Bebaskan Penyihir Itu

Perang Antar Penyihir



Perang Antar Penyihir

0"Sialan," pikir Heidi dengan kesal, "Pikiran para penyihir ini sudah mulai goyah, dulu mereka tidak pernah bertanya ketika melaksanakan perintahku selagi kami masih berada di Pulau Putra Kaisar. Setiap musuh Asosiasi Taring Berdarah pasti akan langsung diurus dengan cepat."     
0

Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang. Serigala yang ganas biasa tinggal di pegunungan, dan anjing-anjing bodoh biasa tinggal di dalam rumah yang hangat. Berkat Mantra Tidur, para penyihir non tempur mendatangkan banyak uang dan barang-barang baru ke Pulau Tidur, dan mengubah tempat ini menjadi surga. Bahkan para penyihir tempur kini sudah banyak yang mulai mempercayai omong kosong Tilly. Tampaknya, Heidi tidak punya banyak waktu lagi untuk membereskan semua kekacauan ini.     

"Kamu bisa mengendalikan waktu efektifitas Benih Kematian yang Damai itu, bukan?" tanya Heidi kepada Senja.     

"Benar, Nona." jawab Senja.     

"Nah, ketika kamu menanamkan benih itu di tubuh Annie, jangan langsung membuat gadis itu mati, bunuh gadis itu secara perlahan-lahan ketika ia mulai diangkut ke kapal," kata Heidi, "Sekarang, kita akan mengunjungi si pengkhianat ini."     

Pada saat Annie mati di kapal seolah-olah karena penyakitnya memburuk, para awak kapal akan melemparkan mayatnya ke laut untuk menghindari terjangkit penyakit yang sama. Tidak ada orang yang akan mengetahui apa penyebab kematian Annie yang sebenarnya.     

"Haruskah aku membunuh gadis itu di siang hari bolong?" tanya Senja dengan terkejut.     

"Justru akan lebih mencurigakan jika kamu membunuh gadis itu di malam hari. Lagi pula, aku tidak yakin Camilla akan membiarkanku masuk ke istana atau tidak." balas Heidi. "Shaji baru saja mendapatkan informasi bahwa ada seorang penyihir dari Kerajaan Hati Serigala yang sedang sakit. Bukankah wajar kalau Asosiasi Taring Berdarah yang berasal Kerajaan Hati Serigala datang mengunjungi Annie?"     

"Anda benar, Nona Heidi." jawab Si Sinar Langit sambil mengenakan kerudung di kepalanya. "Jika sesuatu terjadi kepada Annie, Tilly dan Camilla pasti tetap mencurigai kita bahkan meski kita tidak ada di sana."     

Sambil membuka pintu, angin kencang bercampur air hujan menerpa ke dalam ruangan. Sambil mengenakan mantelnya, Heidi dan kedua penyihir lainnya menerobos ke dalam badai.     

Heidi sudah bertekad untuk segera membereskan masalah ini.     

…     

Camilla Dary muncul di pintu ketika Heidi dan kedua penyihir lainnya masuk ke area komplek istana. "Apa yang kalian …."     

"Aku dengar dari Shaji ada penyihir dari Kerajaan Hati Serigala yang dikirim ke sini." sahut Heidi Morgan sambil mengangkat bahu. "Aku juga dengar kondisi gadis itu sangat buruk, jadi kami datang untuk mengunjungi gadis itu."     

"Annie sudah tertidur di bawah pengaruh kekuatan sihir Della. Kurasa sebaiknya kalian tidak mengganggu Annie terlebih dahulu." jawab Camilla.     

"Nama gadis itu mengingatkan kami akan seseorang, jadi kami hanya ingin melihat gadis itu. Kami rasa gadis itu mungkin bagian dari anggota kami yang terpisah dari kelompok ketika kami melarikan diri dari Pulau Putra Kaisar." kata Heidi.     

"Itu …" Setelah merasa ragu-ragu sejenak, Camilla akhirnya berkata, "Baiklah, kalian boleh masuk."     

Heidi merasa muak dengan omongan basa-basi ini. "Seorang penyihir biasa berani memperlakukan istana ini sebagai tempat pribadinya sendiri dan menganggap dirinya sebagai wakil pemimpin di Pulau Tidur." Heidi mencibir dalam hati. Camilla Dary hanyalah anjing peliharaan Tilly. Jika Camilla tidak mengizinkan mereka bertiga masuk, Heidi berencana memberi Camilla pelajaran.     

Di Pulau Tidur, sebagian besar tempat tinggal yang didirikan untuk para penyihir bergantung pada kemampuan Lotus, jadi hanya ada sedikit sekali bangunan bertingkat di pulau ini. Istana Tilly juga dibangun oleh Lotus.     

Mereka melewati koridor panjang ke ruang samping, Camilla membungkuk dan berkata, "Annie ada di kamar ini."     

"Hm." Heidi tidak sabar untuk segera masuk ke kamar. Heidi menggerakkan kepalanya untuk memberi sinyal kepada Si Sinar Langit.     

Setelah dengan cermat memeriksa gadis yang sedang berbaring di tempat tidur dengan kondisi mata tertutup itu, Si Sinar Langit sedikit menganggukkan kepalanya, sebagai tanda bahwa gadis ini memang benar adalah Annie.     

"Jadi, siapa yang mengirim gadis itu ke sini?" Heidi menghampiri Camilla dan berbisik padanya. Heidi berpura-pura prihatin dengan kondisi Annie, tetapi sebenarnya ia mendekati Camilla untuk menghalangi pandangan wanita itu, supaya Senja bisa menanamkan Benih Kematian yang Damai ke tubuh Annie.     

Namun, Camilla tidak menjawab pertanyaan Heidi, sebaliknya ia malah menatap Heidi dengan tatapan aneh.     

"Kenapa kalian berusaha membunuh gadis itu?" tanya Camilla.     

Heidi merasa syok. Sebelum Heidi sempat berpikir, Senja yang ada di belakang sudah berteriak, "Penyihir ini palsu!"     

Dengan cepat Heidi menoleh ke belakang dan ia melihat bahwa gadis yang sedang berbaring di tempat tidur tadi sudah menghilang, Senja hanya bisa melihat kekuatan sihirnya yang berbentuk bola hitam kecil melayang di udara.     

"Itu Benih Kematian yang Damai. Kamu benar-benar mampu berbuat sampai sejauh ini." kata Camilla sambil menggelengkan kepalanya. "Aku pikir kamu selalu membela dan berpihak kepada penyihir tempur, tetapi aku tidak menyangka bahwa kamu juga seorang pembunuh berdarah dingin."     

"Diam!" Kemarahan Heidi akhirnya meledak. Heidi mengerahkan kekuatan sihirnya dan ia menerjang Camilla. Tetapi pada saat Heidi bisa menyentuh Camilla, sosok wanita itu berubah menjadi kabut.     

Sekarang Heidi baru menyadari apa yang sebenarnya terjadi.     

"Bayang, keluarlah kau!" seru Heidi sambil menggertakkan giginya.     

Ada suara langkah kaki yang terdengar berlari di koridor istana. Penyihir yang sedang bersembunyi di dalam kegelapan itu sedang melarikan diri dari istana ini!     

"Sinar Langit, tangkap Si Bayang!" teriak Heidi.     

"Baik!" Si Sinar Langit berlari keluar dari ruang samping, ia menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan napas yang berisi kobaran api berwarna merah. Api itu merayap di sepanjang dinding dan mengejar Bayang seolah-olah api itu bisa bergerak sendiri. Apinya membakar jendela dan pintu di sepanjang koridor.     

"Ahhh!" Terdengar suara jeritan Bayang dari kejauhan.     

Senja buru-buru berseru, "Nona Heidi, kita harus segera keluar dari sini! Kita telah ditipu! Semua ini adalah jebakan!"     

"Keluarlah dari jendela." teriakan Bayang membuat Heidi merasa lebih tenang, tetapi ia juga menyadari bahwa mereka tidak bisa tinggal di sini terlalu lama. Heidi tidak mengerti bagaimana Tilly bisa mengetahui apa yang terjadi pada Asosiasi Taring Berdarah bertahun-tahun yang lalu.     

Saat mereka bertiga sudah keluar dari istana, langkah mereka terhenti.     

Di tengah guyuran hujan lebat, seorang wanita berambut hitam sedang berdiri di halaman istana. Mata wanita itu bersinar seperti bintang yang berwarna keemasan. Heidi dan kedua penyihirnya merasa takut berhadapan dengan wanita itu meskipun ia berdiri di sana sendirian tanpa memegang senjata.     

Wanita itu adalah Ashes, Si Penyihir Luar Biasa.     

Biasanya, Ashes selalu pergi bersama Tilly Wimbledon ke mana pun.     

Heidi menoleh ke belakang, ia melihat ada 2 sosok yang dikenalnya muncul di pintu istana.     

Itu adalah Andrea dan Bayang. Bayang menatap Heidi dan kedua penyihirnya dengan pandangan dingin. Rupanya, jeritan Bayang yang terdengar sebelumnya juga hanya pura-pura.     

Jika Ashes dan Andrea ada di sini, itu berarti Tilly tidak meninggalkan Pulau Tidur sama sekali.     

Heidi benar-benar tampak kebingungan setelah ia menyadari semuanya.     

"Kalian tidak perlu repot-repot menjelaskan apa alasan kalian melakukan hal keji itu. Aku akan mengampuni kalian jika kalian menyerah sekarang," kata Ashes sambil mengucapkan kata demi kata dengan jelas.     

Tidak ada yang berpikir bahwa Ashes hanya menggertak mereka. Sebagai seorang Penyihir Luar Biasa, secara otomatis Ashes juga seorang musuh bagi penyihir jika ia mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan. Heidi akan mengambil langkah pencegahan sebelumnya jika saja ia mengetahui bahwa Ashes juga terlibat di balik semua kejadian ini.     

Tetapi masih ada peluang bagi Heidi untuk bisa menang.     

Gerbang keluar ada di depan. Heidi bisa mengancam Ashes jika ia bisa menangkap Andrea dan Bayang sebagai sandera.     

Tanpa ragu-ragu, Heidi meraih lengan Senja dan mereka bergegas menuju pintu depan istana. "Sinar Langit, hentikan Ashes!"     

Sebagai seorang penyihir tempur, belati dan panah adalah senjata terbaik yang bisa Si Sinar Langit gunakan ketika kekuatan sihirnya sedang tidak bisa dikeluarkan. Si Sinar Langit mengeluarkan belatinya dan ia berlari ke arah Ashes. Senja sudah memahami rencana Heidi sehingga pada saat yang bersamaan, ia juga mengeluarkan Benih Kematian yang Damai miliknya ke arah Bayang.     

Ancaman Heidi tidak akan berpengaruh apa-apa kecuali mereka bisa melukai salah satu dari ketiga penyihir milik Tilly itu. Heidi sudah memutuskan untuk membunuh salah satu dari mereka bertiga, dan meninggalkan 1 orang sebagai sandera. Tentunya, Bayang yang telah mempermainkan Heidi sejak tadi pasti menjadi target utamanya.     

Tetapi ketika Senja melihat Andrea memegang sebatang tongkat besi panjang di tangannya dengan tenang, ia terkejut.     

"Benda apa itu yang ada di tangan Andrea?" pikir Heidi.     

Lalu suara ledakan yang keras membuat Heidi imerasa jatuh ke dalam kegelapan yang membuat seluruh tubuhnya terasa mati rasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.