Bebaskan Penyihir Itu

Eksplorasi Pertama Ke Kota Suci Hermes



Eksplorasi Pertama Ke Kota Suci Hermes

0"Brakk!"     
0

Roland menutup pintu besi itu dengan keras dan ia menarik napas panjang.     

Salju yang melekat pada tubuh Roland dengan cepat meleleh menjadi genangan air.     

Meskipun Roland sudah memahami bahwa Dunia Mimpi itu sangat kompleks dan bervariasi, melihat pemandangan ini tetap saja membuat ia sangat terkejut.     

Roland berjalan ke jendela gudang dan ia melongok keluar untuk memeriksa dindingnya dari luar. Dinding apartemen itu terlihat rata dan rapi dari luar, tidak ada bekas pintu atau bekas perbaikan apa pun.     

Dengan kata lain, pintu besi itu tertanam ke dinding selama apartemen itu masih dalam pembangunan, bukannya ditanam sesudah apartemen itu selesai dibangun.     

Kalau begitu … apakah pintu besi semacam ini hanya ada di kamar 0825, atau di setiap kamar penghuni lain juga ada?     

Jika pintu besi ini juga dibangun di semua kamar penghuni lain, pemandangan seperti apa yang ada di sana dan menuju ke mana pintu-pintu itu?     

Roland merasa sangat bersemangat ketika memikirkan hal ini.     

Roland kembali ke kamarnya dan ia mencari-cari pakaian musim dingin di dalam lemari. Mantel butut yang Roland ambil dari lemari tampaknya telah kehilangan sebagian besar bulu-bulunya dan wol di syalnya terbelah dua, tetapi karena Roland tidak punya pilihan yang lebih baik saat ini, ia harus tetap menggunakan pakaian butut itu.     

Saat itu sedang musim panas, setelah Roland mengenakan pakaian musim dingin itu, ia merasa berada di dekat kompor, ia berkeringat dengan deras, dan suhu tubuhnya langsung melonjak.     

Sekali lagi Roland mendekati pintu besi itu. Roland mengganti sandal jepitnya dengan sepatu kulit berwarna hijau sebelum ia melangkah lagi ke balik pintu besi itu.     

Saat Roland memasuki dunia salju itu, angin dingin berhembus melalui kerah dan mansetnya dan menyelinap masuk ke tubuhnya. Ketika angin dingin bertemu dengan keringat panas di kulitnya, Roland merasa sangat kedinginan dan ia mulai bersin-bersin.     

"Tunggu, jika aku membiarkan pintu besi ini tetap terbuka di gudang, apakah itu berarti aku bisa memiliki AC gratis yang tidak membutuhkan daya?" pikir Roland.     

Roland bertanya-tanya apa yang akan dipikirkan Zero jika anak itu melihat semua pemandangan aneh ini.     

Roland menggosok-gosok hidungnya yang dingin dan ia menoleh ke belakang. Pintu besi itu tampak terhubung dengan sebuah ruang bawah tanah yang setengah terkubur di lereng gunung. Ada banyak gubuk-gubuk pendek serupa di sekitar daerah ini yang kelihatannya dibangun oleh para petani atau pedagang yang tinggal di luar kota. Tetapi Roland menyadari bahwa gubuk-gubuk ini tidak dijaga, seolah-olah seluruh tempat ini telah ditinggalkan begitu saja.     

Namun, yang membuat Roland terkagum-kagum adalah pemandangan yang berjarak ratusan meter dari lereng gunung itu.     

Roland melihat ada garis pembatas yang jelas di dunia ini.     

Sejauh yang Roland lihat, lereng salju itu tiba-tiba terbelah di bagian tengah sementara pecahan-pecahan lereng yang retak itu melayang-layang di udara seolah-olah benda-benda itu menjadi tidak berbobot. Angin topan dan kegelapan pekat menyelubungi area itu. Sesekali, sambaran petir berwarna merah menyambar dari langit dan menerangi area itu, namun, kegelapan pekat membentang ke segala arah sejauh mata memandang.     

Semua pemandangan ini tampak mengerikan tetapi juga luar biasa indah. Jika Roland bisa menjelaskan apa yang dilihatnya dengan kata-kata, rasanya seperti sebuah pulau yang mengambang di kehampaan. Retakan lereng itu telah menyebar di sepanjang gunung hingga menghilang di dalam badai salju. Tidak salah lagi, pasti ada garis retakan lain yang sama di sisi lain Kota Suci itu, tetapi Roland tidak bisa melihat ke ujung saat ini, jaraknya terlalu jauh.     

Apakah ini potongan-potongan memori yang tersisa di pikiran Zero?     

Roland tidak berani mendekati garis retakan itu untuk memeriksa lebih jauh. Baik angin kencang yang menderu-deru dan kilat yang menggelegar di langit tampak cukup berbahaya baginya. Roland juga tidak segera berjalan menuju Kota Suci. Jika dilihat dari sini, Roland memperkirakan ia membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk mencapai kota itu. Dan akan lebih lama lagi jika Roland harus berjalan melintasi salju setebal mata kaki ini. Roland membutuhkan persiapan yang cukup matang jika ia ingin ke Hermes.     

Setelah itu, Roland berkeliaran di sekitar pemukiman di pinggir kota ini.     

Roland tidak dapat menemukan orang atau makhluk hidup lainnya, baik di pondok-pondok yang setengah terkubur gundukan salju, di dalam rumah, atau di dalam tenda. Semua orang sepertinya menghilang begitu saja.     

Kondisi ini mirip dengan alam pertempuran jiwa bagi Roland, semuanya tidak lebih dari sekedar 'panggung' yang dibangun dalam ingatan Zero.     

Kalau begitu, Kota Suci itu tentunya juga tidak berpenghuni seperti kota hantu.     

Meskipun tidak ada jejak kehidupan di sekitar tempat itu, pondok-pondok itu itu berisi bahan-bahan makanan yang melimpah.     

Anggur-anggur segar yang ada di tangan Roland menjadi buktinya.     

Roland menemukan anggur-anggur itu di ruang bawah tanah kecil yang ada di sebelah salah satu pondok. Gembok besi yang ada di pintu gudang tidak bisa menghalangi Roland untuk membuka pintunya. Roland hanya perlu membuka gemboknya dengan kunci pas yang ia temukan di dalam pondok. Ada banyak makanan di dalam gudang itu, seperti dendeng daging, fillet ikan, gandum, dan bahkan setengah kotak berisi botol-botol anggur.     

Anggur-anggur itu tampak sangat segar. Anggur-anggur ini pasti dibawa dari Kota Suci Lama di bawah dataran tinggi Hermes. Ketika Roland mencoba memakan 1 butir anggur itu, ia masih bisa merasakan rasa manis anggur yang dingin.     

Keuntungan terbesar yang bisa Roland dapatkan dari tempat ini adalah sebuah kotak besi kecil yang ia temukan di sebuah bilik rahasia di ruang bawah tanah gudang itu. Bukan karena Roland sengaja menggeledah isi gudang itu, tetapi bilik itu langsung terbuka ketika ia memasuki ruang bawah tanah itu. Sebuah lampu minyak menyala di samping Roland, seolah-olah seseorang tiba-tiba lenyap saat sedang meletakkan barang-barangnya ke dalam bilik rahasia itu. Bilik itu dalam keadaan terbuka, memperlihatkan sebuah kotak besi yang setengah tersembunyi di dalamnya.     

Kotak besi itu berisi lebih dari 10 keping emas dan beberapa batu permata berkualitas tinggi. Roland langsung mengantongi semua emas dan permata itu tanpa ragu-ragu.     

Setelah Roland memastikan bahwa benda-benda yang ada dalam potongan-potongan memori ini dapat dibawa ke dalam apartemennya, ia langsung bertindak dan sibuk ke sana kemari.     

Setelah 2 jam bekerja keras di salju, Roland mengambil apa pun yang berharga ke dalam apartemennya. Semua jarahan itu termasuk bahan-bahan makanan dan beberapa persenjataan, seperti baju zirah, pedang pendek, dan busur panah. Bahan-bahan makanan ini akan menghemat biaya belanja makanan, sementara barang-barang besi itu mungkin bisa Roland jual secara online.     

Roland bolak-balik memindahkan barang-barang itu dari pemukiman kosong itu ke gudang apartemennya sampai gudangnya penuh. Setelah itu, Roland terpaksa menutup pintu besi yang ada di gudangnya dengan enggan.     

Roland merasa sangat lega setelah ia mengambil begitu banyak barang-barang secara gratis.     

Roland tidak bisa menahan tawanya ketika ia berpikir bahwa seluruh isi Kota Suci Hermes itu bisa ia jarah sendirian!     

Kekayaan yang ada di Kota Suci itu bisa membuat Roland kaya dalam semalam. Biaya hidup di Dunia Mimpi ini sudah bukan masalah lagi bagi Roland sekarang.     

Napas Roland terengah-engah saat ia menanggalkan pakaian musim dinginnya. Ketika Roland hendak minum, rasa pusing yang hebat tiba-tiba menyerang kepalanya.     

"Apa yang terjadi denganku?" Roland terhuyung-huyung dan tersandung ke arah meja. Tetapi sebelum Roland berhasil mencapai meja itu, ia merasa seluruh pandangannya berputar, lalu terdengar suara berdebum dan kegelapan mulai menutupi pandangannya.     

…     

Ketika Roland sudah bangun lagi, ia mendapati dirinya sedang berbaring di tempat tidur, sekujur tubuhnya terasa sakit seolah-olah ia baru melakukan lari maraton.     

Roland bisa melihat ke luar tirai jendela, langitnya sudah gelap, itu berarti ia telah pingsan selama 1 atau 2 jam.     

Roland pikir mungkin ia pingsan karena kelelahan, yang disebabkan oleh serangan hawa dingin dan hawa panas yang bergantian di antara dua dimensi itu. Pingsan ini mungkin bisa dianggap sebagai tidur siang bagi Roland.     

Tetapi yang membuat Roland terkejut, ia tidak merasa lemas saat ini. Sebaliknya, Roland merasa berenergi dan ia bisa mengabaikan rasa sakit yang terasa di sekujur tubuhnya. Sepertinya semacam 'arus hangat' mengalir melalui tubuh Roland berulang-ulang, menyebabkan indera perabanya jadi sangat sensitif.     

Saat itu Roland mendengar ada suara napas samar-samar di dekat bantalnya.     

Roland menoleh dan ia melihat Zero kecil yang sedang tertidur dalam posisi duduk di samping tempat tidur Roland.     

Tangan Zero kecil sedang memegang sebuah handuk basah, setengah pipinya diterangi oleh cahaya bulan, bulu matanya bergetar sedikit selagi ia bernapas, punggungnya bergerak naik dan turun bersama dengan irama napasnya.     

Mungkin karena kamar itu sangat panas, pakaian Zero basah dan lengannya dipenuhi butiran-butiran keringat halus.     

Roland tahu pasti Zero kecil yang telah menyeretnya dari ruang tamu ke kamar tidurnya. Selain itu, Zero juga mencoba metode dasar untuk menurunkan demam di tubuh Roland. Roland menjilat bibirnya dan ia masih bisa merasakan rasa mint di mulutnya.     

"Bagaimana Zero bisa mendapatkan cairan mint itu?" pikir Roland.     

Roland menggelengkan kepalanya dengan pasrah saat melihat Zero yang tertidur pulas. Roland turun pelan-pelan dari tempat tidurnya dan ia menggendong Zero ke tempat tidur. Setelah itu, Roland keluar pelan-pelan dari kamarnya menuju ruang tamu. Zero yang begitu peduli dengan kerapian kamarnya pasti tidak ingin mengotori tempat tidurnya sendiri sebelum ia mandi. Karena itu, Roland hanya memindahkan Zero ke tempat tidurnya.     

Lagi pula, tempat tidur Roland sendiri sudah cukup kotor.     

Sambil berbaring di sofa, Roland menyadari rasa sakitnya di sekujur tubuhnya mulai memudar dan ia semakin merasakan 'arus hangat' itu mengalir di tubuhnya.     

Roland menyadari bahwa perasaan hangat yang mengalir di tubuhnya itu bukan sekedar ilusi.     

Perasaan hangat itu sesuatu yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.     

Roland merogoh saku celananya untuk mengeluarkan keping emas yang ia bawa dari pemukiman di pinggir Kota Suci dan menggenggamnya di telapak tangannya.     

Roland bisa merasakan arus hangat itu berkumpul di telapak tangannya.     

Roland mengepalkan tangannya, dan ketika ia membuka kepalan tangannya, uang emas itu telah terlipat menjadi bentuk setengah lingkaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.