Bebaskan Penyihir Itu

Bagaimana Cara Untuk Meraup Keuntungan



Bagaimana Cara Untuk Meraup Keuntungan

0Pagi berikutnya, Roland membuka matanya ketika sinar matahari menyinari ruang tamu.     
0

Kipas angin itu terus menghembuskan udara panas sepanjang malam, dan jangkrik-jangkrik berderik di luar jendela.     

Sekarang Roland telah memastikan bahwa tidur di Dunia Mimpi tidak akan membuatnya kembali ke dunia nyata, dan ia pikir ia dapat mengistirahatkan otaknya selagi ia tidur.     

Mungkin ini memang terdengar agak aneh … tetapi siapa yang peduli. Tidak masalah jika percobaan ini berhasil.     

Sambil menguap, Roland turun dari sofa. Ketika Roland hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, ia mendengar Zero menjerit di kamar.     

Setelah beberapa saat, Zero kecil muncul di pintu, wajahnya tampak merah. Zero menunjuk ke arah Roland sambil tergagap-gagap. "Semalam, aku … paman …."     

"Aku tidur di sofa tadi malam." jawab Roland sambil mengangkat bahu. "Ayolah, kamu berkeringat dan tidak mandi. Aku tidak mau tidur denganmu."     

Zero kecil menarik kerahnya untuk mengendus bau badannya kemudian mukanya memerah seperti apel yang kontras dengan rambutnya yang berwarna putih. Setelah itu Zero berlari ke kamarnya, dan bergegas ke kamar mandi sambil membawa pakaian bersih.     

Tidak lama kemudian terdengar suara pancuran air dari kamar mandi.     

Pada saat Zero keluar dari kamar mandi, Roland sudah selesai menyiapkan sarapan.     

Sarapan hari ini jauh lebih kaya gizi daripada biasanya. Ada daging asap, telur goreng berbumbu, fillet ikan panggang, dan sepiring buah anggur segar.     

Tentunya, semua makanan ini berasal dari penjarahan yang Roland lakukan di Kota Suci yang ada di balik pintu besi itu.     

"Paman beli daging?!" tanya Zero dengan terkejut, rambutnya masih dibungkus dengan handuk basah. Roland bisa melihat Zero kecil sampai menelan ludahnya.     

"Benar, aku membeli banyak daging dan aku sudah menaruhnya di kulkas." kata Roland sambil menyodori sepasang sumpit kepada Zero. "Aku sudah mendapatkan pekerjaan baru."     

"Benarkah itu, Paman?" tanya Zero dengan semangat, sepertinya ia sudah melupakan apa yang baru saja terjadi tadi pagi.     

"Yah, aku akan segera mendapatkan upah pertamaku." jawab Roland sambil tertawa. "Aku membeli semua makanan ini untuk merayakan pekerjaan baruku."     

Zero kecil tampak lega. "Kupikir paman sudah putus asa dan hendak melakukan sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi."     

"Apa maksud ucapannya dengan 'sesuatu yang tidak bisa diperbaiki'?" pikir Roland dalam hati, "Apakah Zero pikir aku akan mencuri atau merampok bank? Uh … perampokan sepertinya bukan sebuah kejahatan besar di Dunia Mimpi ini."     

"Jadi penyebab paman pingsan adalah karena terlalu lama berada di bawah sinar matahari untuk mencari pekerjaan kemarin?"     

"Mungkin begitu …," jawab Roland sambil memakan anggur, "Intinya, kamu tidak perlu khawatir tentang uang lagi."     

"Kesehatan Paman sangat lemah," Zero memonyongkan mulutnya sambil berkata, "Kapan aku bisa berhenti mengkhawatirkan paman?"     

Roland hampir tersedak anggurnya ketika Zero mengatakan itu. Roland menyahut, "Kamu membuatku merasa seolah-olah kamu selalu mengkhawatirkanku sepanjang waktu."     

"Uh …" jawaban Roland membuat Zero kecil terdiam. Setelah beberapa saat, Zero kecil memelototi Roland. "Paman benar-benar membuang-buang bahan saat memasak sarapan. Paman telah menambahkan garam ke daging asap yang sudah asin!"     

"Tampaknya anak ini sangat pandai mengubah topik," pikir Roland sambil mengambil sepotong daging asap dan memasukkannya ke mulutnya. "Aku pikir itu tidak apa-apa, karena beberapa sisi dagingnya tidak terkena bumbu dengan baik."     

"Lain kali serahkan urusan memasak padaku." jawab Zero, lalu ia cepat-cepat menghabiskan sarapannya. Kemudian Zero mengambil tasnya dan hendak pergi ke sekolah. "Paman, tinggalkan saja piring-piring itu di sana. Saat aku kembali dari sekolah nanti, aku yang akan mencuci piring-piring itu."     

"Tunggu sebentar," Roland menghentikan Zero dan bertanya, "Apakah ada toko buku bekas di dekat sini? Apakah kamu tahu di mana toko itu?"     

…     

Kali ini Roland tinggal di Dunia Mimpi selama 3 hari sebelum akhirnya ia keluar dari sana. Ketika Roland terbangun di Kota Tanpa Musim Dingin, hari sudah siang.     

Tampaknya kecepatan waktu di Dunia Mimpi 8 kali lebih cepat daripada di sini, itu berarti 1 malam di dunia nyata setara dengan 2 hari di Dunia Mimpi. Apalagi, jika Roland menunda kepergiannya dari Dunia Mimpi hingga hari ketiga, orang lain hanya akan menyangka ia bangun pagi-pagi sekali.     

Hal pertama yang ingin dilakukan Roland setelah bangun dari tidurnya adalah menemukan sekeping uang emas dan ia ingin mencoba menekuknya menjadi dua bagian.     

Ternyata keping emas itu tidak berubah sedikit pun, malahan jari-jari Roland jadi terasa sakit.     

Roland menghela napas, tampaknya kekuatan seperti Superman yang ia miliki hanya ada di Dunia Mimpi saja. Roland meletakkan uang emas itu kembali ke sakunya, lalu ia mengenakan mantel dan duduk di mejanya.     

Roland bermaksud menuliskan semua pengetahuan dan pengalaman yang ia alami di Dunia Mimpi selagi ingatannya masih segar. Semua dokumentasi ini termasuk potongan-potongan memori yang hilang, serta desain rinci untuk beberapa gambar peralatan industri besar.     

Roland telah melakukan semua yang bisa ia lakukan selama 3 hari terakhir berada di Dunia Mimpi. Roland berhasil menjual barang-barang yang ia curi dari pemukiman Kota Suci Hermes dengan cukup baik. Roland menemukan forum barang bekas lokal di mana ia memposting foto-foto baju zirah dan mengklaim bahwa ia memiliki sejumlah kerajinan abad pertengahan tiruan untuk dijual dengan harga murah. Tidak lama kemudian, beberapa pembeli yang tertarik dengan harganya yang sangat murah mulai menghubungi Roland.     

Akhirnya, baju zirah besi itu terjual dengan harga 500 Yuan, busur panah dan belati masing-masing terjual dengan harga 100 Yuan, dan semuanya kini sudah terjual. Harga yang Roland tawarkan mungkin sangat murah di mata orang lain, tetapi karena Roland tidak mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang ini, ia tidak terlalu merasa sayang ketika menjual semua barang-barang besi itu. Namun, Roland tidak menyangka bahwa keping emas akan jauh lebih sulit untuk dijual di Dunia Mimpi ini. Bahkan jika Roland meremas semua emas itu menjadi bentuk bulat, bank tetap tidak mau menerima emas yang tidak diperdagangkan secara resmi, baik itu batangan emas atau perhiasan emas.     

Roland juga tidak bisa menjual emas itu ke toko emas terdekat, karena mereka hanya menerima aksesoris yang telah mereka jual dan pelanggan juga dikenakan biaya tambahan. Seorang penjual yang cukup baik memberi Roland sebuah alamat toko pegadaian tua yang menerima emas tidak dikenal dengan separuh harga lebih rendah daripada harga pasar. Roland hanya memiliki 12 keping emas dengan tekstur yang jauh lebih tipis daripada emas batangan, akhirnya ia berubah pikiran dan tidak jadi menjual emas itu.     

Roland mungkin akan menjarah lebih banyak baju zirah dari pemukiman Kota Suci daripada membuang-buang waktu untuk menjual emas.     

Sementara itu, Roland tidak tahu ke mana ia harus menjual 3 buah batu permata yang berkilauan itu. Pada akhirnya, Roland memutuskan untuk tidak menjual perhiasan permata itu.     

Dengan uang hasil penjualan barang-barang besi itu, Roland segera mencari toko buku bekas yang ada di dekat apartemen, dan ia membeli semua buku pelajaran yang pernah ia baca. Yang belum pernah Roland baca isinya benar-benar kosong, hanya ada sampulnya saja. Jelas, Dunia Mimpi ini tidak berisi sesuatu yang diluar pengetahuan Roland, jadi sepertinya mustahil bagi Anna untuk mempelajari sesuatu yang baru di Dunia Mimpi ini.     

Namun, berkat wawasannya yang luas, Roland telah mencari banyak sekali segala macam ilmu pengetahuan yang ada di internet. Dan sekarang Roland bisa mendapatkan jawaban rinci untuk desain benda apa pun yang pernah ia gambar, bahkan untuk sebuah benda yang baru saja ia lihat.     

Selain mendapatkan kebutuhan yang dapat dengan cepat meningkatkan teknologi di Kota Tanpa Musim Dingin, Roland juga membeli 2 set pakaian baru untuk Zero, serta 1 set peralatan berkemah musim dingin untuk dirinya sendiri. Dengan begitu, Roland sudah menghabiskan semua uang yang baru saja ia dapatkan itu.     

Roland masih ingat betapa terkejutnya Zero ketika ia menerima 2 set pakaian baru itu. Awalnya Zero menolak beberapa kali sebelum akhirnya ia menerima hadiah dari Roland. Perilaku Zero tidak seperti gadis lain seusianya yang biasanya senang menerima hadiah. Roland baru mengetahui alasan di balik perilaku Zero setelah ia menanyakannya kepada gadis kecil itu. Ironisnya, ini adalah pertama kalinya Zero menerima hadiah, ia tidak pernah berani meminta hadiah, karena orangtuanya sering memukulinya di rumah.     

Sebagai pencipta Dunia Mimpi ini, Roland merasa kasihan terhadap Zero kecil.     

Roland sibuk sampai tengah hari ketika Nightingale diam-diam muncul di kamarnya.     

"Apakah kamu tidak turun untuk sarapan?" tanya Nightingale.     

"Yah," jawab Roland tanpa menoleh, "Tolong ambilkan makan siang untukku. Aku akan makan di kamarku saja."     

"Itukah yang kamu lakukan sepanjang pagi ini?" tanya Nightingale dengan terkejut ketika ia melihat banyak tumpukan kertas di meja Roland, "Bagaimana kamu bisa menuliskan begitu banyak ide-ide dalam waktu yang begitu singkat?"     

"Semua ide-ide ini selalu ada dalam pikiranku. Aku hanya lupa untuk sementara waktu." kata Roland sambil meregangkan tangannya. "Lihatlah. Bagaimana menurutmu?"     

"Jelaskan bidang elektromagnetik dalam … volume tertentu … model matematika menggunakan bentuk … integral?" Nightingale meletakkan tangan ke keningnya sendiri dan berkata, "Yang Mulia, aku merasa sedikit pusing sekarang. Sebaiknya aku pergi dan mengambilkan makan siang untukmu terlebih dahulu."     

Roland menyeringai dan berkata, "Silahkan."     

"Oh ya, bukankah kamu harus pergi ke kantor hari ini?" tanya Nightingale sambil berbalik.     

"Ada urusan apa?" tanya Roland.     

"Tuan Barov hendak bertemu denganmu. Tuan Barov bilang ada 2 buah surat yang harus kamu baca sendiri." jawab Nightingale.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.