Bebaskan Penyihir Itu

Diplomasi di Era Baru



Diplomasi di Era Baru

0…     
0

Setelah makan siang, Roland memanggil Barov ke kamarnya.     

Barov, yang baru pertama kali masuk ke kamar tidur Roland untuk pertama kalinya, tampak lebih berhati-hati dari biasanya tetapi ia juga tampak sangat bersemangat.     

Melihat perilakunya, Roland teringat akan kisah seorang selebriti yang keluar dari rumah untuk menyambut fansnya dengan pakaian yang berantakan, dan hal itu sangat menyentuh perasaan fansnya. Seolah-olah perilaku malas sang raja membangkitkan rasa penasaran yang kuat pada Barov.     

Roland harus mengakui, bahwa pekerja pria memiliki keunggulan unik dalam hal kesetiaan. Misalnya, Roland bisa berbicara dengan Barov sepanjang malam, berbagi satu tempat tidur dengannya, dan sebagainya. Tetapi jika Edith Kant yang datang ke kamar Roland, itu bisa dianggap sebagai gosip.     

Roland tersenyum dan menggelengkan kepalanya, ia mengesampingkan pikiran-pikiran itu. "Berapa banyak surat yang kamu terima selama aku mengalami koma di Wilayah Utara?"     

"Total ada 16 surat, Yang Mulia." Barov dengan cepat melapor. "Sebagian besar surat itu berasal dari penguasa wilayah dari berbagai daerah yang meminta kerja sama perdagangan atau permohonan kunjungan, dan 2 surat rahasia dari Wilayah Timur meminta negosiasi untuk berdamai. Aku sudah menjawab semuanya seperti yang Anda minta."     

Sebelumnya, Roland telah menetapkan pengaturan dalam rapat dewan sebelum perang melawan gereja dimulai. Ketika raja sedang memimpin pasukan dan turun ke medan perang, Barov yang akan menangani semua urusan administrasi Kota Tanpa Musim Dingin tanpa kehadiran raja. Barov akan bertanggung jawab untuk membaca semua surat yang ditujukan kepada raja. Dan surat-surat yang sangat penting dan di luar kekuasaan Barov untuk menjawab akan dikirim ke medan perang dengan bantuan merpati pembawa pesan.     

"Mereka hanya ingin bernegosiasi untuk berdamai?" tanya Roland.     

"Benar, Yang Mulia … mereka tidak mau menyerahkan hak feodal mereka. Selain itu, mereka menyarankan agar Anda tetap menjaga tradisi dan kehormatan kaum bangsawan." jawab Barov.     

"Musim semi berikutnya, mereka akan mengetahui pilihan apa yang harus mereka buat dengan sendirinya." jawab Roland sambil mengangkat bahu. "Di mana surat-surat yang harus aku baca itu? Surat itu dikirim dari mana?"     

"Satu surat dari Asosiasi Perkumpulan Peramal Kota Fajar, dan yang satu lagi dari Kerajaan Fajar," kata Barov sambil menyerahkan 2 lembar kertas, "Kedua surat ini tiba pada saat Anda masih koma, dan surat itu menjelaskan sesuatu yang agak … aneh."     

"Aneh bagaimana?" tanya Roland.     

Roland membuka surat pertama dan ada gambar pola rasi bintang di dalam surat itu.     

Surat ini ditulis oleh Peramal Pembiasan Bintang. Peramal Pembiasan Bintang telah menghabiskan setengah halaman pertama hanya untuk mengucapkan salam dan terima kasih. Teleskop Perbintangan yang dikirim Roland ke asosiasi itu telah digunakan. "Tentu saja, mereka pasti berterima kasih untuk kiriman hadiah itu," pikir Roland, tetapi isi surat selanjutnya membuat Roland terpaku.     

"Mereka telah menemukan Bintang yang Punah di langit?" pikir Roland dengan terkejut.     

"Bintang itu berwarna merah dan terus berada di tempat yang sama?"     

Hal pertama yang terlintas di benak Roland adalah orbit perbintangan yang ia ketahui.     

Berdasarkan pengetahuan astronominya yang buruk, Roland tahu bahwa hanya benda-benda langit yang melakukan perjalanan pada orbit tetap yang dapat tetap berada dekat dengan planet ini.     

"Jika Bulan Merah muncul di orbit, bulan itu pasti akan mempengaruhi pergerakan planet ini. Ditambah lagi, hasil pengamatan para peramal itu juga menunjukkan bahwa ukuran Bulan Merah itu sangat kecil."     

"Mungkinkah Bulan Merah itu bukanlah benda langit alami, tetapi sebuah satelit buatan manusia?" pikir Roland.     

Setelah berpikir sejenak, Roland mengenyahkan spekulasi itu. "Jika Bulan Merah itu adalah satelit, bagaimana satelit itu bisa turun ke bumi?" Menurut Agatha, saat Bulan Merah muncul, seluruh benua ini bisa melihatnya. Bulan Merah itu berukuran lebih besar dan lebih terang dari bulan, dan cahaya merahnya mampu menerangi dinding Kota Suci hingga berwarna merah darah. Bahkan pada siang hari yang cerah, orang juga bisa melihat Bulan Merah itu di langit.     

"Ini tidak masuk akal." pikir Roland.     

Roland terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia menaruh surat itu ke samping. "Tulis surat. Suruh para Ahli Perbintangan itu untuk datang ke Kota Tanpa Musim Dingin."     

"Tetapi mereka pernah menolak permintaan Anda untuk datang ke sini tempo hari," jawab Barov dengan ragu, "Aku rasa kali ini …."     

"Segalanya telah berubah sekarang. Sekarang Asosiasi Perkumpulan Peramal sudah menemukan bintang yang ingin mereka cari selama ini, mereka akan terus mengamati langit di mana bintang itu berada," sela Roland sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya dan berkata, "Beri tahu mereka bahwa Kota Tanpa Musim Dingin memiliki Teleskop Perbintangan yang lebih baik dan juga telah menemukan beberapa buku kuno berisi informasi tentang Bintang yang Punah. Aku yakin mereka akan datang."     

"Baik, Yang Mulia." jawab Barov.     

Roland membuka lembar surat yang kedua. Seperti biasa, pesan yang disampaikan oleh merpati pembawa pesan selalu ditulis dengan sangat singkat.     

"Raja Kerajaan Fajar, Deegan Moya, sudah meninggal dan putra sulungnya yang bernama Appen Moya menggantikan takhtanya."     

"Appen Moya memerintahkan pembantaian terhadap jemaat gereja, ia memutus jalur perdagangan ke Kota Suci dan bahkan mulai memburu para penyihir di sana."     

"Akibatnya, sebuah pemberontakan terjadi di jalur perbatasan yang mempengaruhi rombongan pedagang kita."     

"Rencana semula mungkin terpaksa ditunda dulu untuk sementara."     

Roland mengerutkan keningnya. Roland tahu wajar bagi Barov jika ia merasa bingung dengan isi surat itu, karena ia tidak banyak mengetahui apa yang telah dilakukan gereja terhadap Kerajaan Fajar. Setelah Isabella dan Penyihir Suci lainnya mundur, Raja Fajar cepat atau lambat akan mati karena kekurangan pil dari Si Kerudung Hitam. Roland hanya tidak menyangka Appen Moya akan sangat membenci gereja sehingga ia bahkan melibatkan para penyihir.     

Dari kebijakan yang dilakukan Appen, membinasakan seluruh jemaat gereja tampaknya memang masuk akal. Tetapi larangan perdagangan ke Kota Suci pada dasarnya akan memotong sumber pemasukan bagi para penguasa wilayah perbatasan. Gereja pasti yang mendalangi pemberontakan itu. Namun, memburu para penyihir adalah sesuatu yang benar-benar bertentangan dengan kepentingan Roland.     

Perintah semacam itu tidak mungkin diputuskan oleh 3 keluarga bangsawan yang berkuasa di Kerajaan Fajar. Satu-satunya penyebab semua kekacauan ini mungkin karena raja muda yang baru itu telah dipenuhi dengan kebencian terhadap gereja dan para penyihir dan ia ingin menuntut balas atas kematian ayahnya.     

Roland mengira Kerajaan Fajar akan menjadi sekutu potensialnya, tetapi kenyataan ini membuat ia merasa sedikit kecewa.     

"Kirim surat diplomatik resmi ke Appen Moya," kata Roland dengan pelan, "Pertama-tama, ucapkan selamat atas penobatannya sebagai raja baru, kemudian peringatkan Appen Moya untuk berhenti memburu para penyihir. Penyihir Suci tidak sama dengan penyihir biasa dan Graycastle telah mendirikan sebuah organisasi penyihir secara resmi. Siapa pun yang memperlakukan para penyihir sebagai musuh, berarti melawan Kerajaan Graycastle."     

"Uhh … Yang Mulia." Barov menyeka keringat dari keningnya. "Apakah Anda yakin ingin menuliskan kata-kata itu ke dalam surat ini?"     

"Memangnya kenapa?" balas Roland.     

"Appen Moya mungkin tidak akan menganggap surat ini serius. Bahkan Appen mungkin akan berpikir bahwa Anda telah mengancamnya." jawab Barov.     

Roland sangat paham bahwa kadang-kadang penguasa lokal biasanya tidak akan mengikuti perintah raja, apalagi menuruti perintah dari kerajaan asing. Tetapi zaman kini telah berubah. Jika kerajaan lain tidak mengerti cara untuk berdiplomasi, Roland tidak keberatan untuk menunjukan apa arti diplomasi yang sebenarnya kepada mereka.     

"Aku memang sedang mengancam Appen Moya," jawab Roland terus terang, "Jika Appen Moya masih bersikeras dengan tindakannya itu, aku mungkin akan mengusulkan penguasa baru di Kerajaan Fajar tahun depan ketika kita sudah menaklukkan Kota Suci Hermes sepenuhnya, seorang penguasa baru yang akan bertarung dengan Graycastle untuk berperang melawan pasukan iblis dalam Pertempuran Besar Ketiga di masa yang akan datang. Andrea Quinn akan menjadi kandidat yang tepat untuk menjadi calon ratu baru di Kerajaan Fajar."     

Diplomasi di era baru akan ditempuh dengan bantuan senjata api. Apa pun yang gagal Roland hasilkan di meja rundingan kini akan ia tempuh dengan cara paksa. Untuk berurusan dengan kerajaan lain, campur tangan dalam urusan internal mereka, mengubah sistem ahli waris, mendukung oposisi, dan langsung menempatkan pasukan ke wilayah mereka, Roland akan tetap menjalankan metode lama. Roland tidak ingin ada kerajaan lain yang menghalangi jalannya sebelum Bulan Merah tiba.     

Karena itu, inti dari surat diplomatik ini bermaksud untuk menunjukkan bahwa Roland menyampaikan: 'Jangan katakan bahwa aku tidak memperingatkan Anda sebelumnya.'     

"Aku … aku mengerti," jawab Barov Mons dengan tatapan bingung di matanya. Barov tampak tercengang, bersemangat, sekaligus takjub … lalu Barov membungkuk dan berkata, "Aku akan segera mengirimkan surat Anda ke Kerajaan Fajar secepatnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.