Bebaskan Penyihir Itu

Mimpi (Bagian I)



Mimpi (Bagian I)

0"Annie, aku lelah." keluh Iffy.     
0

"Bertahanlah sebentar lagi. Kita sudah hampir sampai," jawab Annie.     

Annie dan Iffy berjalan di atas bebatuan yang keras. Setiap langkah mereka menyebabkan rasa sakit pada kedua kaki mereka. Iffy benar-benar ingin berhenti berjalan tetapi Annie dengan kuat menarik Iffy terus ke depan dan menggenggam tangannya dengan erat. Annie bahkan tidak memperlambat langkahnya sedikit pun, tidak peduli apakah mereka sedang menyeberangi semak belukar dan duri atau air sungai yang sedingin es. Dari belakang, tekad Annie terlihat sangat kokoh seperti sebuah gunung yang tidak mungkin bisa dipindahkan.     

"Annie, aku lelah sekali …."     

Iffy memelas sekali lagi.     

Iffy merasa seolah-olah telapak kakinya terbakar, seluruh tubuhnya terasa sakit, dan dadanya terasa berat tidak peduli seberapa banyak ia menghirup udara. Iffy merasa dirinya seolah-olah sedang sekarat.     

Annie menghela napas dengan pelan dan ia mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mendengarkan suara dari dalam tanah, dan ia menunjuk ke sebuah tumpukan bebatuan besar yang berada tidak jauh dari sana dan berkata, "Mari kita beristirahat di sana."     

Sisa-sisa kekuatan di tubuh Iffy muncul lagi begitu ia mendengar bahwa sudah waktunya mereka beristirahat. Iffy menggertakkan giginya dan dengan cepat ia berjalan ke arah tumpukan bebatuan besar itu dan langsung merebahkan dirinya di sana. Iffy bahkan merasa ingin tinggal di sini untuk selamanya pada saat itu.     

Annie tidak langsung duduk. Annie mengelilingi kedua sisi bebatuan besar itu dengan ranting-ranting kayu yang ia temukan di dekatnya untuk menyamarkan keberadaan mereka. Rasanya seperti sebuah sarang yang nyaman dengan ranting-ranting dan tumpukan bebatuan besar yang menjadi langit-langit bagi mereka berdua. Sayangnya, mereka masih berada di tanah berbatu yang tidak rata yang menyakiti bokong mereka saat mereka duduk dan tempat kecil itu tidak cukup besar untuk berbaring dengan nyaman.     

"Gereja tidak akan menemukan kita karena kita sudah berlari sampai sejauh ini." kata Iffy.     

"Jangan lengah, kita masih belum cukup jauh dari kejaran mereka." jawab Annie.     

Annie selalu bersikap waspada seperti seekor kucing liar, yang telinganya selalu terangkat, ia mendengarkan dan memantau segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Namun, Annie jauh lebih waspada dari pada seekor kucing liar. Annie terbiasa dengan rasa sakit dan jika dibandingkan dengan Pasukan Penghakiman yang kejam, Annie seperti predator yang diam-diam mengawasi mangsanya.     

"Apakah Asosiasi Taring Berdarah itu … benar-benar ada?" tanya Iffy.     

Annie dan Iffy adalah 2 dari 5 penyihir yang mencari keberadaan Asosiasi Taring Berdarah. Setelah meninggalkan Benteng Batu Abu, perjalanan mereka dihalangi oleh pihak gereja, jadi mereka memutuskan untuk berpencar. Iffy telah berjalan ke arah timur selama 3 hari 3 malam sebelum akhirnya ia bertemu kembali dengan Annie sementara 3 penyihir yang lain benar-benar hilang kontak dengan mereka.     

"Tentu saja ada," jawab Annie sambil menggosok-gosok jari kakinya yang pegal. "Aku dengar Asosiasi Taring Berdarah ada di Pulau Gigi Serigala di seberang laut."     

"Tetapi, bagaimana cara kita menyeberang ke sana?" tanya Iffy.     

"Kita harus terus berjalan ke arah pantai dan kita akan mencari kapal di sana." jawab Annie sambil menenangkan Iffy. "Jangan khawatir, serahkan saja urusan itu kepadaku."     

"Baiklah," jawab Iffy dengan pelan.     

Annie mengambil sepotong kulit babi kering dari perbekalannya dan menggenggam kulit babi itu di tangannya. Asap putih langsung keluar dari tangannya sementara itu kulit babi kering itu mulai dipanggang dan teksturnya berubah jadi lebih lunak. "Mari kita makan dulu, kita akan melanjutkan perjalanan setelah makan," kata Annie.     

Itu adalah kemampuan Annie, telapak tangannya dapat membakar ranting-ranting pohon serta bisa digunakan untuk memasak makanan. Iffy melahap kulit babi itu seperti seekor serigala yang kelaparan sampai-sampai ia meneteskan air liurnya ke tangan Annie. Annie tersenyum dan ia memberikan setengah porsi kulit babi miliknya kepada Iffy sambil berkata, "Makanlah lebih banyak. Aku belum terlalu lapar."     

Sudah tiba waktunya untuk melanjutkan perjalanan mereka, dan Iffy sudah selesai memakan separuh kulit babi milik Annie dan ia sedang menjilati semua jari-jarinya.     

Iffy berusaha bangkit berdiri, tetapi sebelum ia bisa keluar dari tempat itu, ranting-ranting pohon di sekitarnya tiba-tiba mulai bergetar.     

Itu bukan getaran karena hembusan angin musim gugur, tetapi secercah cahaya dan getaran yang kencang menerobos ke dalam tempat Iffy dan Annie bersembunyi, seolah-olah ada sesuatu yang datang ke arah mereka.     

Mata Annie langsung terbelalak ketakutan dan ia berseru, "Itu suara derap kaki kuda! Gereja sedang mengejar kita dengan kuda mereka! Lari!"     

Iffy merasa seolah-olah tubuhnya ditarik ke atas dan ia mulai berlari kalang kabut. Rasa sakit di telapak kaki Iffy kembali terasa. Karena tubuh Iffy belum benar-benar pulih dari rasa lelah yang amat sangat, sangat sulit bagi Iffy untuk berdiri, apalagi untuk berlari dengan kencang.     

Iffy berbalik dan melihat ada lebih dari 10 ekor kuda yang berlari kencang yang muncul di ujung pantai berbatu. Kecepatan mereka tidak terlalu cepat mungkin karena para prajurit itu khawatir mereka akan menyakiti kaki-kaki kuda mereka. Namun, kecepatan mereka masih cukup cepat untuk menangkap Iffy dan Annie yang berlari dengan telanjang kaki.     

Iffy pikir kali ini mereka tidak mungkin bisa melarikan diri lagi.     

Atau lebih tepatnya, hanya Iffy yang tidak bisa melarikan diri.     

Iffy melepaskan tangannya dari genggaman Annie dan berkata, "Pergilah duluan!"     

"Aku akan menggendongmu!" jawab Annie.     

"Kamu tidak akan bisa berlari dengan cepat jika kamu menggendongku!"     

"Dengarkan aku. Cepatlah!"     

Pasukan Penghakiman itu semakin mendekat ketika Iffy sedang merasa ragu-ragu untuk melarikan diri. Iffy melihat bahwa beberapa orang dari Pasukan Penghakiman itu telah mengangkat busur panah mereka serta melemparkan tombak ke arah dirinya dan Annie.     

Tanah berbatu itu tiba-tiba amblas ke bawah pada saat itu dan para penunggang yang ada di depan Iffy dan Annie tiba-tiba terpesorok ke dalam tanah yang menganga itu sambil berteriak. Pleton Pasukan Penghakiman itu segera menyebar formasi mereka untuk menghindari tanah yang berlubang, tetapi kuda-kuda mereka tiba-tiba berlutut di tanah satu per satu. Sekelompok orang berpakaian merah tiba-tiba muncul di depan para prajurit itu seolah-olah mereka muncul dari dalam tanah. Sekelompok orang berpakaian merah itu melepaskan anak panah mereka dalam jarak dekat dan memanfaatkan Pasukan Penghakiman yang sedang lengah, dan para prajurit yang cukup beruntung untuk menghindari anak panah itu tetap tidak bisa melarikan diri dan mereka segera dikejar oleh orang-orang berpakaian merah itu. Lebih dari 10 Pasukan Penghakiman itu akhirnya tewas semua dalam hitungan detik.     

Setelah itu, orang-orang yang berpakaian merah itu dengan cepat melucuti baju zirah para prajurit Pasukan Penghakiman yang tewas, mereka mengambil perbekalan makanan kering dan barang bawaan para prajurit itu, serta mengambil Liontin Penghukuman Tuhan dari mayat-mayat itu.     

Salah satu dari orang yang berpakaian merah itu berjalan ke arah Iffy dan Annie.     

"Apakah kalian sedang mencari Asosiasi Taring Berdarah?" tanya orang itu.     

"Bagaimana Anda bisa tahu?" Iffy bertanya dengan heran.     

"Benar, Nona," Annie cepat-cepat mencubit lengan Iffy dan berkata. "Kami berdua adalah penyihir. Tiga kawan kami terpisah dari kami dalam perjalanan. Bisakah Anda membantu kami untuk mencari 3 kawan kami itu?"     

"Kami tidak memiliki banyak bala bantuan untuk mencari para penyihir lainnya." Wanita itu melepas kerudungnya dan memperlihatkan rambut pendeknya yang berwarna merah menyala. "Jika ketiga kawanmu tidak bisa mencapai pantai ini sendiri, itu artinya mereka tidak memenuhi syarat untuk bergabung dengan Asosiasi Taring Berdarah." Wanita itu berhenti sejenak dan melanjutkan, "Tentu saja, tidak semua orang yang bisa tiba di pantai ini juga dapat bergabung dengan Asosiasi Taring Berdarah."     

Iffy bisa merasakan bahwa Annie menggenggam tangannya lebih erat.     

"Apa kemampuan yang kalian miliki? Tunjukkan padaku." kata wanita berambut merah itu.     

Setelah melihat kemampuan Iffy dan Annie, wanita berambut merah itu menatap Iffy dan mengangguk. "Kamu bisa ikut dengan kami ke Pulau Putra Kaisar." Kemudian wanita itu menatap Annie dan berkata, "Tetapi kamu tidak bisa ikut dengan kami."     

"Mengapa?" tanya Iffy dengan terkejut.     

"Nona, aku …" Annie hendak mengatakan sesuatu.     

"Aku bisa mengirimmu ke asosiasi penyihir lain, tetapi bukan ke Asosiasi Taring Berdarah." Wanita berambut merah itu menyela kalimat Annie dengan dingin dan ketus. "Kamu tidak bisa menjadi penyihir tempur, dan Asosiasi Taring Berdarah tidak membutuhkan seorang juru masak."     

…     

"Untuk apa kamu menangis?" Wanita berambut merah itu mencela Iffy. "Pemimpin kita akan marah jika ia melihat kamu menangis."     

"Aku … ingin bersama Annie …." isak Iffy.     

"Dasar bocah cengeng, temanmu itu hanyalah beban." kata wanita berambut merah itu.     

"Annie bukan beban, ia telah menyelamatkan aku!" Iffy menyeka air matanya sambil berkata, "Annie adalah penyihir tempur sesungguhnya yang kalian butuhkan …."     

"Pfft … baik penyihir tempur atau penyihir non tempur, hal itu ditentukan oleh kemampuan yang kamu dapatkan ketika kamu mengalami kebangkitan sebagai penyihir, bukan ditentukan dari anggota tubuh yang kuat," kata wanita berambut merah itu tanpa belas kasihan. "Kamu pikir temanmu itu lebih kuat dari pada kamu. Itu hanya karena temanmu itu berusia 5 atau 6 tahun lebih tua dari kamu. Sebenarnya, kamu memiliki potensi kekuatan yang jauh lebih besar dari pada temanmu itu."     

"Ke mana kamu … akan mengirim Annie?" tanya Iffy sambil terisak.     

"Kamu tidak perlu mengetahui hal itu." jawab wanita berambut merah itu.     

Iffy merasa ingin menangis kembali.     

Wanita berambut merah itu mengerutkan keningnya dan berkata, "Dengar, pemimpin kita tidak suka seorang yang pengecut dan lemah. Kamu tidak boleh terus terikat dengan masa lalu jika kamu ingin bertahan hidup di Pulau Putra Kaisar."     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.