Bebaskan Penyihir Itu

Seorang Ahli Waris



Seorang Ahli Waris

0Mendengar semua cerita Olivia, Roland mendengarkan dengan saksama, perasaannya bercampur aduk.     
0

Kisah cinta mereka berdua tidak rumit dan mudah dipahami. Ketika Gerald Wimbledon menjabat sebagai komandan penjaga perbatasan, ia telah melakukan kunjungan ke Bukit Angin Dingin selama Bulan Iblis berlangsung setiap tahunnya untuk membantu gereja dalam memerangi binatang iblis. Dalam sebuah kesempatan ketika Gerald sedang berada di Bukit Angin Dingin, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Olivia di sebuah kedai minuman dan ia jatuh cinta pada gadis itu.     

Mengingat status Olivia sebagai warga sipil biasa, Gerald tidak mungkin menikahinya atau mengumumkan hubungan mereka kepada publik. Akhirnya, Gerald diam-diam membeli sebuah rumah di kota itu sebagai sarang cinta mereka. Roland tidak tahu apakah kisah Gerald dan Olivia itu berdasarkan cinta sejati atau tidak, yang ia ketahui dari ingatan Pangeran Roland asli adalah, Gerald memang menolak pernikahan dengan sesama kaum bangsawan dan ia tidak memiliki kekasih lainnya di Kota Raja. Karena yang dilakukan oleh Gerald dinilai sangat tidak lazim bagi seorang pangeran dewasa, bahkan sampai ada rumor yang beredar bahwa Pangeran Gerald adalah seorang penyuka sesama jenis.     

Isi surat Gerald yang ia kirim untuk Olivia bahkan lebih mencengangkan lagi. Menurut isi surat itu, Gerald telah memutuskan untuk menjadikan Olivia sebagai ratunya. Jika isi surat itu sampai bocor, Raja Wimbledon III tentu akan mempersulit hubungan Gerald dan Olivia.     

Namun, masa-masa indah itu tidak berlangsung lama untuk Olivia. Setelah berita bahwa Timothy Wimbledon menjatuhkan hukuman mati kepada Gerald terdengar sampai ke Wilayah Utara, kehidupannya yang bahagia itu telah berakhir dan kesengsaraan mulai meneror hidupnya terus-menerus. Para pengawal yang ditinggalkan oleh Gerald untuk menjaga Olivia malah pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan apa-apa, kemudian rumah mereka juga dirampok. Tanpa sumber penghasilan tetap, Olivia harus kembali bekerja sebagai pelayan di kedai minuman lagi.     

Namun nasib buruk Olivia belum berakhir sampai di situ. Pemilik kedai minuman itu masih merasa sakit hati karena kepergian Olivia yang tiba-tiba sebelumnya dan pria itu mulai melancarkan aksi balas dendamnya. Pemilik kedai minuman itu bahkan memaksa Olivia untuk tidur dengannya.     

Selama 6 bulan terakhir, kehidupan Olivia bisa dibilang sangat mengerikan. Istri pemilik kedai minum itu tidak berani mengeluh di depan suaminya, jadi ia melampiaskan kebenciannya itu kepada Olivia. Pemiliknya sering mengabaikan apa yang dilakukan oleh istrinya terhadap Olivia, dan kadang-kadang ia bahkan ikut bergabung dengan istrinya dalam menindas dan mempermalukan Olivia.     

Roland tidak akan pernah mengkritik Olivia karena sikapnya yang begitu lemah. Roland sama sekali tidak terkejut mengetahui bahwa Olivia bisa tetap tunduk meski diperlakukan secara tidak adil. Sebagai wanita biasa yang tidak berdaya, ia harus menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya sekarang, yaitu dengan cara bertahan. Sedangkan soal menghilangnya para pengawal dan perampokan yang terjadi di rumah Olivia, Roland rasa itu bukan sebuah kebetulan. Mengingat bahwa pencuri itu bisa masuk ke dalam rumahnya tepat ketika Olivia sedang pergi dan pencuri itu dapat dengan mudah menemukan tempat ia menyembunyikan uangnya, itu pasti perbuatan seseorang yang sudah mengenal Olivia.     

"Jadi, apa yang bisa aku bantu untukmu?" tanya Roland kepada Olivia.     

Roland memutuskan untuk membantu Olivia. Bukan karena demi mendiang Gerald, yang notabene seseorang yang belum pernah ia temui dan bahkan bisa dianggap sebagai setengah musuhnya berdasarkan ingatan Pangeran Roland asli, tetapi karena Roland ingin membantu wanita luar biasa ini yang telah mengalami berbagai kemalangan seperti itu, tetapi wanita ini masih menunggu dengan sabar untuk sebuah kesempatan demi menyelamatkan dirinya sendiri.     

Selain itu, bagi Roland, membantu Olvia adalah sesuatu yang tidak sulit ia lakukan.     

Roland sama sekali tidak mengingini istri kakaknya seperti yang dipikirkan orang-orang.     

Roland bersumpah!     

"Aku ingin meninggalkan kedai minuman itu, Yang Mulia. Bisakah Anda memberikan sebuah pekerjaan baru untukku?" kata Olivia dengan pelan.     

"Apakah kamu yakin, kamu masih ingin tinggal di Wilayah Utara? Jika pemilik kedai minuman itu tidak bisa melupakanmu, ia tidak akan melepaskanmu semudah itu. Kamu bisa pergi ke Wilayah Barat dengan kapalku. Kamu akan mendapatkan pekerjaan, makanan, bahkan sebuah rumah di sana," kata Roland.     

Setelah ragu-ragu sejenak, Olivia menjawab dengan suara yang lebih pelan lagi, "Yang Mulia … aku, aku ingin tinggal di sini."     

"Aku rasa wanita ini takut kepadamu. Sebagai wanita sipil biasa, setidaknya ia memiliki kecantikan yang hampir setara dengan kecantikan Edith Kant. Pantas saja pemilik kedai minuman itu sangat bernafsu untuk memilikinya," bisik Nightingale di telinga Roland.     

"Omong kosong." kata Roland dalam hati. Setelah berbicara dengan Nightingale dengan menggunakan isyarat bibir, Roland mengangguk kepada Olivia dan berkata, "Baiklah, aku akan memberitahu Adipati Calvin untuk membawamu ke Kota Evernight. Sekarang hari sudah larut, Sean akan mencarikan sebuah penginapan untukmu."     

"Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu, Yang Mulia." kata Olivia sambil berlutut sekali lagi, "Tetapi … aku harus kembali ke kedai itu dulu untuk malam ini."     

"Terserah kamu saja," jawab Roland sambil mengangkat alisnya. Roland menoleh ke arah Sean dan berpesan. "Antarkan wanita ini ke sana."     

Ketika Olivia baru sampai di pintu, Roland tiba-tiba bertanya, "Oh ya, apakah kamu memiliki … seorang anak bersama Gerald?"     

Ekspresi di wajah Olivia tampak kaget dan setelah beberapa saat ia menjawab, "Maaf, Yang Mulia … aku tidak memiliki anak yang bisa meneruskan nama keluarga Wimbledon."     

…     

Setelah Olivia pergi dengan Sean, Nightingale melangkah keluar dari Kabut dan berkata, "Kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu bohong."     

"Aku tahu." jawab Roland. "Wanita itu bukan seorang pembohong yang lihai, dan itu sebabnya ia bisa sampai dimanfaatkan dan dilecehkan oleh pemilik kedai minuman itu."     

"Mereka memanfaatkan wanita itu karena anak itu?" tanya Nightingale.     

"Pemilik kedai itu pasti mengetahui bahwa Gerald Wimbledon yang membawanya pergi. Pemilik kedai itu juga pasti tahu apa yang akan terjadi pada anak itu jika Timothy sampai mengetahui rahasia ini. Untuk melindungi anak itu, Olivia harus melakukan apa pun yang diminta oleh si pemilik kedai. Kurasa itulah yang sebenarnya terjadi."     

"Apakah kamu ingin aku menyelidiki wanita itu untukmu?" tanya Nightingale.     

Roland menatap Nightingale untuk waktu yang lama kemudian ia menyeringai. Roland berkata, "Apakah kamu khawatir aku akan mengubur rahasia ini selamanya seperti Timothy? Tenanglah, aku tidak akan menyakiti orang yang tidak bersalah. Bahkan anggota keluarga Adipati Ryan masih berada di dalam rumah tahanan di Kota Tanpa Musim Dingin, aku tidak membinasakan mereka."     

Seorang penguasa feodal tidak akan mengampuni siapa pun dalam keluarga musuhnya, termasuk wanita dan anak-anak. Tetapi Roland tidak menyukai cara kejam seperti itu, apalagi sampai membunuh seorang anak kecil milik seorang wanita sipil biasa, lagi pula, anak itu tampaknya bukanlah sebuah ancaman bagi takhta Roland.     

"Apa pun yang kamu katakan, aku akan melaksanakan perintahmu," jawab Nightingale.     

"Bagus. Nah … sekarang tolong pijat aku," kata Roland sambil meraih tangan Nightingale dan meletakkannya di bahunya.     

*******************     

Olivia kembali ke pondok kayunya yang dibangun untuk para imigran. Langkah kaki Olivia telah membangunkan bayinya yang sedang tidur.     

"Waaa … waaa … waaa!"     

Bayi itu menangis.     

Istri si pemilik kedai mulai berteriak dari kamar sebelah. "Sialan, buat anak itu diam! Kalau tidak, aku akan menaruh anak itu di toilet dan membuangnya ke Sungai Hening!"     

"Aku, aku minta maaf. Aku akan menenangkan anak ini." sahut Olivia.     

Olivia buru-buru melepas gaunnya yang kotor dan menggendong bayi itu dalam lengannya. Bayi itu langsung bergerak mendekati tubuh ibunya, mulutnya yang mungil mencari-cari puting susu ibunya.     

Olivia menghela napas lega.     

Olivia merasa beruntung, karena suami si pemilik kedai minum itu belum kembali ke rumah.     

Sejak mereka meninggalkan Bukit Angin Dingin, pria itu jadi semakin temperamen. Pria itu menghabiskan sebagian besar waktunya di kedai minuman lokal dan rumah judi, jadi ia jarang menyentuh Olivia sekarang. Itulah sebabnya Olivia bisa memiliki kesempatan untuk keluar dari pondok pada malam hari untuk meminta bantuan dari Roland Wimbledon.     

Olivia tidak berani memberi tahu Roland bahwa ia telah memiliki anak dengan Gerald atau pergi ke Wilayah Barat yang berada di bawah kendali penuh Roland. Olivia takut Roland Wimbledon tidak menginginkan keberadaan anak ini. Ketika itu sampai terjadi, Olivia tidak akan bisa melindungi anaknya lagi.     

Olivia dengan lembut menyentuh kepala bayi itu. Dalam cahaya bulan yang remang-remang, Olivia bisa melihat rambut berwarna abu-abu di kepala bayinya, yang merupakan ciri khas keluarga Wimbledon.     

Sayangnya, Gerald tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk melihat anaknya sendiri. Olivia tidak tahu bahwa ia sedang mengandung anak Gerald sampai ia menerima surat dari Gerald di Bukit Angin Dingin.     

Setelah disusui, bayi itu mulai tertidur lagi dengan puas.     

Olivia menundukkan kepalanya untuk mencium kening bayinya.     

Olivia sudah memutuskan untuk membesarkan anak ini sendirian, tidak peduli seberapa banyak pengorbanan yang harus ia lakukan demi anak ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.