Bebaskan Penyihir Itu

Pertanyaan Sulit



Pertanyaan Sulit

0Roland tidak menyangka Tilly akan menjebaknya dengan pertanyaan berdasarkan buku-buku yang Roland tulis sendiri.     
0

Ketika dihadapkan dengan berbagai macam informasi asing yang begitu rumit, kebanyakan orang akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang mereka baca, apalagi untuk bisa melihat kekurangan dalam buku itu — seharusnya orang tidak akan menyadari bahwa tidak ada kekuatan sihir sama sekali yang disebut dalam buku ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat segala sesuatu di dunia ini.     

Roland juga benar-benar lupa akan ingatan pangeran roland asli dari benaknya, dan selain mencoba meniru sikap dan kebiasaan pangeran roland asli di bulan pertamanya setelah tiba di zaman ini, ia tidak pernah menggunakan memori pangeran roland asli lagi. Para menterinya tidak ada yang berani bertanya kepada Roland mengenai perubahan sikapnya, dan ia juga tidak harus menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya dari para penyihir, itulah sebabnya ia menjadi semakin ceroboh.     

Namun, Tilly bukan seorang penyihir biasa.     

Selain sebagai adik perempuan Roland, Tilly juga seorang Penyihir Luar Biasa.     

Tidak hanya Tilly dapat dengan cepat menyelesaikan bacaan semua buku-buku yang ditulis Roland, tetapi Tilly juga dengan cerdik memperhatikan adanya ketidakkonsistenan ini. Logika yang dimiliki Tilly sama seperti cara berpikir orang di zaman modern yang telah menjalani pendidikan universal. Selain itu, Tilly juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan utama untuk membuktikan pendapatnya sehingga Roland tidak punya kesempatan untuk berdebat dan melarikan diri.     

Ini adalah sebuah bencana!     

Otak Roland berputar keras dengan panik, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Tilly. Penjelasan yang dipaksakan kepada seseorang yang dapat melihat ketidakkonsistenan ini hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan, dan berbohong untuk menutupi kebohongan yang satu hanya akan menciptakan lebih banyak masalah baru lainnya.     

Tilly memecah kesunyian dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak harus menjawab pertanyaanku saat ini juga. Sekarang sudah larut malam, dan aku akan segera kembali ke Gedung Penyihir. Kamu juga harus beristirahat, Yang Mulia."     

"Hm … baiklah." Roland menatap mata Tilly, ia mencoba memahami pikiran wanita ini, dan Roland lupa untuk mengantar Tilly ke pintu.     

Tilly berhenti di pintu, ia berbalik dan bertanya, "Aku bisa mempercayaimu, bukan?"     

Biasanya, Roland akan langsung menggangguk, tetapi pada saat itu, ia berjuang untuk merespons pertanyaan Tilly dan akhirnya ia hanya bisa mengangguk pelan.     

Setelah pintunya ditutup, Nightingale berkata dengan bingung, "Bagaimana Tilly bisa pergi begitu saja?"     

"Mengapa kamu terlihat sangat kecewa?" tanya Roland kepada Nightingale.     

"Aku sudah hampir berhasil mendapatkan cerita kisah hidupmu yang sebenarnya!" jawab Nightingale sambil menjulurkan lidahnya. "Kenapa Tilly tidak berusaha menekanmu lebih keras?"     

"Karena Tilly tidak ingin menghancurkan persahabatan kami." jawab Roland sambil menghela napas panjang.     

"Apa katamu?"     

"Tidak … bukan apa-apa." Roland bersandar di kursinya dan merasa dingin di punggungnya. Sikap Tilly bisa dibilang tepat karena ia tidak berusaha menekan Roland lebih jauh. Kota Perbatasan jelas merupakan sekutu terbesar bagi Pulau Tidur, dan hubungan sekutu jauh lebih penting daripada sekedar identitas dalam menghadapi musuh-musuh mereka. Jika Tilly membuat hubungan mereka menjadi tegang dengan bertanya terlalu banyak, itu akan berakibat buruk bagi para penyihir di Pulau Tidur.     

Itulah sebabnya Tilly memberi Roland waktu untuk menenangkan diri setelah ia mengajukan pertanyaan itu. Namun, ini tidak berarti Tilly tidak membutuhkan jawaban dari Roland, jika Roland terus bersikukuh dengan pendiriannya untuk tetap merahasiakan identitas aslinya, ia juga bisa kehilangan kepercayaan Tilly setelah mereka berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka. Tilly telah menentukan arahnya, dan kini sudah waktunya Roland merespons.     

Namun, Roland tidak bisa mengatakan identitasnya yang sebenarnya kepada Tilly, setidaknya tidak untuk saat ini— Anna dan Nightingale berbeda karena mereka berdua sudah mengenal Roland sejak awal, tetapi Tilly adalah adik perempuan pangeran Roland asli. Sampai Roland berhasil menemukan apa yang sebenarnya dipikirkan Tilly tentang kakaknya itu, ia harus tetap menyimpan rahasia ini.     

Roland menggelengkan kepalanya dan berusaha menepis pemikiran-pemikiran ini. Roland menoleh kepada Nightingale dan bertanya, "Kamu sudah mendengar percakapan kami tadi. Apa pendapatmu mengenai pemeriksaan situasi di Bukit Naga Tumbang bersama Maggie dan Kilat?"     

"Tidak masalah, Yang Mulia." jawab Nightingale.     

"Investigasimu ke Bukit Naga Tumbang bukan hanya berisi obrolan sederhana dengan Passi … sejujurnya, aku sedikit mengkhawatirkan kamu," kata Roland perlahan.     

"A … apa yang harus dikhawatirkan?" Nightingale tergagap. "A … aku baik-baik saja, bahkan jika aku harus menyeret wanita itu ke sini …."     

"Itulah tepatnya yang aku khawatirkan!" seru Roland sambil menggebrak meja. "Apa maksudmu kamu bisa menyeret wanita itu ke sini? Apa kamu ingin Passi menghancurkan kota ini sampai hancur berkeping-keping? Dengar, kamu harus bertindak hati-hati kali ini dan periksalah situasi di sana terlebih dahulu sebelum kamu bertemu dengan Passi. Tidak apa-apa jika Passi menolak untuk datang ke sini, tetapi kamu tidak boleh mengancam wanita itu — sebagai sesama penyihir, Passi tidak mungkin menolak kedatanganmu."     

"Uh … hanya itu saja?" tanya Nightingale dengan kecewa.     

"Itu semua demi kebaikan para penyihir." jawab Roland sambil mengerutkan kening. "Selain itu, kamu juga harus membantu Kilat untuk membuat peta di sekitar wilayah Bukit Naga Tumbang, benteng-benteng, para penjaga, dan pasukan mereka, kemudian kembalilah ke sini secepat mungkin."     

Nightingale bergumam untuk merespons perintah Roland.     

"Dan yang terakhir," kata Roland lalu berhenti sejenak, "Berhati-hatilah. Ini yang terpenting."     

*******************     

"Boleh kami tambah satu gelas bir lagi di sini?"     

"Hei, apakah bubur gandumku sudah siap?"     

"Pesanan datang! Maaf sudah menunggu lama!"     

Otto Luoxi memasuki bar 'Peniup Terompet Terselubung', dan ia langsung disambut dengan hiruk pikuk suara orang-orang yang sedang mengobrol. Api yang berderak di perapian membuat tubuh Otto terasa hangat, dan bau tubuh orang-orang yang asam dan apak membuatnya merasa jijik. Sebagai seorang bangsawan, Otto jarang sekali menginjakkan kakinya ke wilayah warga sipil dan ia tidak terbiasa berada dalam jarak dekat dengan mereka. Jika bukan karena Otto hendak bertemu dengan salah satu anggota Tikus di bar ini, ia tidak akan berada di tempat terpencil seperti ini di luar kota.     

Sambil mengikuti aturan setempat, Otto berhasil menemukan orang yang ia tuju dengan cepat — seorang pria kurus yang mengenakan kerudung duduk di sudut bar yang gelap, dan diselimuti bayangan hitam. Sepotong tulang kecil terletak di sebelah tangan pria itu.     

Otto duduk di seberang pria itu dan berkata, "Bersulang untuk Kerangka Jari."     

"Kamu tidak punya minuman untuk bersulang." sahut pria itu.     

"Tetapi aku punya sesuatu untuk mendapatkan semua benda-benda di bumi." Otto mengucapkan kata sandinya.     

Pria itu lalu mengangkat bahu. "Panggil aku Pria Bertudung. Kudengar tujuanmu ke sini untuk mendapatkan beberapa informasi?"     

Otto menganggukkan kepalanya. Ketika Timothy tidak memberi tanggapan waktu itu, Otto tidak bisa beristirahat dan ia sibuk bertanya-tanya ke sana kemari tentang sosok pangeran pemberontak itu — seseorang yang bisa memerintah Wilayah Barat hanya dalam waktu setengah tahun setelah Raja baru dinobatkan dan juga merupakan satu-satunya orang yang bisa menundukkan Timothy - orang itu pasti merupakan seorang yang layak diperhitungkan.     

Cara tercepat untuk mendapatkan informasi itu sebanyak mungkin adalah melalui anggota Tikus.     

Ini adalah Tikus keenam yang Otto temui, dan informasi yang ia dapat membuat dirinya terkejut. Pangeran pemberontak yang legendaris, yang bernama Roland Wimbledon, putra keempat Raja Wimbledon III, tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan dan bahkan ia berani menantang raja baru dengan ancaman serangan untuk melengserkan kekuasaan Timothy.     

Pangeran itu juga bersungguh-sungguh dengan ancamannya — meskipun Timothy berusaha keras untuk menyembunyikan berita penyerangan itu, Otto masih bisa mengetahui tentang runtuhnya kubah istana di Kota Raja. Jika berita ini benar, aliansi kerajaan Otto dengan Timothy perlu dipertanyakan. Otto harus mencari tahu semua masalah ini untuk melindungi Kerajaan Fajar.     

"Itu benar," bisik Otto Luoxi. "Aku ingin tahu informasi tentang runtuhnya kubah istana di Kota Raja yang terjadi tiga bulan yang lalu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.