Bebaskan Penyihir Itu

Seorang Tamu yang Tidak Diundang



Seorang Tamu yang Tidak Diundang

0"Sial, ada apa ini!" pikir Yorko dengan panik.     
0

Yorko tidak yakin apa yang telah terjadi di kamar luar, tetapi itu pasti bukan pertanda baik.     

"Bukankah Uang Gelap diselenggarakan oleh para pengusaha lokal yang terkuat dan terkaya, hanya saja barang-barang yang dijual adalah barang ilegal?" Yorko mengutuk Otto berkali-kali dalam hatinya. "Mungkinkah harga lelang penyihir itu salah dan sekarang seseorang berusaha mendatangiku? Seharusnya aku tidak menerima permintaan Otto, andai saja aku tahu semuanya akan jadi seperti ini."     

Yorko melihat ke sekeliling ruangan dan ia mencoba menemukan sesuatu untuk membela diri, tetapi tidak ada senjata di ruangan itu kecuali beberapa alat untuk menyiksa penyihir itu.     

Pada saat itu, seseorang mendobrak membuka pintu kamar bagian dalam dan menyerbu masuk.     

Yorko langsung berlutut di tanah sambil berseru, "Tolong ampuni aku! Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan …."     

Namun, orang itu tidak berhenti dan langsung menyergap ke arah Yorko.     

Yorko menundukkan kepalanya secara spontan dan bersandar ke dinding, ia berusaha menghindari serangan itu.     

"Jangan, Annie!"     

Amy berteriak pada saat yang sama.     

Hembusan angin dingin yang menyapu pipi Yorko tiba-tiba berhenti bersamaan dengan teriakan Amy, Yorko memiringkan kepalanya dan melihat bahwa orang itu sedang memegang sebuah tongkat kayu, kelihatannya tongkat kayu itu berasal dari kaki kursi yang dipatahkan.     

Yorko mungkin akan langsung pingsan jika ia benar-benar dipukul dengan tongkat kayu itu.     

Kemudian, orang itu mencengkeram kerah baju Yorko dan mengangkatnya ke atas tinggi-tinggi dengan tangannya yang besar.     

"Apakah orang ini menyakitimu?" Suara orang itu terdengar agak serak, sulit membedakan apakah suara itu suara pria atau wanita.     

"Pria ini bilang … ia ke sini untuk membantuku keluar dari tempat ini." kata Amy.     

"Kamu telah ditipu lagi, Amy," kata orang itu sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, orang itu memuntir lengan Yorko ke belakang punggungnya dan mengikat tangannya. "Menyelamatkan seorang penyihir seharga 4.000 keping emas? Ini bukan jumlah uang yang kecil. Bahkan ayahmu sekalipun membutuhkan waktu seumur hidupnya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, Amy."     

"Ah … benar juga." jawab Amy.     

Jadi wanita ini adalah orang yang bersaing penawaran melawan Yorko! Itu sebabnya wanita ini bisa mengetahui harga lelang penyihir itu dengan sangat rinci. Namun, bagaimana wanita ini bisa mengenali Yorko dan mengikuti mereka sampai ke kamar No. 76 dalam keadaan gelap gulita di dalam gua ini?     

Yorko tahu bahwa nyawanya terancam dan kali ini ia harus berhasil membujuk wanita ini demi menyelamatkan nyawanya sendiri daripada terus memikirkan kepentingan Yang Mulia Roland atau permintaan Otto si brengsek itu.     

"Aku tidak berbohong kepada gadis ini! Aku adalah Duta Besar Kerajaan Graycastle, dan menyelamatkan penyihir ini adalah sebuah perintah dari rajaku!" seru Yorko.     

"Duta Besar … Kerajaan Graycastle?"     

Yorko tahu bahwa bujukannya tampaknya berpengaruh pada wanita itu, karena tangan wanita itu yang sedang memuntir lengan Yorko ke belakang terasa sedikit longgar.     

"Benar, pernahkah kamu mendengar tentang Roland Wimbledon? Putra keempat Raja Wimbledon III, Raja Kerajaan Graycastle yang memperlakukan para penyihir dengan sangat baik! Yang Mulia Roland Wimbledon dengan tegas menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara para penyihir dan orang-orang biasa, dan ia bahkan berperang melawan gereja agar para penyihir bisa hidup dengan bebas di wilayah kekuasaannya! Yang aku katakan semuanya ini benar, aku bersumpah!" seru Yorko.     

Annie mungkin tidak pernah mendengar siapa itu Roland Wimbledon, tetapi berita kekalahan gereja oleh Kerajaan Graycastle di Bukit Angin Dingin memang sudah santer terdengar di Kota Cahaya. Yorko bahkan mengetahui bahwa berita kemenangan itu disebarkan oleh Hill Fawkes dan anak buahnya. Gereja selalu menjadi musuh terbesar para penyihir, kemungkinan besar, siapa pun yang mengalahkan gereja juga akan memperlakukan para penyihir dengan baik dan hormat.     

Tangan yang memuntir lengan Yorko ke belakang punggungnya semakin melonggar seperti yang ia harapkan. Kemudian, tubuh Yorko ditarik dari tempat tidur dan kini ia bisa melihat penampilan si penyerang.     

Jadi wanita ini bernama Annie … ia mungkin memang seorang wanita, tetapi ia terlihat sangat tampan dan tubuhnya sangat kekar meski seluruh tubuhnya tertutup dengan jubah. Kedua alis Annie tampak sedikit melengkung ke atas dan mata sipitnya terlihat sangat bersemangat. Rambutnya diikat menjadi model ekor kuda tinggi dan keningnya terlihat menonjol. Yorko mungkin akan percaya bahwa Annie adalah seorang pria jika suaranya lebih dalam. Namun, secara keseluruhan, penampilan Annie membuat Yorko merasa sedikit iri.     

"Jika memang kamu ingin menyelamatkan Amy, mengapa kamu tidak membuka kunci borgolnya?" tanya Annie kepada Yorko.     

"Pertanyaan itu lagi …" Yorko kembali mengulangi pernyataan yang sebelumnya lagi kepada Annie. "Ini demi keselamatan gadis itu sendiri. Akan lebih berbahaya jika Amy tidak percaya padaku dan tiba-tiba menyelinap kabur."     

"Kamu mau bawa Amy ke mana?" tanya Annie, sepertinya ia masih meragukan pernyataan Yorko. "Memberikan Amy kepada Raja Kerajaan Graycastle itu?"     

"Tentu saja tidak." Yorko dengan cepat memutar otaknya dan menyusun kata-katanya. "Teman lamaku tidak memperlakukan penyihir sebagai budak. Ada banyak penyihir yang tinggal di wilayahnya seperti orang normal dan mereka bahkan membentuk sebuah organisasi yang melindungi para penyihir."     

"Cukup!" seru Annie dengan kesal.     

Yorko langsung terdiam. Yorko pernah mendengar dari Hill selagi mereka mengobrol. Yang Mulia Roland pernah menghentikan Wabah Iblis yang disebarkan oleh gereja dengan bantuan para penyihir selama wabah itu menyebar di Kota Raja. Itu memang sebuah perbuatan terpuji, tetapi Yorko tidak tahu mengapa Annie tampak berang mendengar semua kisah itu.     

"Kedengarannya organisasi penyihir itu sama seperti Asosiasi Taring Berdarah," kata Annie dengan nada dingin, "Mereka juga mempromosikan asosiasi mereka dengan cara seperti ini."     

"Darah … apa katamu?" Yorko terkejut, ia merasa Annie sudah salah paham kepadanya.     

"Penyihir hanya bisa percaya kepada diri mereka sendiri, bukan bergantung pada janji-janji yang diucapkan oleh para bangsawan." kata Annie sambil mengamati sekeliling ruangan dan dengan cepat ia menemukan sebuah kunci yang tergantung di dinding.     

"Tunggu, apa kamu akan membawa Amy bersamamu? Kita masih berada di gua bawah tanah. Apakah kamu tidak melihat banyak penjaga di luar gua ketika kamu masuk? Bagaimana kalian bisa keluar dari sini hidup-hidup?" tanya Yorko.     

"Kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu. Aku punya caraku sendiri." sahut Annie sambil membuka kunci borgol dan melepaskan Amy. Setelah itu, Annie menarik Yorko dan mengunci salah satu kakinya di borgol itu.     

"Apa kamu benar-benar tidak ingin memikirkan hal ini kembali?" Yorko menjadi lebih berani ketika ia menyadari bahwa Annie sudah tidak berusaha membunuhnya. Yorko masih berusaha meyakinkan Annie untuk terakhir kalinya sementara ia sendiri tidak berusaha melawan ketika Annie memborgolnya. "Lebih baik aku yang membawa Amy keluar dan aku akan menyerahkan Amy kepadamu ketika kita meninggalkan tempat ini. Dengan begitu, kita tidak akan menimbulkan kecurigaan atau menyebabkan masalah di tempat ini."     

"Kedengarannya rencanamu itu memang hebat, tetapi mungkin saja aku akan disambut oleh pedang dan Batu Pembalasan Tuhan saat kita sudah keluar dari gua bawah tanah ini," sahut Annie, "Aku telah membuat kesalahan besar karena aku telah mempercayai seseorang sebelumnya dan aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi untuk yang kedua kalinya."     

Setelah Yorko diborgol dengan kuat, Annie menyeret si nomor 76. Annie mengikat kedua tangan si nomor 76 ke belakang dan memborgol salah satu kakinya juga.     

"Kamu tidak membunuh gadis ini, bukan?" tanya Yorko.     

Yorko bisa melihat ada noda darah di kepala si nomor 76, tampaknya gadis ini habis dipukuli habis-habisan dan saat ini ia masih pingsan. Namun, si nomor 76 masih hidup karena dadanya masih terlihat naik turun, tanda bahwa gadis itu masih bernapas.     

"Aku bahkan masih bisa kembali ke sini untuk membunuh kalian berdua setelah aku menyelamatkan Amy." kata Annie. "Tetapi aku tidak akan membunuhmu sekarang karena kami mungkin harus berterima kasih kepada Raja Kerajaan Graycastle karena ia telah mengalahkan gereja. Namun, itu tidak berarti aku akan mempercayai semua ucapanmu begitu saja."     

"Aku akan menyampaikan semua ucapanmu itu kepada Yang Mulia Roland. Selain itu, kamu bisa datang ke kedutaan untuk mencariku jika kamu membutuhkan bantuan." kata Yorko. "Setidaknya aku sudah mencoba semampuku untuk mempertahankan Amy. Yang Mulia pun tidak akan bisa menyalahkan aku karena aku sendiri tidak mungkin bisa memaksa mereka ikut jika mereka tidak mau pergi ke Kerajaan Graycastle."     

Annie menoleh dan menatap ke arah Yorko cukup lama sebelum akhirnya ia menggendong Amy dan meninggalkan Yorko dan si nomor 76 di ruangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.