Bebaskan Penyihir Itu

Bisikan di Malam Hari



Bisikan di Malam Hari

0Nightingale berbaring di dekat jendela dan menyaksikan kota yang bermandikan langit malam.     
0

Bayang-bayang kegelapan ada di mana-mana dan menciptakan siluet tembok Kota Raja. Di bawah cahaya obor yang menyala, 3 sisi tembok kota menunjukkan beberapa perbedaan. Dinding di dekat istana berwarna abu-abu terang, diterangi oleh cahaya obor yang menyala. Jika dilihat sekilas, tembok itu tampak seperti sabuk bertatahkan batu permata dengan bayang-bayang berwarna hitam-putih yang saling bertindihan.     

Jika masuk lebih dalam, terdapat tembok lagi di pusat kota, yang berwarna abu-abu kehitaman, dan tembok itu tampak seperti seekor ular panjang yang mengelilingi kota. Bahkan setelah Kota Raja memiliki seorang penguasa baru, pusat kota di Kota Raja tetap memperlihatkan kemegahannya. Ini adalah pertama kalinya Nightingale melihat tempat yang tampak lebih ramai dan lebih hidup daripada Kota Perbatasan. Pertempuran yang berlangsung singkat namun sengit itu tidak berpengaruh banyak kepada para bangsawan dan orang-orang kaya lainnya, jadi mereka masih bisa bersenang-senang untuk memuaskan diri mereka pada malam hari.     

Namun, di bagian luar kota, langit tampak lebih gelap seolah-olah semua cahaya terhalang oleh tembok Kota Raja. Kegelapan menutupi segala sesuatu termasuk tembok kota di bagian luar yang terbuat dari batu biru yang paling indah, di mana Nightingale hanya bisa melihat beberapa batu berkilauan terkena cahaya bulan yang menyinari temboknya. Kota Raja bagian luar tampak seperti sebagian besar kota yang pernah dilihat Nightingale sebelumnya. Kota-kota itu menjadi sunyi setelah malam tiba. Dalam kegelapan yang merajalela, cahaya yang berasal dari pusat Kota Raja tampak agak suram tetapi itu tidak menghentikan orang-orang untuk tetap menari dan bernyanyi. Entah mengapa, Nightingale tiba-tiba berpikir tentang bagaimana kehidupan umat manusia bisa tergeser ke bagian benua ini, sedangkan Dataran Subur yang luas itu sedang dilahap oleh kegelapan sedikit demi sedikit. Ada iblis dan binatang buas yang mengintai di luar, tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui hal itu dan mereka masih menikmati sedikit hiburan yang mereka miliki saat ini.     

"Fiuhh, aku lelah sekali." Suara Wendy membuyarkan lamunan Nightingale, Wendy menggosok-gosok bahunya yang pegal dan ia berbaring di sebelah Nightingale di dekat jendela.     

Nightingale bertanya kepada Wendy, "Apakah mereka berdua sudah tidur?"     

"Ya. Mereka berdua sudah kelelahan setelah semua kejadian yang terjadi hari ini." sahut Wendy sambil menguap. "Aku tidak tahu dari mana mereka bisa memiliki energi sebanyak itu. Maggie dan Kilat terbang sepanjang hari di sekitar balon hidrogen dan mereka masih menuntut untuk dibacakan sebuah cerita sebelum tidur." kata Wendy.     

"Itu semua berkat Yang Mulia." sahut Nightingale sambil tertawa. "Jika Yang Mulia tidak menghukum Maggie dan Kilat untuk melakukan 3 set soal latihan, aku khawatir mereka akan pergi untuk menjelajahi malam daripada mendengarkan cerita dongengmu." Nightingale berbalik untuk mengintip melalui celah antara balkon dan kamar tidur dan melihat Maggie sedang berbaring di atas tubuh Kilat. Rambut Maggie yang berwarna putih hampir menyelimuti seluruh tubuh Kilat. "Kedua bocah itu sepertinya benar-benar cocok." kata Nightingale.     

Berhubung kamar-kamar yang ada di istana kerajaan jauh lebih luas dan setiap ruang tamu dilengkapi dengan 2 kamar tidur, para penyihir yang ikut terlibat bersama Roland dalam pertempuran hari ini tidur di kamar yang mampu menampung 4 orang dalam 1 kamar. Kamar-kamar ini adalah kamar yang paling indah di seluruh Kerajaan Graycastle. Karpet dan tempat tidurnya semua terbuat dari bahan yang sangat berkualitas, beberapa di antara barang-barang mewah itu adalah kain beludru dan sutra. Sedangkan barang-barang lain ada yang terbuat dari bahan-bahan yang belum pernah dilihat Nightingale sebelumnya.     

"Benar, mereka berdua sangat cocok." sahut Wendy sambil tersenyum lembut. "Aku dengar dari Lady Tilly bahwa Maggie dulunya sering berubah wujud menjadi seekor merpati dan tidur dalam keadaan bertengger di atap. Sedikit saja ada suara akan langsung membuat Maggie terbangun dari tidurnya, dan ia berubah wujud menjadi seekor merpati hanya untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi. Sekarang, Maggie akhirnya dapat tidur dengan nyenyak seperti gadis kecil normal lainnya." Wendy berhenti sejenak kemudian melanjutkan, suaranya terdengar agak emosional, "Kita benar-benar sangat beruntung."     

Nightingale tidak menyahut … ia tidak perlu mengatakan apa-apa. Semua penyihir dari Asosiasi Persatuan Penyihir juga pasti akan merasakan hal yang sama. Dahulu ketika mereka masih berjuang antara hidup dan mati, Yang Mulia Roland lah yang menerima mereka dan menjanjikan mereka sebuah dunia yang baru. Sekarang, saudari-saudari mereka tidak hanya melihat harapan itu, tetapi mereka juga telah menemukan bahwa dunia yang baru ini sudah mereka miliki. Setelah Gunung Suci yang mereka kejar selama ratusan tahun kini sudah menjadi kenyataan, rasa syukur dan penghargaan mereka kepada Yang Mulia tidak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata.     

Wendy dan Nightingale terdiam agak lama sampai dentang lonceng tengah malam terdengar dari kejauhan, lalu Wendy berkata, "Apakah kamu … ingin kembali dan melihat keadaan di sana?"     

Nightingale bertanya dengan bingung, "Kembali ke mana?" Nightingale masih belum sepenuhnya sadar dari lamunannya.     

"Ke Kota Perak, kota kelahiranmu," Wendy menunjuk ke arah selatan dan berkata, "Perjalanan ke Kota Perak hanya memakan waktu setengah hari dari Kota Raja. Jika Maggie membawamu di punggungnya, jaraknya bahkan tidak sampai 1 jam perjalanan. Kamu … kamu memiliki seorang adik laki-laki yang tinggal di sana, bukan?"     

Nightingale tidak menyangka bahwa Wendy akan mengungkit hal ini, dan setelah merasa ragu sejenak, Nightingale akhirnya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Untuk sementara ini, kita masih harus memulihkan ketertiban di Kota Raja, dan masih ada banyak musuh di mana-mana. Jadi aku tidak bisa meninggalkan Yang Mulia saat ini. Lagi pula, ketika semua urusan yang ada di Kerajaan Graycastle sudah beres, aku baru bisa memiliki kesempatan untuk mengunjungi Kota Perak. Jadi aku tidak perlu terburu-buru ke sana."     

"Kupikir kamu akan berkata bahwa kamu tidak ingin berhubungan dengan keluarga Gilen lagi, seperti yang bisa kamu katakan di masa lalu," kata Wendy dengan lega, "Sepertinya … kamu tidak membenci adik laki-lakimu lagi?"     

"Tanpa pengkhianatan yang dilakukan adikku, aku tidak akan bertemu denganmu, apalagi bertemu dengan Yang Mulia." sahut Nightingale sambil tersenyum. "Kamu selalu berkata kepadaku, 'menghilangkan mimpi buruk di masa lalu tidak berarti memisahkan dirimu dari masa lalumu.' Sekarang, aku akhirnya mengerti apa arti kalimat itu. Masa laluku tidak berarti apa-apa selama aku bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya."     

"Yah … itu pepatah yang bagus." sahut Wendy sambil mengangkat alisnya. "Aku tidak tahu kamu memiliki keahlian sastra yang cukup bagus?"     

"Aku tidak akan menyelinap keluar diam-diam, kamu bisa tidur dengan nyenyak." kata Nightingale sambil menggenggam tangan Wendy. "Malam sudah larut, tidurlah."     

"Baiklah." Wendy mendesah ketika mereka berdua naik ke tempat tidur yang besar. Lalu Wendy mengeluarkan sejumlah angin kecil untuk memadamkan lilinnya. "Selamat malam," gumam Wendy.     

Nightingale menjawab, "Selamat malam."     

Setelah Nightingale yakin bahwa Wendy sudah tertidur, ia bangkit dari tempat tidur, masuk ke dalam Kabut, dan berjalan ke kamar Roland.     

Saat-saat seperti ini hanya milik Nightingale seorang.     

Kegelapan menyelubungi Nightingale selagi ia memandangi wajah Roland yang sedang tertidur.     

*******************     

Keesokan harinya, Roland menerima sebuah kabar baik dan kabar buruk dari Si Kapak Besi. Berita baiknya adalah bahwa setelah melakukan proses interogasi selama 1 malam, Imam Besar Ferry akhirnya mengakui rencana Kota Suci Hermes untuk secara diam-diam mengganti Raja Wimbledon III dengan raja palsu dan mengeluarkan Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota.     

Sedangkan berita buruknya adalah gereja telah merencanakan peperangan ini sejak lama, sehingga mereka dapat melemahkan potensi militer di Kerajaan Graycastle dan menguasai Graycastle lebih cepat. Gereja telah menduduki banyak daerah, seperti 2 provinsi di wilayah tenggara kerajaan. Jika Roland tidak melakukan perjalanan lintas waktu dan menjadi Pangeran Roland, rencana Gereja ini mungkin sudah berhasil menghancurkan Kerajaan Graycastle.     

"Apakah kamu sudah mendengar semua informasi itu?" Roland bertanya pada Theo yang berdiri di sampingnya. "Pergilah dan sebarkan informasi ini, terutama informasi mengenai niat gereja yang sebenarnya dan kolaborasi antara Timothy dengan gereja. Semakin detail informasi yang kamu sebarkan, itu akan semakin baik. Aku ingin setiap warga mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Gereja dan Timothy selama ini."     

Theo menjawab, "Baik, Yang Mulia."     

Kemudian Roland menoleh kepada Si Kapak Besi dan memerintahkan, "Kirim kapal lain untuk menjemput Barov dan Kyle Sichi ke sini."     

Si Kapak Besi tampak malu-malu, tidak biasanya ia bersikap seperti ini. "Tidak masalah jika hanya menjemput Tuan Barov ke sini, tetapi untuk menjemput Tuan Kyle Sichi … apakah ia bersedia untuk meninggalkan laboratoriumnya dan membuang-buang waktunya yang berharga ke sini?" tanya Si Kapak Besi kepada Roland.     

"Aku akan menulis surat kepada Kyle." jawab Roland sambil mengerutkan kening. "Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kamu tidak kembali dan mengunjungi kampung halamanmu ketika kamu sudah menjadi kaya raya, itu seperti mengenakan jas hitam di tengah malam. Apa gunanya jika orang tidak bisa melihat apa yang kamu kenakan? Ketika seorang pria belajar tentang sesuatu keahlian yang hebat, ia seharusnya tidak keberatan untuk memamerkan prestasinya kepada orang lain. Ketika Kyle masih tinggal di Kota Air Merah, ia selalu bersaing dengan para alkemis di Kota Raja. Sekarang Kyle memiliki kesempatan untuk mengalahkan para pesaingnya, jadi aku yakin Kyle pasti akan datang ke sini."     

"Ini juga merupakan sebuah kesempatan baik untuk mendata semua alkemis yang ada di Kota Raja dan membuat mereka semua bekerja untukku." pikir Roland.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.