Bebaskan Penyihir Itu

Bergerak Mundur



Bergerak Mundur

0Nightingale mengikuti jalan yang telah ia lewati sebelumnya, ia melewati tiga atap, dan mendarat langsung di ruang bawah tanah di tempat Marquess Passi ditahan.     
0

Marquees Passi mendengar suara kedatangan Nightingale dan matanya terbelalak. "Bagaimana … kamu bisa masuk ke sini?"     

Nightingale meletakkan jarinya ke bibir sebagai tanda agar Passi tetap tenang dan ia tertatih-tatih melangkah keluar dari pintu baja di penjara bawah tanah itu. Jika dilihat dari pakaian kedua penjaga yang ada di pintu masuk itu, mereka mungkin adalah jemaat gereja. Nightingale menggunakan Kabutnya untuk langsung sampai di belakang kedua pria itu dan menggorok leher mereka dengan belatinya — kedua penjaga itu tidak akan menyangka ada serangan dari dalam penjara bawah tanah, jadi mereka bahkan tidak sempat menoleh ketika Nightingale menyerang mereka.     

Setelah kembali ke sel tempat Marquees Passi ditahan, Nightingale baru memiliki kesempatan untuk memeriksa lukanya.     

Celana tahan angin yang dibuat Soraya untuk Nightingale sudah sobek, dan darah mengalir keluar dari luka di tulang keringnya, dan luka itu kelihatannya juga cukup dalam. Cambuk perak musuh pasti telah merobek celananya dan menembus ke dalam daging betis Nightinghale, tetapi untungnya lukanya tidak sampai mengenai tulang. Jika bukan karena lapisan tebal di celana Nightingale, lukanya pasti akan lebih dalam.     

"Kamu terluka," kata Marquees Passi sambil mengerutkan kening.     

"Luka ini tidak terlalu parah. Kita harus pergi sekarang sebelum kita menjadi mayat." Nightingale tidak memberi tahu Marquess tentang rencana Saint untuk membawa wanita itu ke Hermes, karena kedengarannya itu sama buruknya dengan mati, atau bahkan lebih buruk lagi. "Mereka tidak tahu bahwa kamu adalah seorang penyihir sebelum menangkapmu, jadi itu pasti hasil konspirasi gereja untuk mendapatkan kekuasaan di Bukit Naga Tumbang."     

"Bagaimana dengan saudaraku …."     

"Redwyne kemungkinan besar sudah menjadi 'boneka' gereja. Kita tidak punya banyak waktu sekarang, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu nanti di jalan." Lalu Nightingale mengikatkan ikat pinggangnya tepat di atas lukanya dengan kencang. "Di mana mereka meletakkan Batu Pembalasan Tuhan itu?"     

Marquess Passi menunjuk ke lehernya. "Awalnya, mereka hanya mengikat kakiku dengan rantai, kemudian mereka mengganti rantainya dengan Liontin Penghukuman Tuhan ini."     

Hati Nightingale langsung menciut ketika ia melihat liontin logam setebal ibu jarinya - Liontin Penghukuman Tuhan ini dibuat dengan memasukkan batu ajaib ke dalam tabung logam dan mengelas tabungnya dengan menggunakan teknik khusus, sehingga hampir mustahil bagi seseorang untuk menghancurkan segelnya.     

"Apakah kamu ingat di mana kuncinya disimpan?" tanya Nightingale.     

"Kuncinya ada di dalam ruang bawah tanah dekat pintu masuk." jawab Passi.     

Sudah jelas bahwa setelah Saint mengetahui identitas asli Marquees Passi, Saint memutuskan untuk menggunakan penghalang terkuat yang hampir bisa menjebak penyihir mana pun kecuali seorang Penyihir Luar Biasa.     

Nightingale harus melepaskan Liontin Penghukuman Tuhan ini agar ia bisa membawa Passi masuk ke dalam Kabut dan melarikan diri.     

"Mari kita pergi ke penjara bawah tanah yang pertama," kata Nightingale. "Ikutlah denganku."     

Nightingale berjuang melawan rasa sakit yang menusuk di tulang keringnya, ia kembali ke tempat penjaga yang telah ia bunuh itu, mengambil kunci mereka, dan membuka pintu sel.     

Tiba-tiba, bunyi lonceng berdentang memecah keheningan malam dan menggema di seluruh menara gereja, dan membuat jantung Nightingale berdebar semakin cepat.     

"Itu bunyi lonceng gereja!" kata Passi dengan panik.     

"Aku tahu mereka pada akhirnya akan datang ke sini," bisik Nightingale. "Satu-satunya kesempatan kita untuk bertahan hidup adalah kita harus bergerak lebih cepat dari musuh."     

Bunyi lonceng itu mungkin bisa membantu mereka melarikan diri karena semua penjaga di ruang bawah tanah akan berkerumun menuju satu-satunya pintu masuk secara serentak, dan hal itu akan mempermudah Nightingale untuk membunuh mereka semua sekaligus dalam satu tempat.     

Nightingale melayang turun ke atas mereka dari dalam Kabut dan mengarahkan senjatanya kepada para prajurit ini. Setelah peluru Nightingale berhasil mengenai target pertamanya, ia segera menembakkan peluru lainnya untuk menjatuhkan prajurit selanjutnya, dan darah mereka terciprat ke segala arah. Liontin Penghukuman Tuhan yang mereka kenakan menjadi sasaran empuk dalam penglihatan Nightingale di dunia hitam-putih yang dilihatnya, sementara kemampuan Nightingale untuk menyembunyikan diri membuat para prajurit itu tidak tahu harus menyerang ke arah mana. Setelah dua putaran tembakan, tidak ada satu pun penjaga yang masih tersisa di ruang bawah tanah itu.     

Namun, Nightingale tahu bahwa para prajurit ini adalah prajurit biasa dan bahwa Pasukan Penghakiman yang bersenjata akan segera menuju ke arah mereka. Jika Nightingale tidak bisa melepaskan Liontin Penghukuman Tuhan itu sebelum mereka datang, ia pasti akan kesulitan untuk melarikan diri.     

"Kemarilah!" Nightingale dengan cepat melihat alat untuk membuka Liontin itu — itu adalah seperangkat logam yang diletakkan di dinding yang berbentuk dua penjepit berkarat yang mencuat ke dalam - dan alat pembuka liontin itu lebih menyerupai alat penyiksaan yang mengerikan.     

Passi mendekatkan liontin yang ada di lehernya ke penjepit logam itu, dan Nightingale memasang perangkat itu ke liontin Passi dan dengan sekuat tenaga ia memutar pegangannya. Dengan mengerahkan seluruh kekuatan Nightingale, penjepit itu menarik liontinnya ke arah yang berlawanan dan membuka segel Liontin Penghukuman Tuhan itu.     

Pada saat yang sama, suara baju zirah besi prajurit Pasukan Penghakiman berderak di dekat pintu sel.     

"Itu mereka!" teriak seseorang.     

"Bidik dan tembak mereka!"     

"Ayo kita pergi dari sini!" Nightingale membawa Passi ke dalam Kabut, tetapi sebuah bayangan hitam kecil melesat ke arah Nightingale dan berhasil merobek Kabutnya.     

Ada Batu Pembalasan Tuhan yang terpasang di anak panah mereka! Nightingale merasa keringat dingin membanjiri keningnya ketika ia dan Passi sepenuhnya terekspos oleh para Pasukan Penghakiman — ia bisa melihat bahwa orang-orang ini dilatih dengan cara yang sangat berbeda dari para prajurit biasa. Mereka menembakkan anak panah di sepanjang lorong untuk menutup jalan keluar Nightingale dan Passi, dan itu baru setengah dari Pasukan Penghakiman yang berpartisipasi dalam serangan pertama.     

Sementara itu, setengah prajurit lainnya menunggu untuk menyerang saat Nightingale dan Passi kembali terekspos dari Kabut.     

Setelah melihat Nightingale dan Passi lagi, gelombang anak panah kedua melesat ke arah mereka.     

Nightingale mendengar suara anak panah di belakangnya dan ia menarik Passi ke depan tubuhnya sambil berteriak. "Merunduk!"     

Rasa sakit seperti terbakar menusuk punggung Nightingale saat ia terkena hujaman anak panah yang tidak terhitung jumlahnya, tetapi ia tidak berhenti berlari.     

Ketika mereka berbelok di tikungan, Nightingale merasa asin di mulutnya, mungkin karena ia menggigit bibirnya karena menahan rasa sakit di punggungnya. "Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Nightingale kepada Passi.     

"Aku … aku baik-baik saja," jawab Passi. "Apa … apakah kamu baru saja menahan serangan anak panah itu untuk melindungiku?"     

"Jika kamu terkena anak panah itu, kamu pasti akan mati, tetapi aku mungkin masih bisa bertahan." Nightingale meraih ke belakang punggungnya dan menemukan bahwa tidak ada anak panah yang menembus lapisan Soraya di pakaian Nightingale — meskipun punggung Nightingale terasa sakit seperti terbakar, ternyata punggungnya hanya memar, dan tidak ada jejak batu pembalasan tuhan yang masuk ke tubuhnya.     

Pasukan Penghakiman bergegas ke arah mereka. Mereka mungkin tidak menyangka kedua penyihir itu bisa selamat dari gelombang serangan anak panah tanpa menggunakan perisai sebagai pelindung, dan para penyihir itu bisa melarikan diri cukup jauh.     

Setelah melepaskan diri dari Liontin Penghukuman Tuhan, Nightingale meraih tangan Passi dan mereka memasuki Kabut lagi. Nightingale bergegas ke atas ke bagian luar menara gereja, ia mengambil sebuah tabung bambu dari dalam kantungnya, dan menarik tali yang ada di ujung tabungnya.     

Sebuah cahaya berwarna merah menyilaukan ditembakkan dari dalam tabung menuju ke langit dan meledak menjadi percikan yang tampak seperti bintang-bintang yang menghiasi langit.     

Ketika Yang Mulia memberikan tabung ini pada Nightingale, Yang Mulia terus menjelaskan panjang lebar mengenai bagaimana satu tabung suar ini bisa memanggil seribu pasukan untuk membantu Nightingale di saat ia terdesak. Saat ini, Nightingale tidak membutuhkan seribu pasukan untuk menolongnya dan ia hanya berdoa agar Maggie bisa melihat sinyalnya.     

Tidak lama kemudian, sebuah bayangan raksasa turun dari langit ketika Maggie mendarat di sebelah menara, tubuh besarnya menghancurkan dinding menara dan kibasan sayapnya menghilangkan lapisan kabut yang ada di sekeliling mereka.     

"Apa … apa itu?" tanya Passi sambil menatap burung raksasa itu dengan terperangah.     

"Itu teman-temanku." Nightingale menyuruh Kilat mengikatkan tubuh Passi ke tubuh Maggie, lalu ia mengerahkan segenap kekuatan terakhirnya untuk merangkak naik ke punggung Maggie dan menepuk punggung burung itu sambil berkata, "Mari kita terbang."     

"Owwhh … owhh …!" Maggie meraung dengan keras ke arah Pasukan Penghakiman yang bergegas ke arah mereka, ia mengepakkan sayapnya, lepas landas dari tanah, dan menghilang ke dalam gelapnya malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.