Bebaskan Penyihir Itu

Menjadi Sang Raja



Menjadi Sang Raja

0Penjara bawah tanah di istana ini merupakan mimpi buruk di masa kecil Pangeran Roland. Perasaan takut itu kembali Roland rasakan ketika ia berjalan menuruni tangga batu.     
0

Roland mulai mencari-cari dalam ingatannya dan ia segera menemukan alasan di balik rasa takut yang ia rasakan saat ini.     

Suatu hari, Timothy mengundang Gerald, Garcia dan Roland yang masih kecil untuk menjelajahi ruang bawah tanah yang ada di bawah aula istana bersama-sama. Roland yang saat itu masih berusia 12 tahun begitu bersemangat karena akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk bermain dengan saudara-saudaranya tetapi ia tidak pernah menduga apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap dirinya. Timothy telah mencuri kunci-kunci di ruang bawah tanah dari para penjaga, lalu ia mengunci Ronald ke dalam salah satu sel penjara dan pergi bersama Gerald dan Garcia sambil tertawa-tawa.     

Roland kecil ditinggalkan sendirian di ruangan sel yang gelap. Roland kecil teringat akan suara tangisan dan teriakan yang sesekali ia dengar dari aula yang bergema. Seorang penjaga pernah mengatakan kepada Roland kecil bahwa suara-suara tangisan itu berasal dari ratapan hantu di ruang bawah tanah di bawah istana. Roland kecil gemetar ketakutan, tetapi ia tidak berani berteriak karena ia takut hantu itu akan mengetahui keberadaannya di ruang bawah tanah. Akhirnya, Roland kecil meringkuk di sudut sel, ia memeluk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya sambil menangis terisak-isak. Ketika Timothy, Gerald dan Garcia kembali untuk memeriksa keadaan Roland kecil, wajah Roland dipenuhi ingus karena ia menangis dalam waktu yang lama.     

Sejak saat itu, Pangeran Roland sangat takut untuk melangkah ke ruang bawah tanah istana.     

Roland sekarang mengerti bahwa suara ratapan dan teriakan itu bukan berasal dari hantu, tetapi dari para tahanan yang diinterogasi dan disiksa di ruang bawah tanah. Penjara bawah tanah di istana ini tidak bisa menahan banyak tahanan, itulah sebabnya mengapa Roland kecil hanya bisa mendengar suara-suara mengerikan itu sesekali, tidak setiap waktu.     

Roland bertemu dengan Timothy Wimbledon di sebuah sel kecil di lantai paling bawah ruang bawah tanah. Dibandingkan dengan penjara di luar dan di pusat Kota Raja, penjara di sini masih cukup bagus. Setidaknya, selnya kering dan bersih, tidak ada tikus, kecoak, atau bau busuk yang menyengat. Sel ini adalah sel yang sama tempat Roland kecil dikunci dan menangis sepanjang malam.     

Ironisnya, sekarang Timothy bertukar posisi dengan Ronald.     

Mendengar suara yang tidak terduga, Timothy yang sedang duduk diam bersandar ke dinding, membuka matanya dan ia melihat Roland.     

Saudaranya ini, adalah saudara yang paling ditakuti Pangeran Roland di masa kecilnya, wajah Timothy tampak hampir sama seperti yang ia kenal selama ini. Seperti semua keturunan Keluarga Wimbledon lainnya, Timothy memiliki mata berwarna abu-abu dan rambutnya juga berwarna abu-abu. Wajah Timothy mirip dengan ayahnya dalam hal penampilan, dengan rambut ikal pendek dan memiliki hidung dan wajah tampan yang sama seperti ayahnya. Namun, mata Timothy yang panjang dan sipit membuat wajahnya terlihat sedikit mengerikan, terutama dalam cahaya obor yang remang-remang seperti saat ini.     

Pangeran Roland asli tidak pernah berani menatap kedua mata Timothy sebelumnya, tetapi sekarang, Timothy hanyalah seorang asing yang lemah dan tidak berdaya di hadapan Roland.     

Roland dan Timothy saling berpandangan untuk beberapa saat, tidak ada suara lain yang terdengar selain suara obor yang berderak. Akhirnya, Timothy tidak lagi bisa menahan ekspresinya dan ia menyerah untuk menakuti Roland dengan ekspresinya yang sangar, karena ia mendapati bahwa itu tidak berguna sekarang. Sorot mata Timothy berubah, dan entah bagaimana sekarang ia tampak ketakutan.     

"Siapa kamu?" suara Timothy memecah keheningan.     

Suara Timothy yang terdengar serak dan emosional bergema di ruang bawah tanah, sehingga Roland dapat dengan mudah mengetahui bahwa saudaranya ini sekarang sedang merasa ketakutan. Dibandingkan dengan Tilly, Timothy memiliki lebih banyak interaksi dengan Pangeran Roland asli dan berkontribusi banyak pada perilaku Pangeran Roland yang menjengkelkan dan temperamen. Roland merasa wajar, tentunya Timothy yang mengenal Pangeran Roland asli dengan sangat baik di masa lalu, pasti bisa dengan mudah menemukan ada sesuatu yang berbeda pada diri Roland yang sekarang dengan menanyakan pertanyaan itu.     

"Aku Roland Wimbledon," kata Roland, ia berjongkok sampai wajahnya sejajar dengan wajah Timothy lalu ia menatap kedua mata Timothy dalam-dalam sambil bertanya, "Kamu tidak ingat kepadaku?"     

"Tidak, kamu bukan Roland," kata Timothy dengan suara bergetar, "Roland tidak akan pernah berani melihatku seperti itu. Roland tidak berani menatap langsung ke mataku." napas Timothy terengah-engah dan ia melanjutkan, "Aku tahu … kamu adalah iblis yang sesungguhnya! Kamu bukan dirasuki iblis. Kamu menjelma menjadi iblis, dan kini kamu ingin mencuri kerajaanku!"     

Roland bahkan tidak mau repot-repot menjelaskan apa pun kepada orang yang sedang terpojok seperti Timothy. Roland berkata, "Lalu kenapa? Kamu pikir kamu lebih baik dari pada iblis? Kamu telah membunuh ayah, kamu menjebak saudara lelaki kita yang tidak bersalah kemudian mengeksekusi Gerald untuk merebut takhta itu untuk dirimu sendiri. Kamu bekerja sama dengan gereja, organisasi yang paling dibenci ayah. Kamu memaksa orang-orang yang tidak berdosa untuk menyerbu wilayah Garcia dan kamu bahkan tidak dapat membiarkan saudara lelakimu yang paling lemah dan paling tidak berdaya untuk hidup dengan tenang dengan cara terus menggangguku. Hanya dalam waktu 1 tahun, kamu telah menaklukkan dan menghancurkan begitu banyak kota, menyeret seluruh kerajaan ke dalam kekacauan dan membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal. Bahkan iblis sendiri tidak akan melakukan semua kejahatan ini!"     

Timothy buru-buru menyangkal semua tuduhan itu, "Tidak! Aku tidak membunuh ayah! Ayah bunuh diri! Sama seperti kamu, ayah telah dipengaruhi oleh iblis!"     

"Bunuh diri?" Roland bertanya sambil mengerutkan kening.     

"Benar! Ayah sedang berbaring di tempat tidur seperti biasa dan ia menghujamkan belati ke dadanya sambil tersenyum ketika ia melakukan hal itu!" seru Timothy.     

"Apa itu bukan penyihir yang menyamar sebagai ayah?" tanya Roland.     

"Tidak, ayah memakai Liontin Penghukuman Tuhan pada waktu itu! Sialan …" Timothy berteriak dengan suara serak dan ia menambahkan dengan suara tercekat, "Kejadian itu terjadi begitu cepat dan aku tidak bisa menghentikan ayah sama sekali!"     

Roland menoleh ke arah Nightingale yang sedikit menganggukkan kepala kepadanya.     

"Itu pasti penyihir yang bisa merubah penampilannya menjadi Raja Wimbledon III. Setelah penyihir itu berubah wujud, ia tidak akan terpengaruh oleh Liontin Penghukuman Tuhan," pikir Roland, "Dan tidak seperti penyihir dari organisasi lain, para Penyihir Suci milik gereja mungkin bisa menemukan kesempatan untuk mendekati raja." Roland dengan cepat mengingat suatu kejadian yang terjadi setengah tahun yang lalu ketika mereka mengevakuasi para pengungsi. Seorang Penyihir Suci menyelundup ke dalam perkemahan prajurit Tentara Pertama untuk membunuh Wendy dengan kemampuannya yang bisa mengubah penampilan. Menghubungkan kejadian yang menimpa Wendy dengan apa yang terjadi pada Raja Wimbledon III, Roland pikir jawabannya sudah jelas.     

Jika gereja adalah dalang di balik semua insiden itu, itu menjelaskan alasan di balik terciptanya Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota yang jelas-jelas bertujuan untuk menciptakan perang saudara dan kekacauan di Kerajaan Graycastle. Roland masih membutuhkan seseorang untuk memastikan dugaan ini dan ia yakin ia akan mendapatkan informasi itu dari Imam Besar yang ada di Kota Raja.     

"Tetapi hal itu tidak bisa dijadikan pembenaran untuk menjebak Gerald dan mengobarkan perang di mana-mana," kata Roland dengan pelan. "Kamu bersekongkol dengan gereja dan menggunakan Pil Berserk untuk membuat para prajurit itu menjadi seperti orang gila. Apa kamu pernah berpikir berapa banyak orang yang akan mati karena hal itu?"     

"Meskipun aku tidak menggunakan pil itu, siapa yang bisa menjamin bahwa Garcia tidak akan melakukan hal yang sama seperti aku? Jika rakyat mengakui aku sebagai raja mereka, apa untungnya jika aku membunuh mereka semua?" Timothy berusaha menjelaskan selagi ia merangkak di dalam sel dan memegang jerujinya. "Dan apa hubungannya semua itu dengan iblis seperti kamu? Apa yang ingin kamu lakukan terhadap aku?"     

"Aku ingin membeberkan semua kejahatanmu, mengadilimu kemudian mengirimmu ke tiang pancung. Kamu akan berakhir seperti Gerald, karena semua kejahatanmu itu tidak dapat ditoleransi lagi. Bahkan hukuman mati pun masih termasuk ringan untuk menghukum semua perbuatanmu itu." kata Roland.     

"Tidak! Kamu tidak boleh membunuhku! Iblis seperti kamu tidak akan pernah bisa berdiri dalam cahaya, kuasa Tuhan akan menghukum kamu! Jika kamu menginginkan Kerajaan Graycastle, kamu memerlukan bantuan dariku!" teriak Timothy.     

"Tuhan?" Roland menyeringai. "Maksudmu gereja?"     

"Kamu tidak tahu apa-apa mengenai Gereja! Gereja memiliki kekuatan besar yang tidak kamu ketahui. Ada hal-hal luar biasa mengenai gereja yang ditulis ayah dalam catatannya dan itulah sebabnya mengapa ayah tidak bisa menyingkirkan gereja selama hidupnya!" teriak Timothy. "Pil Berserk itu hanyalah salah satu alat hebat yang diciptakan oleh Gereja. Jika mereka mengungkap identitasmu yang sebenarnya, kamu tidak akan bisa melarikan diri ke mana pun!"     

"Tidak, Timothy Wimbledon. Aku mengetahui lebih banyak dari pada yang kamu pikirkan dan aku memiliki gagasan yang jelas tentang rencana yang akan aku lakukan di masa depan. Ini adalah sebuah proses yang sulit dan kamu tidak memiliki kemampuan untuk memimpin rakyat menuju masa depan yang lebih baik," kata Roland dengan perlahan, "Hidupmu akan berakhir di sini untuk menebus semua kejahatan yang telah kamu lakukan. Tetapi tenanglah, kamu bukan satu-satunya orang yang akan pergi ke neraka."     

Setelah berkata demikian, Roland bangkit berdiri dan ia berjalan keluar dari penjara, sambil meninggalkan Timothy yang berteriak sendirian, tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.