Bebaskan Penyihir Itu

Mutiara Berdarah



Mutiara Berdarah

0Pada malam harinya, Calvin Kant memanggil para bangsawan Wilayah Utara ke istananya.     
0

Perapian di ruang perjamuan menyala terang dengan nyala api yang berkerlap-kerlip, dan menciptakan bayangan para tamu di dinding yang menari-nari seolah-olah bayang-bayang itu membentuk sebuah lukisan.     

Empat meja panjang melintasi aula, masing-masing meja dipenuhi dengan hidangan daging panggang dan anggur. Tampaknya itu adalah sebuah perjamuan makan malam yang sangat mewah, namun suasananya tidak terasa santai dan meriah. Terutama setelah Adipati Calvin mengumumkan bahwa Kota Raja telah direbut oleh pasukan Pangeran Roland.     

"Aku sudah mengutus bawahanku untuk menyelamatkan pasukan kita yang dikirim 4 hari yang lalu ke Kota Raja. Jika kita beruntung, pasukan kita akan kembali dalam keadaan hidup," katanya dengan suara berat sambil duduk di kursi tuan rumah. "Tetapi hari ini, pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada kalian adalah … apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

Para bangsawan itu saling berpandangan ke sekeliling ruangan dengan tatapan kosong. Mungkin, berita kekalahan Timothy yang terjadi hanya dalam waktu 1 hari begitu mengejutkan sehingga semua orang tidak bisa berkata-kata dan takut untuk menjawab. Calvin bisa melihat rasa takut dan penyesalan di mata para bangsawan kecil itu. "Edith benar. Aku tidak bisa bergantung pada orang-orang ini untuk bertahan melawan Roland Wimbledon. Melawan bukanlah pilihan kami sejak awal, kalau begitu hanya ada satu cara."     

Namun, bagi para bangsawan yang baru saja mencari perlindungan dengan bersatu sebagai pendukung Timothy, rasanya agak memalukan jika mereka berbalik dan beralih kesetiaan kepada Roland Wimbledon secara terang-terangan.     

"Mengapa kita tidak mengirim mata-mata untuk mengawasi gerak-gerik Pangeran Roland?" Seseorang di ruangan itu menyarankan setelah suasana hening cukup lama.     

"Jika Pangeran Roland tidak mengusik Wilayah Utara, sebaiknya kita mendukungnya sebagai raja yang baru." Kata-kata ini segera mendapatkan persetujuan dari bangsawan lainnya. "Ini adalah masalah internal Keluarga Wimbledon. Tidak ada bedanya bagi kita siapa pun yang menjadi rajanya."     

Setelah mendengar ini, Earl dari Keluarga Lista mendengus. "Tidak ada bedanya katamu?"     

Calvin mengerutkan kening dan ia tahu bahwa kalimat itu telah mengusik perasaan Earl dari Keluarga Lista.     

Benar saja, setelah Earl Keluarga Lista angkat bicara, semua orang yang ada di aula langsung terdiam, dan suasana ini membuat Calvin merasa tidak nyaman. Sebenarnya, ketiga keluarga itu memiliki kekuatan yang sama, sementara Keluarga Kant sedikit lebih rendah dari keluarga yang lain. Hanya karena Calvin mengindahkan nasihat putrinya dan mendukung Timothy, ia akhirnya bisa mendapatkan posisi sebagai Adipati di Wilayah Utara.     

Tentu saja, Calvin juga mengerti bahwa ini adalah salah satu taktik politik bagi Timothy. Timothy mungkin merasa senang bahwa dua keluarga lainnya jadi meremehkan Keluarga Calvin Kant dan tidak senang dengannya.     

"Apakah kalian lupa dengan apa yang terjadi kepada Adipati Ise? Adipati Ise ditangkap karena pengkhianatan dan akhirnya dieksekusi." Earl Keluarga Lista bertanya secara terang-terangan kepada semua orang. "Adipati Ise bahkan tidak secara terang-terangan menentang Timothy. Jika kita langsung menyerahkan diri dari sekarang, kita bisa dibunuh kapan saja, dan kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan pasukan Pangeran Roland! Dalam pandangan Pangeran Roland, kita sudah dianggap berpartisipasi dalam pengkhianatan dan tidak ada dari kita yang dapat menyangkal hubungan kita dengan Timothy!"     

"Lalu apa yang bisa kita lakukan selain mengakui kekalahan ini? Jika Kota Raja saja bahkan tidak bisa bertahan selama lebih dari 1 hari, itu sama saja kita bunuh diri jika kita berani melawan Pangeran Roland …" salah seorang bangsawan membantah ucapan Earl Keluarga Lista dengan pelan. Ketika Earl Keluarga Lista tampak berang dengan jawaban itu, bangsawan itu tidak melanjutkan kalimatnya.     

"Sekali pun kita hanya memiliki telur untuk melawan, aku akan tetap mencoba semampuku," kata Ed Hawes. "Pangeran pemberontak itu juga telah membunuh kakak laki-lakiku! Dia harus membayarnya!"     

"Mungkin bukan kita yang memiliki kelemahan. Wilayah Utara penuh dengan bukit-bukit dan pegunungan, dan jalanan yang terjal dan berbahaya ada di mana-mana. Pasukan Roland Wimbledon mungkin dapat melakukan perjalanan dengan cepat jika mereka melintasi daratan dan sungai, tetapi perjalanan mereka tidak akan bisa semudah itu di sini." sahut Earl Hawes dengan cepat. "Jika situasinya memburuk, Keluarga Kepala Kuda akan mundur ke Bukit Angin Dingin. Aku yakin pasukan Roland Wimbledon tidak akan bisa mengejar kita sampai ke sana."     

"Pergi ke Bukit Angin Dingin sama saja dengan menyerahkan diri kepada Gereja," pikir Calvin dalam hati. "Para bajingan gereja itu juga tidak memiliki niat baik terhadap Wilayah Utara." Calvin telah mendengar tentang apa yang terjadi pada putra tertua di Keluarga Hawes. "Tampaknya putra mereka mati dalam pertempuran melawan Pangeran Roland … tetapi kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam sebuah pertempuran. Jika dengan berteriak saja kita sudah dapat melukai atau membunuh musuh, apa gunanya baju zirah dan senjata diciptakan?"     

Aula itu mulai menjadi gaduh. Ketika keluarga Lista dan Keluarga Hawes menyatakan keberatan mereka, suara-suara yang mengusulkan untuk 'menghentikan pasukan dan bersiap-siap untuk melawan musuh' secara bertahap menekan orang-orang yang mengusulkan untuk 'mengawasi gerak-gerik Pangeran Roland dan menyatakan persahabatan.' Meskipun Calvin hanya berdiam diri selama diskusi ini berlangsung, ia mulai merasa sangat cemas.     

Apakah Edith mengalami masalah?     

"Lalu apa pendapat dari Adipati Calvin yang terhormat?" Sikap diam Calvin mungkin membuat orang lain merasa curiga, dan Earl Keluarga Lista saat ini sedang menatap tajam ke arahnya.     

Hati Calvin tersentak ketika ia mengetahui bahwa kini telah tiba gilirannya untuk mengatakan sesuatu. "Aku mengundang kalian semua ke sini pada malam hari ini karena aku ingin mendengarkan pendapat dari kalian semua. Hal ini penting bagi masa depan Wilayah Utara dan kita tidak boleh bertindak terlalu …."     

Earl Hawes memotong ucapan Calvin dengan tidak sabar. "Cukup! Aku punya firasat kamu sudah berencana untuk berpihak kepada Pangeran Roland! Lagi pula semua orang yang menyatakan pendapat mereka untuk menyerahkan diri adalah para bangsawan yang berada di wilayah kekuasaanmu! Jika kita menyerahkan diri dengan kondisi kita saat ini, kita semua akan seperti domba-domba yang di bawa ke penjagalan!"     

"Kau …" Calvin merasa ingin melemparkan gelas anggurnya kepada Earl Hawes, tetapi ia berhasil menahan diri tepat pada waktunya.     

"Kalau begitu, tidak ada hal lain yang perlu kita bicarakan lagi." Earl dari Keluarga Lista bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar aula. "Oh ya, jika kamu ingin Pangeran Roland mengampuni nyawamu yang menyedihkan itu, kamu bisa menawarkan Edith putrimu, dalam keadaan terikat kepada sang pangeran. Aku dengar Pangeran Roland sangat memuja wanita yang cantik … ukhh …."     

Tawa orang-orang yang ada di aula itu terhenti ketika Earl Lista tiba-tiba terdiam. Ujung pedang tampak menonjol keluar dari belakang punggungnya. Noda darah pada bilah pedang itu tampak berkilauan di bawah cahaya perapian.     

"Apakah Anda sedang membicarakan aku, Tuan Rubah Salju? Aku tidak bisa berpura-pura bahwa aku tidak mendengar apa yang baru saja Anda katakan."     

Tubuh Earl Lista ambruk ke lantai dengan lemas. Sosok seorang prajurit berbaju zirah yang tinggi dan ramping muncul di depan semua orang. Orang itu mencabut pedangnya keluar dari punggung Earl Lista dengan santai, ia melangkahi tubuh Earl Lista yang masih menggeliat kesakitan, dan berjalan ke tengah aula.     

Prajurit berbaju zirah itu tidak lain adalah Edith Kant sendiri!     

Calvin langsung merasa lega setelah melihat putrinya.     

Baju zirah Edith Kant tampak berlumuran darah, hal itu menandakan bahwa ia baru saja menghadapi sebuah pertarungan. Meski demikian, Edith tetap terlihat tenang dan elegan seperti biasa, ia memiliki wajah seorang pembunuh yang cantik. Satu pleton prajurit berbaris di belakang Edith dan mereka mengepung aula itu dalam sekejap. Sekarang, semua orang yang hadir di aula baru menyadari apa yang sedang terjadi.     

"Pengawal!" Earl Hawes terbelalak selagi ia berseru memanggil para pengawalnya. "Apa yang telah kamu lakukan terhadap para pengawal di luar …."     

"Bagaimana aku bisa membereskan kalian semua jika aku tidak menyingkirkan para pengawal itu terlebih dahulu?" sahut Calvin sambil menghela napas lega lalu ia membanting gelasnya ke lantai. "Kalian sepertinya lupa bahwa akulah yang berkuasa di sini!"     

Calvin sudah lama menunggu saat-saat seperti ini. Perjamuan makan malam semacam ini diadakan setiap beberapa hari sekali, karena itu, sebagian besar bangsawan itu tidak mempersiapkan tindakan pencegahan untuk melindungi diri. Masing-masing bangsawan itu dikawal oleh kurang dari 100 orang pengawal, yang sebagian besar diperintahkan untuk berjaga-jaga di luar area istana. Itu adalah kesempatan yang sempurna untuk menyingkirkan semua pengawal itu sekaligus. Setelah para pengawal itu dilenyapkan, langkah selanjutnya sangat mudah.     

Tentu saja, orang yang merencanakan dan melaksanakan perangkap ini adalah putri Calvin sendiri - Si Mutiara dari Wilayah Utara, Edith Kant.     

Saat semua pintu keluar di ruang perjamuan ditutup, api perapian sepertinya berderak untuk yang terakhir kalinya.     

Kedua keluarga bangsawan besar, yakni Keluarga Hawes dan Keluarga Lista langsung menghunuskan pedang mereka. Sebaliknya, para bangsawan kecil lainnya tampak sangat syok menyaksikan semua kejadian ini.     

"Apa kamu sudah gila?!" teriak Ed Hawes dengan marah.     

Tetapi Calvin tidak punya waktu untuk berdebat dengan Ed Hawes. "Jika kalian meletakkan senjata kalian dan menyerah, nyawa kalian akan diampuni. Tetapi semua pembangkang akan dibunuh!"     

Selagi kata-kata itu keluar dari mulut Calvin Kant, kedua pihak yang saling bertentangan itu mulai meraung dan saling menyerang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.