Bebaskan Penyihir Itu

Operasi Titik Lebur



Operasi Titik Lebur

0Agatha berjalan mondar-mandir di depan meja kerja Roland. "Jadi, menurut Anda, pelat simbol Lambang Tuhan dapat menembus Batu Pembalasan Tuhan karena kekuatan yang terkandung dalam pelat simbol itu lebih kuat? Dan alasan mengapa Hewan Buas Pengacau bisa memproduksi Batu Pembalasan Tuhan sebenarnya adalah untuk mengurangi kandungan kekuatan sihir dalam Batu Pembalasan Tuhan dan dengan begitu mereka mampu mengubah batunya menjadi berbagai jenis Batu Ajaib?"     
0

"Itulah yang aku pikirkan." jawab Roland.     

"Tidak, itu tidak mungkin …" Agatha tiba-tiba berhenti bicara. "Jika aura hitam itu menghasilkan kekuatan sihir yang sangat besar, mengapa tidak ada pengaruh apa-apa terhadap penyihir?"     

"Penyihir?" tanya Roland sambil tercengang.     

"Maksudku, Anna!" Agatha merenung kembali dan berkata, "Kekuatan sihir Anna cukup kuat untuk mengaktifkan pelat simbol Lambang Tuhan sebanyak 2 kali. Kekuatan yang Anna miliki bahkan lebih kuat daripada kekuatan yang ada pada Batu Pembalasan Tuhan. Namun Api Hitam Anna masih bisa dipengaruhi oleh Batu Pembalasan Tuhan, dan ia juga tidak bisa menetralkan kekuatan sihir yang ada di sekitarnya. Tidak masuk akal jika berdasarkan teori yang Anda sebutkan …."     

"Yah …" Roland terdiam sesaat. Roland tidak memiliki penjelasan yang masuk akal atas pertanyaan yang dilontarkan Agatha. Batu Pembalasan Tuhan yang memiliki kualitas terburuk saja sudah dapat membuat kekuatan sihir seorang penyihir tidak berfungsi. Bahkan Api Hitam milik Anna yang begitu kuat, juga tidak akan berfungsi jika terkena gangguan Batu Pembalasan Tuhan. Selain itu, kekuatan sihir Anna berbentuk seperti kubus logam padat jika dilihat di dalam Kabut, dan bentuknya benar-benar berbeda dari aura hitam yang dipancarkan oleh Batu Pembalasan Tuhan.     

"Pertanyaanku yang lainnya adalah, mengapa Batu Ajaib hanya bisa diaktifkan oleh kekuatan sihir?" Agatha melanjutkan. "Bahkan jika kekuatan sihir yang dimasukkan ke dalam Batu Ajaib hanya sedikit, jumlah kekuatan yang tersisa di Batu Ajaib seharusnya juga tidak bisa berkurang. Bahkan, orang biasa tidak bisa mengaktifkan Batu Ajaib sama sekali. Perkumpulan Taquila juga telah mengkonfirmasi bahwa kekuatan sihir yang terkandung di dalam Batu Ajaib tidak dapat ditransfer. Oleh karena itu, Batu Ajaib tidak dapat digunakan sebagai sumber energi para penyihir." Agatha berhenti sejenak kemudian melanjutkan, "Tiga Pemimpin Penyihir percaya hanya makhluk hidup yang dapat mempertahankan kekuatan sihir. Kekuatan sihir tidak akan bekerja pada organisme yang sudah mati. Buktinya adalah Batu Ajaib itu juga memerlukan darah penyihir dan darah iblis. Kebanyakan peneliti di Taquila juga berpikir demikian. Aku tidak keberatan jika Anda ingin menyanggah kesimpulan mereka, tetapi Batu Ajaib tidak berbeda dengan permata biasa jika batunya belum diisi dengan kekuatan sihir atau diubah menjadi pelat simbol."     

Roland terdiam. Tampaknya teori Roland tentang intensitas kekuatan sihir memang agak tidak masuk akal. Namun, kilat yang terpancar dari Batu Ajaib, yang terlihat seperti aura hitam, sangat mirip dengan aura hitam yang dipancarkan oleh Batu Pembalasan Tuhan, sehingga pasti ada hubungan di antara Batu Ajaib dengan Batu Pembalasan Tuhan … apa yang masih terlewat oleh Roland?     

Sayang sekali tidak ada metode observasi atau analisis yang dapat diandalkan di zaman ini untuk menguak misteri itu. Satu-satunya cara untuk mempelajari kekuatan sihir adalah melalui kemampuan para penyihir atau menggunakan Batu Ukur. Meski demikian, yang Roland pelajari melalui metode ini hanyalah pemahaman yang sangat umum tentang karakteristik kekuatan sihir, yang hampir tidak berguna untuk penelitian lebih lanjut.     

Roland berpikir sejenak dan akhirnya ia memutuskan untuk mengesampingkan masalah ini untuk saat ini, sambil berharap ia dapat menemukan jawabannya selama proses pembuatan pelat simbol nanti.     

…     

Tiga hari kemudian, rencana untuk melaksanakan operasi titik lebur akhirnya sudah siap. Roland secara langsung memerintahkan para prajurit untuk pergi ke dermaga.     

Ini adalah operasi militer pertama dalam skala besar di mana para penyihir bertindak sebagai para pejuang utama. Total ada 2 buah kapal yang berangkat, dan kedua kapal itu diisi oleh para prajurit veteran berpengalaman dari Tentara Pertama. Brian adalah kapten untuk kedua kapal itu. Semua prajurit ini pernah bertarung untuk mengalahkan binatang iblis bersama Roland di tembok kota sebelumnya, dan para prajurit ini sepenuhnya menghormati dan mempercayai pangeran mereka. Ketika Roland sedang memberikan pengarahan kepada mereka, ia telah menekankan berulang kali bahwa musuh kemungkinan besar adalah monster yang sangat ganas, bahkan lebih berbahaya daripada binatang hibrida iblis. Roland telah menekankan bahwa siapa pun yang tidak ingin berpartisipasi dalam misi ini dapat mengundurkan diri. Namun, tidak ada prajurit yang mau mundur dari misi ini, dan Nightingale juga telah mengkonfirmasi bahwa para prajurit itu semuanya membuat keputusan itu berdasarkan keinginan mereka sendiri.     

Terlepas dari tekad dan keberanian mereka yang luar biasa, Roland tidak berlebihan jika bicara mengenai kemampuan bertarung dari 100 orang prajurit yang ia pilih untuk misi ini, karena orang-orang biasanya memang takut akan sesuatu yang jahat atau mengerikan. Tidak seperti Roland, yang telah sering melihat berbagai jenis adegan kekerasan di televisi atau di bioskop dan ia tidak akan terkejut dengan adanya monster ganas, tetapi orang-orang biasa ini biasanya akan merasa ketakutan. Kenangan akan pertempuran yang terjadi sebentar lagi mungkin akan menjadi mimpi buruk bagi para prajurit itu, yang akan mereka ingat selama sisa hidup mereka.     

Dengan demikian, para prajurit yang dipilih dengan selektif oleh Roland tidak akan secara langsung berpartisipasi dalam pertempuran, tetapi mereka akan berjaga-jaga di sepanjang sungai 2 atau 3 kilometer jauhnya dari medan pertempuran yang sebenarnya. Mereka baru akan bertindak jika para penyihir terpaksa mundur jika terjadi sesuatu yang buruk.     

Para penyihir yang dipilih Roland adalah para penyihir yang paling kuat di Kota Tanpa Musim Dingin, di antaranya adalah Anna, Nightingale, Wendy, Daun, Agatha, Sylvie, Iffy, Kilat, dan Maggie. Menurut Agatha, kombinasi para penyihir ini mungkin sudah lebih dari cukup untuk membunuh Penguasa Neraka.     

"Jaga diri kalian baik-baik. Keselamatan kalian adalah prioritas utama yang harus kalian jaga." kata Roland dengan wajah serius. "Kalian tidak harus menyelesaikan misi ini jika terjadi sesuatu yang buruk. Aku akan menunggu kepulangan kalian semua di istana."     

Anna berjalan ke depan dan ia memeluk Roland. "Jangan khawatir. Aku akan melindungi mereka semua."     

"Aku juga akan melindungi mereka, Yang Mulia." kata Kilat.     

"Coo!" Maggie ikut berseru.     

Kilat dan Maggie si burung merpati juga ikut memeluk Roland.     

Pada akhirnya, semua orang memeluk Roland kecuali Agatha dan Iffy.     

Agatha mendengus dan ia bergumam, "Kita hanya pergi untuk misi berburu sederhana, bukannya pergi untuk selamanya. Jika kita mengucapkan selamat tinggal seperti yang baru saja kalian lakukan setiap kali kita hendak berangkat bertempur, iblis sudah akan muncul di depan mata kita."     

Di sisi lain, Iffy yang melihat pemandangan itu tercengang. Ini adalah pertama kalinya Iffy mendengar sebuah perintah yang 'santai' seperti itu: 'Kalian tidak harus menyelesaikan misi ini tetapi kalian hanya perlu kembali dengan selamat'. Yang Mulia bersikap terlalu lunak terhadap para penyihir itu. Apakah sikap seperti itu tidak dianggap sebagai sikap sebagai seorang yang pengecut? Ketika Iffy masih berada di Asosiasi Taring Berdarah, ia memandang setiap pertempuran sebagai pertarungan hidup dan mati. Tentu saja, akan selalu ada beberapa penyihir tempur yang tewas dalam pertempuran selama beberapa tahun terakhir. Para penyihir yang tidak mampu menyelesaikan tugas akan dihukum berat, dan bahkan akan dianggap tidak berguna oleh anggota Asosiasi lainnya. Namun, Roland Wimbledon tampaknya memiliki sikap yang sangat berbeda terhadap para penyihir.     

Yang Mulia Roland memperlakukan para penyihir bukan sebagai binatang buas atau domba-domba yang dapat dimanfaatkan sesuka hatinya, tetapi ia memperlakukan para penyihir sebagai sesama 'manusia'.     

…     

Kepulan asap keluar dari cerobong asap diiringi dengan bunyi peluit, dan kapal dayung bertenaga uap itu perlahan melaju ke depan dan berangkat meninggalkan dermaga.     

Tiba-tiba, Roland merasakan ada sepasang tangan yang tidak terlihat yang sedang memegangi wajahnya. Kedua tangan itu terasa dingin tetapi halus.     

"Jaga dirimu baik-baik selagi aku pergi. Jangan meninggalkan istana dengan sembarangan." Sebuah suara yang dikenal Roland berbisik di telinganya. "Aku akan segera kembali."     

Setelah itu, Roland merasakan ada sesuatu yang menyentuh bibirnya dengan lembut.     

Rasanya sangat berbeda dengan sentuhan tangan yang ada di wajah Roland, sentuhan yang terasa di bibir Roland ini terasa sedikit manis dan basah. Dan secara keseluruhan, sentuhan di bibir Roland juga terasa hangat.     

Itu adalah sebuah ciuman yang dilakukan secara diam-diam dan tidak kasatmata. Ketika Roland akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi, ia menyambar udara dengan tangannya, tetapi ia tidak menangkap apa-apa di sana.     

*******************     

Karena kapal dayung bertenaga uap itu bergerak jauh lebih lambat dari pada balon udara, dibutuhkan waktu hampir 2 hari untuk mencapai ujung Sungai Air Merah.     

Saat melihat pegunungan salju yang menjulang tinggi, sekelompok orang terpesona oleh pemandangan indah yang terbentang di hadapan mereka. Ketika salju yang ada di gunung mencair jauh lebih lambat dari pada salju yang mencair di hutan, air salju yang telah mencair sudah menggenang selama berbulan-bulan. Air itu mengalir langsung dari tebing dan bercabang menjadi berbagai aliran air di atas bebatuan. Dari kejauhan, aliran-aliran air itu tampak seperti benang-benang tipis. Namun, setelah penjelajahan lebih lanjut, mereka menemukan aliran sungai yang lebarnya sebesar sungai. Air sungai menderu dan bergemuruh ketika mengalir ke danau yang ada di kaki gunung.     

Tampaknya, Sungai Air Merah hanyalah salah satu jalan keluar yang menuju ke danau ini. Kalau tidak, Sungai Air Merah itu akan meluap karena air yang terus bertambah.     

Setelah beristirahat semalaman, balon udara mulai naik ke udara saat balon itu mengembang. Sementara itu, armada kapal juga bersembunyi di suatu tempat 3 kilometer jauhnya dari tepi Sungai Air Merah dan para prajurit itu mulai membangun markas pertahanan di sepanjang sungai.     

Operasi Titik Lebur ini akhirnya sudah dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.