Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Kekacauan



Sebuah Kekacauan

0Dalam ilusi itu, Gulir memeriksa seluruh kertas ujian Maggie, lalu ia menuliskan nilainya di lembar paling depan dari total 3 mata pelajaran yang diuji, nilai yang didapat Maggie adalah 17 poin.     
0

Hasil ujian Maggie 'berkurang' 100 poin.     

"Yah … kalau begitu mungkinkah Maggie yang telah berbohong?" tanya Evelyn sambil memiringkan kepalanya.     

"Jadi, itu hasil yang sebenarnya?" kata Si Bulan Misteri dengan kecewa. "Jadi bukan Gulir yang sengaja memberi nilai tinggi pada Maggie dengan imbalan daging panggang madu … aduh!"     

Lily menepak bagian belakang kepala Si Bulan Misteri sambil berkata, "Diamlah!"     

"Haruskah kita terus menyaksikan ilusi ini?" tanya Summer dengan ragu. "Kita harus segera pergi dari sini secepatnya agar kita tidak ketahuan."     

"Tunggu sebentar lagi," kata Candle. "Mungkin ada yang tidak beres ketika nilai itu disalin ke laporan."     

"Tidak perlu. Aku sudah tahu hasilnya, jadi tidak apa-apa …" kata Evelyn sambil menggelengkan kepalanya. Jika memang Gulir menuliskan nilai itu, maka itulah nilai Maggie yang sebenarnya. Namun, dalam pendidikan menulis dasar yang diajarkan oleh Yang Mulia, angka-angka itu mudah diingat dan ditulis, sehingga kemungkinan Gulir melakukan kesalahan dalam menulis nilai itu sangat kecil.     

"Kurasa Maggie terbang dan masuk dari jendela, lalu ia mengubah gambar dendeng daging itu jadi … hentikan!" kata Si Bulan Misteri sambil buru-buru melindungi kepalanya, "Jangan pukul kepalaku lagi. Aku akan berhenti bicara."     

Mereka melihat Gulir periksa semua kertas ujian lainnya dan ia mulai menyalin nilai mereka ke sebuah kertas laporan. Kolom atas nama Maggie masih tertulis nilai 17 poin.     

"Intinya, masalahnya sebenarnya bukan karena kesalahan Gulir," kata Candle dengan lega.     

"Bisakah kita pergi sekarang?" tanya Summer dengan cemas.     

Evelyn hendak menjawab, tetapi Gulir tiba-tiba berdiri dan menoleh ke arah pintu. Keenam penyihir itu segera mengikuti arah pandangan Gulir, kemudian mereka memperhatikan bahwa pintu itu terbuka dan seorang pekerja magang Balai Kota muncul di pintu.     

"Apa yang sedang mereka bicarakan?" tanya Si Bulan Misteri.     

Tidak ada suara dalam tayangan ilusi itu, jadi mereka hanya bisa menebak percakapan antara Gulir dan pekerja magang itu dengan cara membaca gerakan bibir.     

"Tampaknya pekerja magang itu berkata, Nona Gulir … Tuan Barov … ingin bertemu dengan anda?"     

Lalu Gulir mengangguk, dan ia mengikuti pekerja magang itu keluar dari kantor.     

Saat pintu ruangan itu ditutup, mungkin karena terkena hembusan angin, udara dingin tiba-tiba berhembus di dalam ruangan dari jendela. Semua kertas beterbangan dan tersebar berantakan ke seluruh lantai.     

"Ah … jendelanya," gumam Lily.     

Evelyn melihat kejadian itu juga. Jendela yang sebelumnya tertutup sekarang terbuka sedikit. Gulir tidak menutup jendelanya dengan rapat, dan ketika pintu ruangan itu terbuka, pintu itu menghasilkan aliran udara yang memaksa jendelanya terbuka. Angin musim gugur di luar ruangan itu menyebabkan daun jendela berayun bolak-balik, dan jendela itu terbuka semakin lebar. Tidak lama kemudian angin kencang menghempas jendela itu lagi. Meskipun suara angin itu tidak bisa didengar, semua penyihir itu bisa membayangkan efek hembusan angin kencang dari kaca jendela yang bergetar itu.     

Kemudian sesuatu yang tidak terduga terjadi.     

Hembusan udara menyapu ruangan itu lagi dan menyebabkan tempat pena berjatuhan di meja. Pena bulu yang ada di dalam botol tinta tiba-tiba terbang dan mendarat tepat di lembar ujian milik Maggie.     

Ujung pena itu jatuh di atas meja, dan menyebabkan goresan di kertas ujian Maggie dan mengubah nilai 17 menjadi 117.     

Mungkin seseorang mendengar suara keras dari dalam kantor, dan pintu ruangan Gulir terbuka lagi. Pekerja magang itu muncul lagi untuk melihat kondisi ruangan kantor Gulir, dan ia terheran-heran dengan keadaan ruangan yang berubah berantakan itu.     

Pekerja magang itu berjalan ke jendela, ia menutup semua jendela dengan rapat, kemudian ia berjongkok untuk merapikan kantor Gulir.     

Pekerja magang itu belum beranjak dari ruangan itu sampai semua dokumen ditata ulang dan ditempatkan dengan rapi di atas meja Gulir.     

"Jadi itukah yang sebenarnya terjadi?" tanya Evelyn dan Candle sambil saling berpandangan.     

Kesalahan nilai itu bukan disebabkan oleh Gulir yang salah dalam menyalin laporan ataupun Maggie yang berbohong, tetapi kecelakaan itu murni disebabkan oleh hembusan angin?     

Evelyn kemudian dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya. Gulir menerima perintah dari Yang Mulia untuk melakukan perjalanan ke Benteng Longsong, jadi ia menyerahkan lembar skor itu kepada Wendy. Wendy bukan orang yang bertanggung jawab untuk memeriksa hasil ujian itu, dan bahkan jika ia bingung dengan hasil yang didapat Maggie, ia tidak akan mempertanyakan penilaian Gulir.     

"Hahaha, berkat aku, kebenaran akhirnya terungkap," seru Si Bulan Misteri, "Pelakunya adalah … Gulir!"     

"Itu semua karena angin!" kata Lily sambil menggertakkan giginya.     

"Tetapi jika Gulir menutup jendelanya rapat-rapat, angin tidak akan berhembus masuk dan meniup kertas dan pena bulu itu, bukan?"     

"Bagaimana kamu masih bisa berkata begitu!" hardik Lily.     

"Tidak," kata Evelyn sambil berpikir, "Ini kesalahan Yang Mulia Roland. Yang Mulia yang membangun gedung Balai Kota di sini, dan ia tidak hanya mengembangkannya, ia juga membangun 2 lantai lagi di gedung ini. Tanpa 2 lantai ini, Gulir tidak akan dapat memeriksa hasil ujian itu di sini."     

"Eh … benar juga, jadi pelakunya adalah … Yang Mulia Roland?" kata Si Bulan Misteri.     

"Sudah cukup, kalian berdua!" seru Lily.     

"Maafkan aku … bisakah kita berhenti sekarang?" Summer sepertinya sudah hampir menangis karena ia takut ketahuan.     

"Maafkan kami, itu sudah cukup," kata Evelyn sambil menepuk bahu Summer. "Terima kasih, mari kita pergi dari sini."     

"Hei, apa kita hanya akan pergi begitu saja dari sini? Mungkin kita bisa menemukan bahan untuk soal ujian yang berikutnya di kantor ini?" tanya Si Bulan Misteri sambil menghentikan mereka.     

"Jadi itu alasan sebenarnya kamu ingin datang ke sini!" Lily bergegas maju ke arah Si Bulan Misteri, "Aku tidak akan pernah membiarkanmu membuat masalah di sini!"     

"Aku … aku hanya bercanda!" seru Si Bulan Misteri.     

….     

Investigasi itu berakhir dengan penuh canda. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Candle, Evelyn kembali ke Gedung Penyihir sendirian.     

Meskipun kebenaran itu telah terungkap, suasana hati Evelyn masih tidak tenang.     

Entah bagaimana, kertas yang beterbangan dan pena bulu yang jatuh itu terus muncul dalam benak Evelyn. Kedua hal itu memang terjadi secara kebetulan, tetapi anehnya bisa menciptakan sebuah kebetulan yang sangat cerdik dan sempurna seperti itu.     

Kertas, pena, hembusan udara yang disebabkan oleh pintu, dan waktu ketika pekerja magang itu masuk dan keluar ruangan, semua itu menyebabkan terjadinya perubahan pada kertas ujian Maggie. Tanpa salah satu kejadian ini, perubahan nilai itu tidak mungkin terjadi.     

Namun, kondisi itu terjadi tanpa disengaja dan penuh kekacauan.     

Begitu juga dengan cara Evelyn meracik minuman keras.     

Berbagai macam bahan-bahan ditambahkan ke dalam alkohol, tetapi lidah kita tidak bisa merasakan setiap bahan-bahan itu. Semua bahan-bahan itu menyatu dalam cairan alkohol dan menciptakan rasa baru yang dapat diterima oleh lidah orang-orang setelah melalui berbagai proses peracikan. Terkadang, kombinasi bahan langka yang terjadi secara kebetulan juga bisa menciptakan cita rasa yang unik.     

Evelyn teringat akan 'partikel-partikel bola' yang pernah disebutkan Yang Mulia Roland. Semua partikel-partikel itu membuat sebuah perpaduan yang tidak teratur, yang masing-masing tampak tidak saling berhubungan namun dapat menciptakan gabungan karakteristik yang luar biasa.     

Evelyn memejamkan matanya dan ia bisa merasakan ada sesuatu di hatinya yang bergejolak.     

Dunia ini penuh dengan kekacauan.     

Tetapi hasilnya juga tersembunyi dalam kekacauan.     

Seolah-olah semua itu memang harus terjadi seperti itu.     

Evelyn membuka matanya dan ia meraih sebuah cangkir yang ada di atas meja.     

Riak muncul di permukaan air yang ada di dalam cangkir itu, kemudian warna airnya mulai berubah seolah-olah setetes cat jatuh ke dalam cangkir itu. Air itu berangsur-angsur berubah warna menjadi oranye kemerahan, dan aroma yang belum pernah Evelyn endus sebelumnya merebak ke hidungnya.     

Evelyn merasa ragu-ragu sejenak, lalu ia mencoba untuk mencicipi air oranye yang ada di dalam cangkir itu.     

Sebuah rasa manis yang tidak terlukiskan tiba-tiba menyerbu lidah Evelyn, rasanya sedikit pahit, dan rasanya terasa lembut namun juga kuat, yang tidak tertandingi oleh rasa dari jenis minuman manapun yang pernah ia cicipi.     

Rasa minuman itu seperti campuran jus buah dan susu tetapi juga terasa seperti campuran teh dan madu. Evelyn tidak bisa secara akurat menggambarkan apa rasanya, tetapi ia yakin akan satu hal.     

Rasa ini jelas bukan rasa anggur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.