jendela, dan ruangan itu menjadi gelap dalam sekejap.     

"Hei, apa yang kamu lakukan?" tanya Lily sambil mengerutkan kening.     

"Aku sedang melatih kemampuanku." jawab si Bulan Misteri sambil duduk di lantai, "Tutup tirainya dan jauhkan Batu Cahaya — itulah yang diperintahkan oleh Yang Mulia."     

"Ya, ya, ya … " Lily memutar kedua bola matanya dan berkata, "Kalau begitu aku akan membaca di aula."     

"Jangan!" seru Si Bulan Misteri.     

"Mengapa?" Lily menatap si Bulan Misteri dengan tatapan curiga, "Aku tidak bisa membaca jika aku kelaparan, dan mengapa aku harus tetap di sini bersamamu?"     

"Hmm…" Si Bulan Misteri terdiam sejenak, "Aku akan membawakanmu sarapan. Tetapi bisakah kamu tetap tinggal di sini?"     

"Apa?" Lily bertanya dengan penasaran, "Apa kamu takut gelap?"     

"Tidak sama sekali!" sahut Si Bulan Misteri, lalu ia bergumam setelah beberapa saat, "Aku hanya ingin ada seseorang yang menemaniku."     

Sebenarnya Si Bulan Misteri ingin ada seseorang yang menyaksikan perkembangannya dan merasa kagum akan kemampuannya. Bahkan jika Si Bulan Misteri gagal, ia berharap seseorang masih tetap menghiburnya, tetapi ia lebih suka menyimpan semua harapan ini dalam hatinya daripada mengakuinya di depan Lily.     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menemanimu kali ini, karena kamu terdengar sangat menyedihkan," kata Lily sambil menguap. "Mana sarapanku, cepat!"     

Si Bulan Misteri akhirnya bersiap untuk berlatih setelah membawakan sarapan untuk Lily.     

Lily menelan roti isi telurnya dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan? Mengalirkan magnet ke dalam benda yang ada di tanganmu itu?"     

"Tidak, aku akan membiarkan aliran magnet di tanganku berubah dengan cepat. Yang Mulia mengatakan magnet akan menghasilkan cahaya kilat."     

Lily tertegun— "Menghasilkan cahaya kilat?"     

"Ya, aku akan mulai sekarang …."     

"Tunggu dulu," seru Lily, ia langsung berlari ke arah pintu. "Oke. Silahkan."     

Si Bulan Misteri menghela napas panjang dan mengerahkan kekuatan sihirnya seperti sebelumnya. Jika ia berlatih di Asosiasi Persatuan Penyihir, Cara pasti akan memarahinya. Namun, di sini Yang Mulia malah sengaja menempatkan semua perabot yang mengandung besi di kamarnya, termasuk menempatkan paku besi dan barang-barang berbahan tembaga lainnya, untuk memudahkan si Bulan Misteri berlatih.     

Si Bulan Misteri diperlakukan dengan sangat baik di Kota Perbatasan dan ia tidak akan membiarkan dirinya terus berpangku tangan di sini.     

Kenangan akan pengalaman buruk di kota sebelumnya menyerbu ingatan Si Bulan Misteri, kejadian demi kejadian, semua kenangan itu kembali teringat dengan jelas. Kali ini Si Bulan Misteri merasa sangat siap. Kekuatan sihir muncul di antara kedua tangannya dengan kekuatan yang meningkat dengan cepat.     

Kemudian si Bulan Misteri melihat kilatan cahaya. Seperti sesosok hantu berwarna biru yang muncul dari balik awan, cahaya kilat itu nampak sementara, dan langsung menghilang seketika. Namun, si Bulan Misteri bisa melihat jejak cahaya listrik itu. Cahaya listrik itu tampak seperti lengkungan-lengkungan kecil, yang membentang dari satu ujung kawat tembaga ke ujung lainnya, mengeluarkan suara letupan 'pop' yang lembut.     

Fenomena ini masih belum berakhir.     

Lalu muncul lengkungan listrik yang kedua, kemudian yang ketiga … Si Bulan Misteri memperhatikan dengan cemas bahwa setiap kali aliran magnetnya berubah, ada cahaya listrik yang muncul, jejak-jejaknya juga berubah sesuai dengan gerakan listriknya. Aliran magnet dengan cepat beralih bolak-balik dan lengkungan listrik berwarna biru dan putih secara bertahap terhubung di antara dua kabel tembaga itu.     

"Apa itu?" Lily yang berdiri dari jauh bertanya, matanya terbelalak.     

Cahaya listrik ini tidak sama jika dibandingkan dengan kobaran cahaya berwarna merah-oranye kemarin, tetapi menyaksikan ini membuat si Bulan Misteri gemetar penuh kegembiraan — ini adalah pertama kalinya ia menyaksikan kemampuannya sendiri! Dibandingkan dengan garis-garis aliran magnet yang tidak terlihat yang tidak ia mengerti sedikit pun, lengkungan listrik yang tampak menari-nari ini dan arah gerakannya benar-benar berada di bawah kendali si Bulan Misteri. Ini benar-benar 'kilat' yang diciptakan oleh si Bulan Misteri sendiri!     

Listrik menghasilkan magnet, dan begitu pula sebaliknya. Itulah yang sebenarnya. Si Bulan Misteri merasa kekuatan sihir di tubuhnya menjadi lebih jelas dan kuat.     

Si Bulan Misteri bangkit berdiri dan menaruh 'mainan kecil' itu di atas meja. Perlahan-lahan si Bulan Misteri melepaskan tangannya untuk menarik kekuatan sihirnya, tetapi ujung-ujung kabel tembaga itu masih menyala dan berkilauan seperti bintang yang berkerlap-kerlip di langit yang gelap.     

Sekarang si Bulan Misteri sudah memahami kata-kata ini.     

Dengan kata lain, listrik juga adalah magnet, begitu pula sebaliknya.     

*******************     

Roland memijat lehernya yang pegal sambil menggigit pena bulunya.     

"Apakah kamu butuh bantuan?" Suara Nightingale terdengar di telinga Roland.     

"Ah, terima kasih," jawab Roland sambil sedikit mengangguk. Nightingale meletakkan kedua tangannya yang indah di bahu Roland dan mulai memijat lehernya dengan nyaman.     

Roland menutup matanya, ia menikmati kenyamanan ini. Untuk menyusun undang-undang untuk kota baru, yang nantinya akan berfungsi sebagai Dasar Hukum dari semua undang-undang utama, Roland bangun lebih awal selama tiga hari terakhir ini. Hari ini Roland baru menyelesaikan tugasnya. Karena Roland tidak memiliki pengetahuan tentang cara membuat undang-undang, ia hanya bisa menuliskan sekitar sepuluh peraturan dalam bahasa sederhana berdasarkan pemahamannya tentang sistem kota, dan isinya itu tidak lebih dari dua halaman.     

Meskipun demikian, aturan-aturan ini mengandung gagasan dan ideologi dari zaman modern. Roland yakin peraturan ini akan mempermudah dirinya menjalankan sistem baru yang sama sekali berbeda dari sistem feodal kuno di seluruh benua sambil memperluas wilayahnya. Dengan aturan-aturan ini, kerajaan baru Roland pasti akan berbeda dari kerajaan-kerajaan lainnya.     

"Yang Mulia!" Pintu kantor Roland tiba-tiba terbuka. Si Bulan Misteri bergegas masuk sambil membawa 'mainan kecil' itu di tangannya lalu ia berteriak, "Aku berhasil!"     

Roland membuka matanya, dan ia melihat gadis itu meletakkan 'mainan kecil' itu di atas meja.     

"Lihat ini!" si Bulan Misteri tidak menyentuh 'mainan kecil' itu, tetapi masih ada lengkungan kilat di kabel tembaga itu.     

Melihat pemandangan yang luar biasa ini, Roland langsung terpana. Pena bulu yang sedang digigit Roland terlepas dan jatuh ke lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.