Bebaskan Penyihir Itu

Konsekuensi



Konsekuensi

0Roland berjalan ke kantornya sambil menguap ketika langit mulai terang.     
0

Roland tidak menyangka ada begitu banyak kejadian pada Hari Kedewasaan Lucia. Seharusnya Hari Kedewasaan itu berlangsung dengan mudah.     

Kekuatan sihir di tubuh Lucia menjadi sangat bergejolak. Nightingale menyadari ada sesuatu yang salah dari ekspresi di wajah Lucia. Itu persis seperti Siksaan Iblis. Sungguh luar biasa Siksaan Iblis masih bisa terjadi pada seorang penyihir yang sering berlatih setiap hari, apalagi Lucia juga telah menguras semua kekuatan sihirnya sebelum Hari Kedewasaan itu.     

Agatha memberikan sebuah solusi ketika proses menyakitkan itu berlangsung.     

Sebagai mantan anggota Pusat Persatuan Penyihir, Agatha sudah sering menyaksikan Hari Kebangkitan para penyihir. Agatha dengan cepat memikirkan sebuah cara untuk menolong Lucia.     

Agatha menyuruh Passi mentransfer saluran sihirnya dan melepaskan Siksaan Iblis dari tubuh Lucia. Kemudian kekuatan Lucia dipindahkan ke Anna yang memiliki kapasitas daya tampung terbesar. Dan akhirnya, kekuatan sihir yang ada di tubuh Anna diserap oleh pelat simbol Lambang Tuhan.     

Yang mengejutkan, kekuatan sihir Lucia yang dilepaskan itu telah berhasil mengaktifkan empat buah batu ajaib yang tertanam di pelat simbol Lambang Tuhan. Anna melepaskan kekuatan sihir Lucia ke langit malam dengan cepat.     

Tiba-tiba, kota itu diterangi oleh cahaya berwarna keemasan. Cahaya yang menyilaukan itu bersinar melalui dinding istana dan menembus gelapnya langit malam. Awan tebal bisa dilihat di langit yang gelap dan ada ribuan 'rumbai-rumbai' yang mengambang di langit. Semua pemandangan itu terlihat sangat indah. Meskipun pemandangan yang terang benderang itu hanya berlangsung selama beberapa saat, pemandangan itu terlihat sangat menakjubkan.     

Lucia berhasil selamat dan ia telah mengembangkan sebuah kemampuan tambahan selama melewati proses Hari Kedewasaan ini, sama seperti yang terjadi pada Anna satu tahun yang lalu.     

Namun, proses Hari Kedewasaan Lucia bukan berlangsung tanpa masalah. Insiden itu terjadi sekitar jam delapan malam, ketika kebanyakan orang masih belum tidur. Cukup banyak orang telah menyaksikan kejadian yang sangat spektakuler itu. Nantinya Roland harus memberikan penjelasan kepada seluruh rakyatnya atas kejadian yang menakjubkan itu.     

"Yang Mulia, Tuan Barov ingin bertemu dengan Anda," kata seorang penjaga yang berjaga di pintu kantor Roland.     

"Persilahkan Tuan Barov masuk."     

Barov berjalan ke kantor, kepalanya tampak dipenuhi uban. Sebelum Barov memberi penghormatan kepada Roland, ia sudah langsung bertanya dengan blak-blakan, "Yang Mulia, apa yang terjadi tadi malam? Bagaimana bisa ada siang pada malam hari?"     

Sudah jelas Barov datang ke sini untuk bertanya tentang cahaya itu. Roland melirik Barov dan melihat ada dua lingkaran hitam di mata Barov. Mungkin Barov belum tidur juga tadi malam. Jika orang luar tidak dilarang masuk ke istana pada malam hari, Barov pasti sudah datang ke istana dari semalam.     

"Jangan terburu-buru. Silahkan duduk dulu." kata Roland sambil menunjuk ke kursi di depan meja, "Silahkan minum teh hitamnya terlebih dulu."     

Roland menjelaskan soal insiden Hari Kedewasaan Lucia setelah menuangkan segelas teh hangat untuk Barov. "Kejadian semalam hanya sebuah kecelakaan, jangan terlalu khawatir."     

"Jadi … kejadian semalam itu disebabkan oleh seorang penyihir?" tanya Barov sambil mengerutkan kening.     

"Jangan berpikiran konyol. Itu bukan karena kekuatan iblis." Roland dengan cepat menebak pemikiran Barov. "Tidak ada yang terluka selain lubang di tembok istana yang sudah tua ini."     

"Tetapi para penduduk akan berpikiran seperti itu," kata Barov sambil menggelengkan kepalanya. "Sebagian besar dari mereka memang menerima kekuatan penyembuh yang tidak berbahaya dari Nona Nana, tetapi bukan kemampuan untuk menghancurkan istana seperti ini, apalagi sampai menyebabkan langit malam berubah jadi siang."     

"Itulah sebabnya aku sudah menyiapkan solusi untuk menjelaskan insiden itu," kata Roland sambil menyesap tehnya. "Kamu yang akan mengatur agar orang-orangmu menyebarkan berita ini: 'Cahaya keemasan yang muncul tadi malam dikarenakan Yang Mulia sedang menangkap kilat, untuk membawa cahaya itu kepada rakyatnya'."     

"Apa?!" Barov tercengang.     

"Aku akan segera membangun peralatan bertenaga cahaya di Kota Perbatasan. Cahaya ini memiliki kemiripan dengan cahaya kilat di langit." sang pangeran menjelaskan dengan singkat. Roland tahu ia sedang bicara secara teknis dan Barov tentu saja tidak mengerti. "Perangkat cahaya ini dapat menerangi kota dengan terang benderang bahkan saat malam hari sekali pun. Insiden semalam cocok disampaikan dengan berita itu."     

"Apakah … apakah itu benar?" Barov bertanya dengan heran, "Apakah Anda benar-benar bisa membuat kilat?"     

"Kilat itu ada di mana-mana," jawab Roland sambil mengangkat bahu, "Namun, harap diingat. Buatlah agar berita itu terdengar seperti sebuah rumor, jadi berita itu akan menyebar dengan sendirinya. Apa kamu mengerti?"     

Untuk mencegah dampak negatif pada pendidikan di masa depan nanti, pernyataan-pernyataan ambigu seperti ini tidak boleh terdengar terlalu demokratis. Semuanya akan baik-baik saja selama penjelasan yang ambigu itu dapat diterima oleh publik untuk mengarahkan pembicaraan mereka mengenai diri Roland sendiri.     

Tidak lama setelah Barov pergi meninggalkan kantornya, Karl Van Bate juga datang ke istana.     

"Yang Mulia, mengenai kejadian semalam …."     

"Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan," kata Roland sambil meletakkan tangannya di keningnya. "Duduklah terlebih dahulu dan mari kita bicara."     

Roland menghela napas dalam hati. Mungkin Roland harus terus menjelaskan tentang kejadian semalam sepanjang hari ini.     

Untungnya, Karl bukan seorang pemikir seperti Barov, dan ia hanya menghela napas setelah mendengarkan penjelasan Roland sambil berkata, "Ternyata Anna sudah sekuat itu sekarang."     

"Tindakan Anna memang sudah tepat pada saat itu." kata Roland setuju. "Jika terlambat bereaksi sedikit saja, aku khawatir bukan hanya dinding yang berlubang tetapi seluruh kamar itu bisa ikut hancur."     

"Mengenai lubang di dinding itu …."     

"Tambal saja lubang itu dengan batu bata. Kamu bisa mengatur kapan perbaikan kamar itu dilakukan sebelum malam tiba. Aku akan meminta Kilat dan Si Burung Kolibri untuk membantu pekerjaanmu itu." kata Roland. Tampilan istana juga perlu direnovasi setelah dinding itu diperbaiki. Roland akan meminta Soraya melukis lapisan di atas permukaan dinding itu.     

"Baik, Yang Mulia." jawab Karl.     

Seperti yang sudah Roland duga, Carter Lannis, Si Kapak Besi, dan Kyle Sichi datang secara bergiliran dan mereka semua bertanya mengenai kejadian semalam dan masing-masing dari mereka memiliki keprihatinan dan sudut pandang yang berbeda.     

Carter mengkhawatirkan apakah ada penyihir yang terluka.     

Si Kapak Besi merasa khawatir cahaya itu berasal dari serangan iblis.     

Namun, yang menjadi perhatian Kyle adalah … mana yang lebih kuat, pelat simbol Lambang Tuhan atau ledakan gliserin dan asam nitrat?     

Pembicaraan para pria itu akhirnya berakhir setelah melakukan serangkaian tanya jawab bersama Roland. Roland sedang bersandar di kursinya dan ia hendak bersiap untuk tidur siang, tetapi ada seseorang yang mengetuk pintunya lagi.     

Kali ini yang masuk ke kantor Roland adalah Tilly Wimbledon.     

"Jangan khawatir. Mengenai kejadian semalam …."     

"Aku sudah mengetahuinya." Tilly menyela ucapan Roland. "Aku sudah bertanya kepada Anna sebelum aku datang ke sini dan Anna sudah memberitahukan apa yang terjadi semalam."     

"Oh, begitu." Roland berdeham lalu ia duduk tegak. "Apa ada hal lain yang ingin kamu bicarakan?"     

"Aku hanya sedikit khawatir dengan penyebabnya." Tilly berkata dengan pelan, "Menurut Agatha, baik itu Hari Kebangkitan atau Hari Kedewasaan, selama sejumlah latihan dilakukan secara normal, seharusnya itu tidak menyebabkan tanda-tanda Siksaan Iblis. Pada dasarnya hal itu memang sejalan dengan apa yang telah kita lakukan selama ini dari pengalaman kita di masa lalu. Itu tidak pernah terjadi pada penyihir mana pun di Pulau Tidur, jadi bagaimana mungkin Lucia bisa terkena Siksaan Iblis?" Tilly berhenti sejenak, lalu ia menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Sedangkan mengenai Kebangkitan Tertinggi yang Lucia alami, aku tidak terkejut … aku sudah melihat beberapa Kebangkitan Tertinggi setiap hari sejak aku tiba di Kota Perbatasan."     

"Tilly melihat beberapa Kebangkitan Tertinggi setiap hari di sini? Itu perkataan yang cukup berlebihan," pikir Roland sambil menuangkan secangkir teh untuk Tilly. Sambil merenung sejenak Roland berkata, "Aku punya dugaan mengenai apa yang terjadi pada Lucia." lalu Roland mengeluarkan sebuah dokumen dari lacinya dan menyerahkan dokumen itu kepada Tilly. "Mungkin itu penyebabnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.