Bebaskan Penyihir Itu

Permainan Uji Coba



Permainan Uji Coba

0"Yang … Yang Mulia, aku … aku tidak mengerti." tanya Marquis Wyke sambil menyeka keringat di keningnya. "Apa … apa yang Anda maksud jika kami 'kalah dari permainan itu'?"     
0

"Mereka yang kalah dari permainan ini akan di hukum gantung, diasingkan dari kerajaan, atau dihukum untuk bekerja di tambang. Atau, mungkin semua aset milik kalian akan disita." kata Roland sambil menjelaskan dengan santai. "Aturan permainan ini disesuaikan dengan hukum yang berlaku di kerajaan ini. Cukup adil, bukan?"     

"Tidak, aku sudah setia melayani keluarga kerajaan sejak zaman pemerintahan ayah Anda. Anda tidak boleh …." sahut Marquis Wyke.     

"Tetapi sekarang akulah raja kalian. Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau." Roland memotong kalimat Marquis Wyke dan melanjutkan. "Tidak usah takut. Bagi mereka yang telah menjawab 10 pertanyaanku dengan benar akan dipromosikan atau diberi hadiah. Permainan ini tentu akan terasa membosankan jika hanya ada hukuman dan tidak ada hadiah, bukan begitu?"     

"Aku … tidak bisa menerima hal ini," kata Tuan Pilaw sambil menggelengkan kepalanya. "Hukuman yang Anda sebutkan itu seharusnya hanya dikeluarkan oleh pihak pengadilan. Kita tidak boleh menganggap enteng hal-hal serius seperti ini. Yang Mulia, aku minta maaf jika aku tidak sependapat dengan Anda. Aku mohon pamit dari ruangan ini."     

Tuan Pilaw berbalik dan mencoba keluar dari ruangan itu, tetapi semua pintu telah ditutup dan ada dua orang prajurit yang berjaga di dekat pintu. Mereka memblokir jalan keluar Tuan Pilaw dan tidak bergeming dari posisi mereka.     

"Aku tidak sedang meminta pendapatmu, Tuan Pilaw," kata Roland, "Dan jika kamu tetap bersikeras untuk tidak mengikuti permainan ini, aku rasa aku harus menambahkan satu hukuman lagi," lalu Roland memberi isyarat dengan menggerakan tangannya, seolah-olah ia sedang menembakkan pistol, serta menambahkan, "Hukuman tambahannya adalah, aku akan menembakmu."     

Para bangsawan yang ketakutan itu terbelalak dan secara spontan mundur beberapa langkah, sementara para prajurit yang ada di sekeliling mereka mengangkat senjata mereka dan dengan tenang mengawasi semua bangsawan itu.     

"Kalau begitu, mari kita mulai permainan ini." Roland bangkit berdiri dan bertepuk tangan. "Pertanyaan pertama, apakah kalian terlibat dalam memaksa beberapa orang pengungsi untuk menyerangku di Wilayah Barat? Mari kita mulai dengan Anda, Tuan Perdana Menteri."     

"…" Setelah hening sejenak, Marquis Wyke berkata, "Aku memang mengikuti perintah Timothy untuk merekrut para pengungsi itu dari Wilayah Timur dan Wilayah Selatan, tetapi aku tidak ikut serta dalam masalah lain yang Anda sebutkan."     

Roland merasakan Nightingale mencubit bahu kanannya dengan pelan.     

"Maaf. Aku sudah bilang pada kalian bahwa kalian hanya memiliki satu kesempatan untuk menjawab setiap pertanyaan dengan jujur." kata Roland sambil mengibaskan tangannya. "Bawa orang ini ke penjara yang ada di bawah aula."     

"Yang Mulia, apa yang aku katakan itu benar …!" seru Marquis Wyke.     

"Tidak, kamu dan aku sama-sama mengetahui bahwa kamu telah berbohong, bahkan sampai sekarang pun kamu masih juga berbohong dan tidak mengakui perbuatanmu." Roland segera menolak protes yang diajukan Marquis Wyke. Roland menyaksikan selagi Wyke diseret ke lorong kemudian ia kembali berkata dengan pelan kepada semua bangsawan yang masih tersisa di ruangan itu, "Jika kalian pintar, kalian pasti mengerti bahwa berbohong tidak mendatangkan keuntungan bagi kalian, karena aku bisa mengetahui apakah kalian sedang berbohong atau tidak."     

Semua bangsawan itu berdiri dengan mulut ternganga, dan tidak ada yang berani berbicara untuk membantah ucapan Roland.     

"Jika tidak ada dari kalian yang bersedia menjawab pertanyaan itu dengan sukarela, aku akan memanggil nama kalian satu per satu." Roland memandang ke arah Menteri Kehakiman dan bertanya, "Bagaimana denganmu, Tuan Pilaw?"     

…     

Ternyata seperti inilah yang diinginkan sang raja baru. Ini adalah sebuah persidangan.     

Roland harus menuntaskan permasalahan rumit ini secara efisien dengan cara berhadapan dengan para bangsawan ini. Karena nanti Roland juga masih harus menangani situasi di Wilayah Selatan dan di Bukit Naga Tumbang, ia tidak boleh membuang banyak waktu di Kota Raja. Manajemen Kota Raja pasca pertempuran ini akan dialihkan ke personel lain yang dilatih oleh Balai Kota, dan perlawanan yang akan mereka hadapi nanti pasti berasal dari kalangan bangsawan lokal dan organisasi Tikus Jalan Hitam.     

Mengingat bahwa Roland membutuhkan kota ini agar bisa beraktivitas secara normal dan bahwa sekarang ia tidak memiliki cukup waktu dan energi untuk menyaring siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah, Roland mengadakan persidangan ini untuk menyingkirkan para bangsawan yang telah bekerja sama dengan Timothy, lalu memilih bangsawan yang jujur untuk bekerja dengannya. Sedangkan untuk menangani masalah organisasi Tikus Jalan Hitam, Roland akan menyerahkan urusan itu kepada Theo.     

Lagi pula, tujuan serangan musim semi itu adalah untuk mencegah Timothy memanfaatkan warga sipil agar ia tidak terus mengobarkan perang yang tidak ada gunanya. Jika Roland pergi begitu saja dari kota ini setelah menggulingkan pemerintahan Timothy dan meninggalkan kota ini dalam kondisi kacau, itu berarti Roland tidak berbeda dengan Timothy.     

Setelah mengembangkan Kota Perbatasan selama 1 tahun, kekuasaan dan kekuatan Roland tidak sama seperti sebelumnya. Karena itu, meskipun Roland tidak berniat untuk menjadikan Kota Raja sebagai bagian dari wilayah kekuasaannya, ia juga tidak perlu memberikan kota ini kepada orang lain untuk dikelola.     

Tidak peduli meskipun nantinya Roland harus melawan para bangsawan atau pun gereja, kini ia memiliki kemampuan untuk mengalahkan mereka semua.     

"Sekarang, pertanyaanku yang terakhir, pernahkah kalian menindas atau menekan orang lain, termasuk para penyihir?" tanya Roland.     

Setelah mengajukan 9 pertanyaan, masih ada kurang dari 10 orang dari total 50 orang lebih yang bertahan di aula. Jumlah orang-orang yang dikeluarkan dari 'permainan' ini sama sekali tidak mengejutkan Roland, karena ia tahu pasti Timothy sudah mengusir orang-orang yang dianggap tidak mampu bekerja. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Timothy adalah orang-orang yang berpikir bahwa Timothy telah merebut takhta dengan cara yang salah atau mempertanyakan penyebab kematian Raja Wimbledon III. Namun, yang mengejutkan Roland adalah masih ada 7 orang bangsawan yang bekerja di Balai Kota yang tidak ada hubungannya dengan kejahatan yang dilakukan Timothy atau pun gereja.     

"Yang Mulia, aku bersalah," kata seorang bangsawan, ia berlutut dan berkeringat dengan deras. "Aku telah memerintahkan orang-orangku untuk memukul seorang warga sipil karena pria itu mengotori celanaku dengan kakinya. Aku gagal menahan amarahku pada waktu itu dan … eh, tetapi aku hanya memukulinya. Aku tidak sampai membunuh pria itu."     

"Aku … aku punya hubungan gelap dengan putri seorang pemilik toko, tetapi gadis itu yang merayuku terlebih dulu!"     

"Pelayan di rumahku berselingkuh dan tidur dengan istriku saat aku sedang pergi berburu. Aku langsung memotong penis si pelayan daripada mengirimnya ke pengadilan … tetapi, Yang Mulia, perbuatanku terhadap pelayan itu tidak masuk hitungan sebagai tindakan kejahatan, bukan?"     

Roland berusaha setengah mati untuk tetap mempertahankan ekspresi wajahnya agar ia tetap terlihat serius ketika mendengar berbagai jawaban yang lucu itu. Hal-hal sepele seperti itu biasanya tidak dianggap sebagai sebuah kekeliruan atau kesalahan oleh para bangsawan, tetapi sekarang mereka tampaknya sangat ketakutan dengan pertanyaan itu sehingga mereka memuntahkan semua perbuatan yang mereka lakukan karena mereka takut dianggap berbohong.     

Setelah mereka semua memberikan jawaban, Roland berdeham dan bertanya lagi, "Apakah ada hal yang lainnya yang ingin kalian sampaikan?"     

"Tidak, Yang Mulia." jawab para bangsawan itu.     

Ketika Nightingale mencubit bahu kiri Roland, ia akhirnya mengangguk dan berkata, "Selamat, kalian sudah berhasil menyelesaikan permainan ini."     

Para bangsawan itu terlihat sangat lega.     

"Aku memang mengatakan bahwa pemenang permainan ini akan diberikan hadiah … jadi percayalah, aku pasti akan menepati janjiku, terutama ketika ada begitu banyak posisi yang kosong di Balai Kota saat ini, tetapi aku masih punya 1 pertanyaan lagi." Roland memandang ke arah 2 orang yang berdiri di belakang ruangan, yang sepertinya tidak pernah melanggar hukum karena mereka tidak mengatakan apa pun kecuali 'tidak' sebagai jawaban untuk setiap pertanyaan, dan jawaban mereka semua sudah mendapatkan persetujuan oleh Nightingale. "Siapa nama kalian dan apa posisi kalian di Balai Kota?"     

"Namaku Alva Taber, Yang Mulia," jawab salah satu dari mereka, "Dan aku bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan ramalan perbintangan."     

"Namaku Blanche Orlando, Yang Mulia," orang yang satunya lagi, yang merupakan seorang wanita berkata, "Aku petugas yang menangani upacara-upacara kerajaan."     

"Jadi begitu. Orang-orang di posisi seperti mereka tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan kejahatan … kedua orang ini memang satu-satunya yang tidak melakukan kejahatan di Balai Kota." Roland kembali ke kursi takhtanya dan berkata, "Kalian bisa meninggalkan ruangan ini sekarang. Aku akan mengabari kalian setelah aku meluruskan beberapa hal dengan keluargaku." Roland berhenti sejenak dan menambahkan. "Caraku memerintah akan sangat berbeda dari ayahku dan juga Timothy. Kalian akan segera mengetahuinya, dan ingatlah apa yang membuat kalian memenangkan 'permainan' ini … teruskan kejujuran kalian. Permainan ini tidak akan menjadi permainan terakhir yang kalian mainkan."     

Para bangsawan itu meninggalkan ruangan dengan patuh, kemudian Roland meninggalkan aula dan menuju ke ruang bawah tanah bersama Nightingale, ia berpikir dalam hatinya.     

"Sekarang waktunya aku bertemu dengan 'kakakku tersayang'."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.