Bebaskan Penyihir Itu

Pantai Dangkal dan Sebuah Reuni



Pantai Dangkal dan Sebuah Reuni

0"Sungguh sebuah kejutan yang menyenangkan," pikir Roland.     
0

Di luar dugaan Roland, Tilly sendiri juga akan datang ke sini daripada ia hanya sekedar mengirim beberapa penyihir tempur untuk membantu Roland. Itu berarti Tilly sudah menyelesaikan masalah di Pulau Tidur, dan ia tidak perlu khawatir tentang masalah stabilitas di Pulau Tidur untuk saat ini.     

Sehari setelah Roland menerima surat itu, ia menunggu kedatangan Tilly di pantai dangkal bersama Anna dan para penyihir lainnya.     

Dalam waktu 2 minggu, jejak pahatan dapat dengan jelas terlihat di pantai yang berpasir dan berlumpur ini.     

Rumah-rumah yang terbuat dari papan kayu sederhana dan pondok-pondok untuk para pekerja telah dibangun di sekitar lereng, yang merupakan prototipe gudang di masa depan dan asrama bagi para pelaut. Sisi bagian luar rumah-rumah kayu itu dicat dengan lapisan anti karat berwarna oranye untuk melindungi para pelaut dari angin laut, dan sementara itu, lapisan itu juga membuat rumah-rumah ini terlihat sangat bagus dan mencolok. Sebuah jalanan yang landai sepanjang 30 meter telah diratakan, dan sisi luarnya terbuat dari batu bata. Sekarang jalanan itu berfungsi sebagai dermaga sementara, dan pelabuhan laut dalam alami di sini bahkan bisa membuat Roland terhindar dari kesulitan untuk membangun sebuah jembatan. Bahkan kapal bertiang tiga juga bisa berlabuh di sini langsung di samping dermaga.     

Karena ini adalah pertama kalinya bagi sebagian besar penyihir untuk melihat pantai dangkal selama tahap pengembangan, mereka semua melihat ke sekeliling tempat itu dengan penasaran.     

"Apakah lubang besar itu adalah bekas tempat dermaga yang runtuh? Apa yang mereka lakukan di sana sekarang?" Anna berjalan ke arah Roland kemudian ia menunjuk ke tempat di mana banyak pekerja tampak sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.     

"Uh, kamu sudah mendengar tentang insiden itu juga," kata Roland sambil tersipu malu.     

"Tentu saja, Nana yang memberitahuku pada hari itu bahwa 3 orang pekerja mengalami patah kaki." jawab Anna.     

Runtuhnya dermaga galangan kapal dan ledakan yang terjadi di tungku pemanasan batu bara dalam proses uji coba merupakan 2 kecelakaan besar yang terjadi di Area Perbatasan dalam tahun ini. Ledakan di tungku pemanasan batu bara dapat dianggap sebagai harga yang harus Roland bayar selama proses pengembangan dan eksplorasi. Sedangkan untuk kecelakaan di dermaga, sebagian besar disebabkan oleh kecerobohan Roland sendiri.     

Mengingat kondisi tanah yang lunak di pantai dangkal, Menteri Pembangunan, Karl Van Bate, telah mengusulkan agar galangan kapal dibangun di dekat perbukitan karena tempat itu dapat memberi mereka fondasi yang lebih kokoh. Namun, Roland menolak saran Karl demi alasan keterbatasan waktu. Karena jika mereka membangun galangan kapal di sana, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menenggelamkan bukit, dan jika mereka melakukan rencana itu, Roland harus menunggu sampai tahun depan untuk mulai membangun kapal uap untuk Tuan Guntur.     

Mengenai masalah fondasi tanah yang lunak, Roland mengira itu bukan sebuah masalah besar, selama ia membiarkan Lotus membangun struktur baja galangan kapal dan menuangkan beton cair untuk membuat tanahnya kokoh.     

Awalnya proyek itu telah berjalan dengan baik seperti yang Roland harapkan. Dinding vertikal yang dirancang untuk melindungi struktur baja tampaknya cukup kokoh setelah betonnya dipasang. Roland sangat senang dengan keputusannya pada saat itu, ia berpikir bahwa para ahli teknik sipil itu hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan dirinya. Yang membuat Roland terkejut, kecelakaan itu akhirnya terjadi ketika para pekerja sedang memasang gerbang bajanya.     

Segera setelah gerbang baja yang berukuran setebal 1 lengan orang dewasa itu diangkat oleh Si Burung Kolibri, gerbang itu jatuh bersamaan dengan dinding beton di kedua sisinya, dan mengubur para pekerja yang sedang berada di dalam. Meskipun Si Burung Kolibri langsung membuat gerbang baja itu jadi seringan bulu, para pekerja itu sudah terlanjur terluka parah pada saat kejadian. Tidak ada 1 pun dari para pekerja itu yang bisa selamat, jika bukan karena mendapatkan perawatan dari Nana.     

Hasil investigasi selanjutnya mengungkapkan bahwa selama proses penuangan beton cair, beberapa pasir dan lumpur telah melesak di bawah kaki pekerja dan masuk ke dalam tanah, akibatnya, dinding tidak menempel erat ke lantai dan bagian-bagian yang tampaknya kokoh yang menghubungkan antara lantai dan dinding itu hanyalah lapisan beton cair yang tipis. Ketika gerbang baja yang berat itu dipasang di dinding, struktur baja cair gagal menopang gerbangnya dan langsung runtuh bersamaan dengan dindingnya secara tiba-tiba.     

Di zaman modern, Roland bisa disalahkan orang karena kegagalan yang fatal ini. Namun di zaman ini, bagaimanapun, korban nyawa sudah sering terjadi selama proses konstruksi dan tidak ada orang yang akan menganggap kecelakaan di tempat kerja sebagai sesuatu yang serius, apalagi berani menyalahkan Roland yang notabene adalah seorang raja. Hanya Roland sendiri yang merasa bersalah dan ia merasa sangat menyesal telah membuat keputusan yang bodoh yang menyebabkan para pekerjanya mengalami kecelakaan.     

Roland berdeham dan berkata, "Mereka sedang membangun dinding yang lebih kuat dengan menanamkan tiang kayu di bagian dalamnya."     

"Untuk mencegah dinding di galangan kapal itu runtuh kembali?" Anna langsung mengerti apa yang dimaksud Roland.     

"Hmm, tiang kayu itu berfungsi seperti akar pohon. Tiang-tiang kayu itu disilangkan dan dimasukkan ke tanah untuk meningkatkan kekuatan fondasi, sehingga dindingnya tidak akan jatuh," jawab Roland sambil mengangguk. Kali ini, Roland akan memeriksa dengan saksama apakah masih ada pasir dan lumpur dalam struktur itu ketika para pekerja menuangkan beton cair, karena ia sudah mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga dari kecelakaan itu.     

"Lihat, ada kapal yang datang!" tiba-tiba Si Bulan Misteri berseru.     

Semua orang memandang ke arah laut dan mereka melihat ada sebuah kapal layar dengan bendera berwarna merah muda yang bergerak perlahan ke arah mereka.     

Tidak salah lagi, hanya ada 1 kapal yang bepergian dari Tanjung Selatan ke pedalaman di Wilayah Barat, dan kapal itu pasti Kapal Si Cantik dari Pulau Tidur.     

Ketika kapal Si Cantik mendekati pantai dangkal, kapal itu sempat berputar-putar di laut selama beberapa saat sebelum akhirnya kapal itu menyesuaikan arah dan berlabuh di tepi pantai. Rupanya, mereka tidak mengenali pantai dangkal yang sedang mengalami pembangunan ini.     

Akhirnya Roland bertemu dengan Tilly Wimbledon sekali lagi.     

Roland mengulurkan tangan kanannya kepada Tilly untuk berjabat tangan, kemudian mereka saling tersenyum dengan hangat. Roland dan Tilly belum bertemu lagi satu sama lain selama beberapa bulan, tetapi melihat senyum di wajah mereka masing-masing, Roland merasa hubungannya dengan Tilly masih berjalan dengan baik.     

"Sungguh sebuah reuni yang luar biasa," pikir Roland dalam hati.     

Para penyihir Kota Tanpa Musim Dingin tidak menyapa Tilly dan para penyihirnya dengan sikap yang tertutup atau malu-malu.     

Honey, Candle, dan Evelyn segera datang dan memeluk saudari-saudari mereka. Andrea melingkarkan lengannya di bahu Nightingale, ia sama sekali tidak bersikap sebagai seorang wanita bangsawan di hadapan Nightingale. Wendy juga menggenggam tangan Ashes, sambil menanyakan kabarnya. Namun, Si Bulu Lembut sangat terkejut ketika ia melihat ada seorang penyihir dari Asosiasi Taring Berdarah yang juga datang bersama Tilly.     

"Kenapa kamu datang kesini?" Si Bulu Lembut berjalan ke arah penyihir yang tampak agak pucat dan ia bertanya, "Apakah Heidi Morgan mengirimmu ke sini karena ia tidak mendapat kabar apa pun dari Iffy dan aku?"     

"Tidak, Lady Heidi juga ada di kapal," jawab penyihir itu sambil menggelengkan kepala.     

"Apa?! Lady Heidi juga datang ke Wilayah Barat?" seru Si Bulu Lembut dengan syok, seruannya membuat semua orang menoleh ke arahnya.     

Sudah jelas Si Bulu Lembut merasa sangat ketakutan dari suaranya.     

"Siapa itu Lady Heidi?"     

"Bukankah Lady Heidi adalah pemimpin di Asosiasi Taring Berdarah?"     

"Ah, benar. Iffy pernah menyebut nama Lady Heidi."     

"Untuk apa Lady Heidi datang ke sini?"     

Roland menoleh kepada Tilly dan bertanya, "Apakah kamu sudah menyelesaikan urusanmu dengan wanita itu?"     

"Jika yang kamu maksud apakah aku sudah mengendalikan Heidi Morgan, maka jawabannya sudah. Rencanaku berhasil dan Heidi mencoba untuk membunuh Annie yang kami tiru. Tetapi Heidi menolak untuk mengatakan di mana penyihir yang bernama Annie itu. Heidi bilang ia hanya akan memberitahukan hal itu kepadamu ketika ia sudah bertemu denganmu," kata Tilly sambil mereggangkan kedua tangannya.     

"Wanita itu ingin bertemu denganku?" tanya Roland dengan bingung.     

"Benar, kurasa Heidi menganggapmu sebagai orang terakhir yang bisa menyelamatkan nyawanya." sahut Tilly sambil mengedipkan matanya, "Sekarang kamu adalah seorang raja di Kerajaan Graycastle, kamu juga mewakili para bangsawan. Heidi mungkin berpikir jika ia bisa memberimu keuntungan, kamu akan menyelamatkannya atau bahkan membantunya mendapatkan kembali kekuasaannya di Kerajaan Hati Serigala."     

"Apakah kamu sedang mengingatkan aku tentang pekerjaan yang harus aku lakukan?" kata Roland sambil tertawa. Roland harus mengakui bahwa Tilly terlihat sangat lucu ketika ia sedang berpura-pura bodoh dan bicara bertele-tele. "Percayalah padaku. Jika aku seorang pria yang rela menukar nyawa penyihir hanya demi meraup keuntungan, kamu tidak akan pernah membawa wanita itu ke sini. Oh ya, siapa penyihir ini? Kurasa aku belum pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya."     

"Wanita ini bernama Senja, ia seorang penyihir tempur di Asosiasi Taring Berdarah. Jika bukan karena Senja yang menggunakan Benih Kehidupan untuk menopang nyawa Heidi, aku khawatir Heidi tidak akan berhasil mencapai Kota Tanpa Musim Dingin," jawab Tilly.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.