Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Perjalanan Baru



Sebuah Perjalanan Baru

0Heidi terpeleset dan ia terjatuh ke tanah, air hujan yang turun dengan deras mengalir masuk ke mulut, hidung, dan kerah bajunya.     
0

Sulit untuk menggambarkan perasaan Heidi saat ini. Meskipun Heidi tidak begitu merasa kesakitan di tubuhnya, ia tetap tidak berdaya setelah dirinya terjatuh.     

"Jangan pikirkan aku. Cepat pergi dan bunuh wanita itu!" teriak Heidi kepada Senja, Heidi bahkan belum sempat memeriksa apa yang membuat tubuhnya terluka.     

Tetapi sikap Senja malah semakin membuat Heidi bertambah berang.     

Senja tampak ragu-ragu, ia berhenti dan kembali kepada Heidi sambil bertanya, "Nona Heidi, apakah anda baik-baik saja?"     

"Dasar gadis bodoh! Kita hanya bisa membalikkan keadaan jika kita bisa mengalahkan mereka. Jika kita tidak bisa mengalahkan mereka, apa gunanya jika kita hanya bisa berdiri dan mematung?" Rasanya Heidi ingin melampiaskan kemarahannya kepada Senja, tetapi ia menyadari bahwa tubuhnya terlalu lelah untuk membuka mulut dan berteriak.     

Di belakang Heidi, ia mendengar jeritan Si Sinar Langit, dan suara pertempuran antara Si Sinar Langit dengan Ashes perlahan-lahan mereda.     

Sangat sulit bagi Si Sinar Langit untuk bertahan lama jika ia berhadapan dengan Ashes, Si Penyihir Luar Biasa yang sangat kuat itu.     

Perasaan mati rasa di tubuh Heidi perlahan mulai memudar, tetapi rasa sakit di pahanya terasa menusuk dan sangat menyakitkan.     

Heidi berhasil mendongakkan kepalanya, dan ia melihat Andrea sedang berjalan perlahan ke arahnya.     

"Apa kamu masih tidak ingin menyerah?" tanya Andrea.     

"Ya," jawab Senja, ia berbalik dan berlutut di depan Andrea. "Aku menyerah. Tolong jangan bunuh Nona Heidi."     

Andrea menyeka air hujan yang ada di kepalanya dan berkata, "Jika aku mau membunuhnya, nona Heidi pasti sudah mati sekarang. Lady Tilly belum memutuskan apa-apa terhadap nona Heidi, jadi aku masih membiarkannya tetap hidup untuk saat ini. Setelah semua bukti-bukti itu terkumpul, nona Heidi akan dihukum sesuai dengan perbuatannya."     

"Bukti-bukti apa?" tanya Senja dengan bingung. "Annie telah mengkhianati para penyihir di Asosiasi Taring Berdarah, itulah sebabnya nona Heidi ingin membunuh gadis itu."     

"Oh? Itukah yang nona Heidi katakan kepadamu? Sejauh yang aku ketahui, Annie bahkan tidak pernah bergabung dengan Asosiasi Taring Berdarah." kata Andrea sambil mengangkat bahu. "Kamu akan mengetahui orang seperti apa majikanmu itu saat kebenaran terungkap." Kemudian Andrea berbalik dan berteriak kepada Bayang, "Pergilah dan suruh Pandora ke sini untuk menghentikan pendarahan wanita ini, kalau tidak wanita ini bisa mati kehabisan darah."     

Pada saat itu Heidi akhirnya bisa merasakan rasa sakit lagi, dan kedua kakinya tidak bisa digerakkan. Rasanya seperti ada sesuatu yang menimpa Heidi. Rasa sakit yang menusuk di paha Heidi kini berganti dengan rasa sakit seperti terbakar, membuat Heidi merasa sedikit lebih baik.     

Semuanya sudah berakhir.     

Dan Heidi tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya.     

Tilly pasti telah mengetahui sesuatu tentang Heidi, itulah sebabnya Tilly berani melakukan tindakan ini. Tidak sulit menemukan kebenaran mengenai Heidi hanya dengan beberapa buah petunjuk. Bahkan jika penyihir Pulau Tidur tidak mengetahui rahasia Heidi, orang-orang di Wilayah Barat pasti bisa mengetahuinya.     

Heidi merasa ini ada hubungannya dengan Iffy dan Si Bulu Lembut.     

Heidi telah meremehkan kemampuan Tilly.     

Heidi berpikir sejenak. Kemudian Heidi menggertakkan giginya dan ia mengerahkan segenap kekuatan sihirnya dengan sisa-sisa kekuatan yang masih ada di tubuhnya tepat pada saat Andrea sedang menoleh ke belakang.     

Heidi bisa menghancurkan apa pun yang berada dalam radius 10 meter di depannya, baik itu makhluk hidup atau benda mati.     

Heidi menyebut kekuatannya itu dengan nama Kekuatan Penghancur.     

Meskipun kekalahan Heidi sudah tidak terelakkan lagi, ia tidak mau membiarkan Tilly menang dengan mudah. Setidaknya Heidi ingin memberi Tilly sebuah pelajaran yang tidak bisa dilupakan.     

"Jangan, Nona Heidi!" teriak Senja dengan ngeri.     

"Sudah terlambat!" pikir Heidi dalam hati.     

Tetapi kekuatan sihir Heidi tidak berpengaruh apa-apa kepada Andrea.     

Ada sebuah penghalang yang tidak terlihat yang menghancurkan Kekuatan Penghancur milik Heidi.     

"Kamu mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan!" seru Heidi dengan mata terbelalak. "Tunggu dulu. Yang membuat pahaku sakit itu bukan karena kekuatan sihir Andrea?!"     

"Sepertinya kamu masih punya banyak tenaga, dasar wanita jalang," kata Andrea dengan tatapan jijik, ia mengangkat revolvernya dan menekan pistolnya dengan sekuat tenaga.     

Heidi langsung tidak sadarkan diri.     

…     

"Semua sudah selesai." Sambil melihat Heidi Morgan dan Si Sinar Langit dibawa pergi, Andrea bertanya pada Ashes, "Bagaimana pertempuranmu dengan Si Sinar Langit?"     

"Aku tidak apa-apa, tetapi aku takut Si Sinar Langit tidak akan bertahan sampai kita tiba di Wilayah Barat."     

"Lady Tilly berkata bahwa kita harus tetap membiarkan mereka bertiga hidup. Mengapa kamu membuat Si Sinar Langit nyaris mati?" kata Andrea dengan tatapan menyalahkan.     

Ashes menjilat tetesan air hujan yang menetes di sudut mulutnya dan berkata, "Aku tidak menyangka Si Sinar Langit akan bertindak sebegitu putus asanya hingga ia mempertaruhkan nyawanya untuk memenangkan pertempuran denganku. Selain itu, Si Sinar Langit memang memiliki keterampilan bertarung secara teknis. Sebenarnya, aku bisa saja menangkap gadis itu hidup-hidup, tetapi aku khawatir ia bisa bertindak lebih jauh pada saat-saat terakhir. Jadi aku harus melumpuhkan Si Sinar Langit dengan cepat."     

"Kamu …" Andrea tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

Ashes menghela napas. "Kalau saja kamu menunjukkan kelereng yang kamu gunakan untuk melukai Heidi sebelumnya, mungkin mereka tidak akan bertindak senekat itu. Tetapi kamu memilih untuk memegang revolver, bagaimana mereka bisa tahu senjata macam apa itu?"     

"Berhentilah bertengkar. Lady Tilly sedang menunggu laporan dari kita." kata Bayang sambil mengingatkan Andrea dan Ashes. "Selain itu, kita tidak bisa berdiri di tengah hujan terlalu lama. Bagaimana kalau kita sampai terkena flu?"     

Andrea dan Ashes saling berpandangan sejenak, kemudian mereka berjalan berdampingan menuju istana.     

…     

Setelah memberikan laporannya, Andrea memperhatikan bahwa Tilly tidak terlihat baik-baik saja. Setelah menyelesaikan masalah besar ini, Tilly tidak tampak senang atau juga merasa lega. Sebaliknya, Tilly tampak agak murung.     

Ashes memegang tangan Tilly dan bertanya, "Ada apa, apakah kamu sakit?"     

Tilly menggelengkan kepalanya. "Ketika aku pertama kali membaca surat dari Roland, awalnya aku tidak percaya dengan isi yang tertulis di sana," jawab Tilly, "Kita para penyihir akhirnya berhasil menemukan sebuah tempat sebagai rumah bagi kaum kita sendiri. Mengapa Heidi dan Asosiasi Taring Berdarah ingin mengulangi tragedi yang sudah berlalu bertahun-tahun lalu? Mengapa mereka tidak merasa puas dan tidak menjalani kehidupan yang baik di sini?"     

"Kamu telah melakukan pekerjaanmu dengan baik." kata Ashes sambil menghibur Tilly, "Tidak semua penyihir tempur bersedia menerima perlakuan buruk Heidi terhadap mereka, terutama ketika standar hidup kita telah membaik. Beberapa dari mereka bahkan telah berbalik mendukung kita, bahkan beberapa anggota Asosiasi Taring Berdarah juga tidak terkecuali."     

"Ashes benar," kata Andrea. Meskipun Andrea tidak terlalu menyukai Ashes, ia tidak ingin membuat Tilly semakin bersedih. "Kenyataannya Senja tidak mematuhi perintah Heidi untuk terus bertarung sampai mati, itu adalah salah satu buktinya. Seiring waktu berjalan, semua orang akan bersatu, sama seperti para penyihir di Persatuan Penyihir."     

"Aku harap begitu." jawab Tilly sambil menarik napas dalam-dalam. "Karena Heidi telah berani melakukan perbuatan keji ini, aku tidak bisa lagi bersikap lunak terhadapnya. Tetapi menurut pandangan Iffy, sebagian besar penyihir di Asosiasi Taring Berdarah tidak tahu apa-apa tentang perbuatan Heidi terhadap Annie, jadi nanti aku akan meminta Camilla untuk memanggil mereka di sini. Jika mereka mau untuk tetap di sini dan menunggu hasil penyelidikan kita, kita tidak akan memperlakukan mereka sebagai musuh."     

Ashes dan Andrea mengangguk. Suasana di Pulau Tidur akhirnya menjadi riuh, jadi tidak ada penyihir yang ingin orang-orang ini pergi sebelum proses penyelidikan selesai.     

"Ketika badai sudah berhenti, kita akan membawa Heidi ke Wilayah Barat," kata Tilly lagi.     

"Untuk melawan gereja?" tanya Ashes dengan semangat.     

"Benar," sambil menutup matanya, Tilly berkata dengan pelan, "Untuk bertarung melawan Pasukan Penghakiman, Pasukan Penghukuman Tuhan, Penyihir Suci dan menghadapi Pertempuran Besar yang akan datang nanti. Sama seperti yang dikatakan Roland dalam suratnya, para penyihir ini akan merangkul kebebasan secara nyata jika kita dapat sepenuhnya menghancurkan gereja. Aku akan membantu Roland, walaupun ia bukan kakakku yang sesungguhnya, karena dengan membantu Roland aku juga membantu diriku sendiri. " lalu Tilly berhenti sejenak. "Apakah kalian mau ikut bertempur denganku?"     

"Tentu saja," Ashes menjawab tanpa ragu, "Aku akan selalu ikut ke mana pun kamu pergi."     

Andrea juga menganggukkan kepalanya, tetapi lucunya, aroma roti es krim yang lezat mulai terbayang di benaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.