Bebaskan Penyihir Itu

Tertangkap



Tertangkap

0"Mengapa kamu … ingin memberikan hadiah ini padaku?" Setelah beberapa saat, Tilly akhirnya mematikan gerakan boneka pandanya.     
0

"Apakah kamu masih ingat apa yang terjadi pada hari ulang tahunmu yang ke delapan belas?" Roland bertanya perlahan.     

"…" Tilly mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Kamu yang melakukannya?"     

"Bukan, itu perbuatan Timothy dan Garcia." lalu Roland menceritakan kisah itu sekali lagi. "Tetapi aku juga harus bertanggung jawab. Jika aku memberi tahu ayah, semua kejadian itu tidak akan terjadi."     

"Dan jika kamu mengadukan perbuatan mereka kepada ayah, kamu juga akan dipukuli oleh mereka berdua," kata Tilly, "Jadi pantas saja kamu tidak mau memberitahu ayah."     

"Hal semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi." kata Roland.     

"Bukankah ingatan tambahan di kepalamu itu digunakan untuk menyimpan ilmu pengetahuan." Tilly mengubah topik pembicaraan. "Sekarang sepertinya bukan itu masalahnya. Selain boneka 'panda' ini, apakah ada hal lain yang baru di dalam kepalamu?"     

Ketika Roland mendengar Tilly kesulitan untuk mengucapkan kata 'panda', Roland tidak bisa menahan tawanya. "Tentu saja … masih ada banyak hal baru lainnya. Nanti jika aku sempat, aku akan memberitahumu lebih banyak."     

Tidak diragukan lagi, Tilly memang sangat cerdas. Roland yakin Tilly akan mengerti bahkan jika Roland tidak menceritakan keseluruhan ceritanya.     

Benar saja, setelah berhenti bicara sejenak, Tilly menatap Roland dengan tatapan serius.     

Tiba-tiba, suara Andrea terdengar di depan pintu. "Lady Tilly, aku ingin memberimu sebuah hadiah … hei kamu, pergilah!"     

"Aku yang datang duluan ke sini!" Suara Ashes menyusul kemudian.     

"Aku yang pertama!" seru Andrea.     

Roland tertawa lalu ia bangkit berdiri. "Memang, banyak hal yang tidak menyenangkan telah terjadi sebelumnya, tetapi masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Tidak peduli apa pun yang terjadi sebelumnya, kini kamu dan aku, atau Kota Perbatasan dan Pulau Tidur tidak boleh terikat kenangan buruk. Jika kamu memiliki kesulitan di masa depan, kamu bisa datang kepadaku kapan saja … aku akan menjadi kakakmu selamanya." Roland berhenti sejenak dan kembali berkata, "Selamat ulang tahun, Tilly."     

Lalu Roland membuka pintunya. Andrea dan Ashes tercengang kaget dan mereka saling berpandangan dengan bingung.     

Roland tersenyum dan berkata, "Berhentilah bertengkar, akulah yang pertama ke sini."     

*******************     

Otto berkeliaran di jalanan dengan sedih, kata-kata Andrea masih terngiang-ngiang di benaknya.     

"… Lady Andrea dari keluarga Quinn sudah meninggal lima tahun yang lalu, persis seperti yang diinginkan ayahku."     

Otto tidak setuju dengan perkataan Andrea, tetapi ia tidak bisa menemukan alasan untuk membantah ucapan Andrea. Hari-hari terakhir ini, selain mengamati Kota Perbatasan, Otto menghabiskan waktunya untuk berkeliaran di dekat pasar. Otto berharap bisa bertemu dengan Andrea lagi, tetapi akhirnya ia kecewa karena tidak bisa menemukan gadis itu.     

Otto duduk ke kursi batu di sebelah alun-alun, ia menyingkirkan tumpukan salju yang ada di atas kursi taman, dan duduk perlahan.     

Meskipun berbagai macam pikiran berkecamuk di dalam hatinya, Otto masih tidak melupakan alasan mengapa ia datang ke kota ini. Kecuali memeriksa pasukan prajurit dan batalion, Otto telah melewati setiap sudut kota ini dan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kota ini. Contohnya, kehidupan penduduk kota ini pada awalnya tidak begitu berkecukupan dan tidak berbeda dengan kehidupan di daerah kumuh lainnya. Namun, semua perubahan ini terjadi karena sang penguasa, Yang Mulia Roland Wimbledon. Yang Mulia memimpin rakyatnya untuk melawan binatang-binatang iblis yang mengerikan itu dan menciptakan berbagai mesin dan alat ajaib untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyatnya.     

Otto telah menyaksikan mesin-mesin berwarna hitam yang beroperasi di area tambang. Dengan hanya dua atau tiga mesin besi, mesin itu dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjaan puluhan orang.     

Ditambah lagi, ada menara air tinggi yang dibangun di tepi Sungai Air Merah yang dapat mengalirkan air bersih ke setiap rumah penduduk.     

Ada tembok kota yang kokoh, komplek perumahan, dan ada galangan kapal juga.     

Ditambah lagi, tampaknya ada parit yang sedang digali yang diperuntukkan untuk memasang peralatan sistem pemanas air sehingga penduduk tidak perlu takut kedinginan, informasi-informasi mengenai apa yang sedang dikerjakan di kota ini bisa dilihat di papan pengumuman yang dipajang di tengah alun-alun kota setiap harinya. Yang lebih mengejutkan Otto, sebagian besar penduduk kota ini dapat membaca tulisan yang ada di papan pengumuman itu.     

Semakin Otto mengamati Kota Perbatasan, ia semakin merasa kagum. Pembangunan dan perubahan terjadi di mana-mana di Kota Perbatasan dan perubahan itu benar-benar di luar imajinasi Otto.     

Sambil membuka buku catatannya, Otto bermaksud mencatat penemuan barunya untuk hari ini, tetapi seseorang tiba-tiba meraih tangannya yang sedang memegang pena.     

Otto mendongak, ia melihat ada dua petugas patroli berseragam hitam di depannya. "Apakah kamu yang bernama Tuan Mata Perak?" tanya salah satu petugas itu.     

Tuan Mata Perak adalah nama samaran yang Otto gunakan untuk menyamar sebagai seorang pengusaha. Otto menjawab dengan tenang dan ketika ia melihat sekelilingnya, ia menyadari bahwa ada juga petugas-petugas berseragam hitam lain yang muncul di dua sisi jalan di alun-alun. Namun, mereka hanya menatap Otto dan tidak mendekat.     

"Mereka semua datang ke sini untuk menangkap aku." pikir Otto.     

Otto langsung menciut. Sebelumnya, Otto pikir petugas patroli di sini tidak sama seperti yang ia lihat di kota lain dan mereka tampak berperilaku dengan semestinya, jadi ia tidak menyangka dirinya akan mendapat masalah di kota ini.     

"Ada apa?" tanya Otto dengan sinis. Menghadapi orang-orang yang suka menindas dan serakah ini, tidak ada untungnya jika Otto berusaha menyanjung mereka. Bahkan jika mereka ingin memeras Otto, ia tidak akan membiarkan mereka membuka kedoknya. Setidaknya, Otto terpaksa harus menggunakan identitasnya sebagai seorang bangsawan jika ia sudah sangat terdesak.     

Namun, jawaban petugas berseragam itu mengejutkannya. "Menurut laporan yang kami terima, kami curiga kamu adalah seorang mata-mata. Sekarang, taruh tanganmu di belakang punggungmu dan ikuti instruksi kami. Jika kamu melawan, kami tidak bisa menjamin keselamatanmu."     

"Mata-mata? Alasan aneh macam apa itu … mungkinkah mereka ingin menjadikan aku sebagai kambing hitam?" pikir Otto dalam hati. "Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan." sahut Otto sambil melepaskan lengannya dari cengkeraman mereka. "Aku anggota Keluarga Luoxi dari Kota Cahaya, kami keluarga bangsawan di Kerajaan Fajar. Aku bukan …."     

Segera setelah Otto melepaskan tangannya dari cengkeraman mereka, perutnya tiba-tiba dipukul dengan keras, dan lebih dari setengah kekuatannya di tubuhnya segera lenyap disertai rasa asam lambung yang naik memenuhi mulutnya dan ia meringkuk menahan sakit. Kemudian, kedua petugas itu menjatuhkannya ke salju yang dingin, dan mengikat kedua tangan Otto dengan tali.     

"Seorang bangsawan? Beberapa hari yang lalu, kamu mengaku sebagai seorang pengusaha," salah satu dari petugas itu mencibir.     

"Sudah kubilang jangan melawan." kata petugas yang satunya lagi sambil memberikan sebuah tendangan keras kepada Otto. "Kamu yang meminta diperlakukan seperti ini."     

"Beberapa hari yang lalu? Itu berarti mereka telah menargetkan aku selama beberapa hari terakhir ini? Ini tidak mungkin … kelihatannya tidak ada petugas patroli yang mengawasiku selama dua hari pertama sejak aku tiba di kota ini."     

"Ehem … aku memang seorang bangsawan, dan surat perintahnya … ada di tasku." Otto menggeliat-geliat sambil berusaha melepaskan diri, tetapi orang-orang itu mengabaikan ucapannya.     

"Simpan alasanmu itu di hadapan Tuan Carter." kata dua petugas itu sambil menyeret Otto. "Jika kamu berkata jujur, kamu mungkin masih bisa selamat."     

…     

Setelah mendekam di penjara selama satu hari, Otto mulai merasa kelaparan dan haus dan akhirnya ia bertemu dengan orang yang bernama Tuan Carter.     

Sebelum kesatria itu sempat mengatakan sesuatu, Otto Luoxi mencengkeram jeruji besinya dan berkata, "Aku benar-benar Otto Luoxi dari Kota Cahaya di Kerajaan Fajar. Aku diutus ke sini oleh Raja Fajar, aku datang ke Kerajaan Graycastle untuk bersekutu melawan gereja. Aku bukan mata-mata seperti yang kalian pikir! Aku ingin bertemu dengan sang penguasa, Yang Mulia Roland Wimbledon!"     

Otto sudah lama mendengar tentang adanya transaksi gelap yang ada di penjara. Petugas patroli selalu berkolusi dengan komplotan Tikus dan orang asing yang dipenjara biasanya dijadikan kambing hitam. Jika mereka mengira Otto hanyalah orang asing yang tidak penting, ia mungkin tidak akan hidup lebih lama lagi.     

Tuan Carter terkejut. "Aku bahkan belum menanyakan apa pun padamu." lalu ia menoleh ke samping. "Menurutmu apa orang ini berkata jujur?"     

Kemudian, Otto melihat sesuatu yang membuat dirinya sangat terkejut, seorang gadis keluar dari dalam bayang-bayang, ia mengenakan jubah putih dan wajahnya tersembunyi oleh tudung yang dikenakannya. Namun, dilihat dari sosoknya, gadis ini tampak tidak jauh berbeda dari Andrea Quinn.     

"Pria ini mengatakan yang sejujurnya," kata gadis itu sambil mengangkat bahu.     

"Benarkah? Berarti orang ini memang benar-benar utusan dari Kerajaan Fajar?" Carter meletakkan tangannya di keningnya. "Sepertinya kita mendatangkan masalah bagi Yang Mulia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.