Bebaskan Penyihir Itu

Peramal Pembiasan Bintang



Peramal Pembiasan Bintang

0"Apakah ini tentang ramalan Bulan Merah itu?" tanya Peramal Pembiasan Bintang sambil duduk.     
0

"Yah, ada sebagian tentang itu juga. Karena kamu sudah membahas tentang itu, mari kita mulai dengan rmembicarakan ramalan itu." Roland bangkit berdiri dan menuangkan secangkir teh untuk si peramal yang benar-benar tersentuh oleh tindakan yang rendah hati seperti itu. Rupanya, Raja Roland jauh lebih santai daripada Raja Timothy.     

"Sehubungan dengan ramalan Bulan Merah, mari kita telusuri kembali ke lebih dari 1.000 tahun yang lalu ketika Kerajaan Graycastle atau Keluarga Wimbledon belum ada."     

"Tetapi Yang Mulia, catatan sejarah menunjukkan bahwa sejarah kita hanya berasal lebih dari 450 tahun yang lalu …." kata si peramal.     

"Bagian sejarah yang hilang itu memang didokumentasikan, tetapi sebenarnya ada orang yang dengan sengaja menyembunyikan bagian yang hilang itu." Roland beralih ke posisi duduk yang lebih nyaman dan berkata, "Ceritanya panjang, dan aku perlu waktu lebih lama untuk menjelaskan hal itu kepadamu."     

Apa yang didengar si peramal selanjutnya sangat mengejutkan.     

Sejarah itu membawa Peramal Pembiasan Bintang kembali ke Tanah Barbar yang tidak berpenghuni dan Dataran Fajar 1.000 tahun yang lalu ketika iblis dan manusia mengalami peperangan antara hidup dan mati yang berkepanjangan. Sejarah itu bercerita tentang makna simbolis dari Bulan Merah, kerajaan penyihir, asal-usul Empat Kerajaan, serta asal usul gereja … jika itu tidak keluar dari mulut sang raja, Peramal Pembiasan Bintang pasti akan menyanggahnya dan mengatakan bahwa Yang Mulia sedang bicara ngawur dan tidak masuk akal.     

Meskipun demikian, dari ekspresi Roland, Peramal Pembiasan Bintang mengetahui bahwa sang raja benar-benar serius.     

Setelah Roland menyelesaikan ceritanya, Peramal Pembiasan Bintang merasa lemas. Peramal Pembiasan Bintang sangat percaya bahwa hari kiamat adalah sebuah hukuman Tuhan. Dasar laut yang bergetar, bumi yang retak, api yang keluar dari dalam bumi dan petir yang menyambar dari langit, juga kehancuran peradaban umat manusia. Namun, selama orang-orang dipersiapkan dan diberitahu sebelumnya, sebagian besar kota dan umat manusia masih bisa selamat dari malapetaka ini.     

Namun, menurut Yang Mulia Roland, Bulan Merah adalah tanda dimulainya peperangan yang berasal dari iblis.     

Tampaknya perang antara manusia dan iblis ini telah berlangsung selama 1.000 tahun. Umat manusia telah dikalahkan 2 kali, dan dengan 1 kekalahan lagi, seluruh umat manusia akan sepenuhnya tersingkir dari muka bumi.     

"Yang Mulia …" Peramal Pembiasan Bintang hampir tidak bisa berkata-kata. "Dari mana Anda bisa mempelajari dan mengetahui semua informasi ini?"     

Roland mengulurkan 2 jarinya. "Aku mengetahui semuanya dari Kerajaan Penyihir dan gereja. Kedua hal itu ada hubungannya dengan awal mula terbentuknya Empat Kerajaan, termasuk Kerajaan Graycastle. Aku benar-benar pernah bertemu dengan iblis di hutan di sebelah barat Wilayah Barat. Iblis itu berasal dari ras yang berbeda dengan manusia, mereka telah mengembangkan peradaban mereka sendiri dan membangun pasukan mereka sendiri."     

"Dan … apa arti dukungan dari Allah?" tanya si peramal.     

"Tidak ada yang tahu secara pasti. Mungkin kita baru akan menemukan jawabannya setelah Pertempuran Besar Ketiga berakhir."     

Peramal Pembiasan Bintang hanya bisa terdiam. Peramal Pembiasan Bintang tidak yakin apakah ia harus mempercayai semua kisah yang mengerikan ini, kemudian ia segera menyadari bahwa kisah yang terkait dengan awal mula berdirinya Kerajaan Graycastle dan berdirinya Keluarga Wimbledon ini memang saling terkait. Sebagai seorang raja, Yang Mulia Roland tidak punya alasan untuk berbohong kepada Peramal Pembiasan Bintang.     

Tidak ada gunanya bagi Yang Mulia Roland untuk menceritakan semua kebohongan itu.     

Andai semua yang dikatakan Yang Mulia Roland memang benar, maka masuk akal mengapa Yang Mulia begitu mempercayai para penyihir.     

Seandainya kekuatan para penyihir itu tidak berasal dari iblis, tentunya mereka tidak akan lagi menjadi musuh bagi umat manusia.     

Berdasarkan hal-hal ini, rumor tentang para penyihir yang tidak bersalah yang beredar di Kota Raja lama hanyalah segelintir informasi yang baru diketahui banyak orang. Sudah jelas, Yang Mulia Roland bertindak dengan sangat bijak dan hati-hati, ia secara terbuka mengungkapkan informasi itu dan pada waktu yang bersamaan Yang Mulia juga menahan informasi yang berpotensi memicu kepanikan di antara rakyat.     

Satu-satunya hal yang Peramal Pembiasan Bintang masih belum pahami adalah bagaimana Bulan Merah bisa berhubungan dengan munculnya Gerbang Neraka.     

"Yang Mulia, apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Anda?" tanya peramal itu.     

Peramal Pembiasan Bintang menyadari bahwa mungkin bukan karena alasan astrologi Yang Mulia Roland meminta Asosiasi Perkumpulan Peramal untuk pindah ke Wilayah Barat beberapa kali sebelumnya. Yang Mulia Roland rupanya tahu lebih banyak tentang Bintang yang Punah itu daripada ahli perbintangan mana pun. Jika Peramal Pembiasan Bintang tidak diberitahu tentang rahasia ini oleh Yang Mulia, ia tidak akan pernah mengetahui apa yang terjadi 1.000 tahun yang lalu.     

"Inilah yang ingin aku diskusikan dengan kamu selanjutnya, yang mungkin bahkan lebih penting daripada rahasia yang aku sampaikan sebelumnya," jawab Roland sambil tersenyum dan ia menyerahkan sebuah buku kepada Peramal Pembiasan Bintang. "Lihatlah buku ini terlebih dahulu."     

Peramal Pembiasan Bintang mengambil buku itu dan memperhatikan bahwa judul di sampul buku itu merupakan kombinasi sebuah kalimat yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.     

"Analitik … geometri?" tanya peramal itu dengan bingung.     

Kalimat itu memang pendek. Anehnya, kalimat itu dicetak dalam warna biru yang hanya bisa diproduksi dengan zat warna biru yang sangat berkualitas dan mahal.     

"Pelan-pelan saja. Tidak apa-apa jika kamu tidak mengerti. Kamu harus belajar banyak hal di masa yang akan datang nanti." kata Roland.     

Meskipun pencahayaan di ruangan Yang Mulia Roland relatif lebih terang tanpa cahay lilin sekalipun, tingkat kecerahannya masih tidak sebanding dengan tingkat pencahayaan di siang hari. Karena itu, Peramal Pembiasan Bintang merasa segan untuk membaca buku itu, karena membaca buku pada malam hari bisa menyebabkan kerusakan pada mata.     

Sebagai seorang peramal, Peramal Pembiasan Bintang harus melindungi matanya.     

Namun, Peramal Pembiasan Bintang tidak ingin langsung menolak permintaan sang raja dan membuat Yang Mulia marah. Jadi, Peramal Pembiasan Bintang akhirnya memutuskan untuk membaca buku itu sekilas dan ia akan membaca lebih cermat lagi besok ketika pencahayaan sudah lebih terang.     

Namun, pandangan Peramal Pembiasan Bintang terpaku pada isinya setelah ia membaca kalimat pendahuluan di halaman pertama buku itu.     

"Untuk menggambarkan orbit objek dengan rumus aritmatika? Untuk menghitung seluruh orbit hanya dengan beberapa tolak ukur?" tanya peramal itu dengan bingung.     

Di halaman berikutnya ada beberapa kelompok garis lurus berpotongan, masing-masing membentuk sistem koordinat yang terdiri dari 4 garisan. Di setiap koordinat, ada sebuah bentuk-bentuk sederhana. Beberapa hanya berupa garis lurus diagonal, beberapa membentuk kurva, beberapa berbentuk oval dan lainnya membentuk kombinasi beberapa kurva. Semua gambar-gambar ini tampak tidak asing baginya, tetapi perhatian Peramal Pembiasan Bintang tertuju pada rumus aritmatika yang ada di sebelah bentuk sebuah lingkaran.     

"Ini pasti rumus aritmatika," pikir Peramal Pembiasan Bintang..     

Rumus berisi tanda tambah dan tanda sama dengan, dimulai dan diakhiri dengan simbol yang sama. Peramal Pembiasan Bintang tidak memiliki pemahaman sedikit pun tentang apa yang direpresentasikan oleh formula itu, tetapi entah bagaimana ia bisa merasakan 'keindahan' formula itu. Setiap simbol itu memiliki pesona yang unik dan dalam harmoni yang sempurna dengan simbol-simbol lainnya.     

Meskipun setiap bentuk berbeda satu sama lain dan sama sekali tidak menampilkan jenis orbit yang sama, misalnya, garis lurus dan oval, tidak ada perbedaan nyata antara rumus-rumus aritmatika itu.     

Sebuah gagasan tiba-tiba terlintas di benak si peramal.     

"Mungkinkah setiap bentuk yang ada di dunia ini dapat digambarkan dengan rumus aritmatika yang sesuai?" pikir Peramal Pembiasan Bintang.     

Peramal itu beralih ke halaman kedua dengan penuh rasa penasaran dan semangat.     

…     

Pada saat Peramal Pembiasan Bintang menutup buku itu, lehernya terasa pegal. Jelas, butuh lebih dari 1 jam bagi Peramal Pembiasan Bintang untuk membaca seluruh buku. Sementara itu, Yang Mulia sendiri tampaknya sedang tenggelam dalam pekerjaannya. Yang Mulia sedang sibuk menyusun dokumen-dokumen yang ada di atas meja dan ia tidak mengganggu selagi Peramal Pembiasan Bintang membaca buku itu.     

"Maaf, Yang Mulia. Aku …."     

"Kamu sudah selesai membaca buku itu?" Roland mendongak dan tersenyum. "Aku yakin ada banyak hal yang tidak kamu mengerti."     

"Itu benar. Setahuku, tidak ada guru yang bisa mengajari Anda berbagai informasi seperti ini … simbol-simbol dan formula-formula itu …" Dari 10 guru pengajar kerajaan, 9 orang berasal dari Asosiasi Perkumpulan Peramal. Namun, buku yang ditulis oleh Yang Mulia Roland ini benar-benar membuat Peramal Pembiasan Bintang terkejut. "Isi buku ini sangat menarik, tetapi aku tidak bisa memahami konversi rumus-rumus yang rumit ini."     

"Itu karena kamu belum belajar mengenai persamaan. Kamu harus belajar persamaan ini untuk memahami geometri analitik." Tiba-tiba, Yang Mulia Roland menyodorkan setumpuk buku dari meja dan menyerahkannya kepada si peramal, judul-judulnya berwarna biru atau hijau. Semua judul buku itu terdengar aneh dan penuh omong kosong.     

Tangan Peramal Pembiasan Bintang mulai bergetar. "Bisakah aku membawa pulang semua buku-buku ini?"     

"Tentu saja boleh." jawab Roland sambil mengangguk. "Sebenarnya, aku ingin bukan hanya kamu, tetapi juga semua ahli perbintangan dan para siswa di Asosiasi Perkumpulan Peramal juga mempelajari buku-buku itu." Roland melanjutkan, "Hal kedua yang ingin aku sampaikan adalah, kamu tidak perlu terlalu khawatir tentang Bulan Merah. Begitu kamu memahami semua yang ada di buku-buku itu, Asosiasi Perkumpulan Peramal dapat memainkan peran yang tidak tergantikan dalam perang melawan iblis. Buku-buku ini bisa membantu kalian mendapatkan pencerahan. Akan ada sesuatu yang lebih dalam dan sulit yang akan terjadi selanjutnya. Pada saat itu, kamu tidak hanya dapat menghitung orbit dari objek yang bergerak, tetapi juga dari setiap pohon dan setiap batu yang ada di bumi, setiap bintang yang ada di langit, dan semua yang bisa kamu lihat di planet ini. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu bersedia menerima tantangan ini?"     

"Baik, aku bersedia, Yang Mulia!" jawab si peramal.     

Peramal Pembiasan Bintang segera memberikan jawaban yang meyakinkan, sekarang ia benar-benar sudah melupakan kekesalannya ketika Roland mengabaikan penemuannya tentang Bintang yang Punah tempo hari.     

Sekarang Peramal Pembiasan Bintang bisa mengetahui lebih awal akan ribuan bintang bergerak yang bisa ia hitung.     

Roland tersenyum. Senyum Yang Mulia tampak sangat aneh sehingga mengingatkan Peramal Pembiasan Bintang akan seorang pemburu yang menyaksikan seekor binatang buruannya jatuh ke dalam perangkap.     

"Itu bagus sekali. Tidak usah berkecil hati. Semua proses pembelajaran ini akan sulit, dan sangat wajar jika kamu menemukan beberapa kendala. Tetapi aku yakin kamu pasti bisa mengatasi semuanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.