Bebaskan Penyihir Itu

Mesin Pembunuh



Mesin Pembunuh

0Dua hari setelah rapat pleno berakhir, Si Kapak Besi diperintahkan untuk menguji coba senjata baru lagi.     
0

Karena sisi barat laut lebih rentan terhadap serangan binatang iblis, jarak uji coba penembakan senjata baru ditetapkan di sisi lain Sungai Air Merah. Ketika Si Kapak Besi sampai di sana, para penjaga sang pangeran sudah mengelilingi tempat itu dengan tali tambang dan bendera-bendera berwarna merah, dan mendirikan pos pemeriksaan di kedua ujung jembatan baja. Orang yang tidak berkepentingan tidak diizinkan untuk berkeliaran di area itu.     

Sudah jelas, Yang Mulia menganggap tes uji coba senjata baru kali ini dengan lebih serius.     

Si Kapak Besi berjalan dengan cepat di atas permukaan salju yang tidak rata, dan setiap penjaga yang ia temui menatap dirinya dengan pandangan ramah. Melihat perlakuan orang-orang terhadap dirinya, Si Kapak Besi teringat saat pertama kali ia berpartisipasi dalam ujian menggunakan senjata api. Saat itu, Si Kapak Besi bukan siapa-siapa, dan orang-orang dari Kerajaan Graycastle merasa waspada dan curiga kepadanya karena ia berasal dari Negara Pasir. Si Kapak Besi telah tinggal di Kota Perbatasan selama 5 tahun pada waktu itu, tetapi ia hanya berhubungan dengan para pemburu yang tinggal di dekatnya karena keahliannya dalam memanah, dan tidak ada orang yang mengenal dirinya di luar Distrik Lama.     

Pada saat itu, Si Kapak Besi merasa yakin bahwa ia akan hidup dalam kondisi terkucil di kota yang terpencil ini sebagai seorang pemburu sampai ia meninggal karena lanjut usia, atau karena terbunuh oleh binatang iblis atau karena dimangsa binatang buas. Si Kapak Besi tidak menyangka bahwa Yang Mulia akan memilih dirinya untuk menjadi seorang komandan pasukan dan menunjukkan kepadanya kekuatan 'api dan guntur' yang dimiliki Yang Mulia. Kemudian, perubahan mulai terjadi dengan cepat. Si Kapak Besi berperang melawan binatang iblis bersama Pasukan Milisi, yang kemudian berubah nama menjadi Tentara Pertama Kota Perbatasan. Si Kapak Besi dipromosikan dari Pemimpin Pasukan Pemburu menjadi Komandan di Tentara Pertama. Yang sangat mengejutkan dirinya, dan untuk menebus penyesalan terbesar dalam hidupnya, Si Kapak Besi ternyata bisa bertemu pewaris klan Osha, Nona Bulan Perak, di kota ini karena Yang Mulia menerima kehadiran para penyihir di sini. Karena rasa kepercayaan dan pengakuan yang diberikan Yang Mulia kepada dirinya, serta perubahan atas peningkatan nasibnya ini, Si Kapak Besi telah bersumpah untuk tetap setia kepada Yang Mulia di dalam hatinya.     

Di tengah area penembakan, Si Kapak Besi melihat Yang Mulia Roland, Tuan Carter, dan yang tidak ia sangka, beberapa orang penyihir dari Pulau Tidur juga yang hadir di sana.     

"Yang Mulia, Kapak Besi melapor kepada Anda!" kata Si Kapak Besi sambil berjalan maju dan memberi hormat kepada sang pangeran.     

Sang Pangeran mengangguk dan berkata, "Semua orang sudah hadir di sini. Mari kita mulai." Yang Mulia memberi 2 senjata laras panjang kepada Si Kapak Besi dan Carter. "Ini adalah salah satu senjata yang baru kukembangkan, senjata ini masih berupa model. Jumlahnya juga masih terbatas, jadi kalian akan bergantian untuk mencobanya, silahkan."     

Si Kapak Besi dengan teliti mengamati senjata yang ada di tangannya. Senjata ini terlihat mirip dengan revolver, perbedaannya adalah senjata ini tidak memiliki tempat pengisian peluru.     

Hal ini membuat Si Kapak Besi bertanya-tanya apakah pelurunya harus dimuat kembali melalui moncong senapan seperti senjata api generasi pertama atau tidak.     

"Ini disebut senapan otomatis bolt action," Yang Mulia langsung menjelaskan. "Senjata ini menggunakan amunisi berupa peluru berisi bubuk mesiu tanpa asap yang terbaru. Kalibernya 8 mm, lebih kecil dari revolver yang berkaliber 12 mm, tetapi senjata ini lebih kuat." Yang Mulia mengambil senjata itu untuk melakukan demonstrasi. "Amunisi dimasukkan dari bagian depan pelatuk, dan setiap kali mengisi ulang, peluru dapat dimasukan sebanyak 5 buah peluru. Namun, amunisi senjata ini tidak dapat ditembakkan terus-menerus seperti revolver, jadi kamu perlu mengisi ulang pelurunya setelah menembakkan semuanya."     

Setelah menyaksikan demonstrasi dari sang pangeran, Si Kapak Besi memahami cara untuk mengoperasikan senapan baru dan ia menembakkan sebuah peluru. Hentakan senapan itu cukup kuat. Setiap kali Si Kapak Besi menembakkan senjatanya, ia merasakan ada hentakan yang kuat di bahunya, dan hentakan ini jauh lebih keras daripada hentakan revolver.     

Lima peluru yang ditembakkan dari senjata yang lama biasanya akan menimbulkan asap tebal yang menghalangi pandangan orang, tetapi sekarang tidak ada asap yang keluar di depan moncong senapan, itu mungkin berkat 'bubuk mesiu tanpa asap' yang baru saja disebutkan oleh Yang Mulia. Selain itu, tidak ada yang istimewa dari senapan baru ini. Si Kapak Besi mengira akan ada peningkatan signifikan dari senjata api ke revolver, tetapi senapan bolt action ini sepertinya tidak ada terlalu banyak perubahan dan bahkan tidak sebagus revolver. Kekurangan senjata ini yang paling jelas adalah rendahnya tingkat penembakannya.     

Si Kapak Besi bisa menembak terus-menerus sambil berdiri jika menggunakan revolver, tetapi sekarang ia tidak bisa menembak dengan nyaman saat menggunakan senapan bolt action, karena ia harus memuat kembali pelurunya dengan tangan kemudian mengangkat senjatanya kembali untuk membidik sasaran dalam setiap tembakan. Meskipun proses ini memakan waktu pengisian peluru yang lebih cepat daripada senjata api lama, hal itu tidak efektif dalam menembak musuh dalam waktu singkat. Contohnya, senjata ini jelas kurang praktis daripada revolver dalam sebuah pertempuran - seperti ketika mereka melawan pemberontak di Benteng Longsong dalam pertempuran jarak dekat di jalanan atau di dalam ruangan.     

Si Kapak Besi memberi tahu sang pangeran mengenai pendapatnya secara jujur, dan Carter juga menyuarakan pendapat yang sama.     

Sang Pangeran mengangguk dan berkata, "Benar, senapan bolt action memang tidak senyaman revolver, tetapi senjata ini juga memiliki keuntungan besar. Andrea, kemarilah dan tunjukkan pada mereka." Yang Mulia memberikan senapan itu kepada Andrea dan berkata, "Ingat, gunakan kemampuanmu saat menembak."     

"Baiklah." Penyihir berambut pirang itu mengambil senjata itu dan ia mengisi ulang pelurunya dengan cekatan. Si Kapak Besi dan Carter menyadari bahwa ini pasti bukan kali pertamanya penyihir itu mengoperasikan senjata baru ini. "Sekarang, kalian perhatikan aku!"     

Dengan 3 tembakan yang memekakkan telinga, Si Kapak Besi terkejut ketika melihat 3 sasaran yang terbuat dari kayu terjauh berturut-turut. Peluru yang ditembakkan Andrea menembak sasaran yang tampak sekecil kuku dari kejauhan, dan mengenai targetnya dengan tepat.     

Sasaran itu setidaknya berada 400 meter jauhnya dari tempat mereka berdiri!     

"Yang Mulia, ini …" Carter terbata-bata dengan tatapan tidak percaya.     

"Kemampuan tambahan Andrea memungkinkan dirinya untuk mengenai sasaran dengan pistol atau busur panah secara akurat," sang pangeran menjelaskan sambil tersenyum, "Tetapi kemampuan Andrea tidak bekerja pada peluru atau anak panah. Kemampuan yang dimiliki Andrea membuat ia mahir untuk menggunakan senjata apa saja. Misalnya, Andrea bisa mengenai target yang berada 10 meter jauhnya jika ia melemparkan sebuah batu ke arah sasarannya, tetapi jika ia melempar seekor burung ke arah sasarannya, kemampuannya tidak akan bekerja."     

"Jadi maksud Anda … orang biasa juga bisa mencapai kemampuan seperti itu melalui pelatihan?"     

"Tepat sekali. Kelebihan utama dari senapan bolt action ini adalah jarak tembak dan tingkat akurasinya yang jauh lebih baik. Tidak seperti senapan sebelumnya, senapan ini tidak memiliki celah antara laras dan tempat penyimpanan peluru, jadi tidak ada kebocoran udara di senapan yang baru ini," kata Roland sambil mengangguk. "Dengan lensa teleskopik[1], prajurit biasa dapat menggunakan senjata ini untuk menembak musuh dalam radius sekitar 400 hingga 500 meter secara akurat, sementara revolver hanya dapat menembak secara akurat dalam radius 100 meter."     

Si Kapak Besi langsung menyadari mengapa senjata ini sangat mematikan. Sebagian besar orang tidak akan pernah menduga terhadap serangan dari jarak jauh. Jika si penembak bersembunyi di area perumahan atau bersembunyi di tempat yang lebih tinggi, orang itu dapat membunuh targetnya dengan mudah. Dan jika penembaknya adalah Nona Nightingale, tidak ada musuh yang bisa lolos dari peluru yang berasal dari tempat yang tidak kasatmata.     

"Yang Mulia, Anda telah berjanji untuk memberi aku 1 senjata jika nanti senjata ini sudah diproduksi secara massal." kata Andrea kepada Roland.     

"Tentu saja," kata Roland sambil menaruh kedua senapan bolt action itu. Yang Mulia berjalan ke sisi lain dan ia membuka sehelai kain yang menutupi sesuatu. "Sebenarnya, senapan bolt action itu baru pemanasan saja. Yang ini adalah fokus utama dari pengujian senjata hari ini."     

Si Kapak Besi mengambil senjata yang baru disingkapkan itu segera setelah ia melihatnya. Berbeda dari senapan lain yang terbuat dari baja dan kayu, senjata hitam yang baru ini tampaknya terbuat dari logam murni. Senjata hitam ini juga lebih besar dari semua senjata lainnya. Termasuk tripod[2] yang ada di bawahnya, tinggi tripodnya sekitar setengah tinggi tubuh Si Kapak Besi. Laras panjangnya berukuran setengah pergelangan tangan Si Kapak Besi. Senjata berwarna hitam itu terhubung dengan sebuah peluru yang besar, panjang, tipis dan berkilauan. Sudah jelas senjata ini tidak seperti senjata-senjata sebelumnya baik dalam desainnya maupun secara ukuran.     

[1] Lensa untuk melihat jarak jauh     

[2] Kaki penyangga     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.